BAB II DASAR TEORI
II.3 Filter Pengolahan Data Magnetik
II.3.9 Bandpass Filter
Suatu filter yang dapat melewatkan rentang frekuensi tertentu diantara frekuensi cut-off pertama dan frekuensi cut-off kedua. Jika ada frekuensi yang ada diluar rentang frekuensi tersebut, maka sinyal akan diredam. Filter ini merupakan penggabungan dari low pass filter dan high pass filter. Daerahnya dibatasi oleh dua frekuensi tepi. Frekuensi tepi rendah menunjukkan batas frekuensi rendah dari suatu high pass filter, sedangkan frekuensi tepi yang tinggi menunjukkan batas frekuensi tinggi dari suatu low pass filter. (Rohman, S, N,. 2019). Band pass filter tersusun dari high pass filter yang diseri dengan low pass filter. Rentang frekuensi yang berada diantara frekuensi batas atas (fH) dan Frekuensi batas bawah (fL) ini biasanya dikenal dengan filter bandwidth.
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Gambar 2.22. Grafik gain tegangan terhadap frekuensi dari band pass filter
Gambar 2.23. Respon band pass filter
Menghitung frekuensi cut off band pass filter
Untuk menentukan frekuensi cutoff 1 (fc1) frekuensi cut off high pass menggunakan rumus :
√ (2.32)
Untuk menentukan frekuensi cutoff 2 (fc2) atau frekuensi cutoff low pass filter menggunakan rumus:
√ (2.33)
Selanjutnya untuk mencari frekuensi cutoff tengah (fr) dapat menggunakan rumus:
√ (2.34)
Sedangkan untuk mencari bandwidth dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
(2.35)
35 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
II.3.10 Dekonvolusi Euler
Dekonvolusi euler merupakan suatu teknik analisis untuk menentukan lokasi dan kedalaman sumber anomali dari sebuah medan potensial. Teknik ini didasarkan pada derajat homogenitas Euler (N) yang di interpretasikan sebagai struktur indeks (Thompson, 1982). Misalkan f adalah fungsi dari tiga koordinat kartesis x, y dan z, dan ditulis sebagai f (x,y,z). Fungsi f (x,y,z) disebut homogen dengan derajat n jika memenuhi:
( , , 𝑧) = ( , , 𝑧) (2.36)
Fungsi f (x,y,z) yang homogen dengan derajat n juga memenuhi persamaan berikut (lampiran 2):
(2.37)
Persamaan diferensial parsial di atas dikenal sebagai persamaan Euler homogen atau disingkat persamaan euler dengan derajat (Thompson, 1982).
Intensitas anomali magnetik dari susunan kutub atau dipol memiliki karakteristik peluruhan dengan jarak. Efek sumber anomali terhadap distribusi medan magnet dapat ditulis sebagai berikut (Durrheim dan Cooper, 1998):
(2.38)
Dimana merupakan jarak sumber anomali yaitu √ 2 + 2 + 𝑧2 , sepadan dengan magnetisasi yang nilainya konstan dan N merupakan struktur indeks. Pada persamaan (2.37) dan (2.38) terlihat bahwa persamaan euler dengan derajat = −𝑁.
Sumber gravitasi ataupun magnetik sederhana yang respon medannya mempunyai bentuk seperti persamaan (2.38) tersebut. Struktur indeks N pada persamaan (2.38) merupakan suatu nilai peluruhan anomali terhadap jarak yang disebabkan pada model atau struktur penyebab anomaly.
36 Laboratorium Geofisika Eksplorasi
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Tabel 2.1 Tabel struktur indeks untuk model sederhana (Reid dkk., 1990)
Misalkan sebuah sumber titik (titik massa atau dipole magnetik) terletak pada posisi 0, 0, 𝑧0 Intensitas magnetik total akan mempunyai bentuk:
∆( , , 𝑧) = [( − 0), ( − 0), 𝑧0)] (2.39) Persamaann euler dapat dituliskan sebagai berikut (Reid et al., 1990):
(2.40)
dengan ( 0, 0, 𝑧0) adalah posisi sumber yang diamati pada yang merupakan posisi observasi (x, y, z). dan N merepresentasikan indeks struktur. Penyelesaian persamaan Euler (2.23) dapat dilakukan dengan mencari ( 0, 0, 𝑧0) untuk satu set data (window) dapat dihitung dengan menyelesaikan dengan metode kuadrat terkecil (least square). Untuk kasus 2D dapat ditulis sebagai berikut:
(2.41)
Dimana B adalah medan magnet regional. Persamaan (2.24) dapat ditulis ulang menjadi persamaan (2.25), yang merupakan bentuk dari persamaan linear. Skema dekonvolusi euler dapat dilihat pada gambar 2.6 untuk kasus 2D dimana w adalah lebar window.
(2.42)
37 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Gambar 2.24. Skema dekonvolusi euler untuk kasus 2D (Thompson 1982) Persamaan (2.42) dibuat dalam bentuk matriks (persamaan 2.43) untuk memudahkan perhitungan.
(2.43)
Persamaan (2.43) disederhanakan menjadi 2.44 untuk mencari nilai 0, 𝑧0, : 𝑫. 𝑺 = 𝑴
𝑫𝒕𝑫𝑺 = 𝑫𝒕𝐌 (2.44)
𝑺 = (𝑫𝒕𝑫)−𝟏𝑫𝒕𝐌 Dimana:
[.]t = transpose [.]-1 = invers matriks i = Jumlah data
38 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
II.3.11 Fast Fourier Transform (FFT)
Transformasi Fourier adalah suatu model transformasi yang memindahkan domain spasial atau domain waktu menjadi domain frekuensi. Transformasi Fourier merupakan suatu proses yang banyak digunakan untuk memindahkan domain dari suatu fungsi atau obyek ke dalam domain frekuensi. Di dalam pengolahan citra digital, transformasi fourier digunakan untuk mengubah domain spasial pada citra menjadi domain frekuensi. Analisa-analisa dalam domain frekuensi banyak digunakan seperti filtering. Dengan menggunakan transformasi fourier, sinyal atau citra dapat dilihat sebagai suatu obyek dalam domain frekuensi.
A. Transformasi Fourier 2D
Transformasi Fourier kontinu 2D dari suatu fungsi spasial f(x,y) didefinisikan dengan:
F (
1,
2)
f (x, y).e
j1x2 ydxdy
(2.45)
dimana F(ω1x, ω2y) adalah fungsi dalam domain frekwensi f(x,y) adalah fungsi spasial atau citra, ω1x dan ω2y adalah frekwensi radial 0 – 2. Transformasi fourier yang digunakan dalam pengolahan citra digital adalah transformasi fourier 2D.
Diketahui fungsi spasial f(x,y) berikut:
39 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika
UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
f(x,y) 1
1 1
y x
Gambar 2.25. Fungsi Spasial f(x,y) FFT 2D (Wintz, 2000)
Transformasi fourier dari f(x,y) di atas adalah:
( ) ∫ ∫ ( ) ( )
∫ [
]
∫ ( )
( )
[
]
( ) ( )
( ) ( )
FFT (Fast Fourier Transform) adalah teknik perhitungan cepat dari DFT (Discrete Fourier Transform). Untuk pembahasan FFT ini, akan dijelaskan FFT untuk 1D dan FFT 2D. FFT 2D adalah pengembangan dari DFT 2D.
A. FFT 2D
FFT 2D adalah DFT 2D dengan teknik perhitungan yang cepat dengan memanfaatkan sifat periodikal dari transformasi fourier. Seperti halnya FFT 1D, maka dengan menggunakan sifat fungsi sinus dan cosinus, algoritma dari FFT 2D ini adalah :
(1) Hitung FFT 2D untuk n1 = 1 s/d N1/2 dan n2 = 1 s/d N2/2 menggunakan rumus DFT.
(2) Untuk selanjutnya digunakan teknk konjugate 2D.
Pengolahan FFT (Fast Fourier Transform) 2D dapat menggunakan 2 software yaitu Geosoft Oasis Montaj dan Matlab
(2.46)
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
1. Fast Fourier Transform (FFT) Menggunakan Geosoft Oasis Montaj Proses analisa spektrum gelombang menggunakan proses FFT dengan software Geosoft OASIS Montaj dalam pengolahannya menggunakan filter Butterworth Filter.
Gambar 2.26. FFT menggunakn Geosoft OASIS Montaj dengan Butterworth Filter
Gambar 2.27. Peta Regional hasil proses FFT dengan software Geosoft.
Gambar 2.28. Peta Residual proses FFT dengan software Geosoft.
41 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
2. Fast Fourier Transform (FFT) Menggunakan Matlab
Proses FFT dengan menggunakan Matlab dalam pengolahannya berfungsi sebagai informasi menentukan kedalaman pada peta yang dihasilkan.
Gambar 2.29. GrafikAnalisa Fourier pemisahan anomali Regional, Residual, dan Noise hasil dari pengolahan menggunakan Matlab.
regional residual
n 10.5 10.5
m 51.501 22.829
2phi 6.28 6.28
Depth (m) 86.1083599 38.16950637
Gambar 2.30. Data kedalaman anomali regional dan residual hasil pengoahan Matlab.
II.3.12 Pemodelan Inversi Metode Magnetik 3D
Pemodelan 3D merupakan metode inversi yang digunakan untuk memperkirakan model respon magnetik yang paling cocok dengan data observasi.
Untuk mencocokan data tersebut dapat dinyatakan dengan fungsi objektif yang merupakan fungsi dari selisih antara teoritis dengan data observasi. Setiap anomali magnetik yang diamati diatas permukaan dapat dievaluasi dengan menghitung proyeksi anomali medan magnet dari arah yang ditentukan. Sumber pada lokasi yang diteliti, di set kedalaman sebuah cell ortogonal berupa mesh 3D (Li, Y. and Oldenburg, D. W., 1996). Mesh 3D diasumsikan mempunyai suseptibilitas di dalam masing-masing cell dan magnetik remanen diabaikan.
Pemodelan inversi pada data magnetik dimana model bawah permukaan didiskretisasi menjadi susunan prisma tegak atau kubus dalam ruang 3D. Geometri
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
model tetap sehingga parameter model adalah intensitas magnetisasi yang homogen untuk tiap kubus (Gambar 1)Jika suatu model bawah permukaan 3-D dibangun dari himpunan prisma tegak dengan intensitas magnetisasi/suseptibilitas homogen maka vektor data magnetik d (di , i=1,2,…,N) adalah transformasi linier antara intensitas magnetisasi tiap prisma (mi , i=1,2,…,M) dengan matriks kernel G (Grandis &
Yudistira, 2001) berukuran (N x M) sebagai berikut :
d = G m (2.47)
dimana :
G = matriks kernel m= parameter model d = data
Matriks kernel merupakan ekspresi/ penjabaran geometri dari model anomali yang dibangun dari kumpulan prisma. Data (d) merupakan data anomali magnetik, sementara parameter model (m) merupakan suseptibilitas dari masing-masing prisma dan merupakan parameter yang dicari. Gabungan data di permukaan (z = 0) dan hasil kontinuasi ke atas (z > 0) menghasilkan data dengan jumlah lebih besar dari jumlah parameter model (N > M ) sehingga solusi inversi bersifat over-determined :
m = [ GT G ]-1 GT d (2.48)
Untuk menghindari ketidakstabilan inversi matriks yang mendekati kondisi singular maka dilakukan minimisasi “norm” melalui faktor redaman (0 < λ < 1) (Barbosa dan Silva, 2006) sehingga persamaan di atas menjadi :
m = D [ D GT G D + λ I ]-1 D GT d (2.49)
dimana matriks D merupakanmatriks diagonal (M x M), dengan elemen-elemen
(∑ )-1/2
Proses inversi menggunakan metode Singular Value Decomposition (SVD) yang dikontrol oleh faktor redaman (λ) yang dipilih secara trial and error.
43 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Diagram Alir
Secara garis besar, survei dan pengolahan geomagnetik dapat diberikan dalam diagram alir sebagai berikut :
Mulai
Informasi geologi
Desain Survey
Pengambilan data lapangan
Data lapangan
Koreksi variasi harian dankoreksi IGRF
Anomali Medan Magnet Total
Pengolahan Data
Peta Anomali Medan Magnet Total
Filter
Interpretasi
Selesai Gambar 3.1. Diagram alir penelitian.
44 Laboratorium Geofisika Eksplorasi
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
III.2 Instrumentasi
III.2.1. Proton Precision Magnetometer (PPM) Seri G-856
Gambar 3.2. Instrumen Metode Geomagnetik.
Instrumentasi yang dalam Pengukuran metode Geomagnetik adalah PPM (Proton Precision Magnetometer) seri G-856. PPM seri G-856 merupakan instrumen yang mengukur intensitas skalar dari lokal medan magnet. Komponen dari aksesoris dari PPM G-856 terdiri dari :
1. Magnetometer 2. Sensor
3. Sensor kabel Sinyal 4. Tiang alumunium
5. Baterai (D-sel alkali baterai) 6. Kabel Data output
Peralatan penunjang lain yang mendukung dalam pengukuran metode magnetik yaitu 1. GPS (Global Positioning System), untuk penentuan posisi koordinat waktu
pengukuran.
2. Kompas Geologiuntuk mengetahui arah utara sebagai orientasi lintasan dan sensor.
3. Jam, untuk melihat waktu pada saat pengukuran data magnetik.
4. Peta topografi, untuk menentukan rute perjalanan dan letak titik pengukuran pada saat survei magnetik di lokasi.
5. Buku kerja, untuk mencatat data-data selama pengambilan data.
45 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
III.2.1.1. Prinsip Kerja Alat PPM Seri G-856
Magnetometer adalah instrument geofisika yang digunakan untuk mengukur kekuatan medan magnet bumi prinsip kerja alat ini menganut prinsip gaya lorentz.
Gambar 3.3. Gabungan medan magnet dan arus gaya magnet (Lorentz) tegak lurus arah arus I dan medan B.
Gambar 3.4. Arah dipol proton searah medan magnet bumi (a), dipol proton terinduksi medan magnet kumparan (b), proton berpresisi (c).
Secara umum alat ini terdiri dari sensor, processing unit, kabel penghubung dan sebuah pencatat frekuensi (counter). Komponen utama dari sensor magnetometer adalah tabung silinder yang berisi cairan kaya hidrogen dan lilitan kawat.
Prinsip kerja Proton Procession Magnetometer adalah dengan proton yang ada pada semua atom berpresisi pada sumbu axis yang sejajar dengan medan 34magnet bumi. Normalnya, proton cenderung untuk sejajar dengan medan magnet bumi (a) Ketika saklar di tutup, arus DC mengalir dari baterai ke lilitan, kemudian
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Memproduksi kuat medan magnet dalam silinder tersebut. Atom Hidrogen (proton) yang berputar di induksi medan magnet (medan magnet akibat aliran arus pada kawat, maka proton dengan sendirinya akan menyesuaikan dengan medan magnet yang baru B, (b) Kemudian saklar di buka sehingga tidak ada aliran arus dalam kumparan akhirnya atom hidrogen dalam sensor bergetar berpresisi, (c) Menuju kondisi awal medan magnet bumi.
Keadaan presisi medan magnet Bumi menghasilkan torsi pada putaran atom hydrogen, sensor akan mendeteksi adanya getaran dan osilasi tersebut.
Presesi tersebut menunjukkan medan magnet dalam berbagai waktu (time- varying) yang mana menginduksi sedikit arus AC pada lilitan tersebut. Frekuensi pada arus AC memiliki persamaan dengan frekuensi presesi atom tersebut. Karena frekuensi presesi berbanding dengan kuat medan total dan karena konstanta perbandingan diketahui, maka kuat medan total dapat ditetapkan dengan akurat.
Saat terjadi perubahan kesejajaran, perputaran proton berpresesi, dan putarannya semakin melambat.
Frekuensi pada saat presesi berbanding lurus dengan kuat medan magnet Bumi. Rasio Gyromagnetic proton adalah 0,042576 Hertz / nano Tesla. Sebagai contoh, pada area dengan kekuatan medan sebesar 57.780 nT maka frekuensi presesi menjadi 2460 Hz.
III.2.2 Alat Fluxgate Magnetometer
Sensor fluxgate bekerja dengan membandingan medan magnet yang diukur Bext dengan medan magnet referensi Bref. Medan magnet referensi, dapat berbentuk sinyal bolak-balik sinusoida, persegi, atau segitiga, yang dieksitasikan pada inti melalui kumparan primer. Dalam bentuk sederhana, sensor magnetik fluxgate terdiri dari dua kumparan, yaitu kumparan primer sebagai kumparan eksitasi (A) dan kumparan sekunder sebagai kumparan pick-up (B), seperti terlihat pada Gambar 3.5.
47 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Gambar 3.5. Bentuk sederhana sensor magnetik fluxgate
III.2.2.1. Prinsip Kerja Sensor Fluxgate
Kumparan primer digunakan untuk membangkitkan medan magnet.
Medan magnet yang timbul pada kumparan primer akibat adanya medan listrik pada solenoid (Hukum Faraday). Sedangkan kumparan sekunder berfungsi untuk menangkap perubahan medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan primer.
Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan primer akan diterima oleh kumparan sekunder, dan akan menghasilkan GGL induksi. Besarnya GGL induksi yang terjadi ditentukan oleh banyaknya garis gaya magnet yang mampu ditangkap oleh penampang kumparan (Hukum Ampere). Sedangkan kumparan sekunder berfungsi untuk menangkap perubahan medan magnet yang di timbulkan oleh kumparan primer. Medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan primer akan diterima oleh kumparan sekunder, dan akan menghasilkan GGL induksi. Besarnya GGL induksi yang terjadi ditentukan oleh banyaknya garis gaya magnet yang mampu ditangkap oleh penampang kumparan (Hukum Ampere).
Perubahan medan magnet luar yang diterima oleh kumparan sekunder ini akan menghasilkan perubahan arus. Tegangan keluaran, Vout pada kumparan sekunder merupakan laju perubahan flux magnet di dalam inti. Berdasarkan Hukum Faraday, amplitudo tegangan
keluran induksi dituliskan sebagai :
𝑁
𝑁
Dengan : N adalah jumlah lilitan kumparan sekunder A adalah luas bidang potong inti sensor.
48 Laboratorium Geofisika Eksplorasi
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Sehingga tegangan keluaran harmonisasi kedua pada kumparan sekunder dapat dituliskan :
𝑁
.
III.2.3 Alat Airborne Magnetik
Survei geomagnetik dalam eksplorasi barang tambang biasanya dilakukan di darat dan diudara. Survei geomagnetik di udara biasanya dilakukan untuk memetakan daerah yang luas. Alat yang digunakan biasanya adalah flux-gate magnetometer, nuclear precession. Kepekaan alat yang dipergunakan biasanya lebih tinggi (1-5 gamma) daripada yang dipergunakan di darat (10-20 gamma).
Pada survei ini biasanya menggunakan helicopter yang dipasang sensor flux-gate magnetometer pada tali sepanjang 30 m, karena menggunakan pesawat atau helicopter sehingga biaya penyelidikan dari udara jauh lebih mahal.
Gambar 3.6. Prinsip Kerja Alat Airborne Magnetik
Dengan menggunakan Aeromagnetic UAV dapat dilakukan survei Geomagnetik pada area yang luas, dengan hasil data beresolusi tinggi, dan biaya
49 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
survei yang murah karena menggunakan drone. Tidak hanya itu saja, hasil survei dapat dilihat langsung pada monitor karena sudah berbasis pengiriman data secara realtime. Aeromagnetic UAV juga sudah dilengkapi dengan sistem Automatic Flight sehingga drone bisa terbang sesuai lintasan yang dibuat, dengan mendesain lintasan survei nantinya target survei akan didapat dengan lebih mudah. Survei Geomagnetic dengan Aeromagnetic UAV dapat dilakukan dengan cepat, hal ini akan sangat membantu sekali dalam tahap eksplorasi awal di bidang pertambangan.
III.4 Akusisi Metode Geomagnetik
Dalam akusisi data Geomagnetik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu secara satu alat(looping), baserover, dan gradien vertikal. Perbedaan dalam beberapa cara tersebut hanya ditekankan dalam pengunaan instrumen dalam pengukuran.
1 Satu Alat (Looping)
Pengukuran yang dimulai dari base dan diakhiri di base lagi. Pengukuran satu alat ini hanya menggunakan satu alat PPM seri G-856 yang menjadi base dan rover.Dimana sekaligus pengukuran looping ini mencatat nilai variasi harian dan intensitas medan magnet total. Ilustrasi pengukuran satu alat ditunjukkan pada gambar 3.5.
Base
Gambar 3.7. Ilustrasi Pengukuran Satu Alat
50 Laboratorium Geofisika Eksplorasi
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
2 Base – Rover
Pengukuran yang menggunakan minimal dua buah alat PPM seri G-856 atau lebih, dimana satu buah untuk pengambilan data base yang penempatan alat PPM tersebut dipasang pada tempat yang bebas dari noise guna mencatat nilai variasi harian dan tetap sedangkan satunya untuk pengambilan data di lapangan guna mencatat intensitas medan total dari tiap lintasan.
Base
Rover
Gambar 3.8 Ilustrasi Pengukuran Base Rover
3 Gradien Vertikal
Untuk pengukuran Gradien vertikal secara pengukurannya sama dapat dilakukan secara Satu Alat atau Base-rover, hanya saja perbedaannya pada pemakaian sensor. Jumlah sensor yang digunakan 2 buah sensor.Biasanya untuk pemetaan medan magnet total dan variasi gradien vertikal medan magnet
Untuk Pengukuran Geomagnetik itu sendiri yang secara valid, umum, standar dalam pengukurannya yaitu menggunakan base-rover. Sedangkan untuk satu alat dan gradien vertikal jarang digunakan dalam pengukuran secara umum.
Gradien vertikal juga hanya digunakan pengukuran untuk mengetahui batas litologi suatu lapangan saja.
51 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Data-data yang dicatat dalam Pengukuran geomagnetic antara lain : 1. Waktu : meliputi hari, tanggal, jam
2. Data Geomagnetik :
a. Medan Total : minimal lima kali pengukuran pada tiap stasiun
pengukuran untuk mengurangi gangguan lokal
(noise).
b. Medan Vertikal :dua orientasi yaitu utara-selatan dan timur barat dengan masing-masing minimal lima kali pengukuran pada setiap stasiun pengamatan.
c. Variasi harian
d. Medan utama bumi (IGRF) 3. Posisi stasiun pengukuran
4. Kondisi cuaca dan topografi lapangan
Pengumpulan data bergantung pada target dan kondisi lapangan.
Pengukuran dengan target lokal biasanya dilakukan untuk daerah survei yang tidak terlalu luas, dengan spasi 50–500 meter, sedang untuk target regional mencakup daerah yang lebih luas dengan spasi 1–5 km.
Pengukuran di daerah gunungapi, di puncak dan tubuh gunung dilakukan dengan spasi 0,5 km atau sekitar 25-30 menit perjalanan (kaki), sedangkan pada kaki gunung dan sekitarnya spasinya 1-2 km. Untuk target dengan daerah yang sempit dan topografi yang relative datar dapat dilakukan dengan spasi 50–100 m bergantung kepada hasil pengukuran yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan pada titik yang telah diplotkangrid-nya. Variasi harian dapat diukur dengan menggunakan Base station PPM.
Dalam pelaksanaannya lokasi penelitian dibagi menjadi titik-titik ukur yang berjarak satu meter sehingga membentuk grid. Dalam pembuatan grid ini digunakan theodolit, meteran dan rafia panjang untuk membuat lintasannya. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih dahulu ditentukan arah utara medan magnetik bumi dengan kompas geologi, sebab selama pengukuran sensor PPM harus mengarah utara-selatan. Pada setiap titik pengukuran intensitas medan magnet total dilakukan 3 kali pembacaan, guna mendapatkan data yang lebih akurat dan meminimalisir noise.
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
III.4.1. SOP (Standar Operating Procedure) Pengoperasian PPM seri G-856
Gambar 3.9. Panel alat PPM seri G-856 a). Modus Operasi
1. Modus Survei : mengukur intensitas medan magnetik sebagai fungsi ruang atau jarak. Data di memori disimpan dalam format : nilai intensitas medan, nomor stasiun, waktu pengukuran dan nomor lintasan.
2. Modus Auto : mengukur nilai intensitas medan magnetik sebagai fungsi waktu. Data di memori disimpan dalam format : nilai intensitas medan, nomor stasiun, waktu, dan Julian-day.
b). Prosedur Operasi :
1. Memasang battery pada Console, 2. Memasang sensor di tiang penyangga, 3. Menghubungkan seluruh kabel konektor, 4. Memeriksa isi memori,
5. Melakukan ‘Tuning’ dengan mengambil kuat sinyal (signal strength) yang paling kuat sesuai dengan harga medan di daerah survei,
6. Menyetel konfigurasi waktu : hari, tanggal, jam, dan menit saat pengambilan data,
7. Menyetel konfigurasi lintasan (modus survei dan gradiometer) dan interval waktu pengambilan data otomatis. (modus auto),
8. Mengambil data :
- Pengambilan data dilakukan dengan operasi : READ → STORE
- Arah sensor sesuai dengan tanda anak panah (N)
53 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
- Pengambilan data dengan modus AUTO dilaksanakan di tempat yang tetap (fixed station).
9. Mentransfer data di memori ke komputer untuk pemrosesan lebih lanjut.
c). Petunjuk Pengoperasian :
1. Mengambil dan menyimpan data pembacaan : READ → STORE
2. Membersihkan seluruh isi layar : CLEAR
3. Memanggil isi memori (pembacaan yang terakhir) : RECALL
4. Memanggil isi memori (nomor stasiun tertentu) :
RECALL → SHIFT→ station # → station #→ station # → ENTER 5. Tuning magnetometer :
READ → TUNE → SHIFT → ENTER 6. Menghapus data :
a. Pembacaan yang terakhir :
Tekan :READ → RECALL → ERASE → ERASE b. Kelompok pembacaan yang terakhir :
Tekan : RECALL → SHIFT → station # → station # → station #
→ ENTER → ERASE → ERASE c. Seluruh memori :
Tekan : RECALL → SHIFT → 0 → ENTER → ERASE → ERASE.
7. Membaca waktu dan line number :
Tekan : TIME (tekan ketika pembacaan sedang ditampilkan) 8. Set-up line number :
Tekan : TIME → SHIFT → line # → line # → line # → ENTER 9. Set-up Julian Day :
Tekan : AUTO → TIME → SHIFT → day # → day # → day # → ENTER 10. Set up Julian Day dan Time :
Tekan : AUTO → TIME→ SHIFT → day # → day # → day # → hour#
→ hour # → minute # → minute # → ENTER 11. Memulai keluaran data :
54 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika
Modul Praktikum Geomagnetik
2022
Tekan : AUTO → ENTER 12. Menyetop keluaran :
Tekan : OUTPUT → CLEAR 13. Set-up mode Auto :
Tekan : AUTO → SHIFT → Second # → Second # → ENTER 14. Menghentikan mode Auto :
Tekan : AUTO → CLEAR
d).Daftar Fungsi Tombol, Tampilan, dan Konektor :
CLEAR : membersihkan segala tampilan layar
SHIFT 0
ENTER
OUTPUT 1
AUTO 2
ERASE 3
FIELD 4 TIME 5
TUNE 6
RECALL 7
STORE 8 READ 9
: mengakses fungsi-fungsi tertentu
: memberikan perintah sistem untuk melaksanakan perintah pengaksesan suatu fungsi. Selain itu untuk menaikkan lokasi memori yang tampil di RECALL.
: mengeluarkan data memori secara otomatis ke piranti eksternal
: memulai dan mengakhiri perekaman data secara otomatis .
: menghapus data yang terbaca terakhir, kelompokdata atau seluruh data yang ada di memori.
: mengakses clock waktu saat itu dan menampilkan waktu saat pembacaan data dilakukan.
: menampilkan dan/ atau men-set up tuning, serta mengatur kuat sinyal.
:mengakses memori dan menurunkan lokasi memori yang ditampilkan.
: menyimpan data pembacaan dalam memori : pembacaan harga medan
55 Laboratorium Geofisika Eksplorasi Program Studi Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta