BAB XII FIRMA (FA)
H. Firma Didirikan Oleh Para Anggota yang Semuanya
I. Firma Didirikan Oleh Anggota yang Sudah Memiliki
Jika firma didirikan oleh salah seorang anggota yang sudah memiliki usaha dan beberapa anggota yang belum memiliki usaha, maka prosedur akuntansinya adalah:
1. Mengadakan penilaian kembali aktiva atau kekayaan milik anggota yang sudah memiliki usaha.
2. Mencatat penyetoran kekayaan anggota yang belum memiliki usaha.
3. Menyusun neraca awal firma.
Akibat dari adanya anggota pendiri firma yang sudah memiliki usaha dan yang belum memiliki usaha, maka ada 2 metode akuntansi yang dapat digunakan untuk mencatat pendirian firma, yaitu :
1. Pembukuan firma menggunakan buku baru.
2. Pembukuan firma melanjutkan buku milik anggota yang sudah memiliki usaha.
Contoh:
Pada tanggal 1 Maret 2018, Tuan A, Nyonya B, Tuan C, dan Nona D telah bersepakat untuk mendirikan sebuah firma yang bergerak dalam bidang perdagangan konveksi. Nyonya B, Tuan C dan Nona D merupakan para anggota yang sebelumnya belum memiliki usaha. Sedangkan Tuan Muh sudah memiliki usaha perusahaan perseorangan berupa Toko Konveksi pakaian jadi yang pada saat firma akan didirikan memiliki posisi keuangan sebagai berikut:
141 Neraca Tn. A
1 Maret 2018
Kas 6.000.000 Hutang 3.500.000
Piutang 1.500.000 Dagang 4.500.000 Dagang 8.750.000 Hutang Bank
Persediaan 2.250.000 10.500.000
Barang Modal
Alat-alat took
Total 18.500.000 Total 18.500.000
Sedangkan anggota-anggota yang lainnya menyetorkan kekayaan sebagai berikut:
Ny. B Tuan C Nn. D
Kas
Persediaan Kendaraan Tanah Peralatan kantor Bangunan Kantor.
Jumlah
Rp 12.000.000,00 - 18.000.000,00 - - - Rp 20.000.000,00
- 16.000.000,00 - - 8.000.000,00
- 24.000.000,00
4.600.000,00 - - 6.000.000,00
- 6.000.000,00 16.600.000,00
Setelah ke-empat anggota pendiri firma tersebut bersepakat untuk mendirikan firma, maka mereka mengadakan perjanjian mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Kas milik tuan Arpra diambil seluruhnya oleh Tuan A
142
2. Persediaan barang dagangan tuan A dinilai kembali dan diturunkan nilainya Sebesar Rp 2.500.000,00
3. Hutang Bank tuan A akan dilunasi sendiri oleh Tuan A.
4. Tanah milik Nona D dinilai kembali sebesar nilai wajarnya, yaitu sebesar Rp 8.400.000,00
5. Kendaraan milik Nyonya B juga dinilai kembali menjadi Rp l4.000.000,00
6. Firma tersebut diberi nama Firma ‘AAA’.
Berdasarkan transaksi pada contoh 2 di atas, maka prosedur akuntansi pendirian firma dengan menggunakan dua metode pembukuan adalah sebagai berikut:
Bila pembukuan menggunakan buku baru.
Jika firma AAA menggunakan buku baru, maka prosedur akuntansi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan penyesuaian kekayaan anggota yang sudah memiliki usaha (dalam hal ini Tuan A), yaitu dengan membuat jurnal penyesuaian sesual dengan perjanjian sebagai berikut:
Hutang Bank ……….. Rp 4.500.000,00 Modal Tn.Muh …….. 4.500.000,00 Kas ……… Rp 6.000.000,00 Persediaan ………. 2.500.000,00
Akibat adanya jurnal di atas, maka kekayaan dan modal Tn.Muh akan menjadi sebagai berikut:
Piutang dagang ………Rp 1.500.000,00
Persediaan barang dagangan: Rp 8.750.000,00 – Rp 2.500.000,00 = 6.250.000,00
Alat-alat toko………2.250.000,00
143
Hutang dagang ………3.500.000,00
Modal Tn.A Rp 10.500.000,00 – Rp 4.000.000,00. = 6.500.000,00
2) Melakukan penutupan buku rekening milik Tn.Muh yaitu dengan membuat jurnal penutup sebagai berikut;
Hutang dagang ……… Rp 3.500.000,00 Modal Tn.A ……... 6.500.000,00
Piutang dagang ……… Rp 1.500.000,00 Persediaan ………... 6.250.000,00 Alat-alat toko ……….. 2.250.000,00 3) Mencatat penyetoran kekayaan para anggota
yang belum memiliki usaha, termasuk penyetoran kekayaan Tn. A
a. Jurnal penyetoran kekayaan Ny.B:
Kas ………….. Rp 12.000.000,00 Kendaraan …... 14.000.000,00
Modal Ny. B ……… Rp 26.000.000,00 b. Jurnal penyetoran kekayaan Tn.Rizki:
Persediaan …... Rp 16.000.000,00 Peralatan Kantor 8.000.000,00
Modal Tn. C ………... Rp 24.000.000,00 c. Jurnal penyetoran kekayaan Nn.D:
Kas …………... Rp 4.600.000,00 Tanah ………... 8.400.000,00 Bangunan ……. 6.000.000,00
Modal Nn. D ……….. Rp 19.000.000,00 d. Jurnal penyetoran kekayaan Tn.A :
Piutang dagang .. Rp 1.500.000,00 Persediaan ……. 6.250.000,00
144
Alat-alat toko … 2.250.000,00
Hutang dagang ……… Rp 3.500.000,00 Modal Tn.A ……… 6.500.000,00 4) Membuat neraca awal firma AAA, yaitu sebesar
masing-masing rekening dari transaksi penyetoran kekayaan para anggota yang sudah dicatat dalam buku besar. Dan neraca awal firma akan terlihat sebagai berikut:
Aktiva Lancar : Hutang :
Kas 16.000.000,00 Hutang Rp 3.500.000,00
Piutang dagang 1.500.000,00 dagang Persediaan 22.500.000,00
barang 2.250.000,00
Alat-alat toko Rp 42.000.000,00 Total Akt.
Lancar Rp 8.400.000,00 Modal : Rp 26.000.000,00 Aktiva Tetap : 6.000.000,00 Modal Ny. B 24.000.000,00
Tanah 14.000.000,00 Modal Tn. C 19.000.000,00
Bangunan 8.000.000,00 Modal Nn. D 6.500.000,00
Kenderaan Rp 36.000.000,00 Modal Tn. A Rp 75.500.000,00 Peralatan kantor Rp 79.000.000,00 Total Modal Rp79.000.000.00
Total Akt. Tetap Juml. Hut &
Jumlah Aktiva Modal
Setelah neraca awal firma dibuat, langkah seianjutnya adalah menentukan rasio pembagian laba-rugi firma, kemudian barulah firma tersebut mulai beroperasi.
Bila firma melanjutkan buku anggota yang sudah memiliki usaha.
Apabila firma Kurnia menggunakan buku melanjutkan buku milik salah seorang anggota yang
145 sudah memiliki usaha, maka prosedur akuntansi yang dilakukanAdalah sebagai berikut:
1) Mengadakan penyesuaian kekayaan anggota yang sudah memiliki usaha (dalam hal mi Tuan A). Jurnal penyesuaian yang dibuat identik dengan jurnal penyesuaian pada metode pembukuan firma dengan menggunakan buku baru yang telah diuraikan di muka.
2) Mencatat penyetoran kekayaan anggota-anggota yang belum memiliki usaha, yaitu Nyonya B, Tuan C, dan Nona D. Sedangkan tuan A tidak perlu membuat jurnal penyetoran kekayaannya, sebab firma menggunakan bukunya untuk mencatat transaksi-transaksi firma.
Dengan demikian, maka jurnal penyetoran kekayaan Nyonya B, Tuan C, dan Nona D adalah identik dengan jurnal nomor 3a, 3b, dan 3c pada metode pembukuan firma dengan menggunakan buku baru yang telah diuraikan di muka.
3) Membuat neraca awal firma yang caranya sama persis dengan metode pembukuan firma dengan menggunakan buku baru (lihat di muka).
Dengan adanya dua metode pembukuan yang telah dibahas di atas, ternyata pada dasarnya keduanya akan menggunakan cara pencatatan dan penjurnlahan yang sama.
Perbedaan yang ada antara menggunakan buku baru dengan melanjutkan buku salah satu anggota yang sudah memiliki usaha hanyalah terletak pada Penutupan buku anggota yang sudah punya usaha.
Untuk metode yang pertama, buku anggota yang sudah punya usaha perlu ditutup sebab firma akan menggunakan buku baru dan anggota tersebut dianggap tidak punya usaha dan sebagai akibatnya dibuat pula jurnal penyetoran kekayaan
146
anggota yang sudah punya usaha (Lihat jurnal nomor 3d pada metode yang pertama).
Sedangkan pada metode yang ke dua, tidak diadakan penutupan buku dan jurnal penyetoran kekayaan anggota yang sudah punya usaha, sebab pembukuan firma menggunakan buku rniliknya atau rnelanjutkan buku-buku miliknya.
Neraca awal pendirian firma dengan menggunakan metode pertama dan metode ke dua akan menghasilkan informasi yang sama.
147