• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Spiritual Anak

Dalam dokumen STRATEGI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN NILAI (Halaman 35-43)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Nilai-Nilai Spiritual Anak

2. Nilai-Nilai Spiritual Anak

Anak-anak dilahirkan dengan kecerdasan spiritual yang tinggi. Kecerdasan spiritual ini justru mempunyai latar belakang yang lebih tua ketimbang potensi yang lain. Menurut Al-Ghazali, bahwa jiwa (Rohani) seseorang itu sudah punya kehiduan lebih dulu sebelum jasad diciptakan. Jiwa atau an nafs sebagai potensi diri manuia, sebetulnya telah ada jauh sebelum jasad diciptakan. Itu artinya,

spiritualits seseorang itu sudah ada sebelum bersatu dengan jasad. Jiwa spiritualitas berada di dunia yang jauh lebih halus.

Cerdas tidaknya anak pada sisi spiritual tergantung orang tua dan keluarga sebagai tempat belajar pertama, sekolah dan lingkungan sebagai tempat belajar kedua. Apabila ligkungankeluarga dan lingkungan sekolah kurang memperhatikan aspek spiritual maka dengan sendirinya sulit kita temukan anak yang memiliki kecerdasan spiritual.

Tingkatan spiritual pada diri seseorang dapart berbeda-beda tergantung bagaimana pendekatan yang digunakan kepada anak.

Pertama, tingkatan spiritual yang hidup. Untuk mendaptkan tingkatan kecerdasan spiritual ini anak hars diajarkan mengenal Tuhannya, mengenal penciptanya melalui ciptaan-Nya. Hal-hal yang membuat anak terpesona kita bingkai dengan koridor mengenal Tuhan sebagai pencipta.

Kedua, tingkatan spiritual yang sehat. Untuk mendapatkan tingkatan kecerdasan spiritual ini orang tua harus mengajarkan anak untuk melakukan komunikasi yang baik dengan pencipta, yaitu dengan melatih mengerjakan ibadah-ibadah wajib sejak usia dini, membiasakan diri untuk selalu menginat nama-Nya dalam setiap kejadian yang ditemuinya.

Ketiga, tingkatan bahagia secara spiritual. Untuk mendapatkan ini anak sejak usia dini dilatih utnuk mengerjakan ibadah.

Keempat, damai secara spiritual. Bentuk kecerdasan spiritual ini dapat dilatih dengan mengajarkan kepada anak bahwa bentuk kecintaan yang ada di dunia ini tidak melebihi terhadap bentuk kecintaan terhadap Tuhan.

24

Kelima, arif secara spiritual. Pada tingkatan ini seseorang akan membingkai segala aktivitasnya adalah sebagai bagian dari ibadah kepada Tuhan, sehingga segalanya memiliki makna30.

Berdasarkan pada tingkatan tersebut, maka nilai spiritual yang ingin coba dipaparkan oleh penulis ialah sebagai berikut:

a. Nilai Ibadah

Ibadah berasal dari kata ‘abadah yang berarti patuh, tunduk, menghambakan diri dan amal yang diridhai oleh Allah SWT.31Ahli ibadah artinya orang-orang yang memenuhi kewajiban beribadah.

Sedangkan menurut istilah, dalam buku Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah mengatakan bahwa “Ibadah ialah bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan jalan mentaati segala perintah- perintahNya, mejauhi larangan-laranganNya dan mengamalkan segala yang diizinjan Allah.32

Ibadah itu ada yang khusu dan ada yang umum. Sederhananya, ibadah Khusus ialah ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah mengenai perincian, tata cara dan waktu pelaksanaannya, sedangkan ibadah umum ialah segala bentuk amal yang diizinkan oleh Allah tanpa terikat waktu dan tempat selama tidak ada larangan mengerjakannya.

30Fitra Ulfa, op. cit., h. 17

31 Rovi Lailatul Anjani, 2019,Penanaman Nilai-Nilai Spiritual Siswa di SMP al-Azhar Kelapa gading Surabaya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam.

32 Majelis Tarjih Muhammadiyah. 2017. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah, Suara Muhammadiya, Yogyakarta, h. 278

Sebagai seorang Muslim Allah telah mejelaskan salah satu tujuan dari penciptaan manusia di muka bumi ini, yaitu untuk beribadah kepada Allah, ini sesuai dengan Firman Allah dalam Q.S adz-Dzariyat: 56, sebagai berikut:

اََِٚ

ُِْْٚدُثْعَ١ٌِ َّلِِا َطِْٔ ْلِاَٚ َِّٓجٌْا ُتْمٍََخ ٦٤

Terjemahnya:

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.33

Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memperkenalkan nilai- nilai ibadah kepada anak sejak usia dini, mengingat ibadah adalah salah satu tujuan kita diciptakan oleh Allah SWT.

b. Nilai Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan Terminologik (Perisitilahan).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim Mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thbi’ah (kelakuan, tabi‟at, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).34

Kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya sama dengan kata akhlaq sebagaimana disebutkan diatas. Baik kata

33Kementrian Agama RI, op. cit.,h. 523

34 Abuddin Nata, 2015, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, Jakarta, PT Rajagrafindo persada, h. 1

26

akhlaq atau khuluq kedua-duanya dijumpai dalam Al-Qur‟an, maupun hadis sebagai berikut : Q.S Al-Qalam: 4

َهَِّٔاَٚ

ٍُْ١ِظَع ٍكٍُُخ ٍَّٰٝعٌَ

٧

Terjemahnya:

Sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.35

Dan juga dalam hadis Rasulullah SAW sebagai berikut:

ٗ١ٍع اللّ ٍٝص ِ َّاللّ ُيُٛظَز َياَل َياَل َُْٕٗع ُ َّاللّ َِٝضَز َجَسْ٠َسُ٘ ِٝتَأ َْٓع :ٍُظٚ

ٝمٙ١ثٌا ٖاٚز .ِقَلًْخَلأا ََِزاَىَِ ََُِّّتُلأ ُتْثِعُت أََِّّإ

Artinya:

Dari Abu Hurairah Radhiyanlahu „Anhu , Rasulullah Shallallahu

„Alaihi Wa Sallan bersabda, Bahwasanya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan budi pekerti. (HR Baihaqih).36

Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah ini kita dapat merujuk kepada para pakar dibidangnya. Ibnu Miskawaih yanag selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mislanya secara singkat mengatakan, bahwa khalak adalah: Sifat yang tertanam dalam Jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlkan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu Imam Al-Gazali mengatakan bahwa, akhlak adalah:

sifat yang tertanam dala jiwa, yang dengannya lahirlah macam- macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.37

35Kementrian Agama RI, op. cit.,h. 564

36Abuddin Nata, op. cit, h. 2

37Ibid, h. 3

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak merupakan tindakan yang spontan dan tidak memerlukan pikiran dan pertimbangan, itu timbul dalam jiwa manusiaa yang keluar secara spontan.

Selanjutnya, aklak berfungsi memberikan panduan kepda manusia agar mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik atau yang buruk. Degan mengetahui yang baik dia akan terdorong untuk melakukannya dan mendapatkan manfaat dan kentungan dirinya, sedangkan dengan mengetahui yang buruk ia akan terdorong untuk meninggalkannya dan ia akan terhindar dari bahaya yang menyesatkan.

Oleh karena itu penting menananmkan akhlak yang baik kepada anak sejak usia dini, untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap perbuatan buruk ia berusaha untuk menghindarinya.

c. Nilai Ikhlas

Secara etimologi, Ikhlas (Bahasa Arab) berakar dari kata Khalasha artinya bersih, jernih, murni, tidak bercampur. Secara Terminilogis yang dimaksud dengan Ikhlas adalah beramal semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT. Sedangkan dalam bahasa populernya, ikhlas adalah berbuat tanpa pamrih, hanya semata-mata mengharapkan Ridha Allah SWT.38

38Yunahar Ilyas. Kuliah Akhlak. 2002. Yogyakarta. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, h 3

28

Mewujudka sifat ikhlas bukanlahsebuah perkara yang gampang untuk dilaksanakan bagi seseorag. Untuk mewujudkan sifat ikhlas tersebut seseorang harus bertentangan dengan sifat Riya dan sombong. Untuk itu pembinaan nilai ikhlas pada anak harus dimulai sejak dini agar saat dewasa anak tidak tumbuh menjadi orang yang sombong dan suka dipuji.

d. Nilai Kejujuran

Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh semua muslim adalah kejujuan. Sifat jujur menjadi penting dalam kehidupan untuk membentuk seseorang agar dapat dipercaya oleh siapapun. Jujur adalah sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya tidak berbohong atau berkata hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi.

Kejujuran akan membimbing pada kebaikan, dan kebaikan akan membimbing ke surga. Sebaliknya, kedustaan itu akan mengantarkan pada kejahatan, dan kejahatan itu akan menggiring ke neraka. Hal tersebut telah di jelaskan sabda Nabi berikut ini :

َياَل ِ َّاللّ ِدْثَع َْٓع ٍَََُّظَٚ ِْٗ١ٍََع ُ َّاللّ ٍََّٝص ِ َّاللّ ُيُٛظَز َ ياَل

اََِٚ ِحََّٕجٌْا ٌَِٝإ ِٞدَْٙ٠ َّسِثٌْا َِّْإَٚ ِّسِثٌْا ٌَِٝإ ِٞدَْٙ٠ َقْدِّصٌا َِّْإَف ِقْدِّصٌاِت ُُْىْ١ٍََع ٠ِّدِص ِ َّاللّ َدِْٕع َةَتْىُ٠ َّٝتَح َقْدِّصٌا َّٜسَحَتَ٠َٚ ُقُدْصَ٠ ًُُجَّسٌا ُياَصَ٠ ُُْواَّ٠ِإَٚ اًم

اََِٚ ِزإٌَّا ٌَِٝإ ِٞدَْٙ٠ َزُٛجُفٌْا َِّْإَٚ ِزُٛجُفٌْا ٌَِٝإ ِٞدَْٙ٠ َبِرَىٌْا َِّْإَف َبِرَىٌْاَٚ

ًعِ ٖاٚزاًتاَّرَو ِ َّاللّ َدِْٕع َةَتْىُ٠ َّٝتَح َبِرَىٌْا َّٜسَحَتَ٠َٚ ُبِرْىَ٠ ًُُجَّسٌا ُياَصَ٠

Artinya:

Diriwayatkan dari „Abdullah bin Mas‟ud ra., Rasulullah SAW.

bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT. Sebagai orang yang jujur.

Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah SWT. Sebagai pendusta.” (H.R Muslim).39

e. Nilai Kedisiplinan

Disiplin adalah proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaankebiasaan tertentu atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu. Terutama, yang meningkatkan kualitas mental dan moral. Jadi inti dari disiplin ialah membiasakan anak untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan yang ada dilingkungannya.40

Untuk itu disiplin dapat diartikan secara luas. Disiplin dapat mencakup pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan orangtua kepada anaknya. Menerapkan disiplin kepada anak bertujuan agar anak belajar sebagai mahluk sosial. Sekaligus, agar anak mencapai pertumbuhan serta perkembangan yang optimal.

Cara yang paling baik mendisiplinkan anak ialah dengan menggunakan pendekatan yang positif. Misal, memberikan teladan, dorongan, berkomunikasi, pujian dan hadiah. Sedangkan cara negatif

39Al-Hafidz Ibu Hajar Al-Asqalany, 2015, Kitab Al Jami' Kumpulan Hadits Tentang Akhlak dan Adab Islami, Makassar, Bin Mahdin Group, h. 75

40Rose Mini, 2011, Disiplin pada anak, Jakarta Selatan.Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional, h.7

30

untuk mendisiplinkan anak antara lain dengan memarahi, memukul atau membuat anak marah sehingga proses belajarnya kurang maksimal.

Dalam dokumen STRATEGI ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN NILAI (Halaman 35-43)

Dokumen terkait