BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Faktor Penghambat Orang Tua dalam Meningkatkan Nilai-Nilai
itu saya juga menitipkan anak saya untuk belajar mengaji di TPA.
Semoga kebiasaan tersebut bisa memberikan dampak positif bagi anak saya.63
Dari wawancara diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa, sebagian orang tua ternyata cukup susah untuk mengajarkan anak melakukan sholat dengan tertib, maka dari itu untuk mensiasati mereka mengajak anaknya untuk sholat berjamaah di masjid padahal untuk persoalan yang satu ini orang tua yang bertanggung jawab secara penuh.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dilapangan menyimpulkan bahwa sebagian masyarakat di Kelurahan Tanjung Merdeka mengalami kesulitan dalam meningkatkan nila-nilai spiritual anaknya, hal itu terbatas pada pengetahuan dan keterampilan yang orang tua miliki. Tidak semua orang tua di Kelurahan Tanjung Merdeka berpendidikan ini menjadi salah satu factor mengapa mereka membiarkan anaknya tumbuh begitu saja tanpa ada suntikan spiritual untuk anaknya.
D. Faktor Penghambat Orang Tua dalam Meningkatkan Nilai-Nilai
56
bangun pagi saya sudah pergi bekerja, bahkan untuk mengurus keperluan anakpun saya kewalahan.64
Berdasarkan wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa factor yang menghambat orang tua dalam meningkatkan nila-nilai spiritual anaknya ialah berasal dari orang tua itu sendiri, terbatasnya waktu orang tua bertemu dengan anak berpengaruh besar terhadap perkembangan anak selanjutnya.
Hal yang berbeda diungkapkan oleh ibu Riska mengatakan bahwa:
Tantangan terbesar dalam meningkatkan nilai spiritual anak adalah anak-anak lebih suka Handpone. Bisa dibilang lebih banyak waktu yang digunakan untuk bermain hp daripada waktu untuk belajar, selain itu Televisi juga mendukung anak untuk malas melakukan aktivitas yang positif, kadang sampai berjam-jam berada di depan Televisi membuat anak menjadi kurang produktif.65
Hal yang sama juga disampaikan oleh Rasti anak berusia 6 tahun mengemukakan:
saya suka bermain hp untuk menonton youtube, biasanya kalau malam nonton sampai mau tidur.66
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ibu Yuli, mengatakan bahwa:
Anak saya sudah terbiasa bermain Handphone, ini sebenarnya kesalahan dari kami karna terlalu dini memperkenalkan Handphone kepada anak-anak, ketika masih batita saya sering menggunakan hp untuk menenangkannya, ini berdampak sampai sekarang yang tidak bisa terlepas menggunakan Handphone untuk menonton. Dulu sebagai sogokan untuk anak pasti menggunakan Handphone.67
Dari hasil wawancara diatas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa penggunaan Handphone dan alat elektronik memiliki pengaruh yang sanagt besar
64(Ria, Wawancara, 2021)
65(Riska, Wawancara, 2021)
66(Rasti, Wawancara, 2021)
67(Yuli, Wawancara, 2021)
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak-anak akan lebih menyukai menonton tv ataupun youtube sehinggap membuat anak menjadi kurang produktif.
Selain bebrapa factor penghambat diatas, kemungkinan besar lingkungan juga dapat menjadi penghambat dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anak.
Lingkungan keluarga sangat bertanggungjawab dalam membentuk kepribadian anak, dilingkungan keluarga maupun lingkungan sosial bisa sangat berpengaruh terhadap peningkatan nilai spiritual anak. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Mania, bahwa:
Dilingkungan sekitar rumah merupakan lingkungan yang kurang bagus bagi anak-anak, dapat dilihat banyaknya orang tua ataupun pemuda yang suka minum-minum, bahkan kadang-kadang mereka juga berjudi. Ditakutkan berdampak pada pertumbuhan anak sehingga mereka mencontoh apa yang dilihatnya.68
Hal yang hampir sama dikemukakan oleh Ibu Fatma :
Yang menjadi peghambat ialah ketika anak saya sedang bermain diluar, secara tidak lanngsung ketika dia bermain akan bertemu banyak orang dan bisa saja menirukan orang tersebut, apalgi yang dikhawatiran ialah anak tersebut meniru hal yang tidak baik, kemudian temannya juga dapat memberikan hal negative berupa perilaku ataupun sifat dari temannya tersebut69.
Sedangkan menurut Indri anak berusia 7 tahun mengemukakan:
Kadang saya melihat banyak teman-teman bertengkar dan saling merebut milik orang lain, suka juga memukul teman kalau tidak ddipinjami mainannya. Suka mendengar orang tua berbicara kasar.70
Kemudian peneliti memberikan pertanyaan kepada Ibu Mira, mengemukakan:
68(Mania, Wawancara, 2021)
69(Fatmah, Wawancara, 2021)
70(Indriani, Wawancara, 2021)
58
Factor penghambat bagi saya adalah tidak adanya fasilitas yang memadai didalam rumah, sarana untuk beribadah itu tidak ada seperti Mushollah dalam rumah ataupun poster-poster agama untuk anak kecil, hal ini menyulitkan ketika saya hendak mengajarinya sholat maupun mengaji alat-alata yang diperlukan tidak tersedia di rumah.71
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa ada bebrapa factor yang menghambat orang tua dalam meningkatkan kecerdasan spiritual anaknya, salah satunya factor lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial.
Tidak dipungkiri bahwa lingkungan ikut serta dalam membentuk cara belajar, hingga cara menyikapi sesuatu. lingkungan yang pertama kali mereka lihat tentu saja adalah lingkungan keluarga, dalam lingkungan ini orang tua harus bisa memberikan pendidikan yang baik untuk pertumbuhan anaknya, nilai-nilai moral harus ditanamkan sejak dini pada anak sehingga, ketika anak berada dalam lingkungan yang lebih luas atau berada diluar lingkungan keluarga anak akan senantiasa menjalankan apa yang telah didapatkan dalam keluarga.
71(Mira, Wawancara, 2021)
59
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumnetasi mengani Strategi Orang Tua dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Spiritual Anak dala Keluarga di Kelurahan Tanjung Merdeka Kecamatan Tamalate Kota Makassar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai spiritual anak usia dini di Kelurahan Tanjung Merdeka masih perlu penangan yang ekstra dari orang tuanya terlepas dari fitra anak yang pada umumnya suka dengan dunia bermain dan suka dengan hal-hal baru, banyak anak-anak dari mereka yang dibiarkan begitu saja oleh orang tuanya, tak jarang mereka saling berkelahi, berkata kasar bahkan sampai mencuri, banyak anak-anak yang kemudian tidak bisa dikendalikan dan akhirnya terjerumus kepada pergaulan bebas.
2. Strategi yang dilakukan oleh orang tua dalam meningkatkan nilai-nilai spiritual anaknya ialah yang pertama fokus pada memahami sifat dan karakter anak sehingga penanaman kecerdasan spiritual dapat melekat pada dirinya, kemudian strategi selanjutnya ialah pembiasaan hal-hal baik kepada anak baik dalam beribadah ataupun dalam melakukan aktivitas sehari-hari agar anak-anak terbiasa dengan kebaikan dan dapat mengimplementassikannya dikehidupan sehari-hari.
60
3. Faktor penghambat orang tua dalam meningkatkan nilai-nilai spiritual anak adalah kurangnya waktu kebersamaan dengan anak, penggunaan Handphone yang berlebihan serta factor dari lingkungan diluar rumah.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian, selanjutnya penulis akan mengemukakkan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan dan mempunyai sumbangsi moril bagi masyarakat, bangsa dan Negara, antara lain:
1. Kepada Orang tua diharapkan dapat lebih meluangkan waktu untuk bermain, menemani beraktifitas, dan mengajarkan pendidikan spiritual untuk anaknya sehingga terbentuk karakter anak yang baik.
2. Selanjutnya kepada peneliti hendaknya dapat mengembangkan penelitian ini dengan melakukan penelitian jangkauan luas dan mendalam. Hasil penelitian ini sekiranya bisa jadi bahan rujukan dan pengetahuan bagi penulis selanjutnya untuk mengembangkan, mengoreksi maupun melakukan perbaikan khusunya yang meneliti tentang strategi orang tua dalam meningatkan nilai-nilai spiritual anak usia dini.
61
Universitas Brawijaya Press (UB Press).
Al-Asqalany Al-Hafidz Ibu Hajar, 2015, Kitab Al Jami' Kumpulan Hadits Tentang Akhlak dan Adab Islami, Makassar, Bin Mahdin Group
Akademi orang tua indonesia surakarta (AORTA). 2018. Buku Pintar Orang Tua.
Solo. Tiga Serangkai Indonesi
Anjani Rovi Lailatul, 2019. “Penanaman Nilai-Nilai Spiritual Siswa di SMP al- Azhar Kelapa gading Surabaya”, Skripsi:Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Erisman Afri, Azhar Andi, 2015. manajemen strategi. Yogyakarta. Deepublish Fatkurrochman Muhammad. 2017. “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
(Telaah Pendapat Surah Luqman Ayat 13)”, Skripsi : IAIN Salatiga.
Hardayani, 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Cet. 1; Yogyakarta:
Pustaka Ilmu
Haslinda, 2012. “Peranan orang tua dalam membina kecerdasan spiritual Remaja dalam keluarga di desa Buakkang kab.Gowa”, Skripsi: Fakultas tarbiyah dan keguruan Universitas islam negeri alauddin Makassar.
Ilyas Yunahar, 2002. Kuliah Akhlak. Yogyakarta. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam.
Kementrian Agama RI, 2019. Alqur’an dan Terjemahan. Latjnah Pentashihan Al- Qur‟an (LMPQ). Jakarta
Majelis Tarjih Muhammadiyah. 2017. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah.
Suara Muhammadiyah. Yogyakarta.
Mini Ros. 2011. Disiplin pada anak. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional
Nata Abuddin, 2015. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta. PT Rajagrafindo persada.
62
Rawa Nurmala, 2018.“Hubungan Tingkat Kecerdasan Spiritual dengan Perilaku Menyimpang Siswa Kelas VIII di MTs al-Washliyah Tembung”, Skripsi:
Jurusan Pendidikan Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Kegutuan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Rustanto Bambang , 2015. Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial. Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Santoso LH, 2014. Kamus Prakts Bahasa Indonesia, Pustaka Agung Harapan.
Surabaya
SMP Sandika Kabupaten Banyuasin, 2018 “Peran dan Fungsi Orang Tua dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Anak”.
Suyadi, 2013, strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung. Pt Remaja Rosdakarya .
Ulfa Fitrah, 2019. Cara Cerdas Mengatasi Krisis Spiritual Anak. Semarang.
Alprin.
Wahab Abd dan Umiarso, 2014. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Anak. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Anak pada 27 Januari 2021
BDK Jakarta Kementrian Agama RI. 2019 “Bagaimana Islam Mendidik Anak ?”, Official website Pemerintah BDK Jakarta Kementrian Agama RI, https://bdkjakarta.kemenag.go.id/berita/bagaimana-islam-mendidik-anak (27 januari 2021)
Dinas pendidikan kabupaten purwokarta, 2019 “Pendidikan Agama Dan Moral Penting Bagi Anak”, Official website Pemerintah Dinas pendidikan kabupatenpurwokrta,https://disdik.purwakartakab.go.id/berita/detail/pend idikan-agama-dan-moral-penting-bagi-anak?/berita/detail/pendidikan- agama-dan-moral-penting-bagi-anak (27 Januari 2021).
Direktorat Pendidikan Agama Islam. 2018 “Kejujuran adalah Kunci Kesuksesan”
official Website Pemerintah Direktorat Pendidikan Agama Islam, pada tanggal Februari 2021
Orang Tua. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
https://id.wikipedia.org/wiki/Orang_tua (25 Maret 2020).
R Nur Fajriani. 2020, “Sejarah Penamaan dan Profil Kelurahan Tanjung Merdeka
di Makassar”,Tribun New, 2 Maret 2020
https://makassar.tribnnews.com/2020/03/02/sejarah-penamaan-dan- profil-kelurahan-tanjung-merdeka-di-makassar.(18 Juli 2021)
Strategi, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Strategi pada tanggal 3 Februari 2021
64
RIWAYAT HIDUP
Yuni. Lahir di Makassar, 20 Agustus 1998. Anak kedua dari empat bersaudara yang semuanya perempuan. Dari pasangan bapak Bajeng Dg. Ruppa dan ibu Ramlah. Penulis memulai pendidikan tingkat sekolah dasar pada tahun 2005 di SD INP Gontang. Kemudian melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya di SMPN 18 Makassar 2014. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 8 Makassar dan lulus pada tahun 2017.
Atas ridho Allah SWT, dan doa restu kedua orang tua sehingga pada tahun 2017 penulis lulus dan terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Selama penulis berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar, selain aktif mengikuti kegiatan akademik, penulis juga aktif pada kegiatan Organisasi kemahasiswaan inti kampus antara lain:
1. Pengurus Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Departemen Bidang TKI periode 2018-2019.
2. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai Anggota Bidang Keagamaan periode 2018-2019.
3. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam sebagai Ketua Bidang Keilmuan periode 2019-2020.
4. Pengurus Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Sekretaris Bidang RPK periode 2019-2020.
5. Pengurus Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Bendahara Umum periode 2020-2021.
6. Pengurus Koordinator Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Makassar Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai Bendahara Umum Perioede 2021-2022.
66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
68
70
72