• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Jiwa Pada Remaja

BAB II LANDASAN TEORI

D. Upaya yang di lakukan Tokoh Agama dan Guru Pendidikan Agama

2. Perkembangan Jiwa Pada Remaja

Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada para remaja turut di pengaruhi perkembangan itu. maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tidak keagamaan yang tanpak pada para remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut:

a. Pertumbuhan Pikiran Dan Mental

Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima dari masa kanak- kanaknya sudah tidak menarik lagi bagi mereka. sifat kritis dalam pelajaran agama mulai timbul. selain masalah agama, mereka pun tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi dan norma-norma kehidupan lainnya.

b. Perkembangan Perasaan

Berbagai perasaan telah berkembang pada remaja. perasaan sosial, etis dan estetis mendorong remaja untuk menghayati berkehidupan yang terbiasa

dalam lingkungannya. kehidupan religious akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat kea rah hidup yang lebih religious pula. sebaliknya, bagi remaja tang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan mudah didominasi dorongan seksual. masa remaja merupakan masa kematangan seksual. didorong oleh perasaan ingin tahu dan perasaan super, remaja lebih mudah terperosok kea rah tindakan seksual yang negatif.

c. Pertimbangan Sosial

Corak keagamaan pada remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. dalam kegiatan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan aterial. remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersikap materialis.38

d. Perkembangan Moral

Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. tipe moral yang juga terlihat pada para remaja juga mencukupi:

1. Self-Directive, taat terhadap agama atau moral berdasarkan pertimbangan pribadi.

2. Adaptative, mengikuti situasi lingkungan tanpa mengadakan kritik.

3. Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap ajaran agama dan moral.

38Hasan Basri, Problemtika Remaja Dan Solusinya, Januari 2004.Hlm, 18

4. Unadjusted, belum meyakini akan kebenaran agama dan moral

5. Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.

Kemudian Upaya Guru pendidikan agama islam menanggulangi remaja yang berperilaku agresif negatif adalah Usaha yang dimaksud di sini adalah sebuah upaya yang di lakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam untuk mengatasi permasalahan kenakalan siswa. Usaha ini di lakukan dengan melibatkan semua komponen disekolah, guru terutama guru Pendidikan Agama Islam, serta siswa yang di harapkan mampu bekerjasama dengan baik. Kenakalan remaja bukan hanya sekedar membutuhkan nasehat tetapi juga membutuhkan adanya figur yang dapat menjadi teladan bagi mereka dalam menjalani kehidupan ini. Keteladanan yang di maksud adalah keteladanan yang bersal dari orang tua mereka dan juga dari masyarakat yang ada disekitar mereka. Hal ini di karenakan karena adanya gejolak jiwa yang sebelumnya mereka tidak merasakannya, namun ketika pada masa remaja inilah baru mereka rasakan pada saat itu pula mereka membutuhkan seseorang yang mereka teladani baik dari sikap, tingkah laku, dan lisan mereka.

Menurut Sofyan S. Willis tindakan untuk mencegah dan mengatasi kenakalan dapat di bagi menjadi 2 bagian.39

1. Pembinaan terhadap remaja yang tidak melakukan kenakalan, di laksanakan di rumah, sekolah, masyarakat. Pembinaan seperti ini telah

39Sofyan S. Willis, Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.71.

diungkapkan pada upaya preventif yaitu upaya menjaga jangan sampai terjadi kenakalan remaja.

2. Pembinaan terhadap remaja yang telah mengalami tingkah laku kenakalan atau yang telah menjalani suatu hukuman kerena kenakalannya. Hal ini perlu dibina agar supaya mereka tidak mengulangi lagi kenakalannya.

Upaya ini terutama di tujukan untuk memasyarakatkan kembali anak-anak yang telah melakukan kejahatan, agar supaya mereka kembali menjadi manusia yang wajar. Pembinaan dapat diarahkan dalam beberapa aspek:

a. Pembinaan mental dan kepribadian beraagama

b. Pembinaan mental ideologi negara yakni Pancasila, agar menjadi warga negara yang baik.

c. Pembinaan kepribadian yang wajar untuk mencapai pribadi yang stabil dan sehat.

d. Pembinaan ilmu pengetahuan.

Semua tindakan atau upaya yang di lakukan ini semata-mata untuk mengatasi dan mengantisipasi terjadinya kenakalan pada siswa, yang mana kenakalan siswa adalah sebagian masalah yang akan dihadapi oleh guru ataupun orangtua, maka dari itu tugas kita sebagai para pendidik mencari cara yang tepat untuk mengatasi kenakalan yang belum terjadi dan yang telah terjadi.

E. Kerangka Berfikir

Gambar 1.1 Kerangka Berfikir

Remaja

Kurang Prhatian Dari Orang

Tua

Kenakalan Remaja

Tingkat Pendidikan

Rendah

Rendahnya pendidikan orang tua

Tokoh Agama Dan Guru Pendidikan

Agama Islam

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian yang secara langsung kelapangan guna memperoleh data-data dan informasi dari berbagai sumber. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif karena penelitin kualitatif akan langsung masuk ke objek, sehingga masalah akan dapat di temukan dengan jelas. Melalui penelitian model ini, peneliti akan melakukan eksploitasi terhadap suatu obyek.

Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi sosial tersebut.

Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan yang jelas.

Jenis penelitian ini penulis gunakan karena mengingat data yang diperoleh berupa kata-kata atau kalimat dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama pelaksanaan penelitian. Penelitian ini diterapkan dengan tujuan untuk mendesikripsikan bagaimana perilaku agresif negatif yang di lakukan oleh remaja Desa Lubuk Unen. Pendekatan dan jenis penelitian ini digunakan oleh penulis

49

karena data yang hendak dikumpulkan penulis adalah tentang “Upaya tokoh agama dan guru pendidikan agama islam dalam menangani remaja yang berperilku agresif negatif yang ada di Desa Lubuk Unen kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah.” Dari ungkapan konsep tersebut jelas bahwa yang di kehendaki adalah suatu informasi dalam bentuk deskripsi. Di samping itu ungkapan konsep tersebut lebih menghendaki makna yang berada di balik deskripsi data tersebut, karena itu penelitian ini lebih sesuai jika menggunakan pendekatan kualitatif.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di Desa Lubuk Unen kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah.

2. Waktu

Sesuai dengan surat izin penelitian dan waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 21 Juli – 1 September 2020.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yatu sebagai berikut:

1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan kepada Tokoh agama dan guru pendidikan agama islam

2. Data sekunder, untuk melengkapi dan mendukung data primer atau sebagai sumber data tambahan berupa foto para remaja di Desa Lubuk Unen..

Sesuai dengan fokus penelitian yaitu Upaya tokoh agama dan guru pendidikan agama islam dalam menangani remaja yang berperilaku agresif negatif di Desa Lubuk Unen. Maka, sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh anak remaja yang ada di Desa Lubuk Unen. Sedangkan sampel adalah tokoh agama dan guru pendidikan agama islam serta remaja.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial keagamaan terutama sekali penelitian kualitatif. Ia merupakan metode pengumpulan data yang paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia keilmiahan tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan.40

Menurut Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

40Sahiron Syamsudin, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadist ,(Yogyakarta:

Teras, 2007), h.57.

pengamatan dan ingatan.41

Sedangkan menurut Sudaryono mengemukakan bahwa observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.Observasi atau pengamatan juga termasuk suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan partisipasi ataupun non-partisipasi.42

Jadi, observasi adalah mengamati, melihat, mendengar, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena sosial dengan cara mencatat, merekam, mendokumentasi guna penemuan data analisis. Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap objek kemudian hasil pengamatan tersebut dituangkan dalam sebuah catatan. Adapun yang mejadi objek pengamatan dalam penelitian ini adalah Tentang Perilaku Agresif Negatif Remaja.

Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi partisipan, dimana peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi ini, maka data yang di peroleh lebih lengkap dan lebih jelas.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara sebagai cara pengumpulan data yang cukup efektif dan efesien bagi peneliti dan kualitas sumbernya termasuk dalam data primer. Wawancara

41Sugiyono, Metode penelitian Kualitatif, uantitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta, 2018), h.145.

42 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h.

87.

di gunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dan responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dapat dilakukan dengan cara terstruktur maupum tidak terstruktur dan ada juga dilakukan dengan melalui tatap muka.43

Menurut Nasution, wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.44 Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, yakni wawancara yang pewancaranya menentukan sendiri dan pertanyaan- pertanyaan yang akan di ajukan. Pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara jenis ini disusun dengan rapi dan ketat.

Teknik wawancara di fokuskan peneliti untuk menggali dan memperoleh data-data primer yang di butuhkan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan dengan kepala desa, tokoh agama, guru pendidikan agama islam dan kepala sekolah Madrasah Aliyah Darul Qalam Desa Lubuk Unen terkait dengan upaya tokoh agama dan guru pendidikan agam islam dalam menangani remaja yang berperilaku agresif negatif di Desa Lubuk Unen.

43Sugiyono, Metode penelitian Kualitatif, uantitatif dan R&D..., h. 137.

44 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h.

82.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Sedangkan yang berbentuk karya, misalnya karya seni, yang berupa gambar, patung, film dan lain-lain.Studi dokumen merupan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, masyarakat dan autobiografinya..45

Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk mengumpulkan data tertulis yang dibutuhkan oleh peneliti yaitu upaya tokoh agama dan guru pendidikan agama islam dalam menangani remaja berperilaku agresif di Desa Lubuk Unen.

Data-data tersebut, seperti foto kegiatan, profil madrasah, jumlah guru dan siswa, sarana prasarana yang terdapat di Desa Lubuk Unen.

E. Teknik Keabsahan Data

Untuk menghindari adanya data yang tidak valid, maka peneliti mengadakan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi digunakan untuk mendapatkan temuan dan interprestasi data yang lebih akurat

45Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadist, (Yogyakarta:

Teras, 2007), h.60.

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.

Triangulasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Triangulasi teknik peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Kemudian dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data, dimana sumber ini ialah untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. 46

Oleh karena itu, dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas dan pasti dan dengan triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data jika dibandingkan dengan satu pendekatan.

2. Review Informan

Cara ini digunakan jika peneliti sudah mendapatkan data yang diinginkan, kemudian unit-unit yang telah disusun dalam bentuk laporan,

46Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018), h.274.

kemudian unit-unit yang telah disusun dalam bentuk laporan di komunikasikan dengan informasinya. Terutama informan yang dipandang sebagai informan pokok (key informan), yaitu Tokoh agama dan guru pendidikan agama islam. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi sajian yang bisa disetujui mereka.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dengan mudah di pahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain.47

Dalam teknik analisis disini menggunakan model miles dan huberman.

Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), dan Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi).48

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu di catat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan rumit.

Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi

47Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.., h.244.

48 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.., h.246.

data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting, dicari tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu.

Dengan demikian data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti hp, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.49

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah proses penyusunan informasi secara sistematik dalam rangka memperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai temuan penelitian.

Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti untuk melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian. Pada penelitian ini data yang telah terorganisir disajikan dalam bentuk deskripsi informasi dalam bentuk narasi dan tabel.50

3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

49Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., h. 247.

50Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., h.249.

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpula yang kredibel.51

51Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D..., h.252.

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Lubuk Unen Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah.

1. Sejarah Desa Lubuk Unen

Desa Lubuk Unen berdiri sekitar tahun 1835 pada zaman perang di penogoro yang pada zaman dahulu masih menginduk pada pemerintahan pasirah lubuk sini yaitu pangeran kamidan dan singajaya dan termasuk bagian dari marga selupu baru. tak ada bukti sejarah yang pasti tentang terbentuknya Desa Lubuk Unen, hanya saja ada beberapa legenda masyarakat yang mengarah kesana yaitu antara lain kedatangan muning buas ( dalam bahasa rejang puting gito dan dalam bahasa jawa bangunan sugito) ke Desa Lubuk Unen yang konon ceritanya melarikan diri ke Bengkulu bersama sentot alibasyah yang pada saat itu merupakan salah satu pengawal dari pangeran dipenogoro. maka di ambil kesimpulan bahwa Desa Lubuk Unen mulai berdiri pada sekitar abad ke-18.

Nama Desa Lubuk Unen diambil dari nama pemandian yang artinya

“LUBUK” dalam bahasa indonesianya. Dimana konon katanya di Desa Lubuk Unen terdapat tempat yang di keramatkan yaitu “ PANCURAN TUJUH” pancuran tujuh menurut legenda masyarakat adalah tempat pemandian tujuh bidadari kayangan.52

52Profil Desa Lubuk Unen Berdasarkan sejarah desa.

Asal usul masyarakat Desa Lubuk Unen berasal dari desa tetangga yaitu desa taba turian sebakul, dimana pada waktu itu di desa tersebut terjadi kekacauan oleh “KEIT” yang dalam bahasa indonesianya berarti naga/ular besar. Oleh sebab itulah banyak warga desa yang pindah untuk menghindari bahaya tersebut, salah satu tempat yang mereka pilih untuk bermukim adalah TALANG DAET. Yang kemudian di kenal dengan nama LUBUK UNEN.

pada saat itu leluhur yang dikenal dengan nama gelar yang diberikan kepada pemimpin desa yaitu antara lain pembarap/ depati (setingkat dengan kepala desa), pemangku ( setingkat dengan kadun) dan alingan ( setingkat hansip).

2. Letak Geografis Dan Demografis Desa Lubuk Unen Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah

Desa Lubuk Unen terletak dikecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah provinsi Bengkulu yang berbatasan dengan:

- Sebelah utara berbatasan dengan desa susup kecamatan merigi sakti - sebelah timur berbatasan dengan desa penembang kecamatan merigi

kelindang

- sebelah selatan berbatasan dengan desa pungguk ketupak dan desa pungguk beringin kecamatan merigi kelindang

- sebelah barat berbatasan dengan desa taba durian sebakul kecamatan merigi sakti.53

Luas wilayah Desa Lubuk Unen adalah 1500 Ha dimana 60⁒berupa dataran yang bertopgrafi bukit-bukit, dan 30⁒ daratan yang

53Rencana pembangunan Desa Lubuk Unen pada tahun 2020-2025

dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk persawahan tanah dan 10⁒ untuk pemukiman penduduk. iklim Desa Lubuk Unen sebagaimana desa-desa lain diwilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap tanam pada lahan pertanian yang ada di Desa Lubuk Unen.

3. Jumlah Penduduk Desa Lubuk Unen

Menurut data terakhir Desa Lubuk Unen diketahui jumlah penduduk 1059 Jiwa.

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 516 Jiwa

2 Perempuan 543 Jiwa

Jumlah Keseluruhan 1059 Jiwa Sumber: Profil Desa Lubuk Unen Tahun 2020.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk Desa Lubuk Unen dengan keseluruhan adalah 1059 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, 516 orang laki-laki dan 543 orang perempuan. Dengan demikian penduduk Desa Lubuk Unen jumlah perempuan lebih banyak di bandingkan dengan jumlah laki-laki.54

54Mu’p, „Wawancara” Desa Lubuk Unen, Perangkat Desa Lubuk Unen Kecamatan merigi kelindang kabupaten Bengkulu tengah. Pada hari, Kamis 29 juli 2020.

Tabel 1.2 Usia Penduduk

Usia 0-17 Tahun Usia 18-56 Tahun Usia 56 Tahun Ke atas

650 Jiwa 750 Jiwa 220 Jiwa

Tabel 1.3

Tingkat Pendidikan Umum

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Lubuk Unen adalah sebagai berikut:

TK/PAUD SD SMP SMA DI-D3 SARJANA

30 Jiwa 210 Jiwa 170 Jiwa 150 Jiwa 10 Jiwa 45 Jiwa

Tabel 1.4

Tingkat Pendidikan Khusus Pesantren Sekolah

keagamaam

Sekolah luar biasa

Khusus keterampilan

8 Jiwa 140 Jiwa - -

Karena Desa Lubuk Unen merupakan desa pertanian maka sebagian besar bermata pencaharian sebagainya, selengkapnya sebagai berikut:

Tabel 1.5

Mata Pencaharian Penduduk Petani Pns Pegawai

swasta

Wira swas ta

Peda gang

Buruh Peter nak

Peng Rajin

Jasa

320 Jiwa

15 Jiwa

50 Jiwa

25 jiwa

30 Jiwa

150 Jiwa

15 jiwa

5 jiwa 3 jiwa

Sama halnya dengan desa-desa lain yang berada di Kecamatan, Merigi Kelindang, profesi sebagai petani menjadi jenis mata pencaharian utama (mayoritas) penduduk desa ini. Hal ini dapat dimaklumi karena wilayah ini termasuk merupakan kawasan yang masih begitu lebar bidang

tanah yang ditanami berbagai macam jenis tanam-tanaman seperti padi, singkong, jagung, dan sebagainya. Di satu sisi karena memang masyarakatnya tidak mempunyai pilihan lain selain menjadi petani, tingkat pendidikan yang sebagian besar adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) mempengaruhi pola berfikir dan mata pencaharian penduduk Desa Lubuk Unen.55

Pola hidup mereka, penulis mencoba akan menguraikan ke dalam uraian yang bersifat etnografi, yakni sebagai berikut:

a. Masyarakat Petani

Sama halnya dengan desa-desa lain yang berada di Kecamatan Merigi Kelindang, profesi sebagai petani menjadi jenis mata pencaharian utama (mayoritas) penduduk desa ini. Hal ini dapat dimaklumi karena wilayah ini termasuk merupakan kawasan yang masih begitu lebar bidang tanah yang ditanami berbagai macam jenis tanam-tanaman seperti padi, singkong, jagung, dan lain sebagainya. Di satu sisi karena memang masyarakatnya tidak mempunyai pilihan lain selain menjadi petani, tingkat pendidikan yang sebagian besar adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) mempengaruhi pola berfikir dan mata pencaharian penduduk Desa Lubuk Unen.56

b. Masyarakat Pegawai Negeri Sipil

Menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil merupakan suatu keberuntungan karena dengan profesi tersebut kiranya sudah mampu menjamin masa

55 Ponot S.Pd. “Wawancara” Perangkat Desa Lubuk Unen Kecamatan Merigi Kelindang Kabupaten Bengkulu Tengah. Pda Tanggal 29 Juli 2020

56H.Alirnan Dan Hendro,“Wawancara”Desa Lubuk Unen 1 Agustus 2020, Beliau Seorang Masyarakat Berprofesi Sebagai Petani Serta Observasi Lapangan Di Desa Lubuk Unen Pada Tanggal 1 Agustus 2020

Dokumen terkait