• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Pembahasan

11. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya. Pada umumnya keluarga yang mengharapkan dan mendukung kehamilan akan memperlihatkan dan memberikan dukungan pada semua sisi, dengan dukungan tersebut akan meningkatkan kepercayaan diri, serta ibu akan lebih menerima kehamilannya, dukungan yang diberikan dapat berupa dukungan emosional, dukungan instrumental, dukungan informasi maupun dukungan penghargaan.

Hal ini berarti bahwa keluarga harus mencari informasi dan memberikan informasi tersebut kepada ibu. Keluarga juga perlu memberikan dukungan penghargaan pada ibu meliputi memberikan rasa aman dan lingkungan yang kondusif. Keluarga perlu meningkatkan dukungan emosional pada ibu yaitu dengan memberikan support/semangat melalui kalimat pujian atau kata- kata. Selain itu keluarga juga harus memberikan dukungan instrumental yaitu bantuan fisik kebutuhan Ibu. Dalam penelitian ini ibu hamil mendapatkan dukungan yang berbeda-beda dari masing- masing bentuk dukungan.

Berdasarkan hasil penelitian dukungan keluarga yang ibu hamil dapatkan adalah cukup mendukung yaitu sebesar 100% dan bentuk dukungan yang memiliki presentasi tertinggi adalah dukungan emosional dimana dukungan ini berupa anggota keluarga

cemas apabila datang ke Puskesmas sendirian dan anggota keluarga merasa ada manfaat mengenai pemeriksaan di Puskesmas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyana (2017) menyatakan bahwa bentuk dukungan keluarga ibu hamil yang paling banyak adalah dukungan emosional seperti mendo’akan dan motivasi yang terus menerus diberikan oleh keluarga yang sangat memperhatikan kehamilannya dan dukungan emosi dari anggota keluarga merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan perkembangan kehamilan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ike et al (2021) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga yang ibu hamil dapatkan yang terbanyak adalah dukungan instrumental, dimana dukungan ini berupa anggota keluarga bersedia mengantarkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas serta mengusahakan dana untuk keperluan kehamilan.

Penelitian Marcer menyatakan salah satu dari enam factor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu adalah peran keluarga. Dukungan keluarga yang ditunjukkan memberikan efek yang bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental pada wanita hamil.

Dukungan keluarga sangat mendukung dalam pembentukan perilaku kesehatan ibu karena ibu hamil akan mengara pada apa yang disarankan oleh keluarga terutama suaminya, sehingga

dorongan sosial keluarga menjadi faktor yang besar hubungannya dengan keikutsertaan ibu dalam mengikuti kegiatan apapun.

Keterlibatan keluarga sejak awal masa kehamilan akan mempermudah dan meringankan ibu dalam menjalani kehamilannya (Febriati & Zakiyah, 2022)

Dampak dukungan keluarga dapat membuat kehamilan yang baik, seperti ibu melahirkan bayi dengan berat badan ideal dan mencegah kelahiran prematur, serta meningkatkan kualitas hidup ibu. Dibandingkan dengan ibu hamil yang mendapat dukungan keluarga yang kurang, ibu hamil yang kurang mendapat dukungan keluarga lebih mungkin mengalami gejala depresi antenatal, dan akibatnya dapat melahirkan bayi yang premature (Putri & Hastutik, 2022)

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan dari keluarga berperan sangat besar dalam menentukan status kesehatan ibu. Keterlibatan anggota keluarga atau orang terdekat terutama pasangan/suami dapat membantu terjadinya perubahan untuk berperilaku dan juga meningkatkan kesadaran untuk berubah ke arah hidup sehat serta peran aktif keluarga untuk memberikan dukungan pada ibu yang sedang hamil berpengaruh terhadap kepedulian ibu atas kesehatan diri dan janinnya. Ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, bahagia dan siap dalam menjalani proses kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

12. Kunjungan ANC

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 57,3% responden yang tidak memenuhi standar ANC dan 42,7% responden yang memenuhi standar ANC. Antenatal care merupakan suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan pelayanan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan agar saat pemeriksaan kehamilan bisa mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Dengan tujuan untuk memenuhi hak setap ibu hamil memproleh pelayanan kesehatan yang berkualitas sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang berkualitas (Risa & Wayan, 2022)

Menurut WHO dan Depkes RI 2015, kunjungan ANC sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama (K1) dengan usia kehamilan 1–12 minggu untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, perencanaan persalianan dan pelayanan kesehatan. Satu kali pada trimester kedua (K2) dengan usia kehamilan 13 – 24 minggu untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar selama satu periode berlangsung dan dua kali pada trimester ketiga (K3 & K4) dengan

usia kehamilan >24 minggu untuk memantapkan rencana persalinan dan mengenali tanda–tanda persalinan. Kunjungan antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit dan gangguan kehamilan (Fatkhiyah et al., 2020) Berdasarkan hasil penelitian Hipni et al (2021) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi ANC terhadap status kesehatan ibu hamil dimana frekuensi anc yang teratur minimal 4 kali selama hamil yang dapat mendeteksi dan mencegah terjadi anemia pada kehamilan. Menurut Dolang (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pemeriksaan ANC pada ibu hamil dapat mempengaruhi status kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya, terutama berpengaruh terhadap penurunan kejadian kehamilan beresiko tinggi. Pemeriksaan ANC secara rutin mampu membantu menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin rutin ibu hamil melakukan kunjungan ANC maka cenderung akan menghasilkan status kesehatan yang lebih baik, karena melakukan pemeriksaan dapat membantu ibu terhindar dari suatu masalah atau penyakit penyerta kehamilan serta dapat menambah pengetahuan ibu. Sehingga ibu dan janin sehat sampai melahirkan.

Dokumen terkait