• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 PENUTUP

3.1 Genogram

: Laki laki

: Perempuan

: Laki laki meninggal : Perempuan meninggal : Kepala keluarga Tn. M

: Serumah

Tipe Keluarga : Keluarga dengan tipe nuclear family, dimana di dalam keluarga tidak ada orang lain selain suami, istri, dan 2 anak kandungnya yang tinggal.

Keterangan kesehatan umum :

1) Tn. M merupakan klien yang menderita Gastritis, Tn. M mengeluh nyeri di bagian ulu hati.

2) Ny. E merupakan istri dari Tn. M , Ny. E sehat dan tidak memiliki keluhan 3) An. U merupakan anak pertama , An. U sehat dan tidak memiliki keluhan 4) An. R merupakan anak kedua, An. R sehat dan tidak memiliki keluhan 3.1.6 Suku bangsa : Suku Jawa

3.1.7 Agama : Islam

3.1.8 Status social ekonomi keluarga

Jumlah pendapatan perbulan : ± Rp 5.000.000,00 Sumber pendapatan perbulan : Dagang

Jumlah pengeluaran perbulan : ± Rp 4.500.000,00 3.1.9 Aktivitas rekreasi keluarga : a. Berkebun

b. Mancing c. Bersepeda 3.1.10 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

3.1.10.1 Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja (12-20 tahun) yang tugasnya :

Memberi perhatian lebih

1. Bersama – sama mendiskusikan tentang sekolah 2. Memberi kebebasan dalam batas tanggung jawab

3. Komunikasi 2 arah

3.1.10.2 Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi 3.1.10.3 Riwayat kesehatan keluarga inti

Tn.M menikah dengan Ny.E 20 tahun yang lalu dan memiliki 2 anak. Saat ini keluarga Tn.M masih lengkap karena anaknya masih menempuh pendidikan sekolah. Dalam keluarga terutama Tn.M menderita gastritis yang bukan merupakan penyakit keturunan dari keluarga. Ny.E dan anak – anaknya belum pernah dirawat di rumah sakit, serta tidak pernah sakit yang serius sebelumnya.

3.1.10.4 Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa keluarga Tn.M tidak pernah mengalami penyakit gastritis. Tn.M mengataka bila penyakitnya kambuh merasakan nyeri di ulu hati

3.1.11 Data lingkungan

3.1.11.1 Karakteristik rumah

1. Luas rumah : 1.000m2

2. Type rumah : Permanen

3. Atap rumah : Genteng

4. Kepemilikan : Sendiri

5. Kamar mandi / WC : Ada satu kamar mandi gabung dengan WC 6. Kebersihan lingkungan : Bersih dan rapi

7. Ventilasi / jendela : Ada, tidak tertutup

8. Sirkulasi : Bagus, semua jendela terbuka 9. Sumber air minum : Artesis

10. Penchayaan : Memakai lampu dan pencahayaan dari matahari 11. Kelembaban : Tidak lembab, tidak jamuran 12. Gudang : Ada

13. Pembuangan limbah : Melalui selokan 14. Lantai : Keramik

15. Septic tank : Ada, di pekarangan Samping bangunan WC

16. Pembuangan sampah : Di bakar

3.2 Gambar Denah Rumah

3.2.1.1 Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Bertetangga dengan pekerja swasta, tetangga ada yang beragama kristen dan ada yang beragama islam. Di daerah keluarga Tn.M tinggal

merupakan daerah mayoritas penduduk pendatang dari dalam jawa dan dari luar jawa.

RuangK eluarga

Kamar mandi

Kamar tidur3 Kama

rtidu

Kamar tidur1

Terasrumah

Ruangmakan Ruangtamu

3.2.1.2 Mobilitas geografis keluarga

Semenjak menikah sampai sekarang Tn. M dan ny. E pernah tinggal dengan orang tua, lalu tinggal di rumah milik saudara Tn. M.

3.2.1.3 Perkumpulan keluarga dan interaksi dalam masyarakat

Biasanya pada malam hari Ny.E berkumpul dengan keluarganya, selalu meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga Tn.M dan anak – anaknya juga berinteraksi sangat baik dengan masyarakat di sekitar. Namun Tn.M jarang berinteraksi dengan masyarakat sekitar rumah karena harus berkerja dari pagi sampai malam sehingga jarang tinggal di rumah.

3.2.1.4 System pendukung keluarga

Keluarga Tn. M mengatakan jika ada masalah mendiskusikannya dengan keluarga inti dan keluarga besar dengan komunikasi terbuka satu sama lain. Ny. E mengatakan jika ada keluarga yang sakit di bawa ke puskesmass atau dokter praktik swasta.

3.1.12 Struktur keluarga 3.1.12.1 Struktur peran

1) Tn. M adalah kepala keluarga, berperan sebagai suami dan pencari nafkah yang utama

2) Ny. E adalah seorang ibu rumah tangga

3) An. U dan An. R adalah seorang anak berperan sebagai anak yang tugas utamanya merupakan belajar.

3.1.12.2 Nilai atau norma keluarga

Keluarga Tn. M menerapkan aturan – aturan sesuai dengan ajaran agama islam dengan mengharapkan kedua anaknya nanti menjadi anak

yang taat dalam menjalankan ajaran agama.

3.1.12.3 Pola komunikasi keluarga

Dalam keluarga saling terbuka satu sam lain dan dalam keluarga bebas menyatakan pendapat tetapi pengambil keputusan adalah Tn.M sebagai kepala keluarga.

3.1.12.4 Struktur kekuatan keluarga

Keluarga Tn. M saling menghargai satu sama lain, saling membantu serta mendukung Tn. M dan Ny. E mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari – hari. Apabila ada masalah Tn. M diskusi dengan istri dan juga minta nasehat kepada saudara – saudaranya.

3.1.13 Fungsi keluarga 3.1.13.1. Fungsi ekonomi

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian untuk anak dan biaya untuk berobat.

3.1.13.2. Fungsi mendapatkan status social

Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.

3.1.13.3. Fungsi pendidikan

Utama keluarga mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian, serta peradaban yang bermatabat

3.1.13.4. Fungsi sosialisasi

Keluarga menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka membiasakan anak – anaknya bermain dengan teman – temannya dan menekankan juga anaknya untuk selalu belajar.

3.1.13.5. Fungsi pemenuhan kesehatan

Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah sakit atau petugas kesehatan.

3.1.13.6. Fungsi religious

keluarga berkewajiban dalam memperkenalkan dan mengajak anaknya serta anggota keluarga lainnya untuk hidup beragama sesuai keyakinan yang dianut. Keluarga haruslah dapat memberikan ketenangan, kenyamanan jiwa, dan suasana damai dalam keluarganya.

3.1.13.7. Fungsi rekreasi

Rekreasi digunakan untuk berlibur sambil ziarah kemakam-makam walilullah dalam 3 bulan sekali.

3.1.13.8. Fungsi reproduksi

Jumlah anak yang dimiliki Tn. M dan Ny. E ada 2 orang anak laki-laki dan perempuan. Ny. E masih mengalami haid 1 bulan sekali dan tidak merasakan nyeri saat haid. Ny. E menggunakan KB berupa pil.

3.1.13.9. Fungsi afeksi

Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung di bawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit

3.1.14 Stress dan koping keluarga

3.1.12.5 Stressor jangka pendek dan panjang

1) stresor jangka pendek : Tn.M sering meraskan nyeri di bagian ulu hati

2) stresor jangka panjang : Tn.M khawatir karena akan kambuh nyerinya terus menerus

3.1.12.6 Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan

3.1.12.7 Strategi koping yang dugunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.

3.1.12.8 Strategi adaptasi disfungsional

Tn.M bila sedang merasakan nyeri maka dilakukan kompres hangat atau minum obat.

3.1.15 Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga

Tabel 3. 2 Pemeriksaan Fisik Tn. M dan Sekeluarga

Pemeriksaan

Fisik Tn. M Ny. E An. U An. R

Kepala Rambut hitam dan bersih Rontok (+)

Rambut hitam dan bersih Rontok (+)

Rambut hitam dan bersih Rontok (+)

Rambut hitam dan bersih Rontok (+)

TTV TD = 120/70

mmHg N = 85x/ menit S = 35,90 C RR = 20x/ menit

TD : 100/70 mmHg N = 85x/menit RR : 20x/menit S : 35,8oC

TD = 115/80 mmHg N = 80x/

menit S = 36,40 C

RR = 20x/ menit

TD = 120/80 mmHg N = 76x/ menit S = 360 C RR = 20x/ menit

BB/TB BB = 83 kg

TB = 165 cm

BB = 56 kg TB = 150 cm

BB = 75 kg TB = 165 kg

BB = 50 kg TB = 160 cm

Mata Pandangan

kabur, Anemis (-)

Anemis (-) Anemis (-) Anemis (-)

Hidung Sekret (-) Epistaksis (-)

Sekret (-) Epistaksis (-)

Sekret (-) Epistaksis (-)

Sekret (-) Epistaksis (-)

Mulut Mukosa lembab,

kesulitan menelan (-)

Mukosa lembab, kesulitan menelan (-)

Mukosa lembab, kesulitan menelan (-)

Mukosa lembab, kesulitan menelan (-)

Leher Benjolan (-) Pembesaran kelenjar limfe (-)

Benjolan (-) Pembesaran kelenjar limfe (-)

Benjolan (-) Pembesaran kelenjar limfe (- )

Benjolan (-) Pembesaran kelenjar limfe (-)

Dada Bunyi jantung

dan paru – paru normal

Bunyi jantung dan paru – paru normal

Bunyi jantung dan paru – paru Normal

Bunyi jantung dan paru – paru Normal Abdomen Terdapat nyeri

tekan di bagian ulu hati,

peristaltic usus 12 x/menit

Kembung (-) Peristaltik usus 18 x/menit

Kembung (-) Peristaltik usus 18 x/menit

Kembung (-) Peristaltik usus 18 x/menit

Tangan Bengkak (-) Turgor kulit (-)

Bengkak (-) Turgor kulit (-)

Bengkak (-) Turgor kulit (-)

Bengkak (-) Turgor kulit (-)

Kaki Bengkak (-)

Turgor kulit (-)

Bengkak (-) Turgor kulit (-)

Bengkak (-) Turgor kulit (-)

Bengkak (-) Turgor kulit (-) Keadaan

Umum

Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis

3.1.16 Harapan keluarga

Keluarga mengatakan merasa sangat senang dengan kehadiran perawat dan berharap bisa sangat membantu keluarga mencegah penyakit yang ada pada keluarganya , sehat dan panjang umur.

3.3 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga

Tabel 3.4 Skoring Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat Masalah : Aktual (3) Resiko tinggi (2) Potensial (1)

3 1 Masalah sudah aktual dan

memerlukan tindakan perawatan yang tepat dan cepat agar tidak terjadi masalah lebih

lanjut.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah : Mudah (2)

Sebagian (1) Tidak dapat (0)

2 2 Sumber daya (dana dan

pendapatan) tindakan dan fasilitas penunjang untuk memecahkan masalah dapt dijangkau oleh keluarga.

3. Potensi masalah untuk dicegah : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

3 1 Masalah ini memerlukan

tindakan yang tepat dan berpotensi untuk dicegah kearah yang tidak diinginkan selama keluarga dan petugas

dapat bekerja sama dalam menanggunginya.

4. Menonjolkan masalah : Segerah diatasi (2) Tidak segerah diatasi (1) Tidak dirasakan ada masalah (0)

2 1 Masalah harus segera

ditangani karena jika tidak akan menimbulkan masalah lain.

Total 5

Tabel 3.5 Skoring Nausea berhubungan dengan iritasii mukosa lambung

No. Kriteria Skala Bobot Skoring Pembenaran

1. Sifat Masalah : Aktual (3) Resiko tinggi (2) Potensial (1)

3 1 Masalah sudah aktual dan

memerlukan tindakan perawatan yang tepat dan cepat agar tidak terjadi masalah lebih

lanjut.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah : Mudah (2)

Sebagian (1) Tidak dapat (0)

2 2 Sumber daya (dana dan

pendapatan) tindakan dan fasilitas penunjang untuk memecahkan masalah dapat dijangkau oleh keluarga.

3. Potensi masalah untuk dicegah : Tinggi (3) Cukup (2) Rendah (1)

2 1 Masalah ini memerlukan

tindakan yang tepat dan berpotensi untuk dicegah kearah yang tidak diinginkan selama keluarga dan petugas

dapat bekerja sama dalam menanggunginya.

4. Menonjolkan masalah : Segerah diatasi (2) Tidak segerah diatasi (1) Tidak dirasakan ada masalah (0)

2 1 Masalah harus segera

ditangani karena jika tidak akan menimbulkan masalah lain.

Total 4 2/3

3.4 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tabel 3. 6 Daftar Diagnosa

No. Kode Diagnosa keperawatan

1. D.0077 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ( Inflamasi )

2. D.0076 Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

65 3.5 Intervensi Keperawatan

Tabel 3. 4 Rencana Tindakan Keperawatan pada Tn.M dengann Diagnosa Medis Gastritis di Desa Cukurgondang

NO DIAGNOSA SLKI SIKI

1. NyeriAkut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis ( Inflamasi )

Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan diharapkan keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga sehingga Tingkat nyeri menurun dengan kriteria

1) Keluarga dan pasien dapat memahami pemicu nyeri

2) Keluarga dan pasien mampu memahami strategi meredakan nyeri

3) Keluarga dan pasien mampu mengetahui keadaan lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri

4) Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat

5) Keluhan nyeri menurun

Manajemen nyeri Observasi

1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

2. Identifikasi skala nyeri Terapeutik

3. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Edukasi

5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

66

2 Nausea berhubungan dengan iritasii mukosa lambung

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali kunjungan diharapkan mual menurun dengan kriteria hasil :

Tingkat nausea

1. Perasaan ingin muntah menurun 2. Perasaan asam dimulut menurun 3. Wajah tampak pucat membaik 4. Takikerdia membaik

5. Diaforesis menurun 6. jumlah saliva menurun

Manajemen Mual observasi

1. identifikasi pengalaman mual

2. identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur)

Edukasi

3..ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual, mis. relaksasi.

3.6 Implementasi Keperawatan

Tabel 3. 5 Implementasi Keperawatan pada Tn.M dengan Diagnosa Medis Gastritis No.

DX

Tanggal Jam Implementasi

1 24

Februari 2021

09. 00 WIB

Bina hubunngan saling percaya Mengidentifikasi karakteristik nyeri,lokasi nyeri, skala nyeri.

Respon :

P : nyeri karena gastritis Q :nyeri seperti ditusuk- tusuk

R : bagian ulu hati S : 3

T : nyeri hilang timbul 09.30

WIB

Memonitor tanda tanda vital TD :120/70 mmHg

S :35,9˚C N :110x/menit RR :20x/menit 09.45

WIB

Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri Respon : klien tampak bingung cara melakukan teknik relaksasi nafas dalam

2 10.00

WIB

Mengidentifikasi pengalaman mual Respon : klien mengatakan sudah biasa terasa mual jika gastritisnya kambuh.

10.10 WIB

Mengidentifikasi penyebab mual Respon : klien mengatakan sering mual jika gastritisnya kambuh.

10.15 WIB

Mengajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengatasi mual (Teknik Rileksasi otot progresif)

Respon : klien tampak memperhatikan saat diajarkan teknik relaksasi.

1 25

Februari 2021

09.00 WIB

Mengidentifikasi karakteristik nyeri,lokasi nyeri, skala nyeri.

Respon :

P : nyeri karena gastritis Q : nyeri seperti ditusuk- tusuk R : bagian ulu hati S : 3

T : hilang timbul 09.30

WIB

Memonitor tanda tanda vital TD :110/70 mmHg

S :36,2˚C N :100x/menit RR :20x/menit

2 09.45

WIB

Mengobservasi teknik relaksasi yang sudah diajarkan ke klien.

Respon : klien sudah bisa melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan benar.

1 26 Februari 2021

09.00 WIB

Mengidentifikasi karakteristik nyeri,lokasi nyeri, skala nyeri.

Respon :

P : nyeri karena gastritis Q : nyeri seperti ditusuk-tusuk R : bagian ulu hati

S : Skala 1 T : hilang timbul 09.30

WIB

Memonitor tanda tanda vital TD :120/70

S : 36˚C N : 80x/menit RR :20x/menit 10.00

WIB

Mengobservasi teknik relaksasi yang sudah diajarkan ke klien.

Respon : klien tampak melakukan teknik relaksasi saat merasakan nyeri.

69 3.7 Evaluasi Keperawatan

Tabel 3.9 Evaluasi Keperawatan pada Tn. M dengan Diagnosa Medis Gastritis No.

Dx

Diagnosa Keperawatan

24 Februari 2021 25 Februari 2021 26 Februari

2021

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi (inflamasi)

S:

1.klien mengatakan nyeri di bagian ulu hati

2.Skala nyeri : 3

P : inflamasi mukosa lambung Q : Tertusuk - tusuk R : Di bagian ulu

hati T : Hilang timbul O :

1. Kien tampak meringis 2. Klien tampak gelisah 3. TTV

TD : 120/70 mmHg N :110 x/menit RR : 22 x/menit A : Masalah belum teratasi P : Intervensi di lanjutkan

S :

1.klien mengatakan nyeri di ulu hati berkurang 2.Skala nyeri : 2

P : Inflamasi mukosa lambung Q : Tertusuk - tusuk R : Di bagian ulu

hati T : Hilang timbul O :

1. Kien tampak meringis 2. Klien tampak gelisah 3. TTV

TD :110/70 mmHg N :100x/menit RR : 22x/menit A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi di lanjutkan.

S:

Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di bagian ulu hati

O :

1. Kien sudah tidak tampak meringis 2. Klien sudah tidak gelisah

3. TTV TD

:120/80 N : 80x/menit RR :20x/menit A : Masalah teratasi P : Intervensi di hentikan.

70 2 Nausea

berhubungan dengan iritasi lambung

S :

1) Klien mengatakan sering mengeluh mual tapi tidak keluar muntah

2) Klien mengatakan adanya perasaan asam dimulut O :

1) Klien tampak ingin mual

2) Pasien mual tanpa pengeluaran muntah

3) Pasien terlihat tidak nyaman dengan kondisinya

4) TTV : TD :120/70 mmHg N

:110x/menit RR

:22x/menit A : Masalahbelum teratasi P : Intervensi dilanjutkan

S :

1. Klien mengatakan mual berkurang 2. klien mengatakan Perasaan asam dimulut

berkurang O :

1) Klien tampak ingin mual

2) Pasien mual tanpa pengeluaran muntah 3) TTV :

TD : 110/70 mmHg N : 100

x/menit RR : 22 x/menit A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan

S :

1.Klien mengatakan sudah tidak mengeluh mual

2. Klien mengatakan sudah tidak merasakan perasaan asam dimulut

O :

1) Tidak terdapat mual 2) TTV :

TD : 120/80mmHg N : 80 x/menit RR : 20 x/menit A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

71

BAB 4 PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang kesenjangan yang terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada pasien gastritis dengan masalah keperawatan nyeri akut di Desa Cukurgondang Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

4.1. Pengkajian

Fakta yang didapatkan pada saat pengkajian tersebut adalah Tn.M mengatakan perutnya sakit, dan nyeri pada ulu hati. Tn. M tampak meringis, gelisah, sulit tidur, berusaha melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri timbul dan gelisah. Pada pemeriksaan nyeri terhadap Tn.M didapatkan hasil P (provokatif)

nyeri karena gastrituis, Q (quality) : seperti ditusuk-tusuk, R (region) :bagian ulu hati, S (scale) : 3, dan T (time) : hilang timbul. Pemeriksaan tanda- tanda vital pada Tn.M didapatkan hasil tekanan darah : 120/70 mmHg,, nadi : 110 x/menit, respirator rate : 22 x/menit.

Menurut Fadillah, dkk (2017), nyeri akut adalah adalah pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari tiga bulan. Tanda dan gejala pada nyeri akut adalah mengeluh nyeri, tampak meringis, bersifat protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri

sendiri, dan diaforesis.

Tidak ada kesenjangan pada tinjauan teori dan tinjauan kasus karena pada saat pengkajian pada Tn. M didapatkan tanda dan gejala yang muncul seperti tampak meringis, gelisah, sulit tidur, berusaha melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri timbul dan gelisah.

4.2 Diagnosa Keperawatan

Pada tinjauan kasus penulis mengambil 2 diagnosa yaitu, nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, dan Nausea berhubungan dengan iritasi lambung. Karena dari hasil pengkajian pada klien, penulis menemukan data yang mengarah pada 2 diagnosa tersebut. Diagnosa 1 ditandai dengan nyeri pada ulu hati, gelisah, susah tidur, klien berusaha melindungi bagian yang nyeri ketika nyeri timbul , dan diagnosa ke 2 ditandai dengan wajah tampak pucat dan berkeringat.

Menurut Dermawan (2016), ada beberapa masalah keperawatan yang muncul untuk penderita Gastritis, seperti :

4.2.1 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi) 4.2.2 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan 4.2.3 Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

4.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan disesuaikan dengan masalah yang dialami oleh klien sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi. Rencana asuhan keperawatan pada Tn. M diambil dalam tinjauan pustaka berdasarkan teori asuhan keperawatan dengan gastritis sebagai berikut :

4.3.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Dilakukan intervensi selama 3 kali kunjungan, diharapkan tingkat nyeri menurun dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai berikut : 1) identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, 2) observasi tanda-tanda vital, 3) identifikasi skala nyeri, 4) ajarkan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam), 5) pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

Pada kasus ini didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori dimana ada intervensi keperawatan menurut teori yang tidak dicantumkan pada intervensi keperawatan untuk tinjauan kasus yaitu kolaborasi pemberian analgetik. Hal ini dikarenakan penulis tidak berkolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian analgetik dan penulis hanya mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri seperti kompres hangat dan relaksasi napas dalam.

4.3.2. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

Dilakukan intervensi selama 3 kali kunjungan, diharapkan mual menurun dengan tindakan keperawatan yang telah direncanakan, sebagai berikut: 1) identifikasi pengalaman mual, 2) identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur 3) ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual/mis, relaksasi terapi.

Pada kasus ini tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan teori karena semua intervensi yang telah disusun sebelumnya diterapkan pada klien.

4.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi pada tinjauan pustaka hanya membahas teori asuhan keperawaan dan pada tinjauan kasus implementasi tersebut diwujudkan langsung pada klien disertai pendokumentasian tindakan dari intervensi keperawatan.

4.4.1. Pada diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 hari meliputi : 1) mengidentifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, 2) mengobservasi tanda-tanda vital, 3) mengidentifikasi skala nyeri, 4) mengidentifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri, 5) mengajarkan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam), 6) memberikan terapi non farmakologis untuk mengurangi nyeri (kompres hangat, dan relaksasi napas dalam).

Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan pengaplikasian intervensi yang telah disusun sebelumnya. Pada diagnosa nyeri akut, semua intervensi yang telah disusun dilakukan semua pada tindakan keperawatan sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus. Pada diagnosa keperawatan Nausea berhubungan dengan iritasi lambung`, semua intervensi keperawatan telah dilakukan selama 3 x 24 jam meliputi : 1) identifikasi pengalaman mual, 2) identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup (mis. Nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung jawab peran, dan tidur 3) ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual/mis, relaksasi terapi.

Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan pengaplikasian intervensi yang telah disusun sebelumnya. Pada diagnosa intoleransi aktivitas,

semua intervensi yang telah disusun dilakukan semua pada tindakan keperawatan sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus.

4.5 Evaluasi Keperawatan

Setelah melakukan implementasi keperawatan diatas selama 3 kali kunjungan rumah, didapatkan catatan perkembangan pada evaluasi hari terakhir sebagai berikut :

4.5.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis

Evaluasi yang didapat yaitu : data subjektif : Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri di bagian ulu hati, data objektif: 1) Kien sudah tidak tampak meringis, 2) Klien sudah tidak gelisah, 3) TTV: TD: 120/80 mmHg, N : 80x/menit, RR :20x/menit.

Menurut kriteria hasil berdasarkan SLKI PPNI (2018), yaitu: 1) Keluarga dan pasien dapat memahami pemicu nyeri, 2) Keluarga dan pasien mampu memahami strategi meredakan nyeri, 3) Keluarga dan pasien mampu mengetahui keadaan lingkungan yang dapat memperberat rasa nyeri, 4) Kemampuan menuntaskan aktifitas meningkat 5) Keluhan nyeri menurun.

Berdasarkan data subjektif dan objektif diatas penulis menyimpulkan bahwa pada masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis sudah teratasi sehingga intervensi selanjutnya dapat dihentikan.

4.5.2. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

Evaluasi data yang didapatkan meliputi : data subjektif : 1) Klien mengatakan sudah tidak mengeluh mual, 2) Klien mengatakan sudah tidak merasakan perasaan asam dimulut, data objektif : 1) Tidak terdapat mual, 2) KU :

Cukup, 3)TTV :TD : 120/80mmHg, N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit ,.

Menurut kriteria hasil berdasarkan SLKI PPNI (2018), yaitu:1). Perasaan ingin muntah menurun, 2) Perasaan asam dimulut menurun, 3) Wajah tampak pucat membaik,4) Takikerdia membaik, 5) Diaforesis menurun, 6) jumlah saliva menurun.

Diagnosa keperawatan nausea berhubungan dengan iritasi lambung dapat disimpulkan bahwa masalah teratasi karena sudah sesuai dengan tujuan rencana yang ditetapkan oleh penulis, sehingga intervensi dihentikan.

Dokumen terkait