• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Perampuan Labuapi

Pondok pesantren Al-Ikhlashiyah Perampuan didirikan pada tahun 1970 oleh dua orang bersaudara yakni TGH. Abdul Gofur Hamdani dan Almarhum TGH. Abdul Hafidz. Dimana TGH Abdul Gofur sebagai Ketua Yayasan. Awalnya dulu sebelum ada lokasi atau bangunan di madrasah yang sekarang ini, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di masjid-masjid yang ada disekitar perampuan. Salah satu masjid itu adalah masjid Nurussolihin yang ada di dusun perampuan barat.44

Para santri awalnya banyak diajarkan berbagai macam kitab. Pondok pesantren ini lebih memfokuskan pada pelajaran agama dan untuk pelajaran umum, hanya beberapa kali pertemuan. Setelah sekian lama kegitan itu berjalan dan secara signifikan mulai ada para donator yang mau membantu sedikit demi sedikit pembangunan ruang dan lokasi para santri untuk belajar mulai dibangun. Hingga pada tahun 1972 baru berdiri Madrasah Ibtidaiyah (MI), selanjutnya pada tahun 1982 didirikan Madrasah Tsanawiyah (MTs).45

Dengan adanya dua lembaga di pondok pesantren Al-Ikhlashiyah Perampuan, maka saat itulah madrasah ini mulai dilirik oleh para santri dan

44Ustadz Sayadi, Wawancara Kepala Madrasah, 2 November 2020.

45Ibid.

orang tua yang berharap anaknya menjadi seorang yang shaleh dan ahli ibadah kelak ketika dewasa.

2. Profil Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlashiyah Perampuan

Adapun profil Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlashiyah Perampuan sebagai berikut.46

 Nama Madrasah : MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan

 No Statistik Madrasah : 121252010013

 Akreditasi Madrasah : Terakreditasi B/ 15 Oktober 2012

 Alamat Lengkap Madrasah : Jl. TGH. Muhammad Ra’is Perampuan Desa Perampuan Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat Propinsi Nusa Tenggara Barat

 NPWP Madrasah : 005894829915000

 Nama Kepala Madrasah : Sayadi, SE

 Nomor Hp : 0817362175

 Nama Yayasan : Pondok Pesantren Al-Ikhlashiyah

 Alamat Yayasan : Perampuan

 Nomor Telp. Yayasan : -

 No Akte Pendirian Yayasan : WX 89.222 TS/3/1989 Tanggal 14 Juli 1989

46Profil MTs Al-Ikhlashiyah, Dokumentasi, 2 November 2020.

 Kepemilikan Tanah : Yayasan

a.Status tanah : (sertakan copy-nya )

b. Luas tanah : 7.150 m²

 Status Bangunan : Yayasan

Luas Bangunan : 252 m²

3. Data Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Al- Ikhlashiyah Perampuan

Sarana dan prasarana merupakan syarat yang harus dimiliki oleh suatu sekolah atau madrasah. Hal tersebut sebagai penunjang proses pembelajaran di kelas dan terlaksananya segala bentuk pekerjaan. Di Madrasah Tsanawiyah Al-Ikhlashiyah didukung dengan fasilitas yang cukup memadai. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan Labuapi47

Jenis Prasarana

Jumlah Ruang

Jumlah Ruang kondisi

Baik

Jumlah ruang kondisi

rusak

Kategori Kerusakan Rusak

ringan

Rusak Sedang

Rusak Berat

Ruang Kelas 3 3 - - - -

Perpustakaan 1 - - 1 - -

R. Lab. IPA - - - -

47Data Sarana dan Prasarana MTs Al-Ikhlashiyah, Dokumentasi, 3 November 2020

R. Lab. Biologi - - - -

R. Lab. Fisika - - - -

R. Lab. Kimia - - - -

R. Lab. Komputer 1 1 - - - -

R. Lab. Bahasa - - - -

R. Pimpinan 1 1 - - - -

R. Guru 1 1 - - - -

R. Tata Usaha - - - -

R. Konseling 1 1 - - - -

Tempat Beribadah 1 1 - - - -

R. UKS 1 - 1 1 - -

Jamban 3 1 2 - - 1

Gudang 1 1 - - - -

R. Sirkulasi - - - -

Tempat Olahraga 1 1 - - - -

R.Organisasi

Kesiswaan 1 1 - - - -

R. Lainnya - - - -

4. Keadaan Tenaga Pengajar MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan

Adapun jumlah keseluruhan guru MTs Al-Ikhlashiyah adalah sebanyak 21 orang dan rata-rata berpendidikan S1. Untuk lebih jelasnya guru di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.2

Keadaan Guru MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan48

No Nama Guru Mata Pelajaran

1 Sayadi , SE Kepala Madrasah

2 Suharto, S.Pd.I Fiqih

3 Sudirman, SE IPS

4 L.Didik SW, SH IPS

5 Sunaenah, S.Ag SKI

6 Emi Rohayati, SE IPS

7 Suhaili, S.Pd.I Bahasa Arab

8 Uswatun Khasanah,S.Ag Akidah Akhlak

9 Hadijah,S.Pd IPA

10 Nining Suharni,S.Pd IPA , Prakarya 11 Yuni hikmarini, SIP,S.Pd Bahasa Inggris 12 Muhammad Ramli,S.Pd Bahasa Indonesia

13 Muliani,S.pd Bahasa Indonesia

14 Aswah,S.Pd Matematika

15 Nurmiatun,S.Pd Matematika

16 Bq.Nikmatul Hayati,S.Pd PKn

17 Marwani, S.Pd.I Qur'an Hadits

19 Supriani,S.pd.I Qur'an Hadits

20 Saparwadi, S.Pd Penjaskes

21 Masnun, S.Pd SBK

48 Data Guru MTs Al-Ikhlashiyah, Dokumentasi, 3 November 2020.

5. Keadaan Perseta Didik MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan

Peserta didik merupakan salah satu komponen atau unsur dalam suatu lembaga pendidikan. Selain itu peserta didik juga merupakan obyek dari tujuan pendidikan yang berorientasi pada tujuan, pengajaran, pembinaan dan bimbingan dalam upaya untuk mencapai pendidikan yang berkualitas, pencapaian tujuan dan program lembaga itu sendiri.

Adapun keadaan peserta didik MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.3

Keadaan Peserta Didik MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan49 Kelas

Jumlah VII A VII B VIII A VIIIB IX A IX B

15 15 16 12 18 17 93

B. Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pembelajaran Fiqih di MTs Al- Ikhlashiyah Perampuan Kecamatan Labuapi Tahun Ajaran 2020/2021

Menjadi seorang guru selain harus menguasai materi pelajaran juga dituntut untuk menguasai kelas, salah satunya dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Dalam mata pelajaran fiqih banyak

49Data Siswa MTs Al-Ikhlashiyah, Dokumentasi, 3 November 2020.

materi yang bersifat praktik seperti taharah, wudhu, shalat, tayamum dan lain sebagainya. Maka metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan ketika materi seperti itu adalah metode demonstrasi.

Adapun mengenai waktu pelaksanaan pembelajaran fiqih di MTs Al- Ikhlashiyah diberi sebanyak 2 jam pelajaran dalam setiap minggu baik untuk kelas VII, VIII, Maupun kelas IX.

Untuk memperlancar proses belajar mengajar maka sangat diperlukan alat-alat pengajaran, karena alat-alat pengajaran itu turut menunjang dan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu alat-alat pengajaran itu termasuk salah satu komponen dari komponen- komponen pendidikan.

Dalam sebuah pembelajaran tidak mungkin dilakukan begitu saja tanpa ada sebuah persiapan. Persiapan yang dilakukan dalam penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran fikih di MTs Al-Ikhlashiyah, dalam penyajiannya di kelas, utamanya dalam proses belajar mengajar dapat terencana dan tersusun dalam bentuk program persiapan yaitu mempersiapkan materi pembelajaran, merumuskan tujuan yang hendak dicapai, mempersiapkan alat - alat atau media yang diperlukan, mengatur tempat dan memperkirakan waktu yang akan dipergunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Mengadakan evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik.

Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun dengan baik diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif

dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara lebih dini dan dapat peluang untuk memperbaiki dan menyempurnakan.

Ustadz Suharto selaku guru mata pelajaran Fiqih, memaparkan tentang persiapan mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi, sebagai berikut:

“Kalau untuk persiapan, saya hanya mempersiapkan alat atau media untuk demonstrasi dan yang tidak kalah pentingnya adalah konsep, bagaimana konsep saya melakukan proses belajar mengajar mengunakan metode demonstrasi, seperti siswa misalnya di suruh mempraktekkan wudhu, kita sebagai guru hanya menjelaskan dan mencontohkan selanjutnya siswa yang mencoba kemudian kita sebagai guru akan membetulkan kalau ada yang salah”.50

Jadi berdasarkan hasil wawancara tersebut dengan guru mata pelajaran fiqih dapat diambil pengertian bahwa persiapan yang dilakukan dalam metode demonstrasi adalah dengan memperhatikan materi yang akan diajarkan lalu waktu yang di gunakan. Selanjutnya diakhir proses pembelajaran dilakukan evaluasi.

Adapun persiapan yang dilakukan dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan RPP

2. Mempersiapkan materi pembelajaran yakni materi sholat 3. Mempersiapkan alat-alat sholat seperti sajadah dan lainnya.

50Ustadz Suharto, Wawancara, 5 November 2020.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan peneliti di kelas VII MTs Al- Ikhlashiyah, bahwa proses pembelajaran fikih dengan menggunakan metode demonstrasi adalah seperti di bawah ini:

1. Pendahuluan

 Guru melakukan pembukaan dengan salam dan berdo’a untuk memulai pembelajaran

 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.

 Guru memeriksa kerapian dan kebersihan kelas

 Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

 Memeberikan informasi mengenai tujuan dan manfaat mempelajari seputar shalat jamak dan qasar

Berdasarkan uraian di atas sesuai dengan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Suharto selaku guru fiqih di MTs Al-Ikhlashiyah, mengatakan bahwa:

“Sebelum pembelajaran dimulai, terlebih dahulu saya membuka dengan salam dan berdo’a, kemudian memberikan motivasi kepada siswa dengan cara memberikan informas,i tujuan dan manfaat pentingnya mempelajari shalat jamak dan qasar”.51

Hal di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan Adam Maulana siswa MTs Al-Ikhlashiyah mengatakan:

51Ustadz Suharto, Wawancara, Perampuan, 5 November 2020

“Ketika guru masuk kelas, guru selalu mengucapkan salam dan kita disuruh berdo’a sebelum memulai kegiatan pembelajaran dan memberikan motivasi kepada kita”.52

Data di atas juga diperkuat dengan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas VII A, bahwa dalam pembelajaran fiqih guru memulai proses pembelajaran mengucapkan salam terlebih dahulu lalu mereview pelajaran minggu lalu sebagai apersepsi dari sebuah proses pembelajaran yang sebelumnya untuk mengingat apa yang dipelajari minggu kemarin, kemudianguru juga memberikan motivasi kepada siswa terkait dengan pentignya memepelajari tentang shalat jama’ dan kasar.53

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa, guru sudah melakukan kegiatan pembelajaran dengan langkah- langkah yang sudah ada dalam rpp diantaranya melakukan pembukaan dengan mengucapkan salam, memberikan apersepsi dan memberikan motivasi terkait dengan materi yang akan diajarkan.

2. Kegiatan Inti

 Guru menyiapkan bahan/alat yang diperlukan dalam melakukan demonstrasi

 Guru menjelaskan materi tentang shalat jamak dan qashar.

52Adam Maulana, Wawancara, Perampuan, 5 November 2020

53Observasi, Kegiatan Belajar Mengajar, Perampuaan, 12 November 2020

 Guru mendemonstrasikan materi yang dipelajari tentang shalat jamak dan qashar

 Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru tentang shalat jamak dan qashar

 Guru menunjuk salah seorang atau beberapa siswa untuk mendemonstrasikan semua skenario yang telah disiapkan

 Guru menyuruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisisnya

 Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.

 Guru memberi penguatan tentang materi shalat jamak dan qasar Adapun berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan pak Suharto selaku guru mata pelajaran fiqih di MTs Al-Ikhlashiyah kelas VII, beliau megatakan bahwa:

“Pada saat saya memberikan materi tentang pegertian dan tatacara melaksanakn shalat jama’ dan kasar kepada siswa, saya mengunakan metode ceramah lalu mendemonstrasikan langsung untuk memberikan pemahaman terhadap siswa”.54

Selanjurnya Ustadz Suharto menambahkan bahwa:

“Jika kita hanya menggunakan teori atau metode ceramah saja dalam pembelajaran fiqih maka proses pembelajaran tidak bisa berjalan dengan lancar. Siswa hanya diam saja tanpa kita tahu bahwa dia sudah paham atau tidak. Karena yang dibutuhkan seperti materi tentang shalat jama’ dan kasar itu membutuhkan praktik, maka materi-materi

54 Suharto, Wawancara, Perampuan, 9 November 2020.

seperti itu harus di demonstrasikan. Saya sendiri selaku gurupun dituntut bagaimana melakukan hal itu dengan baik dan benar”.55

Hal di atas diperkuat degan hasil wawancara degan Fitri Sukma selaku siswi kelas VII mengatakan bahwa :

“Terlebih dahulu pak guru memberikan materi terhadap pengertian dan tatacara pelaksanaan shalat jama’ dan kasar kepada kita agar kita dapat megetahui pengertian dan tatacara melaksanakan salat jama’dan kasa, setelah itu kita disuruh maju untuk praktik”.56

Hal yang sama juga disampaikan oleh siswa yang bernama Ahmad Jibriel megatakan bahwa:

“Pak guru menjelaskan kepada kita materi tentang shalat jamak dan qashar setelah itu kita disuruh maju untuk mempraktikan di depan kelas, sebab kalau hanya baca buku saja saya sering lupa, bedakalau dipraktekan terasa masih membekas”.57

Berdasarkan hal di atas peneliti melakukan pengamatan mengenai kegiatan pembelajaran tentang shalat jama’ dan kasar di kelas VII A, bahwa memang benar guru ketika menjelaskan tentang pengertian shalat jama’ dan kasar mengunakan metode ceramah. Setela memberikan bebrapa materi guru akan melanjutkannya pembelajaran dengan metode demonstrasi, untuk lebih mudah memberikan pemahaman dan setelah itu guru menyuruh beberapa

55Suharto, Wawancara, Perampuan, 9 November 2020.

56Fitri Sukma, Wawancara, Perampuan, 9 November 2020.

57Ahmad Jibriel, Wawancara, Perampuan, 9 November 2020.

orang siswa untuk maju ke depan melakukan metode demonstarasi atau mempraktikannya.58

Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa guru di dalam kelas pada saat proses pembelajaran fiqih menggunakan metode demonstrasi untuk memudahkan guru dalam memahamkan peserta didik suapaya lebih aktif, dan setiap selesei praktik guru selalu melakukan evaluasi sehingga siswa diberi kesempatan untuk menanyakan permasalahan materi yang belum mereka pahami. Dengan begitu pelaksanaan pembelajaran fiqih menggunakan metode demonstrasi di MTs Al-Ikhlashiyah kelas VII sangat efektiv untuk digunakan.

3. Penutup

 Guru bersama siswa membuat simpulan

 Guru mengadakan evaluasi.

 Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam bersama siswa Berdasarkan uraian kegiatan penutup pembelajaran di atas sesuai dengan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan Suharto selaku guru fiqih di MTs Al-Ikhlashiyah, mengatakan bahwa:

“Saya memberikan kesimpulan tentang materi yang sudah diajarkan dan mengadakan evaluasi supaya tahu sampai sejauh mana

58Observasi, kegiatan pembelajaran, Perampuan, 19 November 2020.

pemahaman siswa tentang materi itu. Dan mengakhiri pembelajaran dengan berdo’a bersama."59

Hal di atas diperkuat denganj hasil wawancara Ibnu selaku siswa kelas VII mengatakan bahwa:

“Sebelum mengakhiri kegiatan belajar mengajar, pak guru memberikan kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan kepada kita, kemudian pak guru menyuruh salah satu dari kita untuk memberikan kesimpulan”.60

Adapun dari hasil observasi yang peneliti lakukan dikelas VII A bahwa, ketika sudah selesai memberikan materi, guru memberikan kesimpulan dan melakukan evaluasi terkait materi yang sudah diajarkan kepada siswa. Setelah itu guru menutup pelajaran dengan do’a bersama dan kemudian guru mengucapkan salam.

Terkait dengan hasil wawancara dan observasi di atas dapat disimpulkan bahwa, penggunaan metode demonstrasi sangat efektif untuk dijalankan dalam materi pembelajaran shalat jama’ dan kasar. Mengingat shalat merupakan amalan ibadah yang terpenting dan utama dilihat juga dari siswa yang belum lancar dalam gerakan shalat. Untuk itu menjalankan sebuah metode demonstrasi sangat diharapkan untuk mempermudah siswa menerima sebuah materi yang diajarkan dan dilihat dari input siswa yang bervariasi.

59Suharto, Wawancara, 16 November 2020.

60Ibnu, Wawancara, 16 November 2020

Data di atas, diperkuat dengan hasil observasi tentang pelaksanaan metode demonstrasi dalam pembelajaran shalat di kelas VII. a) guru dapat secara lacara langsung mengertahui siswa yang belum lancar dalam shalat, selanjutnya guru memberikan arahan terkait gerakan dan bacaan shalat yang benar. b) siswa dapat medah menerima materi yang disampaikan. c) siswa dapat langsung mempraktekan yang didemonstrasikan. d) siswa menjadi lebih mengerti dan paham tentang gerakan shalat, bacaan yang benar. e) suasana dikelas jadi lebih aktif dengan adanya timbal balik antara guru dan siswa.

Dengan demikian metode demonstrasi ini sangat efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran shalat.

C. Efektivitas Penerapan Metode Demonstrasi Pada Pelajaran Fikih di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan Kecamatan Labuapi Tahun Ajaran 2020/2021

Efektivitas merupakan keadaan yang menunjukkan sejauh mana sesuatu yang direncanakan itu dapat tercapai dan mempunyai dampak atau pengaruh terhadap suatu program yang direncanakan tersebut. Dalam konteks ini peneliti ingin mengetahui sejauhmana efektivitas penerapan metode demonstrasi pada pembelajaran fikih di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan

Di dalam mengukur keefektifan suatu program ataupun suatu metode ada beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur yaitu nilai atau hasil evaluasi, tepat waktu, tercapainya tujuan dan perubahan nyata.

Kaitannya dalam hal ini adalah peneliti membahas tentang efektivitas metode demonstrasi, apakah metode ini efektif atau tidak untuk diterapkan pada pembelajaran fikih di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan

Adapun yang dijadikan indikator untuk mengetahui apakah metode demonstrasi pada pembelajaran fikih efektif atau tidaknya seperti yang dijelaskan di atas adalah sebagai berikut :

1. Nilai atau hasil evaluasi

Untuk mengetahui apakah peserta didik berhasil atau tidaknya memahami pelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi, Ustad Suharto memberikan pemaparan terkait dengan yang beliau lakukan:

“untuk mengetahui apakah saya berhasil atau tidaknya mengajar materi shalat dengan metode demonstraasi, saya melakukan penilaian dengan memberikan tes lisan dan praktik sholat satu persatu di Musholla”.61

Terkait dengan cara Ustad Suharto melakukan evaluasi kepada siswanya, peneliti melakukan wawancara dengan salah seorang siswa.

Ibnu mengatakan: “Kita diberikan tes lisan dan kita disuruh untuk praktik sholat satu persatu di Musholla”.62

Adapun respon siswa terkait dengan nilai yang mereka dapatkan seperti yang dikatakan oleh Haekal Saputra siswa kelas VII A adalah,

61Ustad Suharto, Wawancara, 4 November 2020

62Ibnu Siswa MTs Al-Ikhlashiyah, Wawancara, 4 November 2020

”Saya sangat senang belajar materi sholat dengan langsung diperagakan di depan kelas, karena saya sangat mudah paham dan saya selalu ingat dengan tata cara sholat yang diperagakan itu. Maka tidak heran kalau nilai Mid Semester saya bagus di mata pelajaran fikih karena saya rasa itu mudah bagi saya”.63

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas VII A, Peserta Didik memang sangat senang dan bersemangat belajar materi sholat dengan guru menggunakan metode demonstrasi, karena dengan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan salah satu siswa lainnya daya ingat mereka tentang tata cara sholat yang diajarkan sangat kuat mereka ingat dan dilihat dari nilai Mid Semester mereka masing-masing di atas KKM. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa metode demonstrasi memang efektif untuk digunakan di mata pelajaran fikih khususnya pada materi sholat yang sifatnya amaliyah atau peraktikan.

Tabel Nilai Kelas VII Semester Ganjil Mata Pelajaran Fiqih di MTs Al-Ikhlashiyah Perampuan.64

No Nama Nilai

1. Ahmad Humaena 80

2. Ahmad Jibriel 80

3. Adam Maulana 78

63Ibnu Siswa MTs Al-Ikhlashiyah, Wawancara, 4 November 2020

64Nilai MID Kelas VII, Dokumentasi, 24 November 2020

4. Ala'ul Islam 85

5. Daud Abdurrahman 80

6. Egi Alan Pranata 85

7. Fakih Maulidya 77

8. Fathul Aziz 80

9. Fitri Sukma Gadis Berlian 85

10. Gunawan Ade Saputra 80

11. Habib Tantiyar 79

12. Haekal Saputra 80

13. Hizbullah Putra Syazilli 82

14. Ahmad Hulaifi Azmi 80

15. Ibnu Syina 85

2. Tepat Waktu

Indikator ke dua untuk mengukur apakah metode demonstrasi efektif atau tidak pada pembelajaran fikih di MTs Al-Ikhlashiyah adalah dengan melihat ketepatan waktu pembelajaran fikih dengan menggunakan metode demonstrasi. Menurut Ustad Suharto:

Alokasi waktu yang hanya 2 x 40 menit saya gunakan semaksimal mungkin, itu tergantung kita sebagai guru yang sepandai pandai memanfaatkan waktu dalam mengajar meskipun hanya 2 jam tapi

alhamdulillah kadang-kadang bisa selesai juga meskipun di dalam proses belajar mengajar kita ada yang praktik sholat di kelas.65

Menurut Adam Maulana salah seorang siswa Kelas VII A bahwa “pak guru mengajar kita selalu tepat waktu karena disetiap pergantian pelajaran selalu dibunyikan bel, begitupun ketika jam pelajaran sudah selesai selalu dibunyikan bel dan kitapun merasa puas belajar selama 2 jam itu”.66

Hal yang sama juga di katakan oleh Fathul Aziz “pak Suharto memang mengajar selalu tepat pada waktunya, makanya kita tidak berani main- main terlalu jauh karna kita takut terlambat masuk kelas karena beliau sangat disiplin.67

Dari observasi yang peneliti lakukan membuktikan bahwa, Ustad Suharto mengajar dengan tepat waktu. Begitu bel masuk berbunyi beliau langsung masuk kelas dan memulai pelajaran sebagaimana bisanya, begitupun juga ketika jam pelajaran telah selesai, beliau mengakhiri proses proses belajarnya.

3. Tercapainya Tujuan

Suatu metode akan dikatakan efektif ketika diterapkan apabila mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, dengan guru menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran fikih yang

65Ustadz Suharto, Wawancara, 4 November 2020

66Adam Maulana Siswa MTs Al-Ikhlashiyah Wawancara, , 4 November 2020

67Fathul Aziz Siswa MTs Al-Ikhlashiyah, Wawancara, 4 November 2020

kebanyakan materinya bersifat praktikan akan menjadi lebih efektif.

Karena dengan siswa langsung melihat peragaan dari gurunya siswa akan mudah mengerti dan memahami pelajaran tersebut.

Ustad Suharto menjelaskan bahwa “ ketika saya mengajar materi sholat dengan menggunakan metode demonstrasi siswa sangat cepat mengerti, itu artinya tujuan yang ada dalam RPP saya tercapai”68

Hal senada juga yang dikatakan oleh Habib Tantiyar salah seorang Siswa Kelas VII A, Ia mengatakan bahwa : “ saya sangat mudah mengerti pelajaran tentang sholat kalau guru langsung memperagakan di depan kelas atau langsung menyuruh kita yang praktik daripada guru hanya ceramah saja, kalau ceramah saja saya terkadang mudah jenuh”.69

Para siswa memang kelihatan sangat aktif ketika gurunya mengajar materi sholat dengan menggunakan metode demonstrasi, karena ketika gurunya memperagakan tata cara sholat para siswa kelihatan sangat fokus melihat gurunya memperagakan tata cara sholat di depan kelas.70

4. Perubahan Nyata

Perubahan yang terlihat dari penggunaan metode demonstrasi adalah hasilnya sangat bagus. Beliau menjelaskan “Semenjak saya mengajar dengan menggunakan metode praktik atau demosntrasi pada materi sholat,

68Ustad Suharto, Wawancara, 5 November 2020

69Habib Tantiyar Siswa MTs Al-Ikhlashiyah, Wawancara, 5 November 2020

70Kegiatan pembelajaran di Kelas VII A, Observasi, 10 November 2020

Alhamdulillah para siswa bisa sholat dengan baik dan benar”.71

Dari paparan Ustad Suharto di atas bahwa beliau mengakui metode demonstrasi berdampak sangat besar pada diri siswanya, karena para siswanya bisa melaksanakan kewajiban sholat dengan baik dan benar.

Habib Tantiyar salah seorang siswa Kelas VII A mengatakan bahwa “ Orang tua saya sangat senang kepada saya kerena beliau melihat saya sholat di rumah dengan baik dan benar”.72

Untuk menentukan apakah metode mengajar yang beliau gunakan efektif atau tidaknya Ustad Suharto melihat hasil evaluasi pembelajaran yakni dengan menyuruh satu persatu siswa mempraktikkan materi ajar yang sudah diajarkan oleh gurunya.73

71Ustadz Suharto, Wawancara, 5 November 2020

72Habib Tantiyar Siswa MTs Al-Ikhlashiyah, Wawancara, 5 November 2020

73Kegiatan pembelajaran di Kelas VII A, Observasi, 10 November 2020

Dokumen terkait