• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala Pekerja Sosial Dalam Melakukan Advokasi Terhadap

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

C. Kendala Pekerja Sosial Dalam Melakukan Advokasi Terhadap

Dalam pelaksanaan tugasnya profesi, pastinya akanada kendala yang dihadapai. Kendala tersebut baik dari faktor ekternal maupun internal.

Biasanya kendala dalam pelaksanaan tugas di sebabkan faktor eksternal yang mendominasi. Sehingga seringkali terjadi perubahan strategi dalam menyelesaikannya. Begitupula dengan advokasi pekerja sosial terhadap anak berhadapan dengan hukum. Pastinya pekerja sosial akan mengalami kesulitan atau kendala dalam proses penyelesaian permasalahan tersebut.

Ibu Warniati SE mengungkapkan :

“Permasalahan anak merupakan persoalan yang sangat kompleks.

Dalam penyelesaiannya harus memiliki kesabaran yang maksimal, mengingat kondisi anak masih sangat labil. Perubahan anak tersebut yang menjadi dinamika pekerja sosial di lapangan, sejauh ini ada tiga kendala yang sering dihadapi pekerja sosial dalam melakukan tugas advokasi yakni keadaan psikologi anak, kurangnya peran serta orang tua dan kondisi lingkungan”55

Disatu sisi Ibu Herniati selaku pendamping menjelaskan tentang kendala yang berasal dari internal pekerja sosial sendiri. Artinya bukan hanya dari faktor eksternal, namun juga faktor internal. Dimana factor tersebutlah yang menjadi kendala atau permasalahan yang dihadapi pekerja sosial dalam melaksanakan tugasnya untuk mengadvokasi anak berhadapan dengan hukum Ibu Herniati S.Sos mengungkapkan :

Kalo bagi saya pribadi faktor penghambat atau kendala advokasi terhadap ABH berasal dari internal pekerja sosial itu sendiri. Kendala tersebut yaitu kurangnya personil dan fasilitas dalam melaksanakan

55Wawancara Dengan Ibu Warniati SE Koordinator Fundraising LPA NTB 10 Juni 2020

tugas.Dimana dua hal tersebut yang sering ditemukan dilapangan selain faktor eks yang disebutkan ibu warniati sebelumnya.56

Dari penjelasan Ibu Warniatidan Ibu Herniati tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, indikator penyebab kendala advokasi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum oleh pekerja sosial adalah Adanya factor internal yaitu personil dan fasilitas. Sedangkan Faktor eksternal factor keadaan psikologi anak, kurangnya peran serta orang tua dan kondisi lingkungan anak.Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Kurangnya Personil

Kasus yang terjadi di Nusa Tenggara Barat sangat banyak, terutama kasus yang melibatkan anak. Banyaknya kasus yang dihadapi membuat petugas dalam hal ini pekerja sosial kualahan dalam memberikan layanan. Terlebih pada Lembaga perlindungan anak NTB yang notabenya memiliki personil yang minim. Sehingga hal tersebutlah yang membuat pekerja sosial kualahan dalam melakukan advokasi. Ibu Herniati Mengungkapkan :

Kami di LPA kekurangan tenaga ahli atau peksos dalam melaksanakn tugas advokasi. Sehingga kadangkala kami kualahan dalam melaksanakan pelayanan advokasi kepada anak.57

Keluhan yang dihadapi oleh Ibu Herniati S.Sos tersebut, juga menjadi keluhan Ibu Warniati SE dalam ungkapan wawancaranya bahwa :

Kendala pelayanan advokasi kepada anak yang berhadapan dengan hukum oleh pekerja sosial adalah kurangnya personil atau anggota yang menangani masalah anak tersebut. Dimana keterbatasan personil tersebut membuat pekerja sosial tidak

56Wawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020

57Wawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020

maksimal dan kualahan dalam melaksanakan tugas advokasinya.58

Sudah jelas adanya bahwa, keterbatasan jumlah anggota yang menangani setiap kasus di LPA NTB memberikan efek yang sangat signifikan terhadap kinerja dari pekerja sosial. Sehingga diharapkan Pemerintah memeiliki kebijakan untuk mengambil andil dalam menuntaskan masala anak berhadapan dengan hukum tersebut.

Kebijakan tersebut baik dengan peningkatan kuantitas personil ataupun dengan kebijakan lainnya.Bapak HamdiSH mengungkapkan :

Memang diakui di LPA NTB ini kami kekerungan personil dalam penanganan kasus. Sehingga ini menjadi usulan ke pemerintah kemarin ketika melaksanakan pertemuan. Dimana intinya adalah agar pemerintah meningkatkan kapasitas dan kuantitas pekerja sosial di LPA NTB.59

Tujuan dari peningkatan kuantitas personil tersebut adalah untuk memaksimalkan kinerja pekerja sosial serta menghindari keluhan pekerja sosial dalam mnjalankan tugasnya dalam mengadvokasi anak.

2. Fasilitas Tidak Memadai

Indikator kedua yang menjadi kendala pekerja sosial dalam melakukan advokasi adalah karena fasislitas yang tersedia tidak memadai.

Kurangnya fasilitas tersebut juga menjadi penghambat pekerja sosial dalam melaksanakan tugas. Kurangnya fasilitas tersebut terlihat dari layanan rujukan yang diberikan pekerja sosial ke Lembaga lain.

Pastinya dengan Kerjasama yang disepakati sebelumnya. Ibu Herniati mengatakan :

58Wawancara Dengan Ibu Warniati SE Koordinator Fundraising LPA NTB 13 Juni 2020

59Wawancara dengan Bapak Hamdi SH Tim advokasi atau Pengacara LPA NTB 11 Juli 2020

Indikator kedua sebagai kendala pekerja sosial dalam mengadvokasi adalah fasilitas yang disediakan kurang memadai.

Sehingga kadangkala pekerja sosial harus membawa anak pada Lembaga yang memiliki fasilitas yang memadai. Biasanya anak dibawa ke balai rehabilitasi sosial untuk mendaptkan layanan maksimal.60

Inisiasi pkerja sosial untuk memberikan layanan lanjutan kepada anak yang berhadapan dengan hukum terutama ke balai rehabilitasi menjadi hal yang sangat sering dilakukan. Mengingat pekerja sosial mempercayai anak akan mendapatkan layanan maksimal dalam proses pemulihannya. Kerjasama yang dilakukan pekerja sosial tersebut sebagai upaya untuk menanggulangi keterbatasan yang dimiliki Lembaga. Sehingga diharapkan kedepannya LPA NTB akan memiliki balai rehabilitasi sendiri sebagai tempat penanganan dan pemulihan anak. Sebagaimana harapan Ibu Warniati SE dalam wawancara :

Kedepannya kami berharap LPA akan memiliki balai rehabilitasi sendiri. Yang nantinya akan memudahkan pekerja sosial dalam menjalankan tugasnya khususnya dalam mengadvokasi anak.61

3. Faktor kondisi psikologi anak

Faktor penyebab pertama yang menjadi kendala pekerja sosial dalam melakukan advokasi adalah karena keadaan psikologi anak.

Sebagaimana yang diketahui bahwa anak merupakan pribadi yang masih sangat labil dan selalu mengalami perubahan. Sehingga setiap prilaku mereka sulit untuk ditebak secara pasti. Jika dipandang dari segi umur, dikatakan anak ketika usianya berkisar antara 5 tahun

60Wawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020

61Wawancara Dengan Ibu Warniati SE Koordinator Fundraising LPA NTB 13 Juni 2020

sampai deWawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020ngan 17 tahun. Yang mana dalam usia tersebut anak sedang dalam proses perkembangan dan penuh dengan tantangan. Ibu Warniati SE mengungkapkan :

“Keadaan psikologi diusia anak sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan. Karenapada usia tersebutlah anak akan mengalami perkembangan pesat dalam segala hal.”62 Dalam melakukan advokasi terhadap anak,maka pekerja sosial akan mengikuti berbagai macam kegiatan anak untuk mendapatkan analisa yang bagus. Karena analisis tersebut nantinya sebagai penguat dalam proses advokasi. Pekerja sosial akan menempatkan diri sebagai kawan bermain, sahabat dan kelaurga dekat. Sehingga anak akan merasa aman, nyaman dan tidak kaku Ketika akan mengungkapkan sesuatu atau bercerita tentang persoalan yang dihadapai. Jika sudah begitu pekerja sosial akan lebih mudah melakukan proses advokasi.

Namun kendala dilapangan serung mengalami perubahan. Anak seringkali enggan bercerita dan selalu ingin diikuti kemauannya.

Kadang pekerja sosial kualahan ketika akan melakukan advokasi, sehingga dibutuhkan strategi lain dalam mengatasinya. Bagi anak yang menjadi korban biasanya pekerja sosial akan lebih berhati-hati dalam melakukan advokasi. Apalagi akan melakukan inetraksi dengan anak.

Apalgi anak yang memiliki trauma yang besar terhadap kejadian yang menimpanya.Ibu Warniati SE Kembali mengungkapkan

62Wawancara dengan Ibu Warniati SE Koordinator Devisi Fundraising LPA NTB 13 Juli 2020

“Kendala yang dihadapi pekerja sosial dalam mengadvokasi anak ketiak berhadapan dengan anak yang menjadi korban dengan tingkat trauma dan rasa takut yabng besar. Disnalah akan diounji sejauh mana kompetensi dan kesabaran pekerja sosial.”63

Disitulah peran pekerja sosial untuk mendinginkan suasana atau menunggu suasana keadaan psikologi anak membaik.

4. Kurangnya peran serta orang tua

Pada dasarnya orang tua merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak untuk mendapatkan Pendidikan dan pendampingan.

Peran serta anak dalam mengasuh sangat penting bagi masa depan anak itu sendiri. Karena hal tersebut menentukan karakter dan sifat anak pada masa yang akan datang. Keterlibatan atau peran aktif orang tua tersebut sangalah penting, hal tersebut terbukti dari banyaknya hal positif yang didaptkan oleh anak. Dalam lingkungan keluargalah anak dipersiapkan untuk membangun pengetahuan serta karakter baik anak.

Persoalan yang terjadi saat inikhsusnya di Nusa Tenggara Barat menempatkan anak sebagai insan yang di marjinalkan atau di nomor duakan. Sehingga orang tua tidak memperhatikan perkembangan yang terjadi pada anaknya. Indikasi kurangnya perhatian dan peran orang tua tersebutlah yang mengakibatkan banyak anak di Nusa Tenggara Barat yang berhadapan dengan hukum, baik menajdi tersangka maupun korban. Meskipun demikian masih banyak orang tua yang menyepelekan hal tersebut. Mereka memandang hal tersebut hanyalah

63Ibid

berita bohong dan menggap perkara tersebut enteng untuk diselesaikan.

Sebagaimana yang diungkapkanIbu Herniati S,Sos bahwa :

“Anak seringkali mengalami kebingungan dan kehilangan arah bernaung. Peranan orang tua saat ini kurang maksimal. Mereka disibukkan dengan urusan yang lain dan mengacuhkan perhatian terhadap perkembangan anaknya.”64

Kurangnya perhatian dan control orang tua tersebut mnenjadi kendala juga bagi pekerja sosial dalam melakukan advokasi terhadap anak. Ada beberapa faktor penyebab kurangnya peran serta orang tua :

a. Orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya terutama bagi orang tua yang menjadi pegawai baik swasta maupun negeri. Sibuknya orang tua terhadap pekerjaannya membuat anak lengah dari perhatian dan kontrol. Sehingga anak kadangkala melakukan segala hal tanpa berfikir panjang dan berperilaku bebas. Ketika anak sudah berhadapan dengan hukum, maka pekerja sosial akan mengalami kesulitan dalam advokasi. Mengingat orang tua anak yang sibuk, pekerja sosial akan lebih sulit mendapatkan informasi terkait dengan identifikasi masalah yang terjadi. Disamping itu juga, kendala pekerja sosial dalam melakukan kerjasama dan tindakan lebih lanjut terhadap anak.

b. Broken Home menajdi indikasi kedua kurangnya peran serta orang tua dalam memberikan pendidikan dan pendampingan terhadap anak. Dalam melakukan advokasi oleh pekerja sosial terhadap

64Wawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020

anak, akanada kendala terutama selain dalam hal informaasi juga sebagai pendamping pekerja sosial dalam melakukan advokasi.

Kasus anak berhadapan dengan hukum banyak terjadi dikalangan anak yang menjadi korban broken home (perceraian orang tua).

Dimana anak lengah dari perhatian, kasih sayang dan perlindungan.

Ibu HerniatiS.Sos mengatakan:

“Masalah ABH kebanyakan dialami oleh anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya. Sehingga anak kadang dititipkan ke neneknya yang notabenya sudah tua. Perhatian dari nenek tersebut tidak mungkin akan maksimal, sehingga anak sulit terkontrol dalam melakukan segala hal.”65

c. Kesadaran orang tua kurang

Kendala kurangnya peran serta orang tua juga disebabkan karena kuranya kesadaran orang tua dalam mendidik dan memperhatikan anak. Kurangnya kesadaran tersebut diakibatkan karena orang tua sibuk sendiri dengan urusannya. Sehingga waktu luang kepada anak diberikan hanya beberapa persen untuk mengurus anak. Kesadaran orang tua kadang muncul dibelakang hari, Ketika anak sudah terlanjur melakukan kesalahan atau melakukan pelangaran. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak Hamdi SH:

“Lucunya orang tua tersadar Ketika anak sudah terlanjur berhadapan dengan hukum. Sebelumnya orang tua disibukkan dengan sesuatu yang gak penting. Sehingga peran mereka menjadi kurang maksimal.”66

65Wawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020

66Wawancara dengan bapak Hamdi SH Tim advokasi atau Pengacara LPA NTB pada tanggal 13

Juli 2020

5. Kondisi lingkungan

Indikator penyebab hambatan atau kendala pekerja sosial melakukan tugas advokasi adalah kondisi lingkungan anak. Kondisi lingkungan sangat menentukan karakter dan pribadi anak. Bagaimana tidak, dalam lingkungan tersebutlah anak hidup dan berinteraksi. Sehingga secara tidak sadar, anak akan tersebentuk perilakunya oleh faktor tersebut.

Pembentukan perilaku anak dalam lingkungan tersebut, sangat dipengaruhi oleh teman bermainnya dan bagaimanaanak berinteraksi. Kadang pertengkaran, pelecehan dan bullying terjadi didalam lingkungan tersebut.

Jika kondisi lingkungan tempat anak berinteraksi baik, maka proses perkembangan anak akan menjadi bagus dan baik. Begitupula sebaliknya, jika kondisi lingkungan anak buruk, amak anak akan cendrung berperilaku buruk. Pekerja sosial sering mengalami kesulitan disini.

Apalagi kasusnya yang melibatkan dua anak sekaligus dalam dunia permaianan. Kadang disatu sisi anak akan menjadi korban dan disisi yang lain anak menjadi pelaku. Ibu Warniati SE mengatakan

“Masalah yang membuat bingung dan menjadi kendala advokasi dilapangan Ketika pekerja sosial dihadapkan pada dua anak sekaligus yang bermasalah. Pekerja sosial akan kebingungan dalam melakukan advokasi terhadap keduanya. Pekerja sosial bingung harus melakukan Tindakan apa,karena mereka berdua sama-sama anak dan berhak mendapatkan perlindungan.”67

Indikasi kegagalan karena kondisi lingkungan tersebut yang membuat pekerja sosial menampatkan anak dibalai rehabilitasi. Sebagaimana ungkapan Ibu Herniati S.Sos Kembali dalam wawancaranya

67Wawancara Dengan Ibu Warniati SE Koordinator Fundraising LPA NTB 10 Juni 2020

“Ketika pekerja sosial mengalami kendala dalam melakukan advokasi, maka anak kan dibawa ke balai rehabilitasi untuk diberikan bimbingan dan edukasi. Disamping itu pyula pekerja sosial akan mengidentifikasi persoalan yang terjadi.”68

Perihal kendala karena kondisi lingkungan tersebut, pekerja sosial tidak bisa terlepas dari kode etik yang dipegangnya. Yakni bagaimana pekerja sosial melakukan kewajibannya terhadap klien baik untuk memberikan pelayanan ataupun pembelaan.

68Wawancara dengan Ibu Herniati S.Sos Staf Penanganan Kasus LPA NTB, pada tanggal 13 Juli 2020

BAB III

Dokumen terkait