BAB III STRATEGI PENGELOLAAN UNIT USAHA DI PONDOK
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pada Unit Usaha Pondok
Dalam pengelolaan unit usaha Pondok Pesantren ditemukan beberapa faktor pendukung dan penghambat yang berpengaruh dalam pelaksanaan perekonomian.
1. Faktor Pendukung a. Perencanaan
Faktor pendukung dalam perencanaan yang pertama adalah untuk mencukupi kebutuhan santri. Seperti yang disampaikan oleh Anang Septian sebagai berikut:
“Perencanaan yang spesifik dari seluruh unit usaha pada dasarnya sama yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan santri, tetapi dalam bidang keuntungan tidak menjadi tujuan utama yang penting usaha tetap berjalan.”28
26 Ibid.
27 Rizal Nurdin, Wawancara 30 Agustus 2023.
28 Anang Septian, Wawancara 5 September 2023.
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam perencanaan unit usaha di Pondok Pesantren yaitu untuk memenuhi kebutuhan santri dan keuntungan tidak menjadi tujuan utama.
Adapun faktor pendukung dalam unit usaha Unit Simpan Pertelekomunikasian (USP) melakukan perencanaan guna menciptakan minat baca santri. Seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Zidni Alfian Barik seperti berikut:
“Perencanaan yang dilakukan dalam Unit Simpan Pertelekomunikasian (USP) guna meningkatkan minat baca santri ketika menunggu antrian yaitu pihak USP menyediakan rak dan buku yang isinya ringan, mendidik dan positif.”29 Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam perencanaan yang dilakukan Unit Simpan Pertelekomunikasian menyediakan rak dan buku untuk memdidik santri dalam membaca.
Lalu, faktor pendukung perencanaan pada unit usaha rental komputer menambahkan tiga unit komputer berbasis grafis dan edit video. Sebagaimana yang diutarakan oleh Rizal Nurdin sebagai berikut:
“Perencanaan yang dilakukan oleh unit usaha rental komputer yaitu menambahkan tiga unit komputer yang basisnya untuk desain grafis dan edit video sehingga santri bisa mengembangkan hobinya di rental komputer.”30
Jadi dapat disimpulkan dari wawancara diatas bahwa faktor pendukung dalam perencanaan unit usaha rental komputer yaitu menambahkan tiga unit komputer untuk desain grafis dan mengedit video.
29 Muhammad Zidni Alfian Barik, Wawancara 2 September 2023.
30 Rizal Nurdin, Wawancara 30 Agustus 2023.
b. Pengorganisasian
Faktor pendukung dalam pengorganisasian dalam unit usaha pondok terdapat lembaga yang mengordinir/mengurusi seluruh unit usaha yaitu pengurus Khoddamul Ma'had. Seperti yang disampaikan oleh Erwin Ihsanuddin sebagai berikut:
“Faktor pendukung dalam segi pengorganisasian unit usaha Pondok Pesantren Darul Huda terdapat lembaga yang menaungi seluruh unit usaha. Kepemimpinan dari pengurus Khoddamul Ma’had atau dari unit usaha masing-masing didalamnya juga ada kepengurusan tersendiri seperti ketua, sekertaris, bendahara, sesuai kebutuhan struktural sesuai kebutuhan unit usaha.” Selanjutnya saling berkoordinasi dengan unit usaha dinaungi.” 31
Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pengorganisasian adalah ada lembaga tersendiri yang menaungi seluruh unit usaha yang bernama pengurus Khoddamul Ma’had. Dan pengurus Khoddamul Ma’had atau setiap ketua unit usaha masing-masing membentuk kepengurusan tersendiri sesuai kebutuhan unit usaha.
c. Kepemimpinan
Adapun faktor pendukung dari kepemimpinan yaitu ketua unit usaha dapat memahami permasalahan yang ada. Seperti wawancara berikut dengan saudara Muhammad Arfin Faisal Alafi bahwa:
“Faktor pendukung dari kepemimpinan yaitu ketua unit usaha memahami permasalahan yang ada pada unit usahanya sendiri, sehingga ketika kegiatan unit usaha berjalan semua bawahan bisa melaksanakan kinerja secara maksimal.”32
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam kepemimpinan unit usaha pondok yaitu ketua unit usaha dapat mengetahui dan memahami permasalahan pada unit usahanya sendiri sehingga dalam pelaksanaannya bisa maksimal.
31 Erwin Ihsanuddin, Wawancara 1 Setember 2023.
32 Muhammad Arfin Faisal Alafi, Wawancara 27 Agustus 2023.
Faktor pendukung dalam kepemimpinan berikutnya adalah Penertiban para karyawan unit usaha, seperti yang diungkapkan oleh Muhammad Zidni Alfian Barik sebagai berikut:
“Adanya peringatan dari ketua unit usaha terhadap anggotanya yang tidak aktif dalam kegiatan unit usaha atau bahkan nanti bisa melalui pengurus Khoddamul Ma’had berupa surat pemangilan.”33
Dari keterangan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam kepemimpinan adalah adanya kedisiplinan karyawan unit usaha.
d. Pengontrolan
Adapun faktor pendukung dari pengontrolan yaitu Pengasuh memantau melalui surat keputusan (SK) yang disetujui dan dari Bapak Kepala Bagian Kepesantrenan yang memantau terjun langsung ke lapangan. Seperti wawancara berikut dengan saudara Muhammad Arfin Faisal Alafi bahwa:
“Dikarenakan jabatan beliau yang tinggi selaku pengasuh pondok jadi, beliau hanya memantau, mengontrol melalui surat keputusan (SK) yang di setujui. Tapi dari segi lapangan yang memantau adalah Bapak Kepala Bagian Kepesantrenan yang ikut terjun langsung ke lapangan. Ikut rapat, cek lokasi, dan survei ke tempat lokasi. Kebijakan yang diluar kemampuan pengurus maka yang bisa menjawab oleh beliau termasuk ada kendala yang tidak bisa ditangani oleh unit usaha itu sendiri nanti akan dibantu oleh ketua dengan anggota unit usaha yang lain. Akan dirapatkan secara kolektif dengan unit nusaha yang lain untuk menyelesaikan secara bersama-sama.”34
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pengontrolan unit usaha pondok yaitu pengasuh memantau melalui Surat Keputusan yang disetujui dan Bapak Kepala Bagian yang terjun langsung ke lapangan dan ketika rapat evaluasi.
33 Muhammad Zidni Alfian Barik, Wawancara 2 September 2023.
34 Muhammad Arfin Faisal Alafi, Wawancara 27 Agustus 2023.
2. Faktor Penghambat a. Perencanaan
Faktor penghambat dari perencanaan adalah penyusunan data yang masih belum lengkap dan terdokumentasi. Seperti yang diungkapkan oleh Erwin Ihsanuddin bahwa:
“Penyusunan data dari perencanaan yang akan dilaksanakan masih belum terdata dengan lengkap dan terdokumentasikan dengan baik.”35
Jadi dapat diambil intisari dari wawancara diatas bahwa faktor penghambat dari perencanaan unit usaha adalah penyusunan data yang belum lengkap dan belum terdokumentasikan dengan baik.
Faktor penghambat dari perencanaan selanjutnya yaitu kurangnya unit usaha untuk memanfaatkan sosial media. Seperti yang diutarakan oleh Nuha Naihul Falah bahwa:
“Faktor penghambat dari perencanaan yaitu masih banyak unit usaha yang belum memanfaatkan sosial media dengan baik karena hanya beberapa unit usaha saja yang memanfaatkannya, seperti koperasi online Darul Huda, dan koperasi An- Nadzir.”36
Dari keterangan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dari perencanaan yaitu masih banyak unit usaha yang belum memanfaatkan sosial media dengan baik.
Faktor penghambat dari perencanaan berikutnya ialah tidak ada target jangka panjang. Seperti yang diungkapkan oleh Rizal Nurdin sebagai berikut:
“Perencanaan unit usaha dalam pengelolaan yang belum ada target jangka panjang bagaimana unit usaha yang ada di pondok ini dikembangkan misalnya memperluas unit usaha, memasarkan keluar pondok tidak hanya di dalam saja atau bahkan membuka cabang diluar pondok.”37
35 Erwin Ihsanuddin, Wawancara 1 September 2023.
36 Nuha Naihul Falah, Wawancara 28 Agustus 2023.
37 Rizal Nurdin, Wawancara 30 Agustus 2023.
Dari keterangan wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penghambat dari perencanaan yaitu tidak ada target jangka panjang dari unit usaha.
b. Pengorganisasian
Faktor penghambat dari pengorganisasian adalah kurang fokusnya santri dalam menjalankan unit usaha. Seperti yang disampaikan oleh Erwin Ihsanuddin bahwa:
“Faktor penghambat dari pengorganisasian adalah kurangnya fokusnya santri dalam menjalankan unit usaha dikarenakan harus membagi waktunya antara madrasah, kuliah, dan mengurusi unit usaha yang diemban walaupun demikian, seluruh karyawan melakukan totalitas kegiatan unit usaha dengan memegang amanah, kepecayaan, niat ibadah, dan mencari barokah dalam menjalankannya.”38
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dari pengorganisasian adalah kurangnya fokusnya santri dalam menjalankan unit usaha dikarenakan harus membagi waktunya antara madrasah, kuliah, dan unit usaha.
Faktor penghambat selanjutnya yaitu kepengurusan dari unit usaha mengalami perubahan dan penyesuaian dalam menjalankan unit usaha. Seperti yang disampaikan oleh Nuha Naihul Falah sebagai berikut:
“Penghambat dalam pengorganisasian yaitu struktur kepengurusan unit usaha yang mengalami perubahan dan penyesuaian dikarenakan karyawan tidak ada lagi pondok atau mengundurkan diri pada waktu dan kondisi tertentu.”39
Dari keterangan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dari pengontrolan unit usaha yaitu kurangya sumber daya yang mumpuni dalam menggantikan karyawan yang sudah tidak ada di pondok atau mengundurkan diri.
38 Erwin Ihsanuddin, Wawancara 1 September 2023.
39 Nuha Naihul Falah, Wawancara 28 Agustus 2023.
c. Kepempinan
Faktor penghambat dari kepemimpinan adalah kurangnya komunikasi yang efektif antara pengurus Khoddamul Ma’had dengan setiap pengurus unit usaha yang dinaungi. Seperti yang disampaikan oleh Anang Septian bahwa:
“Faktor penghambat dari kepemimpinan adalah kurangnya komunikasi yang baik antara pengurus Khoddamul Ma’had kepada pengurus unit usaha atau pengurus unit usaha dengan anggotanya.”40
Dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dari kepemimpinan yaitu miskomunikasi dengan pengurus Khoddam selaku pengurus pusat dengan pengurus unit usaha yang ada dibawahnya.
Faktor penghambat dari kepemimpinan selanjutnya yaitu pembagian tugas unit usaha yang ada masih bersifat rangkap/ganda.
Seperti yang diungkapkan oleh Irvan Nasikhin dibawah ini:
“Faktor penghambat dari kepemimpinan yakni pembagian tugas unit usaha yang masih rangkap/ganda dikarenakan ada karyawan yang boyong atau sudah tidak ada lagi di pondok sehingga tugas sementara diembankan oleh ketua unit usaha atau karyawan yang sudah senior sampai ada pengganti karyawan yang siap untuk mengemban tugas tersebut.”41
Dari keterangan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat dari unit usaha yaitu pembagian tugas unit usaha masih bersifat rangkap/ganda yang diembankan kepada ketua unit usaha sampai ada karyawan yang siap untuk menggantikan tugas itu.
Faktor penghambat yang terakhir yaitu kurangnya pendekatan pengurus Khoddamul Ma’had untuk melakukan motivasi kepada ketua atau karyawan. Seperti yang diungkapkan oleh Erwin Ihsanuddin sebagai berikut:
40 Anang Septian, Wawancara 5 September 2023.
41 Irvan Nasikhin, Wawancara 2 September 2023.
“Faktor penghambat di unit usaha yaitu kurangnya pendekatan pengurus Khoddamul Ma’had dalam melakukan motivasi kepada ketua atau karyawan unit usaha yang dibawahnya karena pembimbing kurang maksimal dalam menegur atau memberi arahan kepada pengurus Khoddamul Ma’had.”42 Dari keterangan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penghambat dari unit usaha yang terakhir yaitu kurangnya pendekatan pengurus Khoddamul Ma’had dalam melakukan motivasi terhadap ketua atau karyawan unit usaha yang dibawahnya.
d. Pengontrolan
Faktor penghambat dari pengontrolan berikutnya yaitu pelaporan unit usaha yang belum terdokumentasikan dengan baik.
Seperti wawancara berikut dengan Rizal Nurdin sebagai berikut:
“Pelaporan unit usaha yang sederhana atau belum terdokumentasikan dengan baik yang hanya menulis pada kertas manual karena ada isi dari rapat yang bersifat rahasia dan masih bercampur dengan hal lainnya.”43
Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa unit usaha masih melaporkan unit usaha secara manual dan belum terdokumentasikan dengan baik karena ada isi dari rapat yang bersifat rahasia dan masih bercampur dengan hal lainnya.
D. Dampak Unit Usaha Di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak