• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Desa Wisata Budaya di Desa

Dalam dokumen strategi pengembangan desa wisata budaya di (Halaman 53-57)

BAB II PAPARAN DAN TEMUAN

A. Analisis Strategi Pengembangan Desa Wisata Budaya di Desa

Berdasarkan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode diskriptif kualitatif dengan menganilisis berbagai data yang di dapatkan dari temuan di lapangan. Data yang dimaksud disini adalah hasil wawancara dari berbagai pihak yang berkompeten terhadap permasalahan dalam fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian terhadap strategi pengembangan wisata desa setangor sebagai daerah tujuan wisata berbasis budaya, Kecamatan desa setangor, Kabupaten lomok Tengah.

Dari hasil penelitian dari bab sebelumnya terdapat beberapa strategi dalam pengembangan desa wista setangor agar dapat dikenal wisatawan local maupun luar negri dengan daya Tarik wisata budayanya. Dalam pembahasan sebelumnya juga, maka peneliti dapat menganalisis terkait dengan Strategi pengembangan apa saja yang di lakukan oleh piahak pengelola desa wisata setangor baik dari pihak desa maupun pokdarwis bersama masyarakat sekitar desa wisata setangor untuk mengembangkan objek desa wisata setangor sebagai derah tujuan wisata budaya.

a. Attraction

Atraksi (attraction) atau objek daya tarik wisata (ODTW) merupakan komponen yang signifikan dalam menarik kedatangan wisatawan. Hal yang dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata disebut modal atau sumber kepariwisataan. Modal kepariwisataan menurut Suwena (2010: 89) dapat dikembangkan menjadi atraksi

54

wisata di tempat modal wisata ditemukan (in situ) dan luar tempatnya yang asli (ex situ).62

Dengan adanya berbagai budaya yang ada di Desa Setanggor, membuat Desa tersebut memiliki banyak modal untuk menjadikan Desa Setanggor menjadi Desa wisata budaya. Hal ini dilihat dari banyaknya kegiatan yang akan didapatkan oleh wisatawan yang mengunjungi Desa Setanggor untuk berwisata seperti, membuat kain tenun, menyaksikan pementasan seni seperti tari sedah, gandrung, trisne dan pementasan alat musik khas sasak yaitu gendang beleq

b. Accessibility

Aksesibilitas pariwisata dimaksudkan sebagai segenap sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai suatu destinasi maupun tujuan wisata terkait.63 Dengan adanya sarana yang lengkap, akan memungkinkan para wisatawan yang berkunjung ke Desa Setanggor bisa lebih mudah mencapai tujuan wisata mereka seperti jika ingin beristirahat, sudah disediakan berugak tempat berhenti dan istirahat sejenak, tempat ibadah yaitu masjid bagi wisatawan yang ingin beribadah terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanannya, disediakan pula ojek untuk para wisatawan untuk mempermudah sampai ke lokasi wisata, dan di lokasi kawasan wisata juga di sediakan delman untuk para wisatawan yang ingin berkeliling di kawasan wisata desa setanggor

c. Amenities

Amenitas meliputi serangkaian fasilitas untuk memenuhi kebutuhan akomodasi (tempat penginapan), penyediaan makanan dan minuman, tempat hiburan, tempat perbelanjaan, dan layanan lainnya.64 Amenitas bukan merupakan daya tarik bagi wisatawan,

62 Suwena, Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata, (Bali: Udayana University Perss, 2013), Hlm. 15.

63 Ibid, Hlm. 16.

64 Sugiama, Ecotourism Pengembangan Pariwisata Berbasis Konservasi Alam, (Bandung:

GuardayaIntimarta, 2015), Hlm. 27.

55

namun dengan kurangnya amenitas akan menjadikan wisatawan menghindari destinasi tertentu.65

Desa Setanggor sendiri sudah menyiapkan beberapa amenitas bagi para pengunjung yang datang seperti, warung makana , penginapan, dan sanggar seni bagi para wisatawan yang datang untuk menonton atraksi atau mencoba untuk melakukan atraksi yang ada si sanggar seni tersebut, sehingga akan membuat para wisatawan merasakan sendiri bagaimana rasanya mengikuti dan menonton atraksi di sana.

d. Ancillary Service

Ancillary service lebih kepada ketersediaan sarana dan fasilitas umum yang digunakan oleh wisatawan yang juga mendukung terselenggaranya kegiatan wisata, seperti bank, ATM, telekomunikasi, rumah sakit, dan sebagainya.66 Ancillary service mencakup keberadaan berbagai organisasi untuk memfasilitasi dan mendorong pengembangan serta pemasaran kepariwisataan destinasi bersangkutan.67

Desa Setanggor juga memiliki beberapa ancillary service yang bisa digunakan pada saat berwisata, seperti WC umum, Rumah Sakit, dan tempat ibadah, serta tempat pemberlanjaan pernak pernik dan kain tenun.

e. Promosi

Dalam melaksanakn fungsi dan peranya dalam rangka pengembangan Desa wisata budaya pengurus harus melakukan promosi yang massif.

Dalam sub temuan data sebelumnya bahwa untuk mempromosikan wisata desa setango mengandalkan media sosial sebagai sarana untuk promosi seperti facbook,instagram dan websait resmi yang di milik Desa setangor yaitu www.jdestawisatasetanggor.com dimana setiap kegiatan yang

65 Sunaryo, Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), Hlm. 19.

66 Ibid, Hlm. 20.

67Ibid, Hlm. 30.

56

dilakukan di Desa wisata setangor dan potensi yang dimiliki di posting melalaui akun sekaligus juga menyedikan paket bagi masyarakat yang mau berkunjung ke Desa wisata setangor tersebut.

f. pelatihan pemandu wisata

pelatihan pemandu wisata adalah ssalah satu upaya atau kegeitan pokok dalam program penegembangan parwisata. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu modal dasar dalam upaya pengembangan pariwsata. Sumber daya manusia (SDM) dalam bidang keparwisataan harus memiliki keahlian dan memiliki keterampilan untuk memberikan pelayanan pariwsata serta menangani berbagai permasalahan kepariwisataan dan berbagai persoalan yang ada. Berhasilnya suatu pembangunan dan pengembangan sector pariwisata di Desa Setangor juga tergantung pada kemampuan para pelaksana yang bertugas pada tempat daerah tujuan wisata maupun aparat pelaksana pengembangan sector wisata.

Dari straegi yang sudah di paparkan di atas, pemerintah Desa Setangor bersama dengan pokdarwis sudah melakukan langkah dalam memaksimalisasi terhadap kebutuhan wisatawan dalam hal ini pemandu wisata, dimana poin penting yang di maksud antaranya : pengembangan akan propesionalisme sumber daya manusia (SDM) berupa pemandu wisata (toure guide) untuk mendukung ke nyamanan wisatwan yang mau berkeliling di desa wisata setangor dan Sudah di adakan pelatihan berupa penguatan pemahaman tentang lokasi wisata, dalam hal ini mereka diupayakan untuk dapat memahami potensi yang di miliki oleh Desa wisata Setangor, komunikasi, yang memeiliki tujuan agar suapaya pemandu wisata memiliki komunikasi yang baik dan menguasai cara komunikasi denagan wistawan agar wistawan dapat merasakan kenyaman dan fleksibilitas. Dalam hal ini pelatihan pemahaman terkait pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan sehinga tamu dapat meraskan kenyamanan karena kemampuan adaptasi pemandu wisata yang dapat menyesuikan diri dengan wisatawan, pelatihan ini di fokuskan pada masyarakat sekitrana Desa wisata setangor.

57

B. Analisis Kendala atau Penghambat Pengembangan Desa Wisata

Dalam dokumen strategi pengembangan desa wisata budaya di (Halaman 53-57)

Dokumen terkait