PENERIMAAN TIM
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
2. Faktor Sumber Daya (Resources)
namun informan lain mengatakan konsistensi perintah seharusnya tidak berubah- ubah sesuai dengan penyampaian yang telah ditetapkan sebelumnya.
kebijakan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari sumber daya manusia yang cukup kualitas dan kuantitasnya. Kualitas sumber daya manusia berkaitan dengan keterampilan, dedikasi, profesionalitas, dan kompotensi di bidangnya, sedangkan kualitas berkaitan dengan jumlah sumber daya manusia apakah sudah cukup untuk melingkupi seluruh kelompok sasaran, sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementsi, sebab tanpa sumber daya manusia yang kehandalan sumber daya manusia, implementasi kebijakan akan berjalan lambat. Dari hasil wawancara ATL Selaku sekertaris komite sekolah menuturkan bahwa:
“kemampuan dan keahlian staf cukup handal dan dipercaya seluruh tenaga pendidik terhadap peserta didik” (Hasil Wawancara ATL,18 Maret 2015).
Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung dengan adanya pelaksanan kebijakan yang kompoten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dan keahlian staf cukup handal dan dipercaya seluruh tenaga pendidik terhadap peserta didik.
b. Informasi
Yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan dan tentang data kepatuhan dari data pelaksana terhadap peraturan atau regulasi pemerintah tentang kebijakan tersebut. Dari hasil wawancara JML selaku bagian sarana dan prasarana memaparkan bahwa:
“Hubungan informasi/Kerjasama antara guru saat ini sudah sesuai dengan visi dan misi misalnya guru senior membimbing guru yunior”(Hasil Wawancara JML, 16 Maret 2015).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa hubungan informasi menjadi faktor penting dalam informasi yang relevan dan cukup terkait bagaimana mengimplementasikan suatu kebijakan. Ini dapat dilihat bahwa kerjasama antara guru sudah sesuai ini dapat dilihat visi misi yang ada dan guru senior membimbing yang yunior. Begitu pula hasil wawancara bagian Humas KMG menuturkan bahwa:
“Hubungan informasi/ Kerjasama sudah berjalan dengan baik, karena saling ketergantungan satu sama lain dan sumber informasi diporoleh dari dinas pendidikan melalui kepala sekolah” (Hasil Wawancara KMG,18 Maret 2015).
Dari hasil wawancara di atas dapat dianilisis bahwa Informasi/kerjasama adalah salah satu sumber daya yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu kebijakan. Sumber-sumber informasi dibutuhkan untuk memporoleh data baik mengenai bagaimana melaksanakan pendidikan bagi peserta didik berkelainan fisik maupun mengenai data kepatuhan dari pelaksana terhadap kepatuhan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan. Dari beberapa informan diatas berpendapat bahwa hubungan Informasi sudah berjalan dengan baik. Alasannya bahwa karena saling ketergantungan satu sama lain tersebut di poroleh dari dinas pendidikan melalui kepala sekolah.
c. Anggaran
Anggaran pada implementasi kebijakan berkaitan implementasi kebijakan berkaitan dengan ketercukupan modal atau investasi atas suatu program atau kebijakan untuk menjamin terlaksananya kebijakan, sebab tanpa dukungan anggaran yang memadai, kebijakan tidak akan berjalan dengan efektif dalam
mencapai tujuan dan sasaran. Sebagaimana penuturan selaku guru bagian sarana dan prasarana JML menuturkan bahwa:
“Penyaluran anggaran sudah menjadi faktor pendukung dengan adanya beasiswa bagi peserta didik. Hal ini terbukti dengan bertambahnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada di sekolah sangat menunjang proses belajar mengajar” (Hasil wawancara JML,16 Maret 2015).
Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisis dengan adanya anggaran beasiswa yang di berikan akan menjadi faktor pendukung bagi peserta didik.
Penyaluran anggaran dapat dilihat dengan bertambahnya fasilitas sarana dan prasarana yang ada dan anggaran tersebut menunjang proses belajar mengajar.
Hal ini sependapat yang di kemukan Edwar III dikemukakan bahwa Anggaran pada implementasi kebijakan berkaitan implementasi kebijakan berkaitan dengan ketercukupan modal atau investasi atas suatu program atau kebijakan untuk menjamin terlaksananya kebijakan, sebab tanpa dukungan anggaran yang memadai, kebijakan tidak akan berjalan dengan efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. Hal tersebut didukung oleh pernyataan KMG selaku bagian Humas mengatakan bahwa:
“Penyaluran anggaran untuk sementara yang ada di dinas pendidikan provinsi, yaitu berupa anggaran dana bantuan operasional sekolah, Anggaran beasiswa dan pendidikan gratis” ( Hasil wawancara KMG, 18 Maret 2015).
Dari hasil wawancara diatas dapat dianalisis bahwa terdapatnya anggaran yang telah diberikan kepada peserta didik berkelainan fisik yang ada di dinas pendidikan provinsi yaitu anggaran dana bantuan operasional sekolah, anggaran yang ada sangat mendukung bagi peserta didik berkelainan fisik dengan
dilaksanakannya pendidikan gratis. Begitu pula penuturan ATL Selaku sekertaris komite mengatakan bahwa:
“Anggaran beasiswa sudah tersalurkan dengan baik sesuai dengan juknis. Mengenai anggaran sudah terelesasi seperti penambahan sarana dan prasarana” (Hasil Wawancara ATL, 18 Maret 2015).
Anggaran yang ada berupa beasiswa sudah tersalurkan dengan baik sesuai dengan juknis. Ini dapat dilihat bahwa anggaran yang ada menjadi faktor pendukung terutama di bagian sarana dan prasarana. Begitu Pula penuturan ARD orang siswa mengatakan bahwa “kami selaku orang tua siswa sangat terbantu dengan adanya anggaran dana bantuan operasional sekolah Kami terima” ( Hasil Wawancara ARD, 17 Maret 2015).
Orang tua yang memiliki anak berkelainan fisik sangat terbantu dengan adanya Bantuan operasional sekolah yang di berikan dari pihak sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara diatas, penyaluran anggran yang ada sudah terelesai denga baik yang ada di SLBN Pembina Tingkat Provinsi SulSel sudah tersalurkan dengan baik. Efektifas penyaluran anggaran sangat menunjang tujuan pelaksanaan terhadap pelayanan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan fisik. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya sarana dan prasarana penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. Namun menurut informan lain dengan adanya anggaran sangat terbantu dengan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah.
d. Fasilitas
Fasilitas atau sarana atau prasarana merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Pengadaan fasilitas yang layak,
seperti gudang, tanah dan peralatan perkantoran akan menunjang dalam keberhasilan implementasi suatu program atau kebijakan. Berdasarkan hal tersebut Dari hasil wawancara JML selaku bagian sarana dan Prasarana:
“Sarana dan Prasarana sangat mendukung pelayanan dengan di lakukannya penambahan kelas, dan di lakukannya pemberdayaan kepada peserta didik” ( Hasil wawancara JML, 16 Maret 2015).
Dari hasil wawancara diatas dapat dianalisis bahwa fasilitas yang ada sangat mendukung terhadap pelayanan bagi peserta didik ini dapat dilihat dengan dilakukannya penambahan kelas dan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung ini dapat di lakukan dengan adanya program pemberdayaan kepada peserta didik agar peserta didik menghasilkan keterampilan. Sama halnya pernyataan HRW selaku guru Pendidikan kewarganegaraan mengatakan bahwa
“Fasilitas sarana dan Prasarana sudah cukup memadai, tetapi masih perlu penambahan dan perbaikan” (Hasil wawancara HRW, 17 Maret 2015).
Fasilitas sarana dan prasarana yang ada untuk proses belajar mengajar terhadap peserta didik sudah cukup memadai, tetapi fasilitas sarana dan prasarana yang masih perlu peningkatan dengan dilakukannya penambahan dan perbaikan yang yang mendukung terhadap peserta didik. Begitu pula penuturan ARD orang tua siswa ibu Ardiati Mengatakan bahwa:
“Fasilitas Sarana dan Prasarana yang ada disekolah ini sudah cukup dilengkapi dengan perangkat Komputer alat-alat peraga lainnya yang mendukung terhadap anak saya yang mengalami Autis”(Hasil wawancara ARD,18 maret 2015).
Dari hasil wawancara dianalisis bahwa Fasilitas ini menjadi faktor pendukung penting dalam implementasi kebijakan. Tanpa adanya fasilitas
pendukung maka pelaksanaan kebijakan tersebut tidak akan berhasil. sarana dan Prasarana sudah cukup memadai dengan dilakukannya penambahan kelas, perangkat computer, alat-alat peraga lainnya. dan di lakukannya pemberdayaan kepada peserta didik. Namun menurut informan lain mengatakan bahwa cukup memadai tetapi masih perlu penambahan dan perbaikan.
3. Faktor Disposisi ( sikap pelayanan) (Disposisition)
Kecendrungan perilaku atau karakteristik dan pelaksana kebijakan berperang penting untuk mewujudkan implementasi kebijakan yang sesuai dengan tujuan dan sasaran. Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen yang tinggi. Kejujuran mengarahkan implementor untuk tetap berada dalam asa program yang telah di gariskan, sedangkan komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membut mereka selalu antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan. Sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Apabila implementator memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat menjelaskan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan, sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung maka implementasi tidak akan terlaksana dengan baik. Adapun hal penting yang menjadi indikator dalam faktor disposisi pada pelaksana kebijakan yaitu:
a. Komitmen
Karakter penting adalah yang harus di miliki pelaksana kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen yang tinggi. Dari hasil wawancara HDM salah satu guru pendidikan agama mengatakan bahwa:
“Komitmen kita dalam mendidik sangat besar dan tinggi dan kita sudah merasa bangga dengan prestasi yang didapatkan”(Hasil wawancara HDM, 18 Maret 2015).
Dari hasil wawancara dapat dianalisis bahwa komitmen yang dimiliki dalam mendididik sangat besar dan tinggi. komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membuat mereka selalu antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang telah di tetapkan. Sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat berpengaruh dalam implementasi kebijakan.
Komitmen yang dapat dilihat dalam melaksanakan wewenang, fungsi, dan tanggung jawab yaitu dengan seringgnya mendapatkan prestasi peserta didik berkelainan fisik. Begitu pula dengan penuturanan wawancara dengan ATD sekertaris komite mengatakan bahwa :
“Komitmen sudah bagus sudah terealisasi dari visi dan misi yang dilaksanakan dalam jangka pendek dan jangka panjang”(Hasil wawancara ATD, 18 Maret 2015).
Dari hasil wawancara dapat dianalis bahwa terdapatnya komitmen yang terealisasi dengan baik berdasarkan visi dan misi yang ada yang akan dilaksanakan jangka pendek dan jangka panjang. Dari hasil wawancara KMG selaku bagian Humas mengatakan bahwa“Komitmen berjalan sesuai dengan
aturan dan arahan kepala sekolah yang sebelumnya ditetapkan bersama” (Hasil wawancara KMG, 18 maret 2015).
Dalam menjalankan kebijakan karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan misalnaya pelaksana kebijakan kejujuran dan komitmen yang tinggi. Komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membuat mereka selalu antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi dan tanggung jawab sesuai dengan pereturan yang telah ditetapakan. Dari Hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa komitmen sudah berjalan dengan baik. Alasannya terealisasinya visi dan misi dilaksanakan dalam jangka pendek dan jangka panjag.
Dan menurut informan lain mengatakan bahwa komitmen sangat tinggi ini dapat dilihat dengan prestasi yang telah diraih.
b. Toleransi
Tolenransi adalah sikap yang menghargai dan memberikan perlakuan yang sama. Menurut hasil wawancara di atas dengan salah satu bagian kesiswaan KDJ mengatakan bahwa:
“Kami cukup toleransi dalam memberikan pelayanan disesuaikan dengan kemampuan terhadap anak dan mengerti terhadap kondisi anak dengan memahami krakteristik anak” (Hasil wawancara KDJ, 18 Maret 2015).
Menurut hasil wawancara didukung salah ANM satu guru bagian jenis tunagrahita mengatakan bahwa “Sikap dan Toleransi yang kami berikan disesuaikan dengan kondisi peserta didik” (Hasil wawancara ANM 18 Maret 2015).
Menurut hasil wawancara diatas dapat dianalisis bahwa sikap dan toleransi yang diberikan terhadap peserta didik berkelainan fisik dalam memberikan pelayanan sudah sesuai yang diharapkan ini dapat dilakukan disesuaikankannya dengan kemampuan anak dan mengerti terhadap karakteristik peserta didik.
c. Pemberian insentif
Yaitu biaya tertentu yang diporoleh setelah melaksanakan suatu tugas tertentu sesuai dengan arahan kebijakan yang dilaksanakan. Dari hasil wawancara tanggapan bagian humas KMG mengatakan bahwa:
“Pemberian insentif tidak mempengaruhi kinerja karna kami ini rata-rata PNS jadi mau tidak mau harus melaksanakan tugas masing-masing”
(Hasil wawancara KMG,18 Maret 2015).
Dari hasil wawancara diatas bahwa dapat dianalisis dalam pemberian insentif tidak terlalu mempengaruhi kinerja mereka. Hal ini didasarkan pada kinerja staf yang konsisiten dan amanah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebangkan kepadanya. Menurut hasil wawancara salah satu guru bagian sarana dan prasarana mengatakan bahwa “Insentif sangat mempengruhi kinerja mereka dengan adanya sertifikasi (Hasil wawancara JML, 17 Maret 2015). Begitu pula dengan hasil wawancara yang didukung dengan sekertaris komite mengatakan bahwa:
“Insentif sangat mempengaruhi dan memotifasi guru, dan harus bisa berkesinambungan mulai dari, guru, tata usaha, yang menganggap dalam hal positif. Saran saya diberikan sertifikasi untuk mendapatkan taget dan adanya kompensasi” ( Hasil wawancara ATL,18 maret 2015).
Insentif adalah salah satu pendorong yang membuat para pelaksana kebijakan melaksanakan perintah dengan baik. Suatu kebijakan harus di dukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompoten dan kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan.
Dari hasil wawancara diatas dapat dianalisis bahwa dengan adanya faktor insentif yang ada mempengaruhi kinerja staf yaitu berupa sertifikasi yang sangat mempengaruhi dan memotivasi guru, tata usaha, yang mengangggap insentif dalam hal positif dan saran menurut informan diberikan sertifikasi.
Dengan adanya sertifikasi yang di berikan disarankan kepada kinerja staf yanga menjadi acuan untuk mendapatkan pencapaian target dengan adanya kompensasi agar terlaksana dengan baik.