• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teoritik

6. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan kehandalan (releabilitas) menurut versi

“positivisme” dan disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya sendiri.32

Setelah peneliti melakukan analisis data, langkah selanjutnya adalah menguji validitas atau keabsahan data yang tujuannya untuk

32 Leksy, Metodologi…,H.21.

mengetahui apakah data yang diperoleh itu sesuai dengan keadaan dilapangan (lokasi penelitian). Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menguji keabsahan data, antara lain :

1. Ketekunan pengamatan

Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung dilokasi penelitian dan melakukan pengamatan atau memperhatikan berbagai tata tertib yang diterapkan oleh sekolah terhadap siswa.

2. Trianggulasi

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan untuk membandingkan data yang ada dengan teori.

Maksudnya yaitu membandingkan hasil data yang diperoleh dengan teori yang ada. Proses trianggulasi ini dilakukan oleh peneliti sejak memperoleh data dilapangan dan setelah data-data dilapangan itu terkumpulkan secara konprehensif Trianggulasi ada 4 macam antara lain: a. trianggulasi data yakni trianggulasi yang menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi, b. trianggulasi pengamat yakni adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data, c. trianggulasi teori yakni trianggulasi yang menggunakan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat, d. trianggulasi metode yakni trianggulasi yang menggunakan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara, dan metode observasi, dalam penelitian ini,

peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan trianggulasi data yakni yang menggunakan beberapa sumber data seperti dokumen arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

3. Kecukupan refrensi

Kecukupan refrensi sangat diperlukan untuk membandingkannya dengan kenyataan yang ada dilapangan. Dalam penelitian ini hasil observasi, wawancara, dan pengumpulan data melalui dokumentasi ataupun data yang diperoleh dari sumber lainnya akan dibandingkan dengan tingkat kesesuaian refrensi yang telah ada. Refrensi atau bahan bacaan yang lengkap dalam suatu penelitian merupakan bahan pembanding terhadap cara dan temuan dilokasi penelitian.

Kemampuan peneliti didalam membandingkan temuan-temuan dilapangan dengan refrensi merupakan suatu upaya untuk mewujudkan keabsahan data.33

33 Wahidah, “ Peranan Tata Tertib Sekolah dalam Meningkatkan Disiplin di SMAN 1 Pringgasela Kecamatan Pringgasela Lombok Timur Tahun Pelajaran 2011(skripsi, IAIN Mataram).

33

1. Sejarah berdirinya MTs Hidayatul Arifin

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan TGH M. Nawawi S.Pd.I mengatakan bahwa MTs Hidayatul Arifin Kuripan Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Arifin Kuripan Timur dimana ada tiga lembaga yang di kelola yaitu MTs, MA, dan Diniyah. MTs Hidayatul Arifin salah satu sekolah yang diharapkan oleh siswa lulusan SD karena MTs Hidayatul Arifin Kuripan Timur merupakan satu-satunya MTs yang ada di Desa Kuripan Timur. Lokasi sekolah terletak di dusun Batu Banteng Desa Kuripan Timur Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat. MTs Hidayatul Arifin didirikan pada tahun 2002 dengan tanggal SK ijin operasional 02 November 2002 dan No. SK ijin operasional Wx/3- d/PP.03.2/184/2002

Latar belakang didirikannya MTs Hidayatul Arifin yaitu untuk memenuhi kebutuhan anak-anak Desa Kuripan timur pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak dalam kehidupan mereka sendiri. Pada zaman sekarang kebutuhan terhadap pendidikan semakin meningkat dan persainganpun semakin ketat.

Hal tersebut terlihat dari semakin banyaknnya orang yang bersekolah maupun kuliah.

Tujuan didirikannya sekolah ini adalah sebagai upaya dalam membantu anak-anak masyarakat desa Kuripan Timur khususnya dan masyarakat luas pada umumnya agar bisa menjadi manusia ulul albab, cerdas, terampil, berperestasi, beriman dan bertaqwa.34

Lembaga pendidikan ini sejak mulai berdirinya sampai berkembang saat ini telah mengalami tiga kali pergantian kepala sekolah.

Adapun priodesasi pergantian kepala sekolah adalah:

a. Tahun 2002/2007 : Juma’ah S.P b. Tahun 2007/2012 : Drs. H. Salman c. Tahun 2012/sekarang : Maktum S.Ag35 2. Letak geografis

Lokasi berdirinya MTs Hidayatul Arifin Kuripan Timur sangat strategis dengan kondisi alam yang sangat kondusif untuk penyelenggaraan pendidikan. MTs Hidayatul Arifin terletak di Jln TGH Muhammad Arief yang dibangun diatas tanah dengan luas bangunan 1.503 𝑚2, luas tanah yang dipergunakan untuk pembangunan + 360 𝑚2

, dan luas halaman 150 𝑚2. MTs Hidayatul Arifin berbatasan dengan :

a. Sebelah utara : berdekatan dengan persawahan

b. Sebelah barat : berdekatan dengan permukiman penduduk dan SDN 1 Kuripan Timur

c. Sebelah selatan : berdekatan dengan permukiman penduduk

34 TGH. M. Nawawi S.Pd.I, wawancara, MTs Hidayatul Arifin, 7 November 2016

35 Juma’ah.Wawancara.Priodisasi pergantian kepala sekolah

d. Sebelah timur : berdekatan dengan permukiman penduduk dan SDN 2 Kuripan Timur36

3. Keadaan sarana dan prasarana

Dalam melaksanakan proses belajar mengajar hendaknya didukung oleh berbagai sarana dan prasarana penunjang sebab tanpa sarana prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar maka tidak mungkin proses belajar mengajar ini berjalan dengan lancar dan efisien sebagaimana mestinya.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa MTs Hidayatul Arifin memiliki sarana prasarana yang cukup memadai yang dapat menunjang dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 2.1

Data Tentang Keadaan Sarana Dan Prasarana Di MTs Hidayatul Arifin Tahun Pelajaran 2015/201637

No. Jenis Sarana Prasarana

Jumlah Unit menurut Kondisi

Baik Rusak

1. Kursi siswa 45 15

2. Meja siswa 50 10

3. Kursi guru dalam kelas 3

4. Meja guru dalam kelas 3

5. Papan tulis 3 3

6. Bola sepak 1

7. Bola voli 1

8. Meja pingpong 1

36 Observasi: Letak geografis MTs Hidayatul Arifin Desa Kuripan Timur

37 Dokumentasi: tata tertib sekolah MTs Hidayatul Arifin, 7 November 2016

9. Laptop 1 1

10. Personal computer 1

11. Printer 1 1

12. Televisi 1

13. Mesin scanner 1

14. Meja guru dan tenaga kependidikan 3

15. Kursi guru dan tenaga kependidikan 3

16. Lemari arsip 2

17. Pengeras suara 1

18. Ruang BK 1

19. WC siswa 2

20. WC guru 2

21. Gudang 1

Melihat keadaan saran dan prasarana yang ada di MTs Hidayatul Arifin maka bisa dikatakan bahwa sarana prasarana yang dimiliki cukup memadai dan menurut observasi peneliti pada tanggal 7 November 2016 bahwa keadaan sarana prasana yang ada cukup baik atau masih layak digunakan.

4. Keadaan Guru

Dalam dunia pendidikan diperlukan tenaga pengajar guna mendukung suksesnya belajar mengajar yang akan berlangsung. Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Guru berkewajiban menyajikan dan menjelaskan materi pelajaran, membimbing serta mengarahkan siswa kearah tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan atau direncanakan. Adapun keterangan guru di MTs Hidayatul Arifin dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.2

Data Tentang Keadaan Guru MTs Hidayatul Arifin Tahun Pelajaran 2015/201638

No. Nama Lengkap Personal Tempat dan Tanggal Lahir (dd/mm/yy)

Jenis Kelamin

1. Maktum, S.Ag Bual, 31/12/1970 L

2. Juma’ah, SP Kuripan, 31/12/1969 L

3. Sofyan Martila, S.Pd Bunmudrak, 20/03/1993 L

4. Hendra Yudha Dasan Baru, 06/06/1985 L

5. Jamaludin, S.Pd.I Batu Banteng, 12/09/1977 L 6. Ria Sukmana, S.Pd Batu Banteng, 14/10/1990 P

7. Awanudin, S.Pd Loteng, 31/12/1985 L

8. Rajab Lobar, 31/12/1965 L

9. Siti Halimah, S.Pd Bima, 13/08/1976 P

10. Zulkarnain Lubis, S.Pd Rarangan, 07/09/1987 L 11. Lalu Haris Kanhadi, S.Pd Batu Banteng, 19/11/1988 L

12. Abd. Maad, S.Pd Wanasaba, 31/12/1950 L

13. Muhammad Nurdin Efendi, S.Pd Rarangan, 03/01/1990 L 14. Muhammad Hijazi Hakiki Makkah, 17/09/1991 L

15. H. Nawisah, S.Pd.I Lobar, 31/12/1958 L

16. Yuyun Rohimana Batu Banteng, 06/06/1989 P

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah guru di MTs Hidayatul Arifin tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 16 Orang. Adapun dari data tersebut menunjukkan bahwa keadaan guru cukup memadai dan ini akan menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar di MTs Hidayatul Arifin.

38 Dokumentasi: tata tertib sekolah MTs Hidayatul Arifin, 7 November 2016

5. Keadaan Orang Tua

Dalam dunia pendidikan keberadaan orang tua juga sangat diperlukan. Selain itu, pemberian motivasi dari orang tua sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari banyak kasus yang kita temukan mengenai siswa yang prestasi belajarnya menurun yang disebabkan oleh faktor orang tua baik yang bercerai ataupun kurang perhatian yang diberikan kepada siswa tersebut.39

Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tua siswa masih terbilang sama (homogen). Rata-rata pekerjaan orang tua siswa sebagai petani.

Meskipun begitu peran paling penting dan efektif dari orang tua adalah menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik dapat belajar dirumah.40

6. Keadaan Siswa

Dalam proses belajar mengajar siswa menduduki peranan yang sangat penting karena siswa yang akan menjadi tolak ukur bermutu atau tidaknya pendidikan. Oleh karena itu keberadaan dan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran.

Adapun jumlah siswa di MTs Hidayatul Arifin pada tahun 2015/2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

39 TGH. M. Nawawi, Wawancara.keadaan orang tua siswa di MTs Hidayatul Arifin, 10 November

40 Maktum.Wawancara.keadaan orang tua siswa di MTs Hidayatul Arifin, 10 November

Tabel 2.3

Data Tentang Keadaan Siswa MTs Hidayatul Arifin Tahun Pelajaran 2015/201641

No. Uraian Siswa & Rombel

Tingkat 7 Tingkat 8 Tingkat 9

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

1. Siswa baru tingkat 7 (awal TP)

3 1 2. Siswa naik dari tingkat

sebelumnya

9 6 4 17

3. Siswa pengulang 1

4. Siswa pindah masuk 1 6

5. Siswa drop-out keluar 3 1

6. Jumlah siswa pada semester genap

3 1 11 6 7 16

7. Jumlah rombel 1 1 1

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa siswa MTs Hidayatul Arifin seluruhnya berjumlah 44 siswa, yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan. Jumlah siswa tersebut dianggap sudah cukup untuk mengikuti proses pembelajaran.

7. Struktur Organisasi MTs Hidayatul Arifin

Sebagai suatu lembaga, struktur organisasi harus ada sebagai gambaran dari terorganisasinya pembagian tugas dalam lembaga atau organisasi tersebut, demikian juga dalam lembaga pendidikan sebab pengorganisasian dan pengkoorganisasian mutlak dibutuhkan demi efektivitas dan efesiensi kerja untuk tercapainya tujuan pendidikan yang telah diterapkan, termasuk di MTs Hidayatul Arifin.

41 Dokumentasi: tata tertib sekolah MTs Hidayatul Arifin, 7 November 2016

Adapun struktur organisasi MTs Hidayatul Arifin dapat dilihat pada sekema berikut:

Gambar 2.1

Struktur Organisasi MTs Hidayatul Arifin Tahun Pelajaran 2015/201642

Keterangan:

1. Garis Komando : 2. Garis Koordinasi :

42 Dokumentasi: Tata Tertib Sekolah MTs Hidayatul Arifin, 7 November 2016 KEPALA SEKOLAH

Maktum, S.Ag

GURU

SISWA

KTU Yuyun Rohimana

WAKA. HUMAS Jamaludin

WAKA. SARANA WAKA. KURIKULUM

Juma’ah, S.P WAKA. KESISWAAN

M. Nurdin Efendi, S.Pd.

BP/BK

WALI KELAS VIII

WALI KELAS IX WALI KELAS VII KOMITE

H.M. Nawawi, S.Pd.I

B. Pelaksanaan Tata Tertib Sekolah dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di MTs Hidayatul Arifin Desa Kuripan Timur Kecamatan Kuripan Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2015/2016

Setiap sekolah harus memiliki tata tertib. Menurut Jum’ah tata tertib sekolah itu adalah aturan-aturan yang harus ada di setiap lembaga pendidikan baik itu ditingkat SD, MTs, dan di MA, karena dengan adanya tata tertib disekolah kegiatan di lingkungan sekolah dapat di batasi.43 Sementara menurut ibu Siti Halimah, Tata tertib sekolah sangat diperlukan dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, dengan kedisiplinan tersebut siswa diharapkan bersedia mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu.44 Menurut Baiq Indah siswa kelas VII MTs Hidayatul Arifin, tata tertib sekolah adalah aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua siswa, apabila tata tertib sekolah tidak dipatuhi maka pelanggaran tersebut akan dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.45

Menurut Maktum Pelaksanaan tata tertib sekolah harus adanya kesepakatan bersama antara kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, guru- guru, beserta siswa, dengan cara seperti ini siswa tidak merasa di perlakukan sewenang-wenang oleh guru-guru dilingkungan sekolah.46 Menurut Khaerunnisa siswa kelas IX, Tata tertib yang dilaksanakan di MTs Hidayatul Arifin seperti tidak boleh datang terlambat, tidak boleh merokok, tidak boleh keluar masuk kelas, dan tidak boleh ribut saat belajar di dalam kelas.47 Sementara menurut Mursini siswa kelas VIII, pelaksanaan tata tertib di

43 Juma’ah, Wawancara, MTs Hidayatul Arifin, 10 November 2016

44 Siti Halimah, Wawancara,MTs Hidayatul Arifin, 11 November 2016

45 Baiq Indah, Wawancara Siswa Kelas VII, MTs Hidayatul Arifin, 26 November 2016

46 Maktum, Wawancara, MTs Hidayatul Arifin, 10 November 2016

47 Khaerunnisa,Wawancara Siwa Kelas IX, MTs Hidayatul Arifin 26 November 2016

madrasah seperti di larang merokok, di larang membawa makanan ke dalam kelas, dan dilarang makan didalam kelas disaat belajar karena akan mendapatkan hukuman bagi siswa yang tidak mematuhinya.48 Dari observasi yang peneliti lakukan terdapat beberapa jenis tata tertib sekolah yang dibuat untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di MTs Hidayatul Arifin, antara lain:49

1. Tata tertib siswa a. Kegiatan belajar

1) Kegiatan belajar mengajar berlangsung pada hari yaitu:

(a) Senin s/d kamis : 07.15-14.00, siswa sudah berada di dalam kelas untuk mengikuti KBM, dan sebelum azan zuhur siswa sudah berada di mushalla untuk melaksanakan shalat berjamaah, kemudian setelah shalat siswa membaca surah yasin dan surah al waqi’ah.

(b) Jum’at : 07.15-11.20 siswa sudah berada di dalam kelas untuk mengikuti KBM seperti biasanya. Dan pulang lebih cepat karena pada hari jum’at siswa hanya mengikuti KBM untuk tiga mata pelajaran saja.

(c) Sabtu : 07.15-12.30 siswa sudah berada di dalam kelas untuk mengikuti KBM seperti biasa dan pulang setelah shalat zuhur berjama’ah.

48 Mursini,Wawancara Siswa Kelas VIII, MTs Hidayatul Arifin 28 November 2016

49 Observasi tata tertib sekolah di MTs Hidayatul Arifin Tahun Pelajaran 2015/2016

2) Siswa wajib hadir sebelum bel berbunyi, yaitu mulai pukul 06.30 karena siswa pada jam tersebut melaksanakan muhadatsah bahasa arab dan tahsin hapalan alqur’an minimal 3 ayat dalam sehari.

3) Siswa terlambat datang lebih dari 5 menit harus lapor kepada guru, dalam hal ini bagi siswa yang terlambat datang harus melaporkan kepada guru atau ustadz yang piket pada hari itu untuk menjelaskan alasan kenapa siswa tersebut terlambat dan menerima sanksi karena tidak mengikuti muhadatsah pagi dan tahsin hapalannya. Sangsi yang diberikan berupa denda sebesar Rp. 5000.

4) Selama pelajaran berlangsung dan pada pergantian jam pelajaran siswa dilarang berada di luar kelas, pada saat pelajaran berlansung siswa dilarang berada diluar kelas dengan alasan apapun kecuali izin untuk ke kamar kecil.

5) Pada waktu istirahat siswa dilarang berada di dalam kelas, pada jam ini siswa tidak boleh berada di dalam kelas dengan alasan apapun untuk menjaga siswa agar tidak membawa makanan dalam bentuk apapun kedalam ruang kelas.

6) Pada waktu pulang siswa diwajibkan untuk langsung pulang kerumah kecuali yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pada jam ini siswa diwajibkan lansung pulang kerumah masing-masing sekalipun ada acara ditempat lain, tujuannya agar tidak menggunakan seragam sekolah dalam kegiatan yang dilakukan diluar jam sekolah. Selain itu juga agar apabila terjadi sesuatu dan

lain hal pihak sekolah tidak disalahkan oleh pihak manapun karena jam sekolah sudah berahir dan bukan menjadi tanggung jawab sekolah lagi, kecuali yang pada waktu itu siswa mengikuti kegiatan ekstrakurukuler yang sudah di tentukan oleh sekolah.

7) Pada waktu pulang siswa dilarang nongkrong di tepi jalan atau tempat-tempat tertentu, pada jam ini siswa dilarang nongkrong di pinggir jalan atau di tempat-tempat tertentu agar tidak merusak nama baik sekolah karena pada jam itu siswa masih menggunakan seragam sekolah.

b. Pakaian seragam

Tata tertib yang harus diikuti dalam pemakaian seragam sekolah, tata tertib tentang pakaian seragam ini memang sudah ketentuannya disetiap masing-masing sekolah pada umumnya yaitu:

1) Umum

a) Harus menggunakan seragam putih biru pada hari senin s/d selasa, siswa diwajibkan untuk memakai seragam putih biru pada hari senin s/d selasa sesuai dengan pemakaian seragam madrasah pada umumnya.

b) Harus menggunakan seragam batik pada hari rabu s/d kamis, pemakaian seragam batik ini sudah ditentukan, apabila ada siswa yang tidak memakai seragam batik pada hari yang sudah ditentukan maka siswa tersebut akan di panggil oleh guru BK

untuk memberikan alasannya kenapa tidak memakai baju batik pada hari tertentu.

c) Menggunakan seragam imtaq pada hari jum’at tidak diharuskan/tidak diwajibkan, meskipun ada siswa yang tidak memakai pakain imtaq pada hari jum’at, pelaksanaan imtaq tetap dilaksanakan karena tata tertib siswa pada kegiatan imtaq tidak terlalu ketat.

d) Pemakaian seragam pramuka pada hari sabtu itu sudah ketentuan bagi setiap madrasah pada umumnya, jadi seragam pramuka sudah memang dipakai pada hari sabtu dan itu wajib.

e) Membawa pakaian olahraga sesuai dengan jadwal olahraga masing-masing kelas, dan itu wajib untuk di bawa oleh setiap siswa yang mempunyai jadwal penjaskes tanpa terkecuali, apabila ada siswa yang lupa membawa pakaian olahraga, siswa tersebut tidak diberikan untuk mengikuti mata pelajaran penjaskes.

f) Kesopanan dan kerapian sudah menjadi tujuan dalam KBM dan itu bisa dilihat dari hasil pelaksnaan tata tertib sekolah.

g) Tidak menggunakan sandal kesekolah, pemakaian sandal kesekolah itu sangat dilarang di sekolah, karena hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kerapian di dalam kelas dan kerapian bagi siswa-siswa yang lain.

2) Khusus laki-laki

a) Baju dimasukkan didalam celana, pemakaian baju bagi laki-laki itu sudah ada ketentuannya seperti baju khusus laki-laki wajib untuk dimasukkan di dalam celana

b) Panjang celana dibawah mata kaki dan tidak diperkenankan bagi siswa mengenakan celana yang terlalu pendek (diatas mata kaki), apalagi sampai dipensilkan.

c) Celana dan lengan baju tidak digulung, tidak diperbolehkan bagi siswa untuk menggulung bahkan melipat celana dan lengan baju.

d) Celana tidak dirobek, di larang bagi siswa untuk tidak memakai celana yang sudah tidak layak dipakai (robek).

3) Khusus perempuan

a) Baju tidak di masukkan kedalam rok, tidak seperti siswa laki- laki yang memasukkan baju kedalam celana dan siswi perempuan tidak diperbolahkan untuk memasukkan bajunya kedalam rok.

b) Panjang baju sampai lutut, panjang baju memang sudah ditentukan khususnya di sekolah madrasah harus memakai baju yang panjangnya sampai lutut berbeda dengan sekolah SMP.

c) Tidak memakai perhiasan atau aksesoris secara berlebihan, tidak ada siswa yang berdandan, atau bersolek secara berlebihan dan juga tidak menggunakan perhiasan secara berlebihan.

d) Panjang rok dibawah mata kaki, di wajibkan untuk siswi perempuan memakai rok yang panjangnya sampai di bawah mata kaki.

e) Menggunakan jilbab yang panjang lebar dan tebal, siswa diarahkan untuk tidak memakai jilbab yang tipis dan transparan karena tidak sesuai dengan peraturan madrasah.

e) Lengan baju tidak digulung, tidak diperbolehkan bagi siswa untuk menggulung bahkan melipat lengan baju.

2. Tata tertib perpustakaan

a. Untuk dapat meminjam buku harus membuat kartu perpustakaan dulu, diwajibkan bagi siswa untuk membuat kartu peprpustakaan terlebih dahulu agar dapat melakukan peminjaman.

b. Apabila buku yang dipinjam hilang/ rusak harus diganti dengan buku yang sama, kehilangan buku perpustakaan yang sudah dipinjam oleh siswa wajib untuk diganti sesuai dengan buku yang sudah dihilangkan.

c. Semua pengunjung dilarang membawa makanan kedalam perpustakaan, tidak diperbolehkan bagi pengunjung untuk membawa makanan kedalam perpustakaan karena dapat mengganggu siswa yang lain.

d. Semua pengunjung ikut bertanggung jawab menjaga keamanan, ketertiban, dan ketenangan di dalam perpustakaan, karena

perpustakaan adalah milik bersama, jadi semua harus ikut bertanggung jawab untuk kepentingan bersama.

3. Tata tertib imtaq

a. Imtaq dilaksanakan setiap hari jum’at, pada hari jum’at semua siswa di MTs Hidayatul Arifin melaksanakan imtaq sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan.

b. Imtaq dipimpin oleh perwakilan kelas masing-masing secara bergiliran, siswa di MTs Hidayatul Arifin dalam melaksanakan imtaq mendapatkan giliran untuk mengutus seorang siswa dari masing-masing kelas yang mendapatkan giliran pada hari itu untuk memimpin imtaq.

c. Siswa/I wajib mengikuti imtaq, sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku, pada hari jum’at sebelum kegiatan belajar di dalam kelas seluruh siswa wajib mengikuti imtaq.

d. Siswa yang terlambat 5 menit tidak diperkenankan mengikuti kegiatan imtaq menggunakan seragam, imtaq yaitu baju koko.

Apabila pada saat imtaq berlansung ada siswa yang datang terlambat, maka tidak diperkenankan bagi siswa tersebut mengikuti imtaq dengan menggunakan baju seragam, tujuannya adalah agar nanti setelah kegiatan selesai dapat diketahui siswa yang terlambat tersebut untuk di panggil oleh guru BK dan menjelaskan alasan kenapa pada hari itu dia sampai terlambat.

e. Membawa mukenah bagi perempuan, khusus bagi siswa perempuan wajib membawa mukenah, tujuannya agar dapat menguikuti shalat sunnah duha secara bersamaan.

f. Membawa surat yasin kecuali yang tidak shalat, pada hari jum’at seluruh siswa wajib membawa surah yasin, kecuali bagi siswa perempuan yang berhalangan saat itu karena akan membaca surah yasin secara bersama-sama

g. Melakukan kultum, sesuai dengan jadwal, bagi kelas yang mendapatkan giliran bertugas hari itu harus ada satu siswa yang mewakili untuk membawa kultum.

h. Wajib mengikuti shalat dhuha bagi siswa/I, setelah selesai melaksanakan imtaq seluruh siswa melaksanakan shalat duha bersamaan sebelum memasuki kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Pelaksanaan tata tertib sekolah di atas diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak siswa yang mampu menanamkan nilai-nilai kedisiplinan dalam dirinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas, bermoral, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.50

50M. Nurdin Efendi,Wawancara, MTs Hidayatul Arifin, 10 November 2016

Dokumen terkait