• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2. KELAINAN PADA SENDI

2.2.3. Diskolasi Sendi

Pada radang kandung lendir yang disebabkan oleh kondisi peradangan sistemik, penting bagi dokter untuk menangani kondisi yang mendasarinya. Untuk bursitis septik, antibiotik sistemik dengan aktivitas melawan organisme gram positif adalah terapi lini pertama.

Sebagian besar pasien dengan bursitis septik dapat diobati sebagai pasien rawat jalan dengan antibiotik oral, dan rawat inap hanya diperlukan jika dicurigai adanya keterlibatan sistemik atau seluruh sendi, atau jika pasien tampak tidak stabil. Untuk kasus bandel tertentu, bursa dapat dieksisi melalui pembedahan, biasanya dengan prosedur endoskopik atau arthroscopic.

Bursitis dapat dicegah dengan menghindari penyebab dan faktor risikonya, antara lain dengan:

● Hindari melakukan gerakan sendi yang berulang dalam jangka waktu lama. Jika memungkinkan, lakukan variasi gerakan.

● Istirahat secara rutin dan teratur, terutama saat berolahraga dan melakukan aktivitas yang melibatkan sendi.

● Lakukan pemanasan yang cukup sebelum berolahraga. Setelah berolahraga, jangan lupa untuk melakukan pendinginan.

● Jangan lupa untuk menggunakan alat pelindung jika melakukan aktivitas yang memberikan beban pada sendi dan anggota gerak.

● Ikuti langkah dan teknik yang benar saat melakukan olahraga tertentu.

● Jaga berat badan agar tidak berlebih.

● Jangan memaksakan diri melakukan aktivitas dalam waktu yang terlalu lama atau dengan intensitas yang terlalu berat melebihi kemampuan. Berhentilah sejenak saat mulai terasa lelah untuk mencegah cedera.

● Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika menderita penyakit tertentu yang bisa memengaruhi sendi, seperti asam urat, penyakit autoimun, penyakit tiroid, dan diabetes, agar kondisinya selalu terpantau.

Kasus yang terjadi pada keadaan ini selalu seringkali disebabkan oleh karena riwayat trauma atau benturan pada anggotan pergerakan tubuh.

Mekanisme trauma yang terjadi pun dapat membedakan jenis dan tipe dislokasi yang dihasilkan. Dalam hal ini sangat penting diperhatikan keterangan mengenai waktu trauma, mekanisme trauma, dan juga posisi yang tampak terlihat dari anggota gerak tersebut pasca trauma.

Dislokasi merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang umum terjadi. Ya, gangguan pada sistem gerak ini dapat terjadi pada hampir seluruh bagian sendi di dalam tubuh.

Namun, beberapa jenis sendi yang paling sering mengalami dislokasi adalah:

● Jari

● Bahu

● Lutut

● Siku

● Pinggang

● Rahang

Dislokasi dapat terjadi pada pasien dengan usia berapa saja. Namun, angka kejadiannya lebih banyak ditemukan pada orang tua dan anak-anak. Orang-orang yang berusia lanjut cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mudah jatuh. Hal ini disebabkan karena lansia memiliki keterbatasan dalam pergerakan dan kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh pun menurun.

Selain itu, anak-anak juga lebih rentan dan berisiko terjatuh saat sedang bermain, terutama di area bermain yang tidak aman dan kurang mendapatkan pengawasan orangtua.

Orang-orang yang biasanya melakukan aktivitas fisik yang berat dan mengikuti kegiatan olahraga tertentu, seperti atlet, juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi ini.

Gejala-gejala umum dari dislokasi adalah:

● Tulang terlihat tidak pada tempatnya.

● Bengkak dan muncul memar.

● Sendi terasa nyeri saat Anda bergerak.

● Mati rasa atau kesemutan di sekitar area yang terdislokasi.

● Tidak dapat bergerak atau pergerakan pada sendi yang terdampak menjadi terbatas.

Dislokasi adalah kondisi yang terjadi ketika sendi dipaksa melakukan gerakan ekstrem secara mendadak. Selain itu, benturan yang tidak seimbang juga dapat menyebabkan kondisi ini. Umumnya, dislokasi terjadi akibat adanya kecelakaan kendaraan bermotor, terjatuh di posisi yang tidak tepat, atau ada trauma lainnya. Ketika dislokasi terjadi, ligamen dapat mengalami kerobekan. Ligamen adalah jaringan ikat berserat yang bersifat fleksibel. Fungsi dari ligamen adalah menghubungkan tulang-tulang dan jaringan tulang rawan di dalam tubuh.

Sebagai contoh, sendi-sendi yang terdapat di pinggang dan bahu disebut dengan sendi peluru. Apabila terdapat gerakan yang terlalu dipaksakan pada ligamen sendi tersebut, sebagian dari sendi akan terlepas dari tempatnya. Pada umumnya, kondisi ini dapat terjadi pada semua sendi di dalam tubuh. Namun, bagian tubuh yang paling sering mengalami pergeseran tulang dan sendi adalah bahu.

Dislokasi adalah kondisi kelainan yang dapat terjadi pada hampir semua orang, terlepas dari berapa pun usianya dan apa golongan rasnya. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang dapat menderita suatu penyakit tanpa adanya satu pun faktor risiko.

Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya dislokasi adalah:

● Usia. Meskipun dislokasi dapat terjadi pada siapa pun, angka kejadiannya cukup banyak ditemukan pada anak-anak dan lansia. Pada anak-anak, kondisi ini sering terjadi akibat pergerakan tubuh yang aktif, berada di tempat yang kurang aman, serta pengawasan orang tua yang kurang. Sementara itu, orang-orang berusia lanjut juga rentan mengalami kondisi ini karena menurunnya kemampuan menjaga keseimbangan tubuh, serta keadaan sendi tubuh yang tidak lagi fleksibel.

● Tubuh rentan jatuh. Apabila Anda terjatuh, kesempatan Anda untuk mengalami dislokasi bahu jauh lebih besar, terlebih jika Anda menggunakan salah satu bagian tubuh untuk menahan, seperti lengan atau bahu.

● Keturunan keluarga. Beberapa orang terlahir dengan ligamen-ligamen tubuh yang lebih longgar, sehingga tubuh mereka cenderung lebih rentan mengalami kecelakaan dan pergeseran sendi hingga akhirnya dislokasi.

● Berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Kondisi ini sangat sering terjadi pada kegiatan olahraga yang melibatkan kontak fisik, seperti senam, gulat, basket, dan sepak bola. Maka dari itu, apabila Anda sering atau aktif mengikuti kegiatan olahraga seperti ini, peluang Anda untuk mengalami cedera akibat pergeseran bahu jauh lebih besar.

● Kecelakaan. Kecelakaan kendaraan bermotor merupakan penyebab paling umum dari dislokasi. Kondisi pergeseran tulang dan sendi pun akan semakin parah apabila tidak mengenakan sabuk pengaman saat berkendara.

Dokumen terkait