• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Pengarahan dalam Keperawatan

FUNGSI PENGARAHAN

B. Fungsi Pengarahan dalam Keperawatan

1. Memberikan instruksi yang jelas dalam Keperawatan

Rumah Sakit adalah sebuah unit yang menyediakan fasilitas dalam memberikan pelayanan Kesehatan dan memiliki peran dalam menyalurkan jasa kesehatan kepada setiap klien sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan diharapkan serta melaksanakan fungsi manajemen dirumah sakit (UU No 44 Tahun, 2009). Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan pelayanan yang berkualitas. Bidang keperawatan dapat mengambil peran dengan memberikan jasa yang

diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan baik serta berdampak kepada masyarakat luas. Salah satu bentuk praktik keperawatan yang mempunyai kualitas tentunya dapat menilai kinerja setiap perawat untuk mampu meningkatkan kemampuan dalam menyalurkan jasanya kedalam bentuk praktik asuhan keperawatan kepada pasien. Hal tersebut menjadi penghubung dari bimbingan maupun instruksi oleh kepala ruangan yang berperan sebagai manajer ruangan dalam memastikan kualitas mutu pelayanan asuhan keperawatan di setiap unit ruangan yang ada dirumah sakit.

Kepala ruangan berperan dalam memonitoring kualitas pelayanan keperawatan, salah satunya yakni kinerja setiap perawat dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan. Peran kepala ruangan yang menjadi roda dalam tugas dan tanggung jawabnya dengan melakukan pengelolaan sumber daya di ruang perawatan dalam proses pelaksanaan manajemen salah satunya ialah dengan melaksanakan fungsi pengarahan. Hasil Kerja yang maksimal dapat melahirkan kualitas mutu yang baik juga (Jauhari et al., 2023).

Manajemen merupakan suatu sistem yang dinamis dalam melaksanakan sebuah kegiatan disuatu instansi. Supaya manajemen keperawatan dapat berjalan dengan baik, diperlukan peran kepala ruangan atau manajer keperawatan yang bekerja secara efisien untuk meningkatkan serta menjamin kualitas dari mutu asuhan keperawatan dan keselamatan pasien yang ditemukan pada lingkungan rumah sakit.

Kepala ruangan atau manajer keperawatan memiliki peran dan fungsi yang besar agar implementasi peran staf dalam fungsi pengarahan dapat berjalan dengan optimal. Adapun peran, fungsi dan instruksi kepala ruangan di rumah sakit dalam menjalankan fungsi pengarahan yaitu sebagai berikut (Melelo, 2023):

Tabel 4.1: Peran, Fungsi dan Instruksi Kepala Ruangan di Rumah Sakit dalam Menjalankan Fungsi Pengarahan

Peran Instruksi dari Kepala Ruangan

Interpersonal Kepala ruangan menjadi role model

dalam meningkatkan level kompetensi

Informasional a. Media informasi mengenai alur dan

pelaksanaan pada kredensial perlu ditingkatkan

b. Media informasi perihal alur dan pelaksanaan kredensial cukup baik c. Pengetahuan terhadap proses

pelaksanaan kredensial yang dilakukan oleh komite keperawatan d. Informasi terkait alur pelaksanaan

kredensial dirumah sakit

Decisional Hasil assesmen kompetensi yang

sesuai dengan kaedah kompetensi yang dimiliki

Tabel 4.2: Peran, Fungsi dan Instruksi Kepala Ruangan di Rumah Sakit dalam Menjalankan Fungsi Pengarahan

Fungsi Instruksi Kepala Ruangan

Fungsi Pengarahan a. Pengetahuan dari alur asesmen

kompetensi perawat

b. Pemahaman tentang alur

pelaksanaan kredensial

c. Pemaham seluruh persyaratan dari pelaksanaan kredensial

d. Motivasi untuk meningkatkan level kompetensi

e. Kepala ruangan mampu

memotivasi perawat untuk meningkatkan level kompetensi f. Frekuensi pelaksanaan sosialisasi

lebih ditingkatkan terkait pelaksanaan kredensial

g. Arahan dari manajer keperawatan tentang alur kredensial

h. Arahan dari kepala ruangan mengenai pelaksanaan alur kredensial

i. Mengetahui kapan harus kredensial selanjutnya

2. Meningkatkan Kualitas Perawatan

Kualitas pelayanan merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan kepuasan pasien selama perawatan dirumah sakit, hal tersebut terjadi disebabkan pasien yang sedang dirawat memiliki peran akhir sebagai penilai dari kualitas yang sudah diberikan. Mengutamakan pelayanan tentunya akan mengedepankan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan paradigma serta sikap mental yang berorientasi melayani,

serta pemenuhan pengetahuan dan juga keterampilan yang sesuai dalam melaksanakan pelayanan yang baik. Tentunya ketika pelayanan keperawatan yang lengkap dan tepat sasaran kepada pasien bisa menjadi indeks kualitas mutu pelayanan rumah sakit, dimana keberhasilan dalam pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan yang tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal dari lingkungan sekitarnya, salah satunya peran pendukung keberhasilan pelayanan asuhan keperawatan tersebut bersumber dari peran pemimpin. Kualitas kerja yang berfokus pada tindakan yang tersistematis dan nyata diperlihatkan oleh setiap individu sebagai hasil perolehan kerja yang sesuai dengan apa yang menjadi perannya dalam sebuah organisasi (Alia Fahmeeda & Dhamanti, 2024).

Berdasarkan Undang Undang yang tertulis pada UU no.25 Tahun 2009 mengenai pelayanan publik, mengarahkan kepada setiap institusi pemerintah ditingkat pusat hingga ke setiap daerah yang ada di Indonesia, untuk dapat melakukan ulasan kepuasan kepada setiap lapisan masyarakat sebagai bentuk tolak ukur terselenggaranya penyelenggaraan pelayanan. Peningkatan kinerja serta kualitas pelayanan akan terlihat pada peningkatan yang signifikan kepada kepuasan pasien. Tentunya kinerja perawat terlihat pada tindakan dan hasil kerja yang diemban oleh perawat tersebut selama menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan pelayanan keperawatan kepada pasien. Adapun kinerja tersebut dapat terlihat berdasarkan sejumlah faktor untuk melaksanakan perawatan yang berkualitas kepada pasien antara lain (Alia Fahmeeda & Dhamanti, 2024):

1. Kualitas dari setiap asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan, 2. Kepatuhan disetiap prosedur dan juga ketentuan medis,

3. Efisiensi dalam setiap menyelesaikan tugas,

4. Kemampuan berkomunikasi dengan pasien yang dirawat serta tim kesehatan,

5. Partisipasi dalam bentuk pengembangan nilai profesional.

Meningkatkan kualitas perawatan akan terlihat pada kualitas yang diinginkan pasien mengenai pelayanan keperawatan yang diperolehnya sebagai dampak positif, dimana kepuasan dari pasien tentunya akan memiliki hasil positif kepada Lembaga/Instansi pelayanan disektor rumah

positif baik melalui narasi cerita ataupun media masa, sehingga pasien dapat berperan serta sebagai penghubung relasi dari setiap pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas (Rostami et al., 2019).

3. Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja

Motivasi kerja sebuah bagian dari faktor yang ditemukan didalam diri seseorang dimana akan mengarahkan dan menjadi penggerak perilaku untuk memperoleh pencapaian yang diinginkan. Proses mlahirnya motivasi kerja merupakan bagian dari tatacara berupa konsep kebutuhan, keinginan, arahan dan imbalan. Motivasi kerja profesi perawat tentunya merupakan dorongan atau harapan perawat dalam terlaksananya tugas dan kewajibannya sebagai perawat secara objektif (Perwita et al., 2020). Motivasi tentunya mengacu kepada keinginan setiap individual untuk mencapai kepuasan kerja yang akan diraih. Dalam dunia kesehatan, motivasi merupakan sebuah proses yang dimana diri akan mencoba untuk memulai, membimbing dan juga mempertahankan tujuan perilaku dengan berorientasi dari hasil perawatan (Thalib et al., 2021).

Kepuasan kerja seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa aspek, yaitu memiliki motivasi dalam dirinya yang diperlukan untuk mendorong suatu profesi dalam pekerjaannya dan engebangkan kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan pekerjaan (Jalagat, 2016). Aspek lain biasanya ditemukan juga pada saat sebuah komitmen yang dimilikinya yaitu aspek profesional, perawat yang berkomitmen dan berkualitas biasanya selalu dapat diandalkan dan akan mencurahkan kemampuannya secara maksimal (Chang., 2019). Adanya sikap profesional akan mendasari timbulnya komitmen profesional yang juga mempengaruhi kepuasan kerja perawat, kepuasan tersebut juga bagian dari persepsi yang berisikan loyalitas dan harapan seseorang yang dituntun oleh sebuah sistem nilai norma yang tentunya akan mempengaruhi untuk seseorang tersebut dapat melakukan tindakan atau pekerjaannya yang sesuai dengan prosedur yang ada untuk memperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi (Porotu’o et al., 2021)

C. Pengarahan Komunikasi Efektif