PENERIMAAN TIM
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya pelayanan terhadap peserta didik berkelainan fisik lebih ditingkatkan lagi dari berbagai pihak-pihak yang terkait.
2. Hendaknya pelaksana kebijakan selalu memperhatikan fasilitas pendukung terhadap peserta didik berkelainan fisik.
3. Hendaknya penyaluran anggaran dilakukan secara transparan dan perlu dilaporkan juga kepada orang tua siswa sebagai bentuk tranparansi dan akuntabilitas kepada publik.
4. Proses kerjasama yang dilaksanakan perlu didukung dengan monitoring dan supervisi yang memadai, mencakup seluruh ketentuan dalam panduan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan.
5. Untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik terhadap peserta pendidik seringnya diadakan pelatihan, seminar atau studi banding dan mendatangkan ahli untuk meningkatkan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alpabeta.
2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV. Alfabeta.
Abidin, Said Zainal. 2012. Analisis Kebijakan. Salemba Humanika: Jakarta.
2004. Kebijakan Publik: Yayasan Pacur Sawah.
Winarsih dan Ratminto. 2005. Manajemen Pelayanan. Coleban Timur UH III/
548. Yogyakarta 55167.
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, Dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta; Kencana Prenada Media Group.
Laksana. 2008. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mustari, Nuryanti. 2013. Implementasi Kebijakan Publik Pemahaman Teoritis Dan Empiris. Makassar: Membumi Publishing.
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosadayakarya.
Mangunsong, F, dkk. 1998. Psikologi Dan Pendidikan Anak Luar Biasa.
LPSP3UI.
Nurudin. 2007. Efektifitas Pendidikan Gratis Di Kabupaten Banyuwangi, Unpubulished Thesis. Jakarta : PPS Pisip UI.
Nawawi, Ismail. 2009. Publik Analisis Dan Strategis Advokasi Teori Dan Praktik, Surabaya: Putra Media Nusantara.
Purwanto, Agus Erwan. 2012. Implementasi Kebijakan Publik, Konsep Dan Aplikasinya Di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media.
Sugiono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta: Bandung.
Sugiono, 2009. Metode Penelitian Adminstrasi. CV. Alfabeta: Bandung.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.
Tjiptono. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia publishing.
77
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik Teori, Proses, Dan Study Kasus ,Yogyakarta:CAPS.
2012. Kebijakan Publik Teori, Proses, Dan Study kasus ,Yogyakarta:CAPS.
Wahab , Abdul, Solichin, 2002. Analisis Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara.
2012. Analisis Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara.
1997. Analisis Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara.
Peraturang Perundang-Undangan:
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pendidikan Khusus Bagi Peserta Didik Berkelainan.
Sumber internet :
Efendi Mohammad, 2006. http://eprints.undip.ac.id/998/2/SRI_NOVA.pdf . di akses 20 desember 2014), Pukul: 19.20.
Natawidjaya Rochman, 2010. http://eprints.undip.ac.id/998/2/SRI_NOVA.pdf . di akses 20 desember 2014), Pukul: 15.20.
Jayanti wiwi, 2013. http://wiwijayanti.blogspot.com./2013/09/bentuk-dan-jenis- pelayanan- kesehatan.html). di akses 12 maret 2015, Pukul: 20.15.
RIWAYAT HIDUP
SUSILAWATI lahir pada tanggal 07 Mei 1993 di Tagari kec Tondong Tallasa kab. Pangkep Penulis adalah anak 1 Pertama Dari 2 (Dua) bersaudara yang lahir dari pasangan ayahanda
Safaruddin dan Ibunda Husmawati. Penulis tamat sekolah di Sekolah dasar (SD) 2005 yaitu di Sekolah Dasar Negeri 7 Lanne untuk sekolah menengah pendidikan pertama penulis lanutkan di SMP PGRI 1 Tamalate Makassar Tahun dan Tamat 2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA YPLP PGRI 2 TAMALATE dan tamat tahun 2011 Kemudian penulis melanjutkan di Universitas Muhammadiyah Makassardan di terima pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik jurusan Ilmu Administrasi Negara Tahun 2011. Kemudian Kamis Tanggal 5 Mei 2015 pada pukul 09.30 melaksanakan ujian skripsi merupakan persyaratan memporoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara. Momen menandakan bahwa berakhirnya studi penulis jenjang stara satu (1) Universitas Muhammadiyah Makassar.
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa dan berbudi luhur pekerti, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani, rohani, dan kepriadian yang mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Oleh karena itu setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pendidikan seperti tercantum di dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional bab III ayat 5 dinyatakan bahwa setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk memporoleh pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang berkelainan berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak yang lainnya (anak normal).
Perkembangan manusia merupakan perubahan yang progresif dan berlangsung terus menerus atau berkelanjutan. Keberhasilan dalam mencapai suatu tahap perkembangan akan sangat menentukan keberhasilan dalam tahap perkembangan berikutnya. Sedangkan, apabila ditemukan adanya satu proses perkembangan yang terhambat, terganggu, atau bahkan terpenggal, dan kemudian dibiarkan maka untuk selanjutnya sulit mencapai perkembangan yang optimal. Tidak setiap anak mengalami perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor- faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus.
1
mempengaruhinya, baik faktor-faktor yang fositif maupun negative. Selain pengaruh di bidan sosial ekonomi dan sikap mental masyarakat juga merupakan faktor yang menghambat dan efek negatifnya tidak hanya berpengaruh pada bidang sosial ekonomi, nilai-nilai dan sikap mental masyarakat juga merupakan faktor menghambat dan efek negatifnya tidak hanya berpengaruh pada bidang pendidikan melainkan meluas sampai pelaksanaan pembangunan pendidikan bagi anak luar biasa. Apabila usaha-usaha pembangunan anak luar biasa di bandingkan dengan usaha pembangunan pendidikan bagi anak-anak umumnya, pendidikan anak luar biasa masih ketinggalan ketika kita melihat sejarah di perkenalkannya pendidikan anak luar biasa pada tahun 1901 tentang munculnya pendidikan bagi anak-anak berketerbelakangan mental, tuli, dan bisu kemudian setelah itu tahun 1952 didirikan sekolah guru pengajaran luar biasa (Rochman Natawidjaja, 179:3).
Kebijakan pemerintah terhadap amanat atas dasar pendidikan bagi penyandang kelaianan dan ketunaan di tetapkan tentang sistem pendidikan nasional UU No. 20 Tahun 2003 di sebutkan bahwa pendidikan khusus (pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial. Ketetapan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tersebut bagi penyandang kelainan sangat berarti karena memberikan kesempatan yang sama sebagaimana yang diberikan kepada anak normal lainnya dalam hal pendidikan dan pengajaran (Mohammad Efendi, 2006:1).
Anak berkelainan dapat juga di sebut denga anak yang terlahir secara tidak sempurna seperti anak pada umumnya. Salah satu istilah anak berkelainan yang sering kita dengar adalah
gradasinya. Semakin komplek dampak yang mengiringinya (Mohammad Efendi, 2006:87).
Pendidikan khusus bagi anak berkelainan Selanjutnya secara teknis penyelenggarakan pendidikan khusus bagi anak berkelainan menurut PP Nomor 17 Tahun 2010 dalam pasal 130 ayat 1 dan 2 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan ayat 1 pasal 130 PP Nomor 17 Tahun 2010 maka dapat dipahami bahwa Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, dan non formal, jenjang pendidikan dasar dan menengah baik dalam jenis pendidikan umum, kejuruan, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Peraturan Pemerintah No. 17 thun 2010 Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan menjelaskan yaitu: Pasal 129 ayat 1. Pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan berfungsi memberikan pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam mengitu proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/atau sosial. 2. Pendidikan khusus bagi peserta didik bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal sesuai kemampuannya. 3. Peserta didik berkelainan terdiri atas peserta didik yang tunalaras, tunarungu, tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, lambat belajar, autis, memiliki gangguan motorik , menjadi korban penyalagunaan narkotika, obat terlarang dan zat adiktif lain dan memiliki kelainan lain. Penyelenggaraan pendidikan khusus dapat dilakukan melalui satuan pendidikan khusus, satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, dan/atau satuan pendidikan keagamaan. Melihat fenomena tersebut peran pemerintah sangat di butuhkan dalam pengimplementasian kebijakan pelayanan pendidikan khusus pada sekolah lanjutan tingkat atas bagi pesertadidik berkelainan fisik.
bagi peserta didik yang memiliki kesulitan dalam pembelajaran, sebagai dampak keterbatasan yang dimiliknya. Perkembangan terakhir banyak kebijakan yang menempatkan layanan pendidikan dalam bentuk SLB Satu Atap yang memberikan layanan kepada semua jenis ketunaan dan semua jenjang dalam satu lembaga. Contohnya SLB Negeri sebagai pengembangan dari SDLB Negeri. Ditinjau dari jenis peserta didiknya maka ada SLB yang menyelenggarakan layanan bagi peserta didik Tunanetra, Tunarungu, Tunagrahita Ringan, Tunagrahita Sedang, Tunadaksa, Tunadaksa Sedang, Tunalaras, dan Penyandang Autis. Ditinjau dari jenjang lembaga satuan pendidiknya maka ada SLB yang menyelenggarakan layanan untuk jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan SMALB.
SLBN Pembina Pembina Provinsi Sulawesi Selatan Sentra PK-PLK terletak di Jl. Daeng Tata parangtambung kelurahan parangtambung kecamatan tamalate Kota Makassar. Awalnya SLB bagian D pembina tingkat prov. Sulsel menerima D (Tunadaksa), seiring perkembangan menerima siswa Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa, Tunagrahita, Autis, Kesulitan belajar, dan lambat ajar. Jumlah siswa/ Siswi khususnya sekolah lanjutan tingkat atas pada tahun pelajaran 2015-2016 sebanyak 42 (empat puluh dua). Fakta enperik yang terjadi anak berkelainan fisik selalu dilupakan, tidak diingat, seringkali tidak dicatat kalaupun dicatat seringkali tidak dilayani bahkan seringkali di lupakan padahal hak mereka juga anak bangsa yang punya hidup belajar dan mendapat pelayanan.
Menyadari bahwa pembinaan kelembagaan pendidikan di Indonesia diselenggarakan berdasarkan jenjang pendidikan, maka dalam persepsi penulis yang ideal adalah yang menyesuaikan posisi struktur Direktorat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PK-LK) yang
dan menyesuaikan dengan berbagai kegiatan pembinaan pendidikan.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas maka diperlukan adanya implementasi kebijakan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan bagi peserta didik berkelainan fisik yang terdaftar di Sekolah Luar Biasa Negeri ParangTambung Makassar. Dengan demikian diharapkan nantinya Kota Makassar memporoleh pelayanan pendidikan khusus bagi peserta didik dari sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA).
Melihat dari kebijakan tersebut maka peneliti tertarik mengambil judul “Implementasi Kebijakan Pelayanan Pendidikan Khusus Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Bagi Peserta Didik Berkelainan Fisik Di Sekolah Luar Biasa Negeri ParangTambung Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana Implementasi Kebijakan Pelayanan Pendidikan Khusus Pada Sekolah Lanjutan Tinkat Atas Bagi Peserta Didik Berkelainan Fisik Di Sekolah Luar Biasa Negeri Parangtambung Makassar ?
2. Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Pelayanan Pendidikan Khusus Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Bagi Peserta Didik Berkelainan Fisik Di Sekolah Luar Biasa Negeri Parangtambung Makassar ?
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah:
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Implementasi Pelayanan Pendidikan Khusus Pada Sekolah Tingkat Lanjutan Atas Bagi Peserta Didik Berkelainan Fisik Di Sekolah Luar Biasa Negeri Parangtambung Makassar?
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Apa Saja Mempengaruhi Implementasi Kebijakan Pelayanan Pendidikan Khusus Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Bagi Peserta Didik Berkelainan Di Sekolah Luar Biasa Negeri Parangtambung Makassar?
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan, sedangkan manfaat lainnya dapat di peroleh dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Sebagai tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan penulis,serta sebagai satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai sumbangan yang berarti Bagi Sekolah Luar Biasa Negeri ParangTambung Makassar.
b. Memberikan informasi tentang Pelayanan Pendidikan Khusus pada sekolah lanjutan tingkat atas bagi peserta Didik Berkelainan fisik pentingnya pemerintah dan
masyarakat dalam menentukan kebijakan demi kepentingan bersama.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian, Konsep dan Teori