BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
MTsN 3 MATARAM
H. Teknik Analisis Data
1. Diskripsi Kegiatan Pembelajaran
Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Penjelasan kegiatan pembelajaran ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan terlaksana dengan baik sesuai dengan rancangan pembelajaran pada penelitian ini.
a. Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen
Dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran team assisted individualization berbantuan media puzzle, sebelum melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran team assisted individualization berbantuan media puzzle. Pada kegiatan awal pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dengan tujuan untuk mengingatkan siswa mengenai materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu jaring-jaring kubus dengan berbantuan media puzzle (kubus bongkar pasang), kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian motivasi,penyampaian tujuan penmbelajaran dan penyampaian model pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kegiatan inti pembelajaran guru menggunakan puzzle untuk menjelaskan bagian-bagian dari kubus seperti sisi,rusuk,titik sudut, diagonal bidang,diagonal ruang, bidang diagonal dan membuat beberapa contoh jaring-jaring kubus yang dapat dibuat dari puzzle tersebut.
Setelah guru menjelaskan materi pada siswa, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 7 atau 8 orang yang dibentuk secara hetorogen berdasarkan pemahaman konsep siswa tinggi,sedang dan rendah dilihat dari nilai pre-test siswa. Setiap kelompok diberi LKS yang berisi soal pemahaman konsep siswa yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pertama unsur-unsur dan jaring-jaring kubus, kegiatan kedua luas permukaan kubus dan kegiatan ketiga volume kubus.
Tahap selanjutnya guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS yang diberikan secara kelompok dan menuntun siswa yang memiliki pemaham konsep tinggi di dalam kelompok untuk membantu siswa yang memiliki pemahaman konsep sedang dan rendah untuk mengerjakan LKS, selama proses pembelajaran terjadi guru membimbing siswa yang kesulitan dalam proses pengerjaan LKS tersebut setelah proses pengerjaan LKS secara kelompok selesai, guru meminta siswa kembali ketempat duduknya masing-masing kemudian siswa diberikan soal yang berbeda dari LKS namun pengerjaannya secara individu untuk mengetahui perkembangan kemampuan pemahaman konsep siswa dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada akhir pertemuan pertama guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS dan soal yang di kerjakan secara individu, untuk diberikan score pada LKS dan soal individu yang telah di kerjakan.
Pertemuan kedua dan ketiga sama halnya dengan pertemuan pertama
hanya berbeda dari pokok bahasan materi, pada pertemuan kedua membahas mengenai luas permukaan kubus dan pada pertemuan ketiga mengenai volume kubus. Pada akhir pertemuan ketiga guru mengumumkan hasil perolehan score individu dan kelompok yang mengumpulkan nilai tertinggi menjadi kelompok terbaik, dengan begitu dapat disimpulkan kemampuan pemahaman konsep matematika pada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi termasuk kategori bagus, sedangkan pada kelompok yang mendapatkan nilai sedang termasuk kedalam kategori pemahaman konsep matematika siswa sedang dan pada kelompok yang mendapatkan nilai rendah termasuk kategori pemahaman konsep matematika siswa buruk. Adapun proses terlaksana pembelajaran dengan model pembelajaran team assisted individualization (TAI) berbantuan puzzle dapat dilihat pada lampiran.
b. Pembelajaran pada kelas kontrol
Dalam proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran team assisted individualization. Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran team assisted individualization, Pada kegiatan awal pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dengan tujuan untuk mengingatkan siswa mengenai materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari yaitu unsur-unsur dan jaring-jaring kubus. Guru menjelaskan unsur-unsur dan jaring-jaring kubus di papan tulis dengan mengambar kubus kemudian menjelaskan
mengenai sisi,rusuk,titik sudut, diagonal bidang,diagonal ruang, bidang diagonal dan menggambarkan contoh jaring-jaring kubus.
Setelah guru menjelaskan materi pada siswa, guru membagi siswa menajdi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 7 atau 8 orang yang dibentuk secara hetorogen berdasarkan pemahaman konsep siswa tinggi,sedang dan rendah dilihat dari nilai pree-test siswa. Setiap kelompok diberi LKS yang berisi soal pemahaman konsep siswa yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pertama unsur-unsur dan jaring-jaring kubus, kegiatan kedua luas permukaan kubus dan kegiatan ketiga volume kubus.
Tahap selanjutnya guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengerjakan LKS yang diberikan secara kelompok dan menuntun siswa yang memiliki pemaham konsep tinggi di dalam kelompok untuk membantu siswa yang memiliki pemahaman konsep sedang dan rendah untuk mengerjakan LKS, selama proses pembelajaran terjadi guru membimbing siswa yang kesulitan dalam proses pengerjaan LKS tersebut setelah proses pengerjaan LKS secara kelompok selesai, guru meminta siswa kembali ketempat duduknya masing-masing kemudian siswa diberikan soal yang berbeda dari LKS namun pengerjaannya secara individu untuk melihat pemahaman konsep siswa.
Pada akhir pertemuan pertama guru meminta siswa untuk mengumpulkan LKS dan soal yang di kerjakan secara individu, untuk
diberikan score pada LKS dan soal yang telah di kerjakan. Pertemuan kedua dan ketiga sama halnya dengan pertemuan pertama hanya berbeda dari pokok bahasan materi, pada pertemuan kedua membahas mengenai luas permukaan kubus dan pada pertemuan ketiga mengenai volume kubus. Pada akhir pertemuan ketiga guru mengumumkan hasil perolehan score individu dan kelompok yang mengumpulkan nilai tertinggi menjadi kelompok terbaik, dengan begitu dapat disimpulkan kemampuan pemahaman konsep matematika pada kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi termasuk kategori bagus, sedangkan pada kelompok yang mendapatkan nilai sedang termasuk kedalam kategori pemahaman konsep matematika siswa sedang dan pada kelompok yang mendapatkan nilai rendah termasuk kategori pemahaman konsep matematika siswa buruk. . Adapun proses terlaksana pembelajaran dengan model pembelajaran team assisted individualization (TAI) dapat dilihat pada lampiran.