• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Pendukung dan penghambat upaya tokoh agama dan

BAB I V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Penyajian Hasil Penelitian

3. Faktor Pendukung dan penghambat upaya tokoh agama dan

- Memberi nasihat-nasihat sebagai langkah pencegahan perilaku yang negatif

Maka dari itu, di perlukan keserasian antar tokoh agama, Guru pendidikan agama islam dan juga masyarakat dalam rangka mengurangi serta mengantisipasi perilaku agresif yang dilakukan oleh para remaja, agar tercipta lingkungan yang kondusif. Serta membina dan mengarahkan para remaja yang berperilaku agresif untuk menjadi remaja yang dapat di harapkan dimasa mendatang.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Tokoh Agama Dan Guru

2. Kesadaran Sosial dan Eksistensi Pendidikan Formal

Yaitu peranan pendidik ditengah-tengah anak delinquency sebagai motivator dan dinamisator bagi perkembangan mental.

3. Eksistensi Pendidikan Formal

Yaitu sebagai bekal sekaligus sebagai sandaran masa depan yang lebih baik, tepat sekali apa bila anak delinquency memiliki keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

4. Anak Delinquency Sebagai Anggota Masyarakat

Yaitu keseluruhan upaya yang di arahkan dalam proses resosialisasi memungkinkan anak menyatu dengan delinquency masyarakat.

b. Faktor Penghambat

Adapun Faktor yang timbulnya kenakalan remaja ( delinquency)..92 1. Broken Home dan Quasi Broken Home

Menurut pendapat umum pada broken home ada kemungkinan besar bagi terjadinya kenakalan remaja, dimana terutama perceraian atau perpisahan orang tua mempengaruhi perkembangan si anak.

2. Keadaan Jumlah Anak yang Kurang Menguntungkan

Aspek lain didalam keluarga yang dapat menimbulkan anak remaja menjadi delinquency adalah jumlah anggota keluarga (anak) serta kedudukannya yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa anak.93

92Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 125

93Sudarsono, Kenakalan Remaja, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 125-127

3. Pola Mendidik Bertipe Mititer

Pola mendidik yang dilakukan oleh orang tua sangat beragam.

Kecendrungan mempraktekkan cara mendidik tertentu biasanyann dipengaruhi oleh latar belakang orang tua. Orang tua yang pada masa kecilnya mendapat pendidikan yang keras dan tegas akan memiliki kecendrungannya kepada anaknya. Pada perkembangannya orang tua akan memaksakannya kedisiplinan kepada anak-anaknya, meskipun untuk melakukan hal tersebut orang tua harus bersikap tegas, keras dan tidak sedikit menggunakan ancaman, hukuman atau kekerasan kepada anak- anaknya. Orang tua seperti ini beranggapan apa yang dilakukannya sematamata mengedepankan kuatnya keinginan dan cita-cita agar anak meraih keberhasilan dimasa datang. Mereka selalu berpikiran apa yang mereka lakukan demi kebaikan anak, meskipun harus mengesampingkan perasaan dan kondisi anak. Seolah dalam camp militer, anak dipaksa mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan oleh orang tua dan hukuman telah menunggu bagi siapa saja yang melanggarnya. Inilah pola mendidik anak bertipe militer. Ada perintah dan aturan yang tegas, ada sanksi yang keras dan cenderung tidak ada toleransi bagi pelanggaran.

4. Pola Mendidik Bertipe Permisif

Tipe orang tua yang bersifat seperti ini yaitu orang tua yang tega membiarkan anaknya tanpa mendidik mereka sedikitpun. Jangankan mendidik anak dalam hal pemahaman dan pelaksanaan Agama, mendidik anak untuk bersikap baik tidak pernah dilakukannya.

5. Keluarga Adalah Sumber Utama Kenakalan Remaja Atau Berperilaku Agresif Negatif.

Keluarga merupakan merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan dan didalam nya anak mendapatkan pendidikan pertama kali paling kuat dalam membesarkan anak terutama bagi anak yang belum sekolah. oleh karena itu keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan anak, keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi anak, sedangkan keluarga yang jelek akan berpengaruh negatif bagi anak itu sendiri.94

6. Faktor Lingkungan

Lingkungan tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan anak. lingkungan adakalahnya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak mudah kriminal dan anti sosial, yang bisa merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada anak-anak puber dan adolesnes yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak mudah ini mudah terjangkit oleh pola kriminal, asusila dan anti sosial.95

Agresivitas yang tidak wajar, dimana terdapat kecenderungan tingkah laku agresif yang di munculkan remaja, kecenderungan ini menandakan kepribadian yang agresif. Keadaan ini akan mempunyai efek negatif baik bagi diri sendiri maupun lingkungan. Deteksi permasalahan perkembangan ketika remaja masih duduk dibangku sekolah hingga memunculkan perilaku-perilaku yang menyimpang. Secara sosial, kedekatan remaja dengan lingkungan memberikan

94Sudarsono, Kenakalan Remaja. ( Jakarta: Rineika Cipta,2012), h. 125

95Kartini kartono, Kenakalan Remaja,(Jakarta PT Raja, Grafindo Prasada, 2003), H. 124- 127 .

pengaruh paling dominan dalam perilaku dan sikap sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan pengarahan dan bimbingan dari orang-orang yang dapat menjadi panutan, dalam hal ini, tokoh agama adalah orang yang paling berkontribusi dalam pengawasan dan pengarahan remaja. Tokoh agama merupakan orang yang menjadi panutan dan orang yang memberi bimbingan kepada warga masyarakat lainnya. Dalam proses bimbingan tersebut, tokoh agama harus menjalin kerja sama dan interaksi sosial sesamanya dalam membina keharmonisan dan kerukunan hidup. sebagai seseorang yang berilmu ter-utama nya dalam hal perkaitan dalam islam, iawajar dijadikan sebagai role-model dan tempat rujukan ilmu bagiorang lain.96

Dalam kasus yang ada di Desa Lubuk Unen, agresivitas remaja lebih dominan timbul karena pergaulan. Hal ini menciptakan perilaku-perilaku agresif seperti bertengkar dengan temannya, saling menghina, tawuran, minum-minuman keras, menjaili temannya sendiri, melawan orang tua, balapan motor, dan berkata kotor. Pergaulan yang menimbulkan perilaku semacam ini berdampak buruk bagi perkembangan kepribadian remaja yang nantinya terbentuk karakter-karakter yang tidak disukai oleh masyarakat. Bahkan perhatian perangkat Desa dan tokoh masyarakat menjadi lebih di kedepankan demi terwujudnya generasi yang baik dan bisa diharapkan. 97

Sebagai generasi penerus yang akan menggantikan estafet generasi orang tua, para generasi remaja di Desa Lubuk Unen sudah barang tentu harus dibina

96Muhammad Rizqi, Peran Tokoh Agama dalam Membina Akhlakul Karimah Ibu- IbuBuruh Tani Umur 30-50 Tahun di Desa Karangkerta Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu,( Skripsi, IAIN Syekh Nurjati Cerbon, 2015), h. 2

97Hasil “Wawancara” Bapak Sari, Tokoh Masyarakat Yang Ada Di Desa Lubuk Unen, Pada Hari Rabu 19 Agustus 2020. Pukul 16:00 Wib.

dengan sungguh-sungguh agar mereka menjadi generasi penerus yang bertanggung jawab dan bermoral.98 Kewajiban untuk membina tidak cukup diserahkan kepada tokoh agama saja, tetapi keluarga dan lingkungan masyarakat juga mempunyai peranan yang sama. Prinsip-prinsip mendidik dalam aspek ketaatan beribadah dan kedisiplinan terhadap perintah dan larangan Tuhan memerlukan proses pendidikan yang continue, sistematis dan terarah, serta sedini mungkin. Makin tinggi disiplin terhadap Tuhan, makin taat ia beribadah kepada- Nya.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Bentuk Perilaku Agresif Negatif Anak Remaja Yang Ada Di Desa Lubuk Unen Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah

Adapun Bentuk-bentuk Perilaku Agresif Negatif yang di lakukan Oleh Para Remaja Desa Lubuk Unen Kecematan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah yaitu:

a. Bekelahi

Dimana para remaja yang ada di desa lubuk unen tidak jarang menimbulkan kesan yang begitu buruk dimata orang, karena perilaku yang yang buruk.

b. Berbohong

Berbohong merupakan salah satu jenis kenakalan yang sering dilakukan oleh remaja di Desa Lubuk Unen. alasan mereka berbohong adalah untuk menutupi kesalahannya.

98Hasil Observasi” wawancara” dengan bapak sarkawi tokoh agama Desa Lubuk Unen, hari minggu 16 agustus 2020. pukul 09:00 wib

c. Mencuri

Berdasarkan hasil observasi peneliti pencurian yang berada di Desa Lubuk Unen rata-rata kurangnya perhatian dari orang tua karena kebiasaan kecanduan merokok, minum-minuman keras, karena orang tua hanya memberikan uang pas-pasan bagi mereka sehingga untuk mendapatkan uang tambahan mereka mengambil jalan pintas yaitu dengan mencuri.

d. Menonton Film Pornografi

Pornografi adalah gambar, sketsa,ilustrasi, foto, tulisan, gambar bergerak, suara dan berbagai bentuk media komunikasi lainnya yang di pertunjukan dimuka umum, sehingga membuat kecabulan dan eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan yang ada dimasyarakat.99

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, hadirnya internet memberikan kesan tersendiri bagi masyarakat di Desa Lubuk Unen khususnya bagi remaja.

mereka meakses internet menjadi rutinitas dalam pergaulan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Namun akibat kurangnya perhatian dari orang tua sehingga anak remaja khusunya di Desa Lubuk Unen salah dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Perilaku menyimpang seperti adanya remaja yang hobi mengkoleksi foto-foto vulgar dan menyimpan video yang berbau pornografi sehingga di jadikan sebagai wadah tersediri bagi mereka sebagai hiburan.100

99Observasi Penelitian Di Desa Lubuk Unen Pada Hari Senin 3 Agustus 2020 Pukul:

9:30-10-30 Wib.

100Ainur Rafiq, Upaya Tokoh Agama Dalam Menangani Remja Yang Berperilaku Agresif Di Masyarakat, Semarang: 2018. h 62-63.

Berdasarkan paparan di atas, ada beberpa analisis menurut para peneliti, di antaranya sebagai berikut:

1. Solusi Kenakalan Remaja menanggulangi kenalan remaja dalam Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana yang telah di paparkan dalam bab II lalu di kaitkan dengan bab III bahwa di antara tujuan pendidikan Islam adalah manusia di ciptakan dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu, dimana tujuan manusia di ciptakan hanya untuk Allah, sedang tugasnya yaitu untuk beribadah dan sebagai khalifah / wakil Allah di muka bumi ini.

Pada zaman sekarang ini. Melihat fenomena pada zaman sekarang ini, telah di temukan banyak remaja yang sudah menjauh dari nilai-nilai al- Qur’an, sehingga hal tersebut mengakibatkan remaja memiliki perilaku atau tindakan yang melanggar terhadap norma-norma sosial, hukum, dan norma agama yang berlaku dalam masyarakat. Dan tentunya perilaku yang demikian tidaklah layak di jadikan sebagai wakil Allah di muka bumi sebagaimana tujuan pendidikan Islam.101

Menurut pendidikan Islam, penanggulangan kenakalan remaja dapat di bagi dalam pencegahan yang bersifat umum dan pencegahan yang bersifat khusus, diantaranya:

101Arifin, Pedoman Pelaksanaan .., h. 81.

1. Ikhtiar pencegahan yang bersifat umum meliputi:

a. Usaha pembinaan pribadi remaja sejak masih dalam kandungan melalui ibunya, dan setelah lahir, anak perlu diasuh dan dididik dalam suasana yang stabil, menggembirakan serta optimisme.

b. Pendidikan dalam lingkungan sekolah, yaitu dengan cara memberikan pendidikan moral yang tentunya dimulaidaripara guru atau pendidik dengan memberikan contoh kepada anak didiknya.

c. Pendidikan di luar sekolah dan rumah tangga. Dalam rangka mencegah atau mengurangi timbulnya kenakalan remaja akibat penggunaan waktu luang yang salah, maka pendidikan diluar instansi tersebut diatas mutlak perlu ditingkatkan.102

2. Usaha-usaha Pencegahan yang bersifat khusus

Untuk menjamin ketertiban umum, khususnya dikalangan remaja perlu diusahakan kegiatan-kegiatan pencegahan yang bersifat khusus dan langsung sebagai berikut:

a. Pengawasan

b. Pendekatan-pendekatan khusus terhadap remaja yang sudah menunjukkangejala-gejala kenakalan perlu dilakukan sedini mungkin.

Sedangkan tindakan represif terhadap remaja nakal perlu di lakukan pada saat-saat tertentu oleh instansi Kepolisian Setempat.

102Arifin, Pedoman Pelaksanaan..., h. 82

2. Upaya Tokoh Agalam dan Guru Pendidikan Agama Islam dalam penanggulangan kenakalan remaja di Desa Lubuk Unen Kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah.

Dari berbagai permasalahan yang terjadi di kalangan remaja masa sekarang, maka tentunya ada beberapa upaya yang di gunakan oleh tokoh agama dan Guru Pendidikan agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja di Desa Lubuk Unen Kecamatan merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah.:

a. Pembinaan dalam Keluarga

Upaya orang tua dalam mendidik anaknya dapat di lakukan dengan berbagai cara, hal terpenting berupa memberikan perhatian yang cukup pada anak-anak, serta bisa dengan memasukkan anak ke lembaga pendidikan agama, atau dilakukan melalui pendidikan keluarga seperti mengajarkan remaja tentang nilai-nilai agama yang harus ditanamkan sejak kecil. Pengamatan penulis tentang upaya yang dilakukan oleh Bapak Sudirman, salah satu orang tua di Desa Lubuk Unen yang mendidik anaknya dengan cara ketat. Pendidikan yang diterapkan sangat membuat anaknya hati-hati dalam berbuat, jika ketahuan anak meminum-minuman keras maka anaknya akan diusir dari rumah, kemudian cara lain yang dilakukan untuk menanamkan nilai agama pada anaknya yaitu dengan memasukkan ke madrasah, pesantren dan mengikuti remaja masjid serta yasinan.

b. Memberikan Pendidikan Agama yang cukup pada Remaja

Upaya tokoh agama dalam mendidik remaja dapat dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan mengajak para remaja dalam kegiatan- kegiatan keagaamaan, seperti mengikuti sertakan para remaja dalam kegiatan hari besar Islam Maulid Nabi Muhammad SAW, atau Isra’

Mi’raj, dan mengadakan lomba-lomba keagamaan dalam rangka Tahun Baru Hijriah. Kepedulian tokoh agama merupakan harapan yang sangat besar dalam rangka mendukung peningkatan pembinaan pendidikan akhlak bagi remaja. Tokoh agama dapat memberikan dorongan moral terhadap perkembangan remaja sehingga tumbuh dan berkembang menjadi remaja yang shaleh, patuh kepada orang tua serta memiliki perilaku baik dan tidak meresahkan masyarakat.103

c. Membentuk Lingkungan Masyarakat yang baik

Sebagaimana disebutkan di atas lingkungan masyarakat merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi perilaku remaja, maka untuk menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang sholeh, memilih teman yang dekat dengan khalik dan masih banyak cara lain yang bisa kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakukan, maka peluang bagi remaja atau anak untuk melakukan hal negatif akan sedikit berkurang. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang paling dekat dengan remaja, karena setelah lingkungan keluarga maka remaja akan

103Hasil Wawancara dengan tokoh Agama, Bapak Kana Desa Lubuk Unen kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah.

lebih banyak menghabiskan waktunya di dalam lingkungan masyarakat, dengan adanya lingkungan masyarakat yang baik, akan dapat membentuk perilaku remaja yang baik pula. Selain itu dengan adanya lingkungan masyarakat yang baik akan membentuk remaja berfikiran positif dalam menghadapi masalah.104

d. Pendidikan dalam lingkungan sekolah, yaitu dengan cara memberikan pendidikan moral yang tentunya dimulai dari para guru atau pendidik dengan memberikan contoh kepada anak didiknya.

e. Pendidikan di luar sekolah dan rumah tangga. Dalam rangka mencegah atau mengurangi timbulnya kenakalan remaja akibat penggunaan waktu luang yang salah, maka pendidikan diluar instansi tersebut diatas mutlak perlu di tingkatkan.

f. Memantapkan pendidikan akidah ( aspek iman)

Pendidikan akidah pada periode usia remaja ini tidak cukup hanya dengan pengetahuan-pengetahuan pengetahuan yang kurang mendasar, melainkan harus diberikan pula ilmu-ilmu yang meyakinkan. dalil-dalil naqli ( yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits) dan dalil-dalil naqli ( akal sehat) tentang akidah islamiayah harus diberikan, meskipun baru taraf permulaan. dengan pemantapan akidah berupa ilmu-ilmu tauhid ini., di harapkan anak akan terbimbing menuju keyakinan secara mantap. anak- anak akan dapat meyakini betul akan akidah islamiyah. mereka benar-

104Hasil Wawancara Kepala Desa, Wira Hadi.S.Sos. Desa Lubuk Unen Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah.

benar meyakinkan bahwa Allah-lah tuhan yang hak, sedangkan ketuhanan yang lain adalah batil.105

g. Memantapkan Pendidikan Ibadah

Usia remaja (baligh) menandakan anak telah berdiri sendiri sebagai mukallaf. artinya anak berkewajiban memikul beban kewajiban dari tuhannya dan kewjiban menjauhi larangan-larangan-nya. lebibawa diri nya telah berstatus mukallaf. mengingat anak itu telah berstatus mukallaf ini, maka pihak orang tua hendaknya bersikap tegas dalam memerintahkan anak agar aktif melaksanakan kewajiban-kewajiban yang dibebankan tuhan dan tugas pula salam melarang anak agar jangan sampai berani melanggar larangan-larangan tuhan.

3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Upaya Tokoh Agama Dan Guru Pendidikan Agama Islam Mengenai Perilaku Agresif Negatif Di Desa Lubuk Unen Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah Kenakalan remaja bukan hanya di sebabkan oleh latar belakang keluarga yang tidak utuh saja, Tetapi kenakalan remaja juga bisa muncul karena adanya keinginan pribadi di dalam diri individu. Sama halnya dengan subjek, ada yang melakukan kenakalan karena keinginan pribadi di dalam diri sendiri demi mendapatkan sesuatu atau kepuasan yang di inginkan.106. Kenakalan yang di lakukan adalah atas pilihan, interes, motivasi atau kemauannya sendiri. \

105Hasan Basri, Problemtika Remaja Dan Solusinya, Januari 2004. h, 18

106Nurianto Dodid Kenakalan Remaja pada Anak Didik Lembaga Pemasyarakatan Anak Proyeksi, Vol. 7 (1) 2012, 45-53

a. Faktor Pendukung

1. Pola Mendidik Bertipe Komunikatif/Demokratis Pola mendidik jeni ini mengedepankan adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak.

Orang tua membiasakan dirinya dan anaknya untuk saling berdiskusi, bertukar pendapat, atau saling berkomunikasi terhadap setiap permasalahan yang ada. Meskipun usia anak masih belia, tidak ada salahnya bila ia di biasakan untuk selalu di ajak berkomunikasi dua arah.

Orang tua menyampaikan hal-hal yang perlu disampaikan pendapatnya berdasarkan kemampuan danya pikirannya.

2. Kesadaran Sosial dan Eksistensi Pendidikan Formal

Yaitu peranan pendidik ditengah-tengah anak delinquency sebagai motivator dan dinamisator bagi perkembangan mental.

3. Eksistensi Pendidikan Formal

Yaitu sebagai bekal sekaligus sebagai sandaran masa depan yang lebih baik, tepat sekali apa bila anak delinquency memiliki keterampilan yang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

b. Faktor Penghambat

1. Pola Mendidik Bertipe Permisif

Tipe orang tua yang bersifat seperti ini yaitu orang tua yang tega membiarkan anaknya tanpa mendidik mereka sedikitpun. Jangankan mendidik anak dalam hal pemahaman dan pelaksanaan Agama, mendidik anak untuk bersikap baik tidak pernah dilakukannya.

2. Keluarga Adalah Sumber Utama Kenakalan Remaja Atau Berperilaku Agresif Negatif.

Keluarga merupakan merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan, mendewasakan, dan dan didalam nya anak mendapatkan pendidikan pertama kali paling kuat dalam membesarkan anak terutama bagi anak yang belum sekolah. oleh karena itu keluarga memiliki peran penting dalam perkembangan anak, keluarga yang baik akan berpengaruh positif bagi anak, sedangkan keluarga yang jelek akan berpengaruh negatif bagi anak itu sendiri.107

3. Faktor Lingkungan

Lingkungan tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan perkembangan anak. lingkungan adakalahnya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak mudah kriminal dan anti sosial, yang bisa merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada anak-anak puber dan adolesnes yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak mudah ini mudah terjangkit oleh pola kriminal, asusila dan anti sosial.108

Berdasarkan hasil temuan, analisis dan pembahasan tiap kasus dapat disimpulkan:

1. Kenakalan remaja pada anak di latar belakangi oleh struktur keluarga yang tidak utuh, seperti orang tua yang bercerai, orang tua yang berpisah tempat tinggal, orang tua yang tidak lagi memperdulikan subjek dan menitipkan subjek dengan kerabat lain.

107Sudarsono, Kenakalan Remaja. ( Jakarta: Rineika Cipta,2012), h. 125

108Kartini kartono, Kenakalan Remaja,(Jakarta PT Raja, Grafindo Prasada, 2003), H. 124- 127 .

2. Faktor-faktor yang mendorong perilaku nakal subjek terdiri dari dua jenis yaitu: faktor eksternal seperti pengaruh lingkungan pergaulan yang negatif/buruk dan dorongan atau ajakan dari teman; dan faktor internal seperti keinginan subjek demi memenuhi dorongan seksual, keinginan mendapatkan uang, keinginan memiliki suatu barang, keinginan untuk bersenang-senang dengan teman-teman, dan keinginan untuk melampiaskan perasaan tertekan yang dialami dari perlakuan orang tua atau wali.

3. Perilaku nakal pada subjek dapat digolongkan kedalam empat kelompok besar yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik seperti pemerkosaan, perkelahian, dan pembunuhan.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi seperti perampokan dan pencurian

c. Kenakalan yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain seperti tindakan asusila dengan menjadi pekerja seks komersial (PSK), minum-minuman beralkohol, menonton film porno, seks bebas, aborsi, berjudi, balap liar.

d. Kenakalan yang melawan status seperti membolos sekolah.

Kenakalan remaja pada subjek memiliki dampak yang tidak bisa subjek hindari. Dampak-dampak tersebut seperti Hukum dikucilkan dari masyarakat dan dikeluarkan dari sekolah dan mendapatkan hukuman pidana selama waktu yang ditentukan berdasarkan pasal yang subjek langgar.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah di uraikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perilaku agresif Remaja yang terjadi di Desa Lubuk Unen kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah menjadi perhatian lebih oleh Tokoh Agama, Guru Pendidikan Agama Islam maupun masyarakat sehingga di butuhkan pengarahan dan bimbingan agar perilaku tersebut dapat di atasi dan di selesaikan. Adapun perilaku agresif remaja di Desa Lubuk Unen lebih dominan di sebabkan oleh lingkungan pergaulan.

Perilaku agresif yang mereka lakukan sudah menjurus pada timbulnya hal yang sangat mengkhawatirkan pada masa depan para remaja. Hal ini menciptakan perilaku-perilaku menyimpang seperti saling menghina, perkelahian,berbohong, mencuri, menonton film pornografi dan lain sebagainya. Kondisi demikian tentunya menjadi permasalahan pokok yang harus segera di cegah, agar perilaku agresif yang mereka lakukan tidak berlarut-larut sehingga ketika masalah tersebut sudah diketahui, peran serta masyarakat untuk melaporkan hal tersebut kepada Tokoh Agama dan pihak Desa menjadi sangat penting agar hal tersebut dapat dicegah dan dicarikan penyelesaiannya.

104

2. Adapun upaya yang di lakukan oleh tokoh agama Guru pendidikan agama islam dalam menangani remaja berperilaku agresif negatif di Desa Lubuk Unen kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah:

a. mendidik para remaja untuk mengaji dan belajar agama,

b. melibatkan remaja agar ikut serta dalam kegiatan sosial maupun keagamaan,

c. memberi nasihat-nasihat yang baik.

3. Faktor pendukung Dapat Di simpulkan Bahwa Upaya tokoh agama dan guru pendidikan agam islam dalam menangani remaja berperilaku agresif negatif desa lubuk unen kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah adalah Pola Mendidik Bertipe Komunikatif/Demokratis Pola mendidik jeni ini mengedepankan adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan anak. Orang tua membiasakan dirinya dan anaknya untuk saling berdiskusi, bertukar pendapat, atau saling berkomunikasi terhadap setiap permasalahan yang ada, Kesadaran Sosial dan Eksistensi Pendidikan Formal, dan Eksistensi Pendidikan Formal Yaitu sebagai bekal sekaligus sebagai sandaran masa depan yang lebih baik Yaitu peranan pendidik ditengah-tengah anak delinquency sebagai motivator dan dinamisator bagi perkembangan mental.

Faktor penghambat upaya tokoh agama dan guru pendidikan agama islam dalam menangani remaja berperilaku agresif negatif di Desa Lubuk Unen adalah, Pola Mendidik Bertipe Permisif Tipe orang tua yang bersifat seperti ini yaitu orang tua yang tega membiarkan anaknya tanpa mendidik

Dokumen terkait