• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Gambaran Umum Kelurahan Sekarputih

1. Keadaan Geografis

Kelurahan Sekarputih merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang ada di Kabupaten Bondowoso dan Kelurahan Sekarputih terletak di Kecamatan Tegalampel. Kelurahan Sekarputih berada di ketinggian 240 mdpl, luas wilayah 3,56 km2. Jarak tempuh dari kelurahan ke kecamatan sekitar 0,7 km, sedang menuju pusat Kabupaten Bondowoso sekitar 2,9 km. Batas-batas wilayah meliputi, antara lain:

a. Sebelah Utara : Desa Mandiro b. Sebelah Timur : Desa Pejaten

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Belindungan d. Sebelah Barat : Desa Karanganyar

Kelurahan Sekarputih memiliki jumlah curah hujan rata-rata 101,58 mm, suhu udara rata-rata 260 C, dan merupakan daerah mediteran. Luas Kelurahan Sekarputih menurut klasifikasi tanah yaitu sawah 212,0 ha, tegalan 40,4 ha, bangunan dan halaman 48, 0 ha dan lain-lain 34,6 ha. Jadi total luas menurut klasifikasi tanah yaitu 335,0 ha. Secara administrasi Kelurahan Sekarputih terdiri dari 8 RW dan 34 RT. Kepadatan penduduk mencapai 1.694 jiwa/km2.

42

Gambar 4.1

Peta Kelurahan Sekarputih

Sama seperti daerah pada umumnya Kelurahan Sekarputih juga merupakan dataran rendah yang beriklim basah, dan terdiri atas tanah basah, sehingga pertanian di kelurahan ini cukup baik. Selain itu tanah Kelurahan Sekarputih pada umumnya merupakan tanah sawah dan tegalan yang sistem pengairanya cukup lancar, tanah yang seperti ini biasanya dapat di tanami tanaman padi, cabai, dan tembakau yang disokong oleh beberapa tanaman yang bisa membantu diantaranya ubi dan palawija

2. Visi-Misi Kelurahan Sekarputih a. Visi

Terwujudnya Kelurahan Sekarputih unggul dan sejahtera melalui pelayanan prima kepada masyaraat.

b. MISI

1) Meningkatan kualitas sumber daya manusia dengan membangun tatanan kehidupan masyarakat inivatif dan kreatif.

2) Membangun pemerintahan yang baik

3) Meningkatkan kemandirian ekonomi, kesehatan dan pendidikan masyarakat.

4) Membangun keterbukaan informasi sebagai kontrol kinerja dan akuntabilitas.

3. Pemerintahan Kelurahan Sekarputih a. Struktur

Gambar 4.2 Strutur Organisasi

LURA

H

SERETARIS

KELURAHAN JABATAN

FUNGSIONAL

STAF

KASI PEMBANGUNA

N KASI

PEMERINTAHA N

KASI SOSIAL

b. Tugas

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Kelurahan Setapuk Kecil merupakan perangkat Kecamatan Singkawang Utara yang dibentuk untuk membantu dan melaksanakan sebagian tugas Camat Singkawang Utara, adapun susunan organisasi Kelurahan Setapuk Kecil Kecamatan Singkawang Utara berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Kecamatan adalah meliputi:

1) Lurah

Lurah mempunyai tugas membantu camat dalam melaksanakan kegiatan Pemerintahan Kelurahan;

a) Melakukan Pemberdayaan Masyarakat;

b) Melaksanakan Pelayanan Masyarakat;

c) Memelihara Ketentraman dan Ketertiban Umum;

d) Memelihara sarana dan prasarana serta fasilitas Pelayanan Umum;

e) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat; dan

f) Melaksanakan tugas lain sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan.

g) Untuk melaksanakan tugasnya, Kelurahan memiliki fungsi:

h) Pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Kelurahan;

i) Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat;

j) Pelaksanaan Pelayanan Masyarakat;

k) Pemeliharaan Ketentraman dan Ketertiban Umum;

l) Pemeliharaan sarana dan prasarana serta fasilitas Pelayanan Umum;

m) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Camat; dan

n) Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan.

2) Sekretariat

Melaksanakan tugas pada kesekretariatan meliputi : a) Penyusunan rencana dan program kelurahan,

b) Pelaksanaan urusan umum (rumah tangga, perlengkapan, kearsipan, tata persuratan, humas dan protokol, administrasi perjalanan dinas),

c) Penyusunanlaporan kinerja tahunan (LKT),

d) Menyiapkan laporanpenyelenggaraan pemerintahan daerah (LPPD) dan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ), e) Tindaklanjut hasil pemeriksaan,

f) Pengelolaan administrasi kepegawaian,

g) Membantu pengelolaan administrasikeuangan dan barang milik daerah,

h) Fasilitasi urusan hukum, organisasi dan ketatalaksanaan,

i) Pelayanan administrasi lainnya kepada seluruh perangkat/aparatur Kelurahan dan;

j) Pelaksanaan tugas lain yangdiberikan oleh Lurah sesuai tugas dan fungsinya.

3) Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban

Mempunyai tugas di bidang pemerintahan, ketenteraman dan ketertiban meliputi :

a) Penyelenggaraan administrasi pemerintahan, pelayanan data ke pendudukan, registrasi pertanahan, pelayanan Kartu Keluarga, Kartu Tanda Penduduk dan Nomor Induk Kependudukan, koordinasi Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik, pembinaan dan pengawasan RukunTetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).

b) Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan, koordinasi denganaparat penegak hukum, Satuan Polisi PamongPraja, Satuan LINMAS dan unit kerja terkait, serta pemuka agama dalam bidang ketenteraman dan ketertiban umum masyarakat, koordinasi penerapandan penegakan peraturan perundang- undangan bersama instansi/institusi terkait di Kelurahan.

4) Seksi Ekonomi dan Pembangunan

Mempunyai tugas di bidang ekonomi dan pembangunan meliputi : a) penyiapan data potensi ekonomi di wilayah Kelurahan,

pemberian surat pengantar/keterangan terhadap Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) meliputi bidang jasa, industri, koperasi, pertanian, pariwisata dan kebudayaan pemberian surat pengantar/keterangan terhadap pendirian

bangunan untuk diteruskan kepadainstansi teknis, koordinasi dan fasilitasi terhadap pelayanan pendataan pajak/retribusi daerah tertentu di wilayah Kelurahan, fasilitasi pendataan Pajak Bumi dan Bangunan di Kelurahan.

b) Melakukan koordinasi dengan Satuan Unit Kerja dan/atau instansi vertikal mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan tingkat RT/RW maupun Kelurahan, koordinasi dan fasilitasi pengawasan terhadap penertiban jenis usaha dan pendirian bangunan di Kelurahan.

5) Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan Sosial

Mempunyai tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan sosial meliputi:

a) pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap Satuan Unit Kerja maupun swasta dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat meliputi fasilitasi penyelenggaraan pendidikan dasar, pendidikan formal dan informal, porseni, kepramukaan, UKS, program wajib belajar, koordinasi dan fasilitasi terhadap pengembangan generasi muda, olahraga prestasi dan tradisional, kebudayaan, peranan wanita dan pengarusutamaan gender (PUG), kesehatan, keluarga berencana, pembinaan kerukunan antar umat beragama dan lembaga adat.

b) Mefasilitasi dan pemberian keterangan terhadap organisasi kemasyarakatan dan organisasi kepemudaan, pelayanan dan

pembinaan,kepada masyarakat meliputi pendataan penduduk miskin, bantuan masyarakat, penanggulangan penyalahgunaan obat terlarang narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAFZA) dan bahan berbahaya lainnya, pencegahan dan penanggulangan bencana alam dan pengungsi serta penanggulangan masalah sosial di Kelurahan.

Tabel 4.1

Jumlah Pegawai Kelurahan Sekarputih N

O NAMA TANGGAL

LAHIR JABATAN

1

Supilih, S.H, M.Si

Jember, 15 Maret 1969

Lurah

2

Raden Rendra Kusuma, S.Stp,

M.M

Bondowoso, 01

September 1992 Sekretaris 3 Hari Prasetiyo Bondowoso, 19

Oktober 1962

Kepala Seksi Pemerintahan 4 Risa Purwanti Bondowoso, 14

Oktober 1965 Kepala Seksi Sosial 5 Moh. Kasim, S.St Bondowoso, 12

Maret 1971

Kasi Pembangunan

6

Yoyok

Subiantoko, S.T Jember, 12 Juni 1974

Pengelola Administrasi Pembangunan 7

Esiyantini

Bondowoso, 02 November 1966

Pengolah Data Pemerintahan

8 Rudianto Bondowoso, 15

Juli 1974

Pengelola Data Penduduk 4. Mata Pencaharian Masyarakat Kelurahan Sekarputih

Kebanyakan masyarakat Kelurahan Sekarputih merupakan masyarakat agraris. Dimana penduduknya hidup berkelompok dan berdampingan satu sama lain. Kelompok-kelompok perumahan itu

terletak diantara ladang dan persawahan dan saling dihubungi melalui jalan-jalan kecil, ada juga kelompok yang satu terpisah dari kelompok yang lain oleh halaman. Biasanya kelompok perumahan terdiri dari deretan rumah yang memanjang antara satu rumah dengan rumah lainya.

Masyarakat Kelurahan Sekarputih sendiri sudah bisa dibilang masyarakat perkotaan karena memang kelurahan ini berdekatan dengan pusat kota.

Masyarakat Kelurahan Sekarputih pada umumnya merupakan penganut Agama Islam yang taat. Mereka selalu berusaha untuk melaksanakan kewajiban keagamaannya dengan baik, dan mereka selalu berusaha agar dapat melaksanakan ke lima rukun yang ada dalam Agama Islam seperti: sahadad, sholat, zakat, puasa dan jika mereka mampu akan segera berhaji ke tanah mekkah. Mata pencharian masyarakat Sekarputih hampir bisa dibilang masyarakat pembisnis dengan dominasi persertase 30% wirausaha, PNS 25%, petani 25%, pegawai swasta 15%, dan serabutan 5%.

5. Gambaran Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah calon jamaah haji yang tinggal di Kelurahan Sekarputih dan mengalami kegagalan keberangkatan haji pada tahun 2020. Dari 3 orang subjek penelitian, usia subjek penelitian paling tua berusia 60 tahun dan yang paling muda berusia 40 tahun. Sedangkan latar pendidikan subjek penelitian minimal sekolah dasar (SD), Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut ini:

Tabel 4.4

Profil Subjek Penelitian a. Nur Sri Sugiarti

Nama : Nur Sri Sugiarti

Alamat : Perumahan Karanganyar

Sekarputih RT 03 RW 02 Tempat Tanggal, Lahir : Bondowoso, 25-02-1970

Agama : Islam

Pekerjaan : Guru

Sumber data : observasi dan wawancara

Ibu Nur memiliki impian mulia sejak kecil yakni ingin menghajikan kedua orangtuanya. Namun impian tersebut tidak bisa tercapai karena waktu itu masih kesulitan ekonomi dan jauh dari cukup.

Ibu Nur pada waktu itu hanya sebagai tenaga sukwan (sukarelawan) di salah satu Sekolah Dasar di Kelurahan Sekarputih. Untuk gaji yang diterima masih terbilang sedikit untuk ditabung guna menghajikan orangtuanya.

Selang beberapa tahun beliau diangkat menjadi guru dengan status ASN (Aparatur Sipil Negara) disalah satu Sekolah Dasar daerah timur Bondowoso yakni daerah Kecamatan Cermee. Dengan berubahnya status beliau dan gaji yang sudah dirasa cukup jika disisihkan untuk memberangkatan haji kedua orangtuanya justru Allah berkehendak lain, belum sempat mendaftarkan haji ayah dari ibu Nur meninggal dunia. Niatan menghajikan orangtua tetap ada dalam hati ibu Nur. Beliau mendaftarkan ibunya untuk berhaji dan setelah beberapa

setoran ibunya meninggal. Akhirnya tabungan yang sudah beberapa setoran ditarik dan digunakan untuk biaya lain-lain.

Tepatnya 2010, ibu Nur kembali mendaftar untuk berhaji mengingat usia beliau sudah sepuh dan masa dulu belum terselesaikan hajat untuk menghajian kedua orangtuanya. Mendaftar haji pada tahun 2010 dipastian berangat pada tahun 2019/2020 mengingat masa itu di daerah Kabupaten Bondowoso sendiri mengalami lonjakan pendaftar haji sehingga masa antrean haji makin lama. Yang awalnya hanya 6-7 tahun justru makin lama yakni 10 tahun.

Pendapatan perbulan baik dari gaji ataupun hasil lain seperti arisan disisihkan untuk ditabung haji dengan harapan biaya hajinya sudah lunas sebelum masa tunggunya selesai. Karena pemerintah juga memberlakukan program-program pemberangkatan haji lebih cepat dengan melihat kriteria-kriteria dari calon jamaah haji seperti usia yang sudah sepuh dan lain-lain.

b. Hasyim

Nama : Hasyim

Alamat : Kelurahan Sekarputih G 5

Tegalampel-Bondowoso Tempat Tanggal, Lahir : Bondowoso, 01-01-1960

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Kisah bapak Hasyim untuk menunaikan ibadah haji tidak lepas dari keinginanya untuk menunaikan rukun islam yang ke lima yakni

menunaikan ibadah haji ke tanah suci makkah. Bapak Hasyim mulai mendaftar haji pada tahun 2011 kisaran waktu 9 tahun yang lalu dan beliau masih ingat betul bahwa uang yang digunakan untuk mendaftar haji hasil dari menjual seekor sapi jantan lokal pada waktu itu.

Keinginan untuk berhaji beliau bukanlah untuk mendapatkan gelar atau pengakuan semata dari masyarakat sekitar melainkan karena keinginan tulus untuk menuntaskan rukun islam yang kelima. Jika dilihat dari status ekonomi beliau masih tergolong keluarga menengah kebawah. Bapak Hasyim menyetor tabungan hajinya hasil dari sawah dan hasil sampingan sebagai tukang pijat. Pendapatan dari bertani disisihkan dan digabungkan dengan hasil memijat selama sebulan dan disetorkan ke Bank saat waktunya menyetor.

Dari keinginan besar dan keyakinan penuh kepada Allah Swt bapak Hasyim mampu melunasi setoran haji pada tahun 2017 dari hasil bertani dan memijat. Dari semangat menabung untuk berhaji 2011 silam dan sudah dijadwalan berangat pada tahun sekarang, justru beliau dikejutkan dengan kabar yang datang dari pengumuman resmi pemerintah melalui Kementerian Agama bahwa haji tahun 2020 ditiadakan atau ditunda sebab covid-19 yang terus mengalami peningkatan.

c. Suryati Ningsih

Nama : Suryati Ningsih

Alamat : JL. Kironggo, RT 03 RW 01

Sekarputih Tegalampel-Bondowoso Tempat Tanggal, Lahir : Bondowoso, 03-07-1968

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Seorang ibu yang kerap dipanggil ibu Sur tersebut memiliki aktifitas yang cukup padat, diusia yang sudah cukup sepuh tersebut beliau bekerja sebagai buruh pabrik tembakau di daerah Kelurahan Sekarputih Tegalampel Bondowoso. Ibu Sur bekerja di pabrik tembakau tersebut sudah terbilang lama kisaran 20 tahunan. Gaji yang terbilang cukup untuk kehidupan sehari-hari oleh ibu Sur disisihkan sebagian untuk digunakan mendaftar haji pada tahun 2010. Ibu Sur adalah seorang janda yang ditinggal meninggal suaminya pada tahun 2008 silam. Berangkat haji adalah impian setiap umat muslim di dunia termasuk ibu Sur yang sudah mulai mendaftar haji pada tahun 2010 silam. Alasan kuat beliau untuk berhaji adalah ingin memenuhi panggilan Allah Swt dan menebus salah khilaf beliau selama ini. Ibu Sur yang tumbuh di kalangan keluarga taat beragama adalah salah satu faktor pendorong beliau untuk berhaji. Hal tersebut dapat dilihat dari lingkungan beliau yang ramah serta berdekatan dengan makam alm. Ki Ronggo pembabat kota Bondowoso.

Bertahun-tahun beliau menunggu tahun 2020 karena jadwal beliau berangkat haji adalah pada tahun 2020. Penantian panjang yang melelahkan dan penuh perjuangan akhirnya terbayar dengan kekecewaan dengan keluarnya pengumuman penundaan haji tahun 2020 akibat covid-19 yang tidak kunjung selesai. Kekhawatiran ibu Sur bukan terletak pada seberapa lama penantiannya tapi yang ditakutankan oleh beliau adalah umur dan kesehatan yang makin menurun.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari ketiga subjek penelitian tersebut sama-sama calon jamaah haji yang ditunda keberangkatanya akibat pandemi virus corona (covid-19). Dari sumber pendapatan ketiga subjek penelitian ada yang petani, Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Wiraswasta.

D. Penyajian Data dan Analisis

Penyajian data analisis data merupakan bagian yang memuat tentang uraian hasil penelitian pada calon jamaah haji yang ditunda keberangkatanya akibat pandemi virus corona (covid-19), dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh disesuaikan dengan fokus penelitian yang telah ditetapkan yakni bagaimana dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

Data yang telah diperoleh dideskripsikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso?

Kebijakan pemerintah menunda pemberangkatan haji 2020 menyebabkan keadaan psikologis para calon jamaah haji di kota Bondowoso sedikit terganggu, dari mereka ada yang merasa frustasi, emosi dan depresi dikerenakan semua persiapan sudah maksimal dan matang. Dari mereka sudah melakukan manasik haji, sudah ada yang menyicil membeli oleh-oleh, sudah memberi tahu keluarga bahwa mereka akan berangkat haji pada tahun tersebut, akan tetapi karena adanya penundaan pemberangkatan menyebabkan mereka yang tadinya dijadwalkan berangkat pada tahun 2020 harus tertunda tahun depannya yakni 2021.

Dampak psikologi tersebut sebagaimana yang terungkap dari pernyataan Ibu Nur dalam wawancara yang peneliti lakukan di kediaman beliau. Ibu Nur menuturkan bahwa:

“Ya mau gimana lagi saya manut saja, walaupun sebenarnya ada perasaan di hati saya kecewa dan sempat emosi juga, saya berfikir bahwa melaksanakan ibadah haji merupakan panggilan dari Allah jadi bila Allah belum berkehendak kita sebagai manusia harus bisa menerimanya” tutur Ibu Nur”.

Ibu Nur menambahi:

”Saya sudah izin cuti ke sekolah, sudah pamitan ke sanak saudara kalau minggu depan saya berangkat ke tanah suci makah. Eh ujung-ujungnya batal, siapa yang tidak emosi cobak”

Ibu Nur yang berprofesi sebagai guru tersebut memang sudah lama menunggu jadual pemberangkatan haji yang sudah dinanti-nanti bertahun- tahun tersebut. Karena pandemi covid-19 yang masih belum bisa teratasi pemberangkatan haji akhirnya ditunda dan dijadualkan ulang oleh pemerintah Indonesia. Dengan keputusan tersebut sudah tentu kecewa,emosi dan sedih dialami oleh ibu Nur Sri Sugiarti.

Apa yang dialami oleh ibu Nur ternyata juga dirasakan oleh bapak Hasyim. Dalam penuturannya beliau menceritakan apa yang dialaminya saat mendapatkan informasi bahwa beliau juga termasuk jamaah yang harus menunda keberangkatannya tahun 2020. Kemudian penuturan dari bapak Hasyim bahwasanya beliau juga frustasi, emosi dan depresi karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari akantetapi semuanya harus dikemas dan dimasukkan kedalam lemari lagi.

“saya awalnya marah sekali dengan kebijakan ini tapi saya pikir pelan-pelan ini tertunda saja bukan tidak bisa berangkat karena penipuan atau apa. Ya saya hanya bisa pasrah bahwa ini merupakan ujian Allah yang menurunkan covid-19 diberikan kepada kita agar kita bisa menjadi manusia yang berserah diri kepada Tuhan tidak lantas menyalahkan dan berfikir negatif ”.

Dari hasil wawancara di atas dengan bapak Hasyim menunjukkan rasa emosi dan kecewa atas tertundanya keberangatan haji pada tahun 2020 dan dijadualkan ulang pada tahun berikutnya yakni 2021. Terlepas dari hal tersebut bapak Hasyim tanpa bisa menerima dengan sepenuh hati dan beliau juga menyadari tertundanya keberangkatan haji beliau karena alasa wabah penyakit covid-19 ini.

Disusul oleh penyataan berikutnya dari ibu Surya seorang ibu rumah tangga, beliau menceritakan mengenai kegagalan keberangkatan hajinya pada tahun 2020, berikut penuturanya:

“gimana enggak emosi coba mbak bayangkan saja saya sudah lama nunggu tiba-tiba ada kabar kok ditunda, ya jadi saya kagetlah.

Semua perlengkapan sudah lengkap, semua keluarga, para tetangga pun sudah tahu tapi kalo memang ini sudah menjadi keputusan ya mau bagaimana lagi, suka tidak suka ya terima saja. Mudah- mudahan covid bisa cepet selesai agar kami bisa berangkat ketanah suci”

Seperti yang diungkapkan oleh ibu Surya, ketertundaan ini membuat beliau juga merasakan dampak psikologis yakni frustasi, emosi dan depresi karena beliau sudah melakukan serangkaian persiapan dan sudah senang sekali akan diberangkatkan pada tahun itu, akan tetapi tiba- tiba ada kabar bahwa beliau tidak jadi diberangkatkan dan harus menunggu tahun depannya yakni 2021. Hal tersebut membuat hatinya kecewa, sedih dan malu dengan saudara, tetangga sekitar dan teman- temanya karena mereka semua sudah mengetahui kabar bahwa ibu Surya akan berangkat haji.

Ibu Surya juga menambahi pernyataanya:

“yang saya khawatirkan itu bukan apa mbak ya itu usai kan gak ada yang tau, saya takut usai saya gak nututi ke tahun berikutnya apalagi ketertundaan ini faktornya adalah masalah penyakit gimana kalau penyakit ini belum selsai berati kan tertunda juga.”

Penundaan keberangkatan haji tahun 2020 membuat semua pihak merasa emosi dan kecewa atas keputusan tersebut. apalagi ketika calon jaamh haji sudah mengingat usia mereka yang sudah sepuh, maka secara tidak langsung mental dan kondisi psikis mereka akan terganggu. Depresi

tentu akan muncul karena rasa sedih yang mendalam takut tidak bisa berangkat haji karena usai sudah sepuh dan kemungkinan besar kesehatan atau umur yang tidak akan lama lagi.

Sebagaimana yang disampaikan ibu Nur beliau mengatakan bahwasanya:

“saya orangnya sakit-sakitan mbak, wajarlah mungkin karena usia juga ya, pas saya tau kebijakan ini saya langsung lemes dan jatuh sakit ke esokan harinya. Saya kaget karena nunggunya untuk haji itu lama saya cuman takut kesehatan saya ini makin menurun kalau ketahun berikutanya. Saya pribadi kenapa emosi atau kecewa bukan karena uangnya sudah gak ada atau digunakan oleh negara ke yang lain, tapi saya lebih kediri saya saja takut gak samapai umur ketahun berikutnya."

Dari hasil wawancara di atas memiliki makna bahwa semua rasa sedih, emosi dan kecewa atas kebijakan penundaan keberangkatan haji tahun 2020 tidak lain karena rasa takut usia yang sudah sepuh, kesehatan yang sudah makin menurun dan proses menunggu yang lama tentu akan membuat dampak yang sangat besar.

E. Pembahasan Temuan

Pada bagian ini akan membahas tentang keterkaitan antara data yang telah ditemukan di lapangan dengan teori yang relevan. Data yang didapat melalui wawancara, observasi dan dokumentasi akan dianalisis melalui pembahasan temuan kaitannya dengan teori. Pembahasan akan dirinci sesuai dengan fokus penelitian yang telah ditentukan agar mampu menjawab permasalahan yang ada di lapangan. Pembahasan temuan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat dipaparkan pembahasan temuan dalam penelitian ini, dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 beragam misal seperti emosi atau kecewa, dan frustasi. Emosi karena akibat penundaan tersebut mengakibatkan segala persiapan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari harus diurungan lagi, ditambah lagi rasa malu yang dirasakan sebab berita berangat sudah disebarkan ke mana-mana mulai dari ada yang sudah izin cuti kerja, sudah melakukan syukuran dan persiapan-persiapan lainnya. Sementara perasaan kecewa disebabkan karena pengumuman tersebut mendadak tanpa pemberitahuan awal, disaat semua sudah siap berangkat baru ada penundaan, dan calon jamaah haji menyalahan pemerintah dalam hal ini.

Adapun rasa frustasi itu timbul karena rasa takut dan khawatir dari calon jamaah akan umur, takut usia tidak sampai pada tahun berikutnya.

Kemudian dari hasil reaksi-reaksi frustasi yang peneliti temukan di lapangan adalah reaksi frustasi yang positif, reaksi positifnya adalah pasrah dan menerima segala situasi dan kesulitan yang dihadapi dengan sikap tawakal kepada Allah SWT.

Perasaan emosi dan frustasi dalam hal ini senada dengan yang diungkapkan Daniel Goleman dan Arkoff mengartikan emosi sebagai

kegiatan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap. Daniel menjelaskan bahwa merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan psikologi, suatu kecendrungan untuk bertindak.50 Sementara frustasi menurut Arkoff adalah proses dimana tingkah laku kita terhalang oleh suatu kebutuhan, manusia bertindak/berbuat atau bertingkah laku untuk mencapai tujuan yaitu melayani kebutuhan yang sesuai dengan dorongan. 51

50 Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 62.

51 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), 211 .

Dokumen terkait