• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teoritik

2. Disiplin

a. Pengertian Disiplin

Disiplin mempunyai dua arti yang berbeda, tetapi keduanya mempunyai hubungan yang berarti. Pertama dapat diartikan suatu rentetan kegiatan atau latihan yang berencana yang dianggap perlu untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai suatu contoh adalah tuntutan latihan seorang atlet di pusat latihan. Para atlet menjalani latihan pisik

12 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004), H.

16

yang teratur baik berupa makanan, tidur tepat dengan jadwal atau waktu yang telah di tentukan. Dalam pusat latihan ini setiap atlet dikenakan berbagai peraturan atau hukum mengenai kegiatan latihan. Jadi pengertian disiplin disini adalah mencakup suatu susunan peraturan- peraturan atau hukuman-hukuman mengenai tingkah laku. Arti yang sedemikian disebut pula disiplin dalam arti yang positif. Kedua, disiplin dapat diartikan sebagai hukuman terhadap tingkah laku yang dianggap sangat tidak di inginkan atau melanggar ketentuan-ketentuan peraturan atau hukum yang berlaku. Contohnya seorang siswa melanggar tata tertib sekolah maka siswa tersebut melanggar disiplin sekolah dan dapat dikenakan hukuman. Tujuannya adalah untuk mencegah tingkah laku yang tidak di inginkan dan menyadarkan mereka untuk mentaati peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang telah di tetapkan. Jadi, arti disiplin semacam ini disebut pula disiplin dalam arti yang negatif.13

Disiplin harus mampu ditegakkan, karena tanpa disiplin sulit bagi sekolah untuk mewujudkan tujuannya. Jadi kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu sekolah dalam mencapai tujuannya. Dalam dunia pendidikan disiplin sangat diperlukan. Untuk dapat merubah sikap seorang siswa yang nakal, suka datang terlambat kesekolah, nyemir rambut, merokok dibelakang sekolah, coret-coret tembok sekolah maupun keluar masuk secara sembarangan pada saat proses pembelajaran dimulai. Untuk mengatasi hal tersebut maka disiplin sangat diperlukan di dunia pendidikan. Guru dalam memberikan perintah pada siswa harus bersifat adil. Selain itu guru juga harus bisa melakukan apa yang telah diperintahkan kepada siswanya.

Perintah bukan hanya apa yang keluar dari mulut seseorang dan harus dikerjakan oleh orang lain, tetapi dalam hal ini termasuk pula peraturan-peraturan umum yang harus di taati. Setiap perintah dan peraturan dalam pendidikan mengandung norma-norma kesusilaan.

Jadi, bersifat memberikan arah yang jelas atau mengandung tujuan kearah perbuatan susila.

13 D. Ketut Sukardi, Dasa-Dasar Bimbingan dan Peyuluhan di Sekolah (Surabaya : Usaha Nasional, 1983),H. 102

Suatu perintah dapat dengan mudah ditaati oleh anak-anak jika guru sendiri menaati dan hidup menurut peraturan-peraturan itu. Hal itu dapat terwujud apanila apa yang harus dilakukan oleh anak-anak itu sebenernya sudah di miliki dan menjadi pedoman hidup bagi guru.

Seorang guru yang selalu datang terlambat dalam mengajar tidak mungkin dapat memerintah anak didiknya agar selalu datang tepat pada waktunya. Mana mungkin suatu aturan sekolah ditaati oleh anak didik jika guru sendiri tidak mematuhi peraturan yang dibuatnya itu. Disinilah keteladanan dari guru diperlukan.14

Guru memegang peranana penting di lingkungan sekolah.

Maksudnya yaitu tingkah laku guru akan menjadi tolak ukur bagi siswa.

Kemauan siswa dalam mematuhi perintah guru bergantung pada tingkah laku guru itu sendiri. Jika guru mampu mengikuti apa yang telah diperintahkan siswa maka siswapun dapat dengan mudah mengikuti semua perintah guru.

b. Tujuan Disiplin

Tujuan disiplin yaitu mengarahkan agar anak mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa saat mereka sangat bergantung kepada disiplin diri.15 Setiap perbuatan pasti memiliki tujuan tertentu. Demikian juga dengan disiplin yang sering digunakan sekolah ataupun lembaga lainya.

Dahulu pendidikan sering dilakukan dengan disiplin dan kekerasan. Sekarang disiplin tetap harus di tanamkan, tetapi tidak lagi dengan kekerasan terhadap pelanggaran melainkan dengan wejangan- wejangan.

Tingkah laku anak kecil ditumbuhkan melalui teladan ajaran- ajaran, ujian dan hukum. Teladan dan ajaran membentuk tingkah laku dan mengarahkan anak dalam bertingkah laku. Ujian berperan dalam menguatkan dan mengukuhkan suatu tingkah lakunya yang baik.

14 Syaiful Bahri, Guru…H.150-151

15 Sylvia Rimm, mendidik dan menerapkan disiplin pada anak pra sekolah ( Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2003),H. 47.

Sedangkan hukuman bertujuan untuk menekan atau membuang tingkah laku yang tidak pantas.16

Dalam menegakkan disiplin disekolah tidak boleh di ikuti dengan kekerasan. Hal tersebut tidak diperbolehkan karena siswa akan ketakutan dalam belajar dan dengan kekerasan juga tidak akan memberikan hasil yang maksimal di dunia pendidikan.

c. Macam-macam Disiplin 1) Displin Otoritarial

Dalam disiplin otoritarial, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci.

Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan yang telah di susun dan berlaku ditempat itu. Apabila gagal menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sangsi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi, tidak perlu mendapat penghargaan lagi.

2) Disiplin Permisif

Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian di bebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya itu.

3) Disiplin Demokratis

Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi, dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Demikianlah tiga macam teknik disiplin. Disiplin otoritarial sangat menekankan kepatuhan dan ketaatan serta sangsi bagi para pelanggarnya. Disiplin permisif memberi kebebasan kepada siswa untuk mengambil keputusan dan tindakan. Disiplin demokratis menekankan kesadaran dan tanggung jawab.17

Pada usia remaja keinginan seorang anak untuk hidup bebas tanpa mengalami tekanan dari orang-orang disekelilingnya sangat tinggi. Pada usia remaja terkadang siswa sering dihadapi dengan suatu persoalan dan

16 NY. Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D Gunarsa, Psikologi Untuk membimbing (Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia,2009),H. 137

17 Sylvia,mendidik……H. 49

dalam mengatasi persoalan tersebut siswa sering mengatasi masalah dengan pengambilan keputusan secara sepihak dan tanpa berpikir panjang sehingga akan menimbulkan masalah baru dalam hidup siswa itu sendiri. Untuk itu sekolah berperan dalam membantu permasalahan siswa melalui bimbingan konseling untuk diarahkan kearah yang lebih baik. Melalui bimbingan konseling itulah akan dicarikan solusi bersama untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Bimbingan dapat membantu atau menolong siswa menetapkan tujuan serta mengembangkan suatu program kegiatan untuk mencapai tujuan itu. Bantuan itu dapat dilakukan kepada siswa untuk mengerti, memahami, dan menerima macam-macam tingkah laku yang di tuntut sekolahnya.18

Bimbingan sangat diperlukan di lingkungan sekolah karena melalui bimbingan kita dapat mengambil hal-hal yang menjadi hambatan disekolah dalam melakukan tata tertib sekolah. Selain itu, melalui bimbingan juga siswa akan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahnya.

d. Fungsi Disiplin

Fungsi disiplin yaitu untuk mengajar mengendalikan diri dengan mudah, menghormati dan mematuhi aturan. Dalam mendidik anak perlu disiplin, tegas dalam hal apa yang harus dilakukan, dan apa yang dilarang dan tidak boleh dilakukan.19

18 D. Ketut, Dasar-dasar Bimbingan….H. 113

19 Ny. Y. Singgih, Psikologi…..,H. 136

Selain fungsi disiplin diatas, ada beberapa fungsi disiplin yaitu : 1. Mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau

dalam masyarakat, dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar.

2. Membangun kepribadin lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram, sangat berperan dalam membangun pribadi yang baik.

3. Melatih kepribadian sikap, prilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat.

Namun, terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.20

Anak atau remaja yang tidak patuh pada peraturan-peraturan hanya ingin menjalankan rencana-rencana sendiri, dan bukan ingin memberontak. Dalam hal ini anak boleh diberi kesempatan untuk melakukan eksperimentasi dan menguji kemmpuannya, tetapi harus dibatasi oleh kesanggupan bertanggung jawab agar mempermudah pendidikan anak dan memudahkan anak untuk belajar berbagai peraturan dan tata cara hidup serta larangan-larangan, maka kita perlu menanamkan disiplin pada anak.

e. Manfaat Disiplin

1. Menumbuhkan kepekaan

Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka atau berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan perasaanya kepada orang lain termasuk orang tuanya. Jadinya, anak akan mudah menyelami perasaan orang lain juga.

2. Menumbuhkan kepedulian

Anak jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain.

Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggumg jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik, cepat dan mudah.

3. Mengajarkan keteraturan

20Wahidah, “ Peranan Tata Tertib Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin di SMAN 1 Pringgasela Kecamatan Pringgasela Lombok Timur Tahun Pelajaran 2011(skripsi, IAIN Mataram).

Anak jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik.

4. Menumbuhkan ketenangan

Menurut penelitian menunjukkan bayi yang tenang atau jarang menangis ternyata lebih mampu memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Ditahap selanjutnya bahkan ia bisa cepat berinteraksi dengan orang lain.

5. Menumbuhkan percaya diri

Sikap ini tumbuh berkembang pada saat anak diberi kepercayaan untuk melakukan suatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan sendiri.

6. Menumbuhkan kemandirian

Dengan kemandirian anak dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Anak juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik. Berdisiplin merupakan bimbingan yang tepat pada anak untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak

7. Menumbuhkan keakraban

Anak menjadi cepat akrab dan ramah kepada orang lain karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah.

8. Membantu perkembangan otak

Pada usia tiga tahun pertama, pertumbuhan otak anak sangat pesat, disini ia menjadi peniru prilaku yang piawai. Ia mampu mencontoh dengan sempurna tingkah laku orang tua yang disiplin dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif.

9. Membantu anak yang “sulit”

Kadang-kadang kita lupa pada anak yang berkebutuhan khusus yang memerlukan penanganan khusus melalui disiplin yang menekankan keteraturan anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik.

10. Menumbuhkan kepatuhan

Hasilnya anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orang tua atas kemauan sendiri.21

Setiap perbuatan terdapat manfaat tersendiri yang bisa kira rasakan. Begitu juga dengan tata tertib sekolah yang kita terapkan untuk meningkatkan disiplin di sekolah. Secara tidak disadari manfaat yang bisa dirasakan oleh siswa yaitu perubahan tingkah laku siswa yang nakal menjadi tidak nakal lagi, yang terlambat sekolah menjadi tidak terlambat sekolah, yang suka keluar masuk secara sembarangan pada saat proses pembelajaran berlansung menjadi tidak suka keluar

21 Sylvia, mendidik….,H.52

masuk secara sembarangan pada saat pembelajaran berlangsung dan yang tidak suka apel menjadi suka ikut apel upacara bendera. Selain hal tersebut ada beberapa manfaat yang dirasakan oleh guru seperti bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya dan menjadi lebih disiplin lagi.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Kreswel penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur- prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat di balik fakta.

Kualitas nilai atau makna hanya dapat di ungkapkan atau dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, bentuk data yang digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai, pringkat atau frekuensi, yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan matematika atau statistik. 22

Tujuan uatama penelitian kualitatif adalah untuk memeahami ( to understand) fenomena atau gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel- variabel yang saling terkait. Harapannya ialah memperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena untuk selanjutnya dihasilkan sebuah teori23

Sedangkan menurut Strauss and Corbin dalam Rosady Ruslan penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat di capai dengan menggunakan prosedur statistik atau cara kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapat pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. 24

Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data yang fakta berupa data tertulis maupun lisan dengan tidak menggunakan metode statistik. Adapun penelitian kualitatif yang bersipat

22 Leksy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006 )

23 Leksy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006 )H. 152

24 Rosady Ruslan, Metode Penelitian ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003 )H.212-213

deskriptif maksudnya yaitu penelitian-penelitian yang membutuhkan data- data penting yang bersifat fakta yang dapat diuraikan secara jelas. Alasan peneliti mengguanakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu untuk memperoleh keterangan-keterangan yang luas dan mendalam mengenai dampak penerapan tata tertib sekolah terhadap peningkatan kedisiplinan siswa di MTs Hidayatul Arifin Desa Kuripan Timur Kecamatan Kuripan Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti dilapangan adalah mutlak diperlukan karena peneliti sebagai instrumen kunci dan sekaligus sebagai pengumpulan data uatama. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang valid dan sempurna.

Didalam mengumpulkan data peneliti perlu melibatkan diri di dalam lingkungan sekolah yang akan diteliti dan menciptakan hubungan yang baik dengan pihak-pihak sekolah mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pegawai TU, para guru maupun siswa.

Dokumen terkait