IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN PENDIDIKAN KHUSUS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BAGI SISWA PENYANDANG DISABILITAS FISIK. Judul topik penelitian : Implementasi kebijakan layanan pendidikan khusus di sekolah menengah atas bagi siswa penyandang disabilitas fisik.
PENERIMAAN TIM
Latar belakang Masalah
Dengan begitu, Kota Makassar diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan khusus kepada siswa sekolah menengah atas (SLTA). Implementasi Kebijakan Layanan Pendidikan Khusus Sekolah Menengah Bagi Siswa Penyandang Disabilitas Fisik di SLB Negeri ParangTambung Makassar.”
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Memberikan informasi mengenai layanan pendidikan khusus di sekolah menengah atas bagi siswa penyandang disabilitas mobilitas, pentingnya pemerintah dan masyarakat dalam menentukan kebijakan untuk kepentingan bersama.
- Konsep Implementasi Kebijakan
Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier dalam (Agustino) mengartikan implementasi kebijakan sebagai pelaksanaan keputusan-keputusan dasar kebijakan, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat juga dalam bentuk perintah eksekutif atau keputusan atau keputusan badan peradilan. Menurut Dunn dalam (Nuryanti Mustari, 2013) Implementasi kebijakan pada hakikatnya adalah kegiatan praktis, termasuk pelaksanaan dan pengarahannya.
Teori Pendekatan implementasi kebijakan publik
- Implementasi kebijakan Public Model George C.Edward III
- Implementasi Kebijakan Dan Publik Model Donal Van Meter Dan Carl Van Horn
- Implementasi Kebijakan Publik Model Merilee S. Grindle
Komunikasi dalam implementasi kebijakan mencakup beberapa dimensi penting yaitu transformasi informasi (transmission), kejelasan informasi (clarity), dan konsistensi informasi (consistency). Implementasi kebijakan tidak akan berhasil tanpa dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dan kuantitas yang memadai.
Konsep Pelayanan
- Pengertian pelayanan publik
- Prinsip Pelayanan Publik
Satuan kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam menyelesaikan pengaduan/permasalahan/sengketa dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Pengelola penyedia layanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab memberikan pelayanan dan menyelesaikan pengaduan/masalah dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Konsep Pendididikan Khusus Bagi Peserta Didik Berkelainan
Amanat pendidikan bagi penyandang cacat atau difabel tertuang dalam Pasal 32 UU yang menyatakan bahwa pendidikan khusus (special education) adalah pendidikan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran karena cacat fisik, emosional, mental, dan sosial. . Pendidikan khusus bagi peserta didik ditujukan untuk pengembangan potensi peserta didik secara optimal sesuai dengan kemampuannya.
Kerangka Fikir
- Struktur Birokrasi
Pendidikan khusus bagi peserta didik penyandang disabilitas dimaksudkan untuk memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan memahami proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial. Tercapainya tujuan penerapan kebijakan pendidikan khusus pada sekolah menengah atas bagi siswa penyandang disabilitas fisik untuk terselenggaranya pendidikan komprehensif.
Fokus Penelitian
Deskripsi Fokus Penelitian
Komunikasi adalah penyampaian informasi/pengetahuan dan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi kebijakan. Indikator variabel komunikasi meliputi: 1) Transisi (penyebaran komunikasi), 2) kejelasan komunikasi, dan 3) Konsistensi perintah. Efektivitas implementasi kebijakan adalah tercapainya tujuan sepanjang terdapat kesepakatan antara proses implementasi kebijakan dengan pedoman teknis dan petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus, yaitu penelitian mendalam terhadap individu, organisasi, program kegiatan, dan lain-lain. dalam waktu tertentu.
Sumber Data
Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik ini digunakan untuk menemukan permasalahan terkait implementasi kebijakan layanan pendidikan khusus tingkat menengah atas bagi siswa penyandang disabilitas fisik di lokasi penelitian. Teknik ini dilakukan dengan mengkaji bahan-bahan tertulis terkait pelaksanaan kebijakan layanan pendidikan khusus bagi peserta didik penyandang disabilitas fisik di lokasi penelitian.
Teknik Analis Data
Dokumen merupakan suatu cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, terutama dalam bentuk arsip, antara lain buku, dokumen resmi, dan statistik yang berkaitan dengan masalah penelitian. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan, yaitu mencari pola tematik, hubungan persamaan, hipotesis dan kemudian mengungkapkannya dalam bentuk kesimpulan.
Pengabsahan Data
- Keadaan Sarana Dan Prasarana Pada Sekolah Lanjutan Tingkatan Atas Di SLBN Pembina Tingkat Provinsi Pada Sekolah Lanjutam Tingkatan
- Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) di SLBN Pembina Tingkat Provinsi SulSel
- Visi Dan Misi
- Struktur Organisasi
Keadaan sarana dan prasarana di SLBN tingkat provinsi Pengawas di sekolah tingkat lanjutan di SLBN tingkat provinsi pengawas di sekolah menengah atas. Mengenai kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki pengawas SLBN tingkat provinsi Sulawesi Selatan pada sekolah menengah atas tahun ajaran 2015-2016 dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Keadaan sarana dan prasarana bimbingan SLBN tingkat provinsi pada sekolah menengah atas tahun ajaran 2015-2016.
SLBN Pembina tingkat provinsi Sulawesi Selatan mempunyai sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar di sekolah tersebut. Data kondisi fasilitas SLBN pembelajaran tingkat provinsi Sulawesi pada sekolah menengah atas tahun ajaran 2015-2016. Di bawah ini adalah tenaga pengajar dan kependidikan di SLBN tingkat provinsi Sulawesi Selatan, khususnya tenaga kependidikan pada sekolah menengah atas tahun ajaran 2015-2016.
Layanan Pendidikan Khusus SMA bagi Siswa Penyandang Disabilitas Fisik SLBN Pembina Tingkat Provinsi.
Pelayanan Pendidikan Khusus Pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Bagi Peserta Didik Berkelainan Fisik Di SLBN Pembina Tingkat Provinsi
- Tanggung jawab
- Kelengkapan sarana dan prasarana
- Kemudahan Akses
- Kedispilinan
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan sarana dan prasarana yang menjadi faktor pendukung masih perlu ditingkatkan dan. Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa tatanan prasarana yang ada dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang menyediakan layanan sekolah dan bukan pendidikan. Dari hasil wawancara HNH, salah satu orang tua mengatakan bahwa “Lokasi pelayanan diharapkan karena lokasinya tenang, menyenangkan dan rapi” (Hasil wawancara HNH, 18 Maret 2015).
Dari hasil wawancara diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa lokasi pelayanan diperuntukkan bagi siswa penyandang disabilitas fisik. Dari hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa disiplin adalah konsistensi waktu kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk evaluasi. Dari hasil wawancara HNH, salah satu orang tua mengatakan bahwa “Kesopanan dan keramahan itu baik, ketertiban dan kebersamaan terkesan harmonis” (Hasil wawancara HNH, 18 Maret 2015).
“Hasil wawancara dengan salah satu orang tua mengatakan pelayanan yang diberikan sudah baik, namun mungkin jam pelayanannya harus ditambah” (Hasil wawancara HNH, 18 Maret 2015).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan
- Faktor Komunikasi (Comunication)
- Faktor Sumber Daya (Resources)
- Faktor Struktur Birokrasi (Beructaric structure)
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis mengenai kejelasan komunikasi, menurut beberapa informan diterima dengan jelas. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa ketrampilan dan keahlian para staf cukup handal dan kepercayaan seluruh guru terhadap siswanya. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dianalisis bahwa anggaran beasiswa yang diberikan akan menjadi faktor pendukung bagi mahasiswa.
Dari hasil wawancara dapat ditarik kesimpulan bahwa keterlibatan mereka dalam dunia pendidikan sangat besar dan tinggi. Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian insentif tidak terlalu mempengaruhi kinerja mereka. Berdasarkan hasil wawancara, salah satu guru di bagian sarana dan prasarana mengatakan bahwa “Insentif sangat mempengaruhi kinerja mereka dengan sertifikasi (Hasil wawancara JML, 17 Maret 2015).
Dari hasil wawancara diatas dapat dianalisis dari segi pembagian tanggung jawab yang ada, ada tanggung jawab yang telah ditentukan.
Kesimpulan
Lokasi pelayanan cenderung tidak mengganggu, lokasi pelayanan memadai dan akses keamanan berjalan baik karena terdapat 2 (dua) orang petugas keamanan dan tertib administrasi. Disiplin dalam pemberian pelayanan terutama konsistensi jam kerja sesuai ketentuan yang berlaku dan pemberian pelayanan harus disiplin, sopan, santun dan bersahabat. Dalam pelaksanaan disiplin ini rata-rata tingkat kedisiplinan, kesantunan dan keramahan terlihat dengan penerapan peraturan yang ada dan pemberian pelayanan kesantunan dan keramahtamahan sudah cukup baik.
Sekolah menjaga komunikasi dan koordinasi yang baik antara pihak pendidikan dan sekolah, sering terlihat adanya pengawasan dan interaksi yang setara, serta ketua komite sering diundang untuk melakukan evaluasi. Profesionalisme dan kualitas staf telah diterapkan dengan baik dalam penerapan kebijakan ini, keterampilan dan keahlian staf cukup handal dan dipercaya oleh seluruh karyawan. Faktor disposisi (sikap pelayanan) dan pemberian insentif membentuk komitmen yang tinggi dan mewujudkan visi dan misi yang diwujudkan.
Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik penyandang disabilitas fisik dilaksanakan berdasarkan struktur organisasi yang jelas dan laporan pertanggungjawaban yang ada, dilaksanakan sesuai SOP yang berlaku dan fragmentasi (pembagian tanggung jawab kegiatan pegawai).
Saran
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilaksanakan kebijakan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas fisik yang terdaftar di SLB Negeri ParangTambung Makassar. Melihat kebijakan tersebut, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Implementasi Kebijakan Layanan Pendidikan Khusus di SMA Bagi Siswa Penyandang Disabilitas Fisik di SLB Negeri ParangTambung Makassar”. Bagaimana implementasi Kebijakan Layanan Pendidikan Khusus di SMA bagi siswa penyandang disabilitas fisik di SLB Negeri Parangtambung Makassar.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kebijakan layanan pendidikan khusus di sekolah menengah bagi siswa penyandang disabilitas fisik di SLB Negeri Parangtambung Makassar. Untuk mengetahui bagaimana layanan pendidikan khusus dilaksanakan di SMA bagi siswa penyandang disabilitas fisik di SLB Negeri Parangtambung Makassar. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi implementasi kebijakan layanan pendidikan khusus di sekolah menengah bagi siswa penyandang disabilitas di SLB Negeri Parangtambung Makassar.
Memberikan informasi tentang layanan pendidikan khusus di sekolah menengah atas bagi siswa penyandang cacat, pentingnya pemerintah dan.
Pengertian, Konsep dan Teori 1. Konsep Kebijakan Publik
- Implementasi Kebijakan Dan Publik Model Donal Van Meter Dan Carl Van Horn Model pendektan top-down yang dirumuskan oleh Donal van meter dan carl van horn
- Tanggung jawab 2. Kelengkapan sarana
Indikator keberhasilan layanan pendidikan khusus sekolah menengah bagi siswa penyandang disabilitas fisik tingkat SLBN Pembina provinsi Sulawesi Selatan. Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pemenuhan harapan terhadap sarana dan prasarana yang ada belum sesuai. Pembelajaran tambahan diharapkan tetap diperlukan untuk menjamin kelancaran proses pendidikan bagi siswa. Akses aman yang ada masih perlu ditingkatkan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas fisik.
Indikator keberhasilan implementasi kebijakan layanan pendidikan khusus di sekolah menengah atas bagi siswa penyandang disabilitas fisik tingkat SLBN Pembina Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan khusus bagi siswa penyandang disabilitas fisik, para informan di atas menerima dengan baik dan tegas. Sumber daya adalah seluruh sumber daya yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kebijakan layanan pendidikan khusus di sekolah menengah atas bagi siswa berkebutuhan khusus.
Efektivitas alokasi anggaran sangat mendukung tujuan penyelenggaraan layanan pendidikan khusus bagi siswa penyandang disabilitas fisik. Komitmen yang terlihat dalam pelaksanaan wewenang, fungsi dan tanggung jawab adalah seringnya kinerja siswa penyandang disabilitas fisik. Implementasi kebijakan layanan pendidikan khusus SMA bagi siswa penyandang disabilitas fisik di Pengawas SLBN Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan telah berjalan efektif.