• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PSIKOLOGI KEGAGALAN KEBERANGKATAN PARA CALON JAMAAH HAJI TAHUN 2020 DI KELURAHAN SEKARPUTIH KABUPATEN BONDOWOSO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "DAMPAK PSIKOLOGI KEGAGALAN KEBERANGKATAN PARA CALON JAMAAH HAJI TAHUN 2020 DI KELURAHAN SEKARPUTIH KABUPATEN BONDOWOSO"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Fakultas Dakwah

Program Studi Bimbingan Konseling Islam

Oleh:

NABILA QURRATA A’YUN NIM. D20163024

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS DAKWAH

NOVEMBER 2022

(2)

DAMPAK PSIKOLOGI KEGAGALAN KEBERANGKATAN PARA CALON JAMAAH HAJI TAHUN 2020 DI KELURAHAN

SEKARPUTIH KABUPATEN BONDOWOSO

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Fakultas Dakwah Program Studi Bimbingan Konseling Islam

Oleh:

Oleh:

NABILA QURRATA A’YUN NIM. D20163024

Disetujui Pembimbing

Dr. Drs. H. Rosyadi BR., M.Pd.I NIP. 196012061993031001

ii

(3)

DAMPAK PSIKOLOGI KEGAGALAN KEBERANGKATAN PARA CALON JAMAAH HAJI TAHUN 2020 DI KELURAHAN

SEKARPUTIH KABUPATEN BONDOWOSO

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Fakultas Dakwah Program Studi Bimbingan Konseling Islam

Hari : Rabu

Tanggal : 26 Oktober 2022 Tim Penguji

Ketua Sekretaris

H. Zainul Fanani, M.Ag. SURYADI, M.A.

NIP. 19710727 200501 1 001 NIP. 199207122019031007 Anggota

1. Dr. Ahidul Asror, M.Ag ( )

2. Dr. Drs. Rosyadi BR, M.Pd.I ( )

Mengetahui Dekan Fakultas Dakwah

Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag NIP. 19740606 200003 1 003

iii

(4)

MOTTO





























































Artinya: haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi[122], Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats[123], berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (Q.S. Al- Baqoroh)1

11 Kemenag RI, Al Quran Dan Terjemah, (Bandung: Cv Penerbit J-Art, 2019), 564.

iv

(5)

PERSEMBAHAN

Tiada kata yang patut diucapkan kecuali puji-pujian syukur berupa alhamdulillahirabbil„aalamin, karena penyusunan skripsi ini telah mencapai ujungnya. Limpahan sholawat dan salam kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya.

Saya persembahkan sebuah karya ini untuk kalian yang teramat penulis sayangi: Laki-laki paling istimewa dalam hidupku yakni almarhum suami tercinta Teruntuk kedua orangtuaku tercinta, kedua mertuaku, beserta keluarga terimakasih selalu mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Segenap keluarga besar bapak Drs. H. Kastholani dan ibu HJ. Lutfiah kakak saya Yulia Rizky Shoba dan Alm suami Muhammad Azkal Adib serta anak tercinta Muhammad Ikrom Alim Syahir di Jember Dan nenek tercinta Alm H.

Sairoji DAN Hj Sanapa di Banyuangi Alm H. Husyairi dan Alm HJ. Siti Aminah di Jember.

Keluarga besar mertua di Banyuwangi bapak Mustofa dan ibu Siti Muarofah, keluarga besar Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, keluarga besar BKI 2016, sahabat-sahabatku dari tk sampai sekarang, saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya atas segala pelajaran hidup yang telah diberikan.

v

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya, serta kemudahan dan kelapangan, sehingga perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat dapat terealisasi dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat peneliti peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE, MM, selaku Rektor UIN KHAS JEMBER.

2. Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah

3. Bapak Muhammad Ardiansyah M.Ag, selaku ketua Program Studi yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi.

4. Bapak Drs. Rosyadi BR, M.Pd.I, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, pengarahan serta motivasi yang begitu maksimal kepada peneliti dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen UIN KHAS Jember yang telah memberikan ilmu, semoga ilmu yang diberikan mendapat keberkahan.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah.

Jember, 20 maret 2020 Penulis

NABILA QURRATA A’YUN

vi

(7)

ABSTRAK

NABILA QURRATA A’YUN, 2020: Dampak Psikologi Kegagalan Keberangkatan Para Calon Jamaah Haji Tahun 2020 Di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

Pelaksanaan ibadah haji merupakan perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Pelaksanaan ibadah haji juga merupakan bentuk pembinaan dan penempatan diri melalui pendalaman, pemahaman serta peningkatan pengalaman nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dalam upaya peningkatan kualitas keimanan serta ketaqwaan guna membentuk akhlak mulia.

Hal ini dapat terlihat dari sikap lahir dan batin yang semakin baik, tunduk dan patuh pada semua perintah dan menjahui segala larangan agama Islam.

Fokus penelitian ini di antaranya: Bagaimanakah dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso. Adapun tujuan penelitian ini adalah: Untuk melihat dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif, dengan jenis pendekatan deskriptif. Pengumpulan data di lapangan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis yang digunakan yakni reduksi data, penyajian data, kesimpulan. Keabsahan data menggunakan Triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak psikologi akibat kegagalan keberangkatan haji di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso tahun 2020. Adapun dampak psikologis yang dialami oleh para calon jamaah haji adalah rasa frustasi, kecewa, marah, dan sedih akan tetapi ada juga reaksi yang ditimbulkan dari hasil penelitian ini adalah reaksi positif seperti penambahan kegiatan/aktifitas dikeluarga, tawakal dan pasrah pada Allah Swt.

Kata kunci: Haji, psikologi, frustasi

vii

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... .. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... .. ii

PENGESAHAN ... .. iii

MOTTO ... .. iv

PERSEMBAHAN ... .. v

KATA PENGANTAR ... .. vi

ABSTRAK ... .. vii

DAFTAR ISI ... .. viii

DAFTAR TABEL... .. xi

DAFTAR GAMBAR ... .. xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Istilah ... 7

F. Sitematika Pembahasan ... 8

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 10

A. Penelitian Terlebih Dahulu ... 10

B. Kajian Teori ... 15

viii

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi Penelitian ... 34

C. Subjek Penelitian ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Analisis Data ... 37

F. Keabsahan Data ... 39

G. Tahap-tahap Penelitian ... 40

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 42

A. Gambaran Umum Kelurahan Sekarputih ... 42

B. Penyajian Data dan Analisis ... 55

C. Pembahasan Temuan ... 59

BAB V PENUTUP ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran-saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64

ix

(10)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pernyataan keaslian tulisan 2. Matrik Penelitian

3. Surat Ijin Penelitian

4. Sutrat keterangan selesai penelitian 5. Jurnal Penelitian

6. Pedoman wawancara 7. Dokumentasi

8. Biodata

x

(11)

DAFTAR TABEL No. Uraian

4. 1 Jumlah pegawai ... 49

4. 2 Subjek Nur Sri Sugiarti ... 51

4. 3 Subjek Hasyim ... 52

4. 4 Subjek Suyati Ningsih ... 54

xi

(12)

DAFTAR GAMBAR No. Uraian

4.1 Peta Kelurahan Sekarputih ... 43 4.2 Struktur ... 44

xii

(13)

Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima dan wajib ditunaikan oleh umat muslim yang telah mampu secara finansial untuk menunaikanya.

Sebagaimana yang sudah di firmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Ali-Imron ayat 97 :

ًلْيِبَس ِهْيَلِا َعاَطَتْسا ِنَم ِتْيَبْلا ُّجِح ِساَّنلا ىَلَع ِ هِٰلِلَو

Artinya: Barang siapa memasuki (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melakukan ibadah haji ke (Baitullah), yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana: 97)2

Ibadah haji merupakan pelaksanaan dari rukun Islam, bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi, pada waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Ibadah haji merupakan suatu kewajiban mutlak bagi umat Islam yang mampu, baik dari segi materi, mental maupun dari segi fisik. Pelaksanaan ibadah haji merupakan perwujudan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Pelaksanaan ibadah haji juga merupakan bentuk pembinaan dan penempatan diri melalui pendalaman, pemahaman serta peningkatan pengalaman nilai- nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dalam upaya peningkatan kualitas keimanan serta ketaqwaan guna membentuk akhlak mulia. Hal ini dapat

2 Kemenag RI, Al-Quran Dan Terjemah, (Bandung: Cv Penerbit J-Art, 2019), 62.

1

(14)

terlihat dari sikap lahir dan batin yang semakin baik, tunduk dan patuh pada semua perintah dan menjahui segala larangan agama Islam.3

Ibadah haji merupakan panggilan Allah SWT. Dengan niat baik untuk beribadah dan melihat langsung rumah Allah yaitu Baitullah (Ka’bah) yang menjadi pusat ibadah umat Islam di seluruh dunia. Hal ini merupakan anugerah terbesar dari Allah, apalagi sampai mendapat predikat haji mabrur dari Allah, pastilah surga balasannya. Semua orang belum tentu bisa dan berkesempatan pergi ke sana, Hal tersebut seharusnya dipahami betul oleh para calon jamaah haji, bahwa menunaikan haji merupakan cita-cita yang mulia, jangan sampai cita-cita tersebut membuat para calon jamaah haji menjadi sedih, resah, kecewa bahkan merasa malu kepada tetangga sekitar hanya karena tertunda atau gagalnya berangkat ke tanah suci.4

Sebagai hamba Allah kita harus senantiasa sabar dan tawakkal, apapun ujian yang diberikan Allah pasti ada hikmahnya dan harus ditanggapi dengan positif. Keinginan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji dari tahun ketahun semakin meningkat, dahulu hanya orang yang mampu dan mempunyai banyak uang yang bisa berangkat ke tanah suci. Persoalan orang dahulu adalah kesulitan biaya, sedangkan pada masyarakat sekarang biaya tidak menjadi masalah, namun harus sabar dan mau mengantri bertahun-tahun agar bisa menunaikan ibadah haji. Meningkatnya keinginan umat Islam untuk berhaji, khususnya di Indonesia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar ditambah dengan membaiknya kondisi ekonomi membuat daftar antrian

3 Zaenal Abidin, Ibadah Haji Dan Umrah, (Jakarta: PT Mizan Publika, 2010), 569.

4 Ibid., 570.

(15)

tunggu untuk haji regular di Indonesia dan khusunya di Kota Bondowoso semakin lama.

Bertambahnya minat berhaji membuat daftar antrian makin panjang dan lama, ditambah lagi dengan adanya pandemi seperti sekarang ini mengakibatkan adanya penundaan pemberangkatan haji di seluruh ngara dan termasuk di Indonesia. Dengan dilakukannya penundaan pemberangkatan jamaah haji 2020 dengan jumlah jamaah 221.000 orang yang terdiri dari 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus. Pemerintah melalui Kementrian Agama (Kemenag) memutuskan untuk tidak memberangkatkan 221.000 jamaah tersebut lantaran pemerintah khawatir terhadap keselamatan jamaah Indonesia di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.5

Penundaan tersebut tentunya berdampak pada setiap kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. Kasi haji Kemenag Bondowoso, Saiful Badri menerangkan bahwa hampir sekitar 612 calon jamaah haji dari Kabupaten Bondowoso diputuskan untuk tidak berangkat ke tanah suci tahun 2020 dan kemungkinan akan berangkat pada tahun 2021.6 Hal tersebut mengakibatkan semua pihak resah, gelisah, kecewa dan malu dengan tetangga sekitar termasuk para jamaah haji yang telah terdaftar dan direncanakan berangkat.

Hal tersebut karena mereka sudah optimis akan berangkat haji tahun itu, mereka bahkan sudah melakukan manasik haji, sudah melakukan syukuran, bahkan ada juga yang sudah memesan oleh-oleh. Jelas saja hal tersebut berdampak pada kondisi psikologis mereka.

5http://www.google.com/amp/s/amp.beritasatu.com

6http://terbitan.com/lintasperistiwa/dampakcoronarajamaahhajibondowosotahun2020gagalberangk at/amp

(16)

Pada tiga bulan lalu tepatnya tanggal 23 juni 2020 di Desa Sekarputih Kecamatan Tegalampel Kabupaten Bondowoso. ibu Nur Sri Sugiharti kerap disapa ibu Nur tersebut mengalami kegagalan keberangkatan haji. Seminggu sebelum keberangkatan ibu Nur sudah melakukan persiapan seperti syukuran, membeli oleh-oleh, dan mengambil cuti kerja. Setelah itu tiba-tiba terbit pengumuman keputusan pemerintah membatalkan pemberangkatan haji 2020.

Mendengar pengumuman itu membuat ibu Nur merasa terpukul, kecewa dan sulit untuk menerima kenyataan tersebut. Diusia yang sudah sepuh, kenyataan bahwa keberangkatan hajinya ditunda ke tahun depan mengakibatkan ibu Nur jatuh sakit karena jiwanya terguncang.

Keadaan psikologis yang dialami seseorang dari uraian di atas seperti rasa kecewa, tertekan oleh keadaan sekitar akan membawa seseorang menjadi frustasi, emosi dan depresi. Hal ini karena terhalangnya suatu cita-cita atau keinginan di dalam hidupnya. Menurut Ahmad Fauzi individu yang tidak tercapainya kepuasaan atau suatu tujuan karena adanya halangan atau rintangan untuk mencapai kepuasaan atau tujuan tersebut maka individu tersebut bisa mengalami gangguan psikologi (frustasi).7 Orang yang mengalami maslah mempunyai repon yang berde-beda dalam menyikapi masalah tersebut. Ada yang bisa mengelurkan respon positif bahkan ada yang mengeluarkan respon negatif. Perbedaan respon-respon tersebut tergantung dari pribadi itu sendiri menyikapinya.

7 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia,1997), 62.

(17)

Berdasarkan latar belakang tersebut, mengenai dampak psikologis yang dialami oleh para jamaah haji itu berbeda-beda maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkatnya menjadi judul skripsi

“Dampak Psikologi Kegagalan Keberangkatan Para Calon Jamaah Haji Tahun 2020 Di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang diatas, maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso?

2. Bagaimana cara mengatasi dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus masalah yang telah dijelaskan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

2. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak psikologi yang dialami oleh para calon jamaah haji yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso?

(18)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian.8 Kegunaan dapat berupa kegunaan yang teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan. Kegunaan penelitian harus realistis.

Adapun manfaat penelitian mengenai Dampak Psikologi kegagalan keberangkatan para calon jamaah haji tahun 2020 di Kabupaten Bondowoso yaitu:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pemikiran dalam memperkaya dan memperluas ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang dampak psikologi kegagalan keberangkatan para calon jamaah haji.

Selain itu, diharapkan penelitian ini juga bermanfaat untuk memberikan informasi dan solusi dalam permasalahan kegagalan keberangkatan haji.

2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi peneliti tentang dampak psikologi kegagalan keberangkatan para calon jamaah haji serta solusi dalam menyelesaikannya. Selain itu, dapat menambah wawasan yang luas serta meningkatkan kreatifitas dan produktifitas dalam menuangkan gagasan dan ide dalam bentuk tulisan atau karya ilmiah.

8 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,(IAIN Jember Press.2017), 45.

(19)

b. Bagi Instansi atau UIN KHAS Jember

Bagi lembaga Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian untuk melengkapi kepustakaan dan tambahan referensi bagi seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Jember. Serta sebagai bahan referensi yang bermanfaat bagi pembaca terutama Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Islam.

c. Manfaat bagi keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi keluarga yang mengalami kegagalan keberangkatan haji tahun 2020.

Sehingga bisa termotifasi untuk tetap bersemangat dalam menjalin kehidupan meskipun ada masalah yang menimpa.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti.9 Adapun istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti :

1. Dampak psikologi

Dampak psikologi dari seseorang dikarenakan berbagai macam faktor halangan atau rintangan. Seperti mengalami frustasi dan stres yang berkepanjangan.

9Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, 45

(20)

2. Kegagalan Keberangkatan

Gagal menurut kamus Bahasa Indonesia adalah tidak berhasil, tidak tercapai maksudnya. adalah orang yang Sedangkan keberangkatan akan pergi atau bepergian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegagalan keberangkatan adalah tidak jadi atau berhasil untuk pergi/berangkat ke suatu tempat tertentu yang telah direncanakan.

F. Sitematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam penyajian dan memahami isi dariskripsi yang akan dibuat oleh peneliti, maka dibuatlah sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

Memuat komponen dasar penelitian yaitu latar belakang, fokus penelitian tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan.

Bab II. Kajian Kepustakaan

pada bagian ini berisi tentang ringkasan kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini serta memuat tentang kajian teori

Bab III. Metode Penelitian

Dalam bab ini membahas tentang metode yang digunakan peneliti, meliputi: lokasi penelitian, subyek penelitin, teknik pengumpulan data dan tahap-tahap penelitian.

(21)

Bab IV. Hasil Penelitian

Pada bagian ini berisi tentang hasil penelitian yang meliputi latar belakang obyek, penyajian data, serta analisis dan pembahasan temuan.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari penelitian dan saran-saran dari peneliti.

(22)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terlebih Dahulu

N o

Nama peneliti

Judul Hasil Persamaan Perbedaan

1 Lutfi Maharan i

Pengaruh Pelayanan Haji Mandiri Terhadp Kepuasan Jamaah Haji Tahun 2007 Kotta Semarang

kualitas pelayanan haji mandiri terhadap kepuasan haji tahun 2007 di Kota Semarang.

Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui

bahwasanya semakin tinggi kualitas pelayanan haji mandiri maka semakin tinggi pula kepuasan jamaah haji tahun 2007 Kota Semarang.

selain pada jenis yang sama

penelitian ini sama-sama membahs seputar berhaji dan tatacara haji itu sendiri.

metode yang digunakan dan penelitian lutfi lebih kepada pelayanan dan penelitian yang akan dilakukan ini lebih kepada dampak

kegagalan keberangkat haji

2 Siti Malehah

Dampak Psikologi Pernikahan Dini Dan Solusi Dalam Perspektif Bimbingan Dan Konseling Islam (Study Kasus Di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo

pernikahan dini di Desa Depok adalah berasal dari latar belakang yang merupakan kebiasaan atau budaya masyarakat yang tidak dapat dirubah sehingga turun temurun kegenerasi berikutnya.

Pernikahan dini tersebut banyak berdampak pada pelaku, diantaranya cemas dan stres itulah dampak yang terjadi akibat pernikahan dini di Desa Depok Kecamatan

Ruang lingkup membahas seputar berhaji dan tata cara haji itu sendir dan jenis penelitian sama-sama menggunakan deskripsi kualitatif

penelitian sebelumnya lebih kepada penikahan dini adalah objek kajian. Dan penelitian ini lebih kepada calon jamaah haji di Kabupaten Bondowoso

(23)

Kalibawang Kabupaten Wonosobo

3 Zaenal Arifin

Penyelenggar a Manasik Haji Di Kementrian Agama Kabupaten Boyolali Pada Tahun 2010-1011 (Study Analisi SWOT

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum

penyelenggaraan manasik haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali tahun 2010-

2011dapat terealisasi dengan baik. Hanya saja pada aspek- aspek pelayanan tertentu kurang optimal, seperti sumber daya manusia yang kurang memadai sehingga banyak pekerjaan yang tumpang tindih.

Kaitannya dengan analisis SWOT berupa kekuatan, berupa dana yang sudah tersedia dari anggaran pusat.

Metodenya observasi, wawancara serta

dokumenter.

Ruang lingkup bahasan dalam penelitian ini adalah berhaji.

Sedangkan perbedaannya yakni penelitian sebelumnya lebih kepada tatacara berhaji dengan rentetan atau rangkain berhaji sedangkan penelitian yang akan dilakukan lebih kepada dampak psikologi kegagalan keberangkatan haji yang dialami oleh calon jamaah haji

Jika kerangka tulisan telah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan buku buku dan jurnal-jurnal penelitian yang terkait dengan masalah penelitian kita.10

Adapun sebagai bahan acuan penulis, dicantumkan tulisan dan penelitian terdahulu, kemudian membuat ringkasannya, baik peneliti yang sudah terpublikasikan atau belum terpublikasikan (skripsi, tesis, disertai dan

10Hamid Patilima. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: Alfabeta, 2011), 19.

(24)

sebagainya). Dengan melakukan langkah ini maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang masih berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti:

1. Ludfi Maharani, 2009 dengan judul skripsi “Pengaruh Pelayanan Haji Mandiri terhadap Kepuasan Jamaah Haji Tahun 2007 Kota Semarang.”

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan haji mandiri terhadap kepuasan haji tahun 2007 di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan metode survey, data yang dikumpulkan menggunakan angket, sedangkan teknik analisisnya menggunakan analisis korelasi product moment, untuk rumusnya dengan rumus regresi satu prediktor dengan skor kasar.

Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwasanya semakin tinggi kualitas pelayanan haji mandiri maka semakin tinggi pula kepuasan jamaah haji tahun 2007 Kota Semarang.

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas seputar berhaji dan tata cara haji itu sendiri. Sedangkah perbedaan dalam penelitian ini terletak pada jenis metode yang digunakan dalam penelitian. Serta penelitian Ludfi lebih condong kepada pelayanan haji, sedangkan penelitian yang akan dilakukan lebih menekankan kepada dampak kegagalan berhaji.11

11 Ludfi Maharani, Pengaruh Pelayanan Haji Mandiri terhadap Kepuasan Jamaah Haji Tahun 2007 Kota Semarang, (Skripsi, UIN Wali Songo Semarang, 2009)

(25)

2. Siti Malehah, 2010 dengan judul skripsi “Dampak Psikologis Pernikahan Dini dan Solusinya dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam (Study Kasus di Desa Depok Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo).”

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai dampak psikologis pernikahan dini serta solusinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak psikologis pernikahan dini dan solusinya. Dari penelitian ini ditemukan bahwa pernikahan dini di Desa Depok adalah berasal dari latar belakang yang merupakan kebiasaan atau budaya masyarakat yang tidak dapat dirubah sehingga turun temurun kegenerasi berikutnya. Pernikahan dini tersebut banyak berdampak pada pelaku, diantaranya cemas dan stres itulah dampak yang terjadi akibat pernikahan dini di Desa Depok Kecamatan Kalibawang Kabupaten Wonosobo.

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang dampak psikologi (emosi, frustasi dan depresi). Sama- sama menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya yakni penelitian sebelumnya lebih kepada penikahan dini sebagai objek penelitian sedangkan penelitian yang akan dilakukan ini lebih kepada calon jamaah haji di Kabupaten Bondowoso.12

12 Siti Malehah, Dampak Psikologis Pernikahan Dini dan Solusinya dalam Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam (Study Kasus di Desa Depok Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo).(Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010)

(26)

3. Zaenal Arifin, 2011 dengan judul skripsi “Penyelenggaraan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali pada Tahun 2010-2011 (Study Analisis SWOT)”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelenggaraan manasik haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali tahun 2010-2011 serta untuk mengetahui analisis SWOT dalam penyelenggaraan manasik haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali tahun 2010-2011. Penelitian Zaenal merupakan penelitian kualitatif. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum penyelenggaraan manasik haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali tahun 2010-2011dapat terealisasi dengan baik. Hanya saja pada aspek-aspek pelayanan tertentu kurang optimal, seperti sumber daya manusia yang kurang memadai sehingga banyak pekerjaan yang tumpang tindih. Kaitannya dengan analisis SWOT berupa kekuatan, berupa dana yang sudah tersedia dari anggaran pusat.

Persamaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang berhaji. Penelitian ini sama-sama menggunakan penelitian kualitatis dan pengumpulan datanya sama-sama menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan perbedaannya yakni penelitian sebelumnya lebih kepada tatacara berhaji dengan rentetan atau rangkain berhaji sedangkan penelitian yang akan

(27)

dilakukan lebih kepada dampak psikologi kegagalan keberangkatan haji yang dialami oleh calon jamaah haji.13

B. Kajian Teori

1. Dampak psikologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak berarti pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif.14 Adapun yang dimaksud dengan psikologis adalah sifat kejiwaan, ditinjau dari segi kejiwaan Berkaitan dengan stimulus dan respon yang mendorong seseorang bertingkah laku, maka dampak psikologis dapat dipandang sebagai hasil dari adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang.

Hal ini ditegaskan oleh Miller bahwa setiap stimulus internal atau eksternal jika cukup kuat mampu membangkitkan suatu dorongan dan memcu tindakan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dampak psikologis adalah merupakan pengaruh positif maupun negatif yang muncul sebagai hasil adanya stimulus dan respon yang bekerja pada diri seseorang di mana pengaruh tersebut nampak dalam perilaku individu.

a. Frustasi

Frustasi adalah keadaan dalam diri individu yang disebabkan tidak tercapainya kepuasaan atau suatu tujuan karena adanya halangan atau rintangan untuk mencapai kepuasaan atau tujuan tersebut.15

13 Zaenal Arifin, Penyelenggaraan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali pada Tahun 2010-2011 (Study Analisis SWOT), (Skripsi, UIN Wali Songo Semarang, 2011)

14 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2002, h. 234)

15 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: CV Pustaka Setia,1997), 62.

(28)

Sedangkan menurut Arkoff memberikan definisi bahwa frustrasi itu suatu proses dimana tingkah laku kita terhalang oleh suatu kebutuhan, manusia bertindak/berbuat atau bertingkah laku untuk mencapai tujuan yaitu melayani kebutuhan yang sesuai dengan dorongan (frustration is a process which our behavior is blocked). Selain itu Arkoff juga menambahkan lagi bahwa frustasi itu suatu keadaan perasaan yang disertai proses rintangan (frustration is as the state of feeling which accompanied the thwarting).16

Bila muncul suatu kebutuhan atau dorongan untuk bertindak, karena suatu hal maka kebutuhan tidak terpenuhi atau dorongan untuk bertindak terhambat, maka timbul situasi yang disebut frustasi. Berati frustasi memiliki makna suatu kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi atau pemenuhan kebutuhan itu tertunda. Biasanya secara teknis keadaan yang pertama disebut frustasi dan keadaan kedua disebut privasi.17

Dalam struktur masyarakat ada beberapa hal yang menjadi sumber frustasi. Frustasi itu menimbulkan pula bebrapa jenis frustasi yang dapat kita golongkan sebagai berikut:

1) Frustasi lingkungan

Frustasi lingkungan adalah frustasi yang disebabkan oleh halangan atau rintangan yang terdapat dalam lingkungan. Misalnya, seseorang ingin segera pulang tapi tidak kebagian bus karena penuh.

16 Siti Sundari, Kesehatan Mental dalam Kehidupan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 89.

17 Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991), 211 .

(29)

2) Frustasi pribadi

Frustasi pribadi adalah frustasi yang timbul dari ketidak puasan seseorang dalam mencapai tujuan. Dengan perkataan lain, frustasi ini terjadi karena adanya perbedaan antara tingkatan aspirasi dengan tingkatan kemampuan. Misalnya, seseorang anak juara lari di sekolahnya padahal keadaan fisiknya tidak memungkinkan.

3) Frustasi konflik

Frustasi konflik adalah frustasi yang disebabkan oleh konflik dari berbagai motif dari diri seseorang. Dengan adanya motif-motif yang saling bertentangan, maka pemuasaan dari salah satu motif akan menyebabkan frustasi bagi motif yang lain. Frustasi konflik ini dapat timbul dari tiga macam konflik yang berbeda:

a) Konflik mendekat-mendekat, yaitu individu yang dihadapkan pada dua atau lebih tujuan yang sama-sama mempunyai nilai positif, dimana individu harus memilih satu dari beberapa pilihan tersebut. misalnya, seorang ibu yang harus memilih antara membelikan kemeja untuk suaminya atau membelikan sepatu untuk anaknya. Keduanya perlu, tapi uang terbatas.

b) Konflik mendekat-jauh, dimana objek yang menjadi tujuan mempunyai nilai yang positif dan negatif sekaligus. Misalnya, seorang pemuda yang mencintai gadis tetapi orang tua gadis tersebut terlalu galak. Sehingga pemuda tersebut menjadi ragu- ragu apakah akan mengujungi rumah gadis tersebut atau tidak.

(30)

c) Konflik menjauh-menjauh, yaitu individu di hadapkan dalam dua pilihan yang sama-sama mempunyai nilai negatif dan sama-sama harus dihadiri. Misalnya seorang murid yang enggan kesekolah karena takut kepada gurunya tapi takut tinggal dirumah karena bisa saja di marahi orang tuanya.18

Secara garis besarnya ada dua sumber utama frustasi yaitu berasal dari luar (situasi-situasi dari luar) dan dari dalam (dinamika batiniyah orang itu sendiri). Adapun yang menjadi faktor-faktor frustasi itu sendiri adalah sebagai berikut:

1) Hambatan fisik individu, ini bisa karena untuk memenuhi kebutuhan itu fisik individu terlalu lemah, atau karena hal-hal lain (misalnya cacad) keadaan fisik tidak mendukung perilaku individu.

2) Hambatan fisik di luar individu, misalnya ada larangan tertentu, atau hal-hal sederhana seperti terkunci dalam ruangan.

3) Hilangnya rangsangan memperkuat timbulnya kebutuahn.

4) Dilakukannya tindakan yang kurang tepat sehingga kebutuhan kurang terpenuhi.19

Frustasi erat kaitannya dengan hambatan-hambatan untuk bertindak. Bila individu ingin melakukan sesuatu (misalnya ingin memenuhi kebutuhan tertentu) entah itu karena dirinya sendiri atau karena lingkungannya ia tidak dapat bertindak (sesuai dengan yang

18 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, 62-63.

19 Irwanto, Psikologi Umum,211-212.

(31)

diinginkan) maka energi yang sudah disiapkan cenderung dimanefsstasikan dalam bentuk tindakan agresif.

Frustasi erat kaitannya dengan hambatan-hambatan untuk bertindak. Bila individu ingin melakukan sesuatu (misalnya ingin memenuhi kebutuhan tertentu) entah itu karena dirinya sendiri atau karena lingkungannya ia tidak dapat bertindak (sesuai dengan yang diinginkan) maka energi yang sudah disiapkan cenderung dimanefsstasikan dalam bentuk tindakan agresif.

a) Represi bisa berupa individu mencoba menekan pengalaman- pengalaman yang tidak menyenagkan ke alam bawah sadarnya (motivated forgetting) hal-hal yang telah menyebabkan ia frustasi.

Dengan demikian ia bisa berfungsi normal kembali.

b) Regresi merupakan perilaku yang surut kembali pada pola reaksi atau tingkat perkembangan yang primitif, pola tingkah laku kekanak- kanakan (infantil) dan tidak sesuai dengan tingkat usianya.

Diharapkan orang lain akan menghiburnya atau lebih memperhatikannya.

c) Rasionalisasi berupa individu berusaha menalar frustasinya selogis mungkin.

d) Proyeksi berupa individu berusaha melempar frustasinya kepada orang lain.

(32)

e) Reaksi-formasi ialah bila frustasi menimbulkan rasa benci pada sesuatu maka rasa benci itu akan sulit untuk ditolerir oleh nilai-nilai moral yang ada sehingga menimbulkan kecemasan.

f) Sublimasi adalah Suatu motif yang tidak terpenuhi kemudian diarahkan pada saluran lain.20

Sementara ciri-ciri orang yang mengalami frustasi mempunyai ciri khas yang berbeda, ciri khas tersebut diantaranya:

1) Kelelahan

2) Orang yang frustasi cenderung menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalannya atau ketidakmampuan dalam hidupnya.

3) Kondisi emosi yang negatif seperti rasa jengkel, tersinggung, marah, sakit hati, kaku, tegang, pesimis atau kurang motivasi.

4) Tidak merawat diri, orang yang frustasi enggan merawat dirinya, hal ini disebabkan karena tidak ada motivasi dalam dirinya. Seperti enggan membersihkan diri, enggan untuk berhias diri dan lain sebagainya.21

b. Emosi

Banyak arti mengenai emosi yang dikemukakan oleh para ahli.

Seperti yang dikemukakan oleh Daniel Goleman yang mengartikan emosi sebagai kegiatan pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang meluap-luap. Lebih lanjut Daniel Goleman menjelaskan bahwa merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran

20 Ibid.,214.

21 (http://www.slideshare.net/atone_lotus/frustasi-psikologi-sosial/

(33)

yang khas, suatu keadaan psikologi, suatu kecendrungan untuk bertindak.22

Sementara itu Chaplin mendefisikan bahwa emosi adalah suatu keadaan terangsang dari organismen mencari perubahan-perubahan yang didasari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.

Chaplin membedakan antara emosi dengan perilaku, dan mendefinisikan perilaku (feelings) adalah pengalaman disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam- macam keadaan jasmani. Definisi lain menjelaskan bahwa emosi adalah suatu respon terhadap perangsang yang memyebabkan perubahan fisiologi disertai perasaan yang biasanya mengandung kemungkinan untuk meledak.23

Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi. Pendapat yang nativistik mengatakan bahwa emosi pada dasarnya merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan pendapat yang empiristik mengatakan bahwa emosi dibentuk oleh pengalaman dan proses belajar. Salah satu penganut faham nativistik adalah Rene Descartes mengatakan bahwa sejak lahir telah mempunyai enam emosi dasar, yaitu: cinta, kegembiraan, keinginan, benci, sedih, dan kagum. Di fihak empiristik dapat kita kutip pendapat dari James-Lange yang mengaretikan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhdap perubahan-perubahan

22 Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 62.

23 Ibid., 62.

(34)

yang terjadi pada tubuh sebagai respon pada rangsangan yang datang dari luar.24

Tokoh empiris lain yang mengemukakan teori emosi adalah Wilhen Wundt, berbeda dengan james-lange yang meneliti tentang timbulnya emosi. Wilhen Wundt menguraikan jenis-jenis emosi, diantaranya:

1) Lust-unlust (senang-tak senang) 2) Spannung-losung (tegang-tak tegang) 3) Erregung-berubigung (semangat-tenang)

Jadi kalau seseorang sedang terdesak, misal bertemu harimau maka emosi yang muncul adalah unlust dan spannung. Jika seorang mahasiswa lulus ujian maka emosinya dalah lust dan erregung.25 Selain penjelasan teori emosi diatas, terdapat teori yang menjelaskan bahwa emosi dapat dipengaruhi terhadap tingkah laku seseorang, diantaranya:

1) Teori sentral

Teori ini dikemukakan oleh Walter B. Canon. Menurut teori ini, gejala kejasmanian, termasuk tingkahlaku merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh individu. Jadi individu mengalami emosi lebih dulu barukemudian mengalami perubahan-perubahan dalam jasmaninya, sehingga dapat dikatakan bahwa emosi yang dapat menimbulkan tingkahlaku.

24 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, 54-55.

25 Ibid., 55.

(35)

2) Teori peripheral

Teori ini dikemukakan oleh james dan lange. Menurut teori ini dikatakan bahwa gejala-gejala kejasmanian atau tingkah laku seseorang bukanlah merupakan akibat dari emosi, melaingkan emosi yang dialami oleh seseorang sebagai akibat dari gejala-gejala kejasmanian. Jadi teori ini berpendapat bahwa tingkah laku yang menimbulkan emosi, dan bukan sebaliknya.

3) Teori kepribadian

Menurut teori ini, emosi merupakan suatu aktivitas pribadi dimana pribadi ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, emosi meliputi perubahan- perubahan jasmani.

4) Teori kedaruratan

Teori ini menjelaskan bahwa pengalaman menunjukkan jika seseorang termotivasi maka akan terangsang secara emosional untuk melakukan suatu kegiatan dengan intensitas tinggi sehingga dapat di katakan bahwa emosi berhubungan erat dengan motivasi.26

Meskipun emosi itu beragam dan kompleks, namun Daniel Goleman mengelompokkan emosi menjadi beberapa klasifikasi sejumlah kelompok emosi, yaitu sebagai berikut:

1) Amarah, di dalamanya meliputi berutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung dan tindak kekerasan.

26Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,66-67.

(36)

2) Kesedihan, di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.

3) Rasa takut, di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, sedih, waspada, tidak tenang, panik dan fobia.

4) Kenikmatan, di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur, bangga, terpesona dan senang.

5) Cinta, di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan, hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang.

6) Terkejut, di dalamnya terdapat takjub dan terpana.

7) Jengkel, di dalamnya terdapat hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan muntah.

8) Malu, di dalamnya terdapat rasa bersalam, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, hati hancur lebur. 27

Berdasarkan pengertian diatas mengenai emosi, dapat di simpulkan bahwa emosi merupakan pergolakan pikiran, perasaan, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan merupakan serangkaian kecendrungan untuk bertindak. Selain itu, terdapat beberapa teori yang menjelaskan bahwa emosi dapat mempengaruhi perilaku seseorang, oleh karena itu, penting sekali meningkatkan kecerdasan emosional agar dapat melakukan suatu hal yang di anggap benar, termasuk dalam hal komunikasi positif.

27Ibid.,63.

(37)

Emosi adalah suatu perasaan yang meliputi perasaan takut, malu, marah, sedih dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan individu yang sedang merasakan sesuatu. Dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam surat Al-Ahzab: 10.

ِتَغَلَب َو ُرا َصْبَ ْلْا ِتَغا َز ْذِا َو ْمُكْنِم َلَف ْسَا ْنِم َو ْمُكِق ْوَف ْنِّم ْمُك ْوُءۤا َج ْذِا

ۗ ۠اَن ْوُنُّظلا ِ هّللّاِب َن ْوُّنُظَت َو َرِجاَن َحْلا ُب ْوُلُقْلا

Artinya: (yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.28

Dijelaskan bahwa ayat ini menerangkan kisah Ahzab yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada peperangan Khadaq karenmenentang Allah dan Rasul-Nya. Kemudian Allah mengirimkan tentara yang tidak dapat dilihat yaitu para malaikat yang sengaja didatangkan untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu. Sehingga menggambarkan bagaiman hebatnya perasaan takut dan perasaan gentar pada waktu itu yang dialami oleh setiap individu.

Bahwa semua emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.

28 Kemenag RI, Al-Qur’an Dan Terjemah, (Bandung: J-ART, 2019), 419.

(38)

c. Depresi

Depresi juga disebut unipolar disorder, untuk membedakanya dengan bipolar disorder bergantian antara low dan high mood, yaitu perasaan murung, kehilangan gairah untuk melakukan hal-hal yang biasa dilakukanya dan tidak bisa mengeksoresikan kegembiraan.

Biasanya terjadi pada awal sampai pertengahan usia dewasa. Biasa terjadi sekali, bisa terjadi sering kali. Bisa sebentar, bisa selama hidup.

Bisa bertahap, bisa mendadak berat.29

Davidson G Neale menjelaskan bahwa depresi sebagai suatu keadaan emosi yang ditandai dengan kesedihan yang sangat, perasaan tidak berharga dan perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, susah tidur, kehilangan nafsu makan, kehilangan keinginan terhadap seksual dan kehilangan minat dan kesenangan terhadap aktivitas sehari- hari.30 Depresi adalah gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan depresi, kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang konsentrasi. Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang, dan secara substansial dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalankan tanggung jawab sehari- hari. Di tingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan

29 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2010),249.

30 Wandansari Sulistyorin,“Depresi: Suatu Tinjauan Psikologis” Jurnal Kesejahteraan Sosial, 2,(Mei-Agustus, 2011),153.

(39)

bunuh diri.31 Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah keadaan emosional individu dengan perasaan sedih, putus asa, selalu merasa bersalah, dan tidak ada harapan lagi secara berlebihan tanpa ada bukti-bukti yang rasional.

Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-V), seseorang dikatakan depresi jika setidaknya selama dua minggu mengalami minimal lima dari sembilan kriteria berikut, yaitu:

1) Adanya perasaan depresi yang muncul di sebagian besar waktu, bahkan hampir setiap hari.

2) Adanya penurunan minat dan kesenangan di hampir sebagian besar kegiatan dan hampir setiap hari.

3) Adanya perubahan berat badan atau nafsu makan yang signifikan.

4) Adanya perubahan tidur: menjadi insomnia atau hipersomnia.

5) Adanya perubahan aktivitas.

6) Merasa kelelahan dan kehilangan energi.

7) Munculnya perasaan bersalah atau tidak berharga yang berlebihan dan sebenarnya tidak pantas muncul.

8) Mengalami penurunan konsentrasi.

9) Memiliki pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut mati), adanya keinginan bunuh diri berulang tanpa rencana spesifik, usaha

31 Ktut Dianovinina,”Depresi pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya”, Jurnal Psikogenesis,1, (Juni 2018),70.

(40)

bunuh diri, atau rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri.32 Beck mengemukakan bahwa mencela diri sendiri (self deprecating) dan cara berfikir yang menyimpang (berfikir negatif) merupakan inti dari ciri depresi orang dewasa. Beck selanjutnya menjelaskan sebenarnya ada tujuh kesalahan kognitif (cognitive error) yang terdapat pada orang yang depresi, yaitu:

1) Overgeneralization yaitu percaya bahwa jika hasil negatif terjadi dalam suatu kejadian maka hasil negatif tersebut juga akan terjadi pada kejadian yang sama bahkan untuk kejadian yang belum terjadi, 2) Selective abstraction yaitu mengarahkan pemikiran hanya pada hal-

hal yang negatif,

3) Assumsing exsessive responsibility atau personal causalitas yaitu menyalahkan diri sendiri sebagai penyebab semua kegagalan atau suatu kejadian negatif,

4) Temporal causality atau predicting without sufficient evidence yaitu percaya bahwa jika sesuatu kejadian buruk terjadi masa lalu, pasti hal tersebut juga akan terjadi lagi,

5) Making self reference yaitu percaya diri sendiri khususnya performance yang buruk menjadi pusat dari pusat perhatian dari semua orang,

6) Castratrophizing yaitu selalu berfikir tentang hal-hal buruk yang

32 Ibid,71.

(41)

akan terjadi,

7) Thinking dichotomously yaitu melihat sesuatu sebagai sesuai yang ekstrim (hitam atau putih).33

d. Mengatasi Dampak Psikologi

Dalam literatur psikologi bahwasanya kesehatan mental setiap manusai berbeda-beda dan wajib untuk dipelihara dan dijaga dari berbagai gangguan psikologi atau kejiwaan yang menimbulkan berbagai macam dampak. Perlunya sebuah penanganan serius atau menjagan betul atas sebuah kesehatan psikis seseorang karena dapat menyebabkan beberapa dampak. Dalam hal pengobatan bilamana orang telah mengalami sebuah gangguan psikis perlu dengan mengkonsultasikan kepada dokter kesehatan.

Biasanya orang yang telah terkenaan gangguan psikis akan mendapat pengobatan alam pikiran atau tepatnya sebuah pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologi. Hal tersebut mencakup beberapa metode agar membantu individu dalam menangani sebuah gangguan mental atau psikis semisal dengan merubah pola prilaku, pikiran, dan emosinya sehingga individu tersebut mampu mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikis.34

Beberapa ahli telah memberikan pengertian khusus untuk pengertian kesehatan mental atau psikis. Mushtafa Fahmi mengartikan

33 Wandansari Sulistyorin,“Depresi: Suatu Tinjauan Psikologis”,158.

34 Abdulah Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo,2002) 207.

(42)

kesehatan mental ada dua pola yakni pola negatif (salabiy) bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya dari segala neourosis dan psikosis. Berikutnya adalah pola positif adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan.

Hanna Djumhana mengartikan kesehatan mental dengan membagi empat pola. Pola pertama simtomatis yang berarti adalah gejala dan keluhan gangguan atau penyakit nafsiah. Kedua pola penyesuaian yang artinya kerterkaitan seseorang dalam memenuhi tuntutan lingkungan tanpa menghilangkan harga diri. Atau memenuhi kebutuhan pribadi tanpa ada gangguan dari orang lain.

Ketiga pola pengembangan diri yang meliputi kreativitas, produtifitas dan tanggung jawab. Keempat adalah pola agama yang berkaitan dengan ajaran agama melaui tuntunan agama yang bai dan benar sesuai syariat Islam. Zakariah Daradjat mengartikan dengan keserasian antara fungsi-fungsi kejiaan dan terciptanya penyesuaian diri individu dengan dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.35 Dalam menjaga kesehatan mental dari dampak psikogi yang timbul akibat permsalahan hidup setidaknya tipa-tiap individu memahami metode dalam menjaga kesehatan mental dari dampak psikologi, diantaranya:

1) Metode imaniah

Secara harfiah imaniah diartian dengan rasa aman dan kepercayan. Orang yang beriman pasti aan memilii sifat yang tenang

35 Abdulah Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo,2002) 149.

(43)

dan siapnya penuh keyakinan dalam menghadapi semua problema hidup. Rasa aman dan keyakinan akan didapat oleh seseorang manakala pasrah dan yakin kepada Allah SWT atas apa yang terjadi adalah kehendak_Nya. Dalam metode imaniah ini terdapat karakter ideal dalam sebuah menciptakan kondisi mental yang sehat. Pertama, karakter syahdatain yang artinya adalah mampu menghilangkan dan membersihkan diri dari segala macam belenggu atau dominasi tuhan-tuhan temporer, seperti hawa nafsu, materi dan jabatan.

Kemudia kembali menghaba dirian kepada Allah SWT.

Kedua, karakter mushalli artinya adalah mampu berkomunikasi dengan Allah dan dengan sesama manusia. Komunikasi dengan Allah dalam artinya kita mampu mendirian shalat tiap waktu dengan memasrahkan diri seutuhnya kepada Allah. Sementara komunikasi dengan sesama adalah selalu berkontribusi dan partisipasi dalam setiap kegiatan sosial keagamaan dalam kehiduapan kita. Ketiga dalah karakter muzakki artinya berani mengorbankan harta bendan demi kebersihan jiwa dan raga dari individu tersebut. Keempat adalah karakter sha’im artinya adalah mampu menjaga diri dari godaan- godaan duniawi. Menahan diri dari emosi yang tidak bermanfaat, mampu mengendalikan diri dari untu tidak dzolim pada orang lain atau diri sendiri.

(44)

2) Metode islami

Metode islamiah ini adalah ketundukan atau kepatuhan seseorang terhadap ketetapan Allah tanpa harus menyangkalnya, dengan demikian orang yang patuh akan Allah akan pasti menemui kehidupan yang damai, aman dan tentram tanpa ada suatu beban.

c. Metode ihsaniah

Secara bahasa berati baik, dan orang yang baik adalah orang yang mengetahui aan hal-hal baik dan dilakukan dengan hal-hal baik, dan dilakukan dengan hal yang baik pula. Orang yang berbuat baik berati menempuh jalan yang tidak akan menemui resiko sehingga hidupnya terhindar dari hal negatif.36

36 Abdulah Mujib, Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, 150.

(45)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penyusunan hasil temuan penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan membangun teori dari hasil data penelitian, dari itu tahap pertama penelitian ini dengan membedah fenomena menggunakan teori terkait. Dari pembedahan fenomena tersebut, peneliti bisa menentukan masalah yang akan diteliti, variabel apa saja yang akan dicari, juga proposisi pola pikir apa yang digunakan, dengan demikian peneliti akan mudah menentukan fokus penelitian yang akan dilakukan.37

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang akan diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.38 Jenis penelitian ini dipilih karena baik mulai dari tahap wawancara, observasi hingga dokumentasi sehingga peneliti dapat menganalisis dan mendeskripsikan data yang diperoleh. Disamping itu data yang terkumpul melalui metode ini berbentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka sehingga dalam penyusunan laporan penelitian tersusun dalam kalimat yang terstruktur.

37Moh. Kasiran, Metodelogi Penelitian Kualitatif-Kuantitatif, (Yogjakarta:UIN-Maliki Press, 2010), 278.

38Sugiyono, Metode Penelitian Kualutatif dan Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta ,2015) 35.

33

(46)

B. Lokasi Penelitian

Periode waktu penelitian ini dilakukan kurang lebih satu bulan sejak dikeluarkanya surat tugas penelitian oleh Universitas Islam Negeri K.H Achmad Siddiq Jember. Pengalokasian waktu tersebut sebagai jembatan dalam memudahkan penulis untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari tempat penelitian.

Lokasi penelitian ini menunjukkan dimana penelitian ini dilakukan.

Penelitian ini bersifat komparatif (perbandingan). Dengan membandingan dua kelompok atau lebih suatu variabel terkait. Pertama penelitian ini berlokasi di rumah ibu Nur Sri Sugiharti, bapak Hasyim dan yang terakhir di rumah ibu Suryati Ningsih. Alasan peneliti memilih tiga lokasi tersebut bertujuan untuk mengetahui dampak psikologi kegagalan keberangkat calon jamaah haji atahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

C. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi dan kondisi hal tersebut seperti suami, anak dan orantua dari calon jamaah haji. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu,39 dengan kriteria sebagai berikut:

1. Keluarga yang tinggal di Kabupaten Bondowoso, beragama Islam, dan sedang mengalami masalah keberangkatan haji tahun 2020. Objek dalam

39 Suharismi, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Renika Cipta,2003)128.

(47)

penelitian ini adalah calon jamaah haji yang sedang mengalami masalah keberangkatan haji tahun 2020. Guna memperoleh perbandingan data, penulis juga menggunakan informan yaitu beberapa anak, orangtua, sepupu, pembantu dan orang lain yang tinggal satu rumah dengan subjek penelitian. Melalui data-data yang telah digali, diharapkan diperoleh data- data yang dapat membantu tingginya tingkat kepercayaan terhadap data sehingga memudahkan pula dalam menganalisis baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang palaing strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.40 Adapun beberapa teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. 1. Obsevasi

Observasi adalah suatu usaha dasar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang berstandar.41 Adapun data yang ingin digali melalui teknik ini sebagai berikut :

a. Pekerjaan

b. Usia calon jamaah haji

c. Tingkat pemahaman tentang agama42

40Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta 2015), 62.

41Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta : Rienika Cipta, 1993), 1991.

42 Suharismi, Manajmen Penelitian, 1991.

(48)

2. Wawancara

Wawancara menurut Moleong dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.43 Data yang ingin dikumpulkan melalui teknik ini adalah :

a. Pekerjaan

b. Tempat tinggal calon jamaah haji, baik dalam keluarga maupun lingkungan sekitar.

c. Usia calon jamaah haji pada saat akan berangkat ke tanah suci.

d. Tingkat pemahaman yang dimiliki oleh calon jamaah haji.

3. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Usman dan Akbar dalam buku Metodologi Penelitian Sosial adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.44 Teknik ini digunakan untuk menggali sejumlah data dari dokumen-dokumen yang ada agar memperoleh data tentang :

a. Gambaran umum lokasi penelitian

b. Data identitas subjek penelitian yang mencakup:

1) Nama subjek penelitian 2) Usia subjek penelitian

43Lexy J. Moleong, Metode Penelitian, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), 135.

44Akbar dan Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta : Remaja Rosdakarya, 2000) 73.

(49)

3) Pekerjaan subjek penelitian dan hal-hal yang berkaitan dengan penggalian data yang menggunakan teknik ini.

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawanacar, catatan lapangan dan bahan-bahan lain sehinga mudah dipahami dan temuannya dapat diinfromasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data dan menjabarkannyake dalam unit-unit melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.45

Adapun tujuan utama dari analisis data adalah untuk meringankan data dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga hubungan problem penelitian dapat dipelajari dan diuji.46 Adapun langkah- langkah analisis data kualitatif yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihat, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan trasformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan yang berlangsung secra terus menerus selam proses penelitian sampai pada proses pembuatan laporan. Dalam reduksi data ini, penulis mengumpulkan berbagai data yang diperoleh di lapangan. Setelah datan tersebut dikumpulkan maka

45Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif , 88.

46Moh. Kasiran, Metedologi Penelitian, 120.

(50)

akan dilakukan seleksi untuk memilah-memilih data yang dianggap sesuai dengan penelitian lalu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai penelitian.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi maka, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori atau teks yang bersifat naratif. Penyajian yang baik merupakan suatu cara utama bagi analisi kualitatif yang valid. Penyajian dat memudahkan untuk memahami yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah dipahami. Peneliti menyajikan data yang sudah terkumpul sesuai dengan apa yang menjadi fokus penelitian. Kemudian data-data tersebut disajikan.

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah penyajian data maka langkah selanjutnya menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data. Maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.47

47Ibid, 99.

(51)

Secara umum cara kerja analisi data yang digunakan peneliti adalah setelah mengumpulkan data dari observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan dampak psikologi kegagalan keberangkatan para calon jamaah haji tahun 2020 di Kelurahan Sekarputih Kabupaten Bondowoso.

Analisis data dilakukan scara terus menerus sampai tuntas sehingga data sudah terpenuhidan sesuai dengan fokus penelitian.

F. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah untuk menjamin bahwa semua yang telah diamati dan diteliti penulis sesuai atau relevan dengan apa yang sesungguhnya ada dalam kenyataan yang sebenarnya memang terjadi. Hal ini dilakukan penulis untuk memelihara dan menjamin bahwa data maupun informasi yang berhasil dihimpun dan dikumpulkan itu benar, baik bagi pembaca maupun subjek yang diteliti. Untuk menguj keabsahan data, penulis berpedoman pada pendapat Moleong dalam buku metodologi penelitian kualitatif yang menyatakan bahwa Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan atau sebagai perbandingan terhadap data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Adapun teknis pelaksanaanya menurut versi Patton, yang dikutip oleh Moleong menyatakan bahwa hal itu dapat tercapai dengan :

1. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara

2. Membandingkan pernyataan informant di depan umum dengan mengatakan secara pribadi

Gambar

Gambar 4.2  Strutur Organisasi

Referensi

Dokumen terkait