BAB IX JAMINAN PERORANGAN
F. Hak dan kewajiban para pihak dalam fidusia 1. Hak dan kewajiban pemberi fidusia
a. Hak pemberi fidusia
1) Berhak untuk mendapatkan pinjaman uang sebagai perjanjian pokok yang diikat dengan jaminan fidusia;
2) Berhak untuk tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia;
3) Berhak memperdagangkan objek jaminan fidusia yang berupa barang dagangan (inventory).
b. Kewajiban pemberi fidusia
1) Wajib untuk membuat akta pembebanan jaminan fidusia;
2) Wajib untuk melakukan pelunasan piutang kreditur;
3) Wajib untuk mendahulukan penerima fidusia dalam melakukan pelunasan utang;
4) Wajib mengganti objek jaminan fidusia yang berupa barang inventory dengan benda yang memiliki jenis dan kualitas yang sama jika objek jaminan fidusia tersebut dijual;
5) Dilarang memfidusiakan ulang objek jaminan fidusia yang sudah terdaftar;
6) Wajib menyerahkan objek jaminan fidusia yang dieksekusi oleh penerima fidusia sebagai akibat wanprestasi debitur;
7) Pemberi fidusia dilarang mengalihkan, menggadaikan, atau menyewakan kepada pihak lain benda yang menjadi objek jaminan fidusia yang tidak merupakan benda persediaan, kecuali dengan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima fidusia;
8) Wajib membayar kekurangan utang yang belum terbayarkan jika hasil eksekusi jaminan fidusia tidak mencukupi untuk melunasi utang.
2. Hak dan kewajiban penerima fidusia a. Hak penerima fidusia
1) Berhak untuk menerima hak jaminan fidusia atas benda objek jaminan fidusia sebagai agunan atas piutangnya;
2) Berhak untuk mendapatkan kedudukan yang diutamakan sebagai kreditur preferen;
100
3) Berhak untuk didahulukan dalam menerima pelunasan piutang dibandingkan kreditur lainnya berdasarkan objek jaminan fidusia;
4) Berhak menerima pembayaran sebagai pelunasan utang debitur;
5) Berhak menerima dan menguasai sertifikat jaminan fidusia;
6) Berhak melakukan eksekusi atas objek jaminan fidusia jika debitur wanprestasi;
7) Berhak menjual objek jaminan fidusia yang dieksekusi atas kekuasaan sendiri;
8) Berhak untuk mengalihkan piutang yang dijamin dengan jaminan fidusia dengan memberitahukannya pengalihan tersebut kepada pemberi fidusia;
9) Penerima fidusia tidak menanggung kewajiban atas akibat tindakan atau kelalaian pemberi fidusia baik yang timbul dari hubungan kontraktual atau yang timbul dari perbuatan melanggar hukum sehubungan dengan penggunaan dan pengalihan benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
b. Kewajiban penerima fidusia
1) Wajib untuk membuat akta pembebanan jaminan fidusia;
2) Wajib memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia jika jaminan fidusia telah hapus;
3) Penerima fidusia wajib mendaftarkan jaminan fidusia beserta perubahannya;
4) Penerima fidusia memberikan penguasaan objek jaminan fidusia kepada pemberi fidusia;
5) Wajib membayar biaya pendaftaran jaminan fidusia;
6) Wajib mengembalikan kelebihan hasil eksekusi objek jaminan fidusia jika hasil eksekusi lebih besar dari jumlah piutang;
7) Dilarang memperjanjikan bahwa penerima fidusia akan menjadi pemilik objek jaminan fidusia jika pemberi fidusia wanprestasi (Riky Rustam, 2017 : 155-157).
101 G. Pembebanan Jaminan Fidusia
Jaminan Fidusia merupakan perjanjian ikutan dari suatu perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban bagi para pihak untuk memenuhi suatu prestasi.
Pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta jaminan fidusia.
Akta jaminan fidusia sekurang-kurangnya memuat:
a. Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia;
b. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
c. Uraian mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
d. Nilai penjaminan; dan
e. Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
Utang yang pelunasannya dijamin dengan fidusia dapat berupa:
a. utang yang telah ada;
b. utang yang akan timbul di kemudian hari yang telah diperjanjikan dalam jumlah tertentu; atau
c. utang yang pada saat eksekusi dapat ditentukan jumlahnya berdasarkan perjanjian pokok yang menimbulkan kewajiban memenuhi suatu prestasi.
Jaminan fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu penerima fidusia atau kepada kuasa atau wakil dari penerima fidusia tersebut.
Jaminan fidusia dapat diberikan terhadap satu atau lebih satuan atau jenis benda,termasuk piutang, baik yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun yang diperoleh kemudian. Pembebanan jaminan atas benda atau piutang yang diperoleh kemudian tidak perlu dilakukan dengan perjanjian jaminan tersendiri. Kecuali diperjanjikan lain, Jaminan fidusia meliputi hasil dari benda yang menjadi obyek jaminan fidusia meliputi klaim asuransi, dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan.
102 H. Pendaftaran Jaminan Fidusia
Gb iv : Contoh Sertifikat Jaminan Fidusia
Benda yang dibebani dengan jaminan fidusia wajib didaftarkan.
Pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusia dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi fidusia, dan pendaftarannya mencakup benda, baik yang berada di dalam maupun di luar wilayah negara Republik Indonesia untuk memenuhi asas publisitas sekaligus merupakan jaminan kepastian terhadap kreditur lainnya mengenai benda yang telah dibebani jaminan fidusia. Kantor pendaftaran fidusia merupakan bagian dalam lingkungan Departemen Kehakiman dan bukan institusi yang mandiri atau unit pelaksana teknis.
Untuk meningkatkan pelayanan jasa hukum pendaftaran jaminan fidusia dengan mudah, cepat, murah, dan nyaman, saat ini diberlakukan pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik. Mengenai tata cara pendaftaran jaminan fidusia diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015
103
Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
Permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan oleh penerima fidusia, kuasa atau wakilnya dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia. Pernyataan pendaftaran memuat:
a. Identitas pihak pemberi dan penerima fidusia;
b. Tanggal,nomor akta jaminan fidusia, nama, tempat kedudukan notaris yang membuat akta jaminan fidusia;
c. Data perjanjian pokok yang dijamin fidusia;
d. Uraian mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia;
e. Nilai penjaminan; dan
f. Nilai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia.
Kantor pendaftaran fidusia mencatat jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran. Kantor pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
jaminan fidusia lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia.
Dalam sertifikat Jaminan fidusia dicantumkan kata-kata “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHAESA”. Sertifikat jaminan fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
jika debitur cidera janji, penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi obyek jaminan fidusia atas kekuasaannya sendiri.
Apabila terjadi perubahan mengenai hal-hal yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia, penerima fidusia wajib mengajukan permohonan pendaftaran atas perubahan tersebut kepada kantor pendaftaran fidusia.
Kantor pendaftaran fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan perubahan, melakukan pencatatan perubahan tersebut dalam buku daftar fidusia dan menerbitkan pernyataan perubahan yang merupakan bagian tak terpisahkan dari sertifikat jaminan fidusia.
104
Pemberi fidusia dilarang melakukan fidusia ulang terhadap benda yang menjadi obyek jaminan fidusia yang sudah terdaftar. Segala keterangan mengenai benda yang menjadi obyek jaminan fidusia yang ada pada Kantor Pendaftaran Fidusia terbuka untuk umum.
I. Pengalihan Jaminan Fidusia
Pengalihan hak atas piutang yang dijamin dengan fidusia mengakibatkan beralihnya demi hukum segala hak dan kewajiban penerima fidusia kepada kreditur baru. Beralihnya jaminan fidusia didaftarkan oleh kreditur baru kepada Kantor Pendaftaran Fidusia.
“Pengalihan hak atas piutang” dalam ketentuan ini, dikenal dengan istilah “cessie” yakni pengalihan piutang yang dilakukan dengan akta otentik atau akta di bawah tangan. Cessie adalah perbuatan hukum yang mengalihkan/memindahkan/pelimpahan hak atas suatu piutang seorang berpiutang (kreditur penerima fidusia), melimpahkan piutang kepada kreditur lain. Dengan pelimpahan tersebut maka orang lain yang menerima piutang menjadi kreditur baru terhadap orang yang berutang (Sutarno, 2005 : 219).
Dengan adanya cessie ini, maka segala hak dan kewajiban penerima fidusia lama beralih kepada penerima fidusia baru dan pengalihan hak atas piutang tersebut diberitahukan kepada pemberi fidusia. Hak piutang dianggap telah berpindah pada waktu akte cessie itu dibuat, jadi tidak pada waktu akte itu diberitahukan pada si berutang (Subekti, 1995 : 74).
Jaminan fidusia tetap mengikuti benda yang menjadi obyek jaminan fidusia dalam tangan siapapun benda tersebut berada, kecuali pengalihan atas benda persediaan yang menjadi obyek jaminan fidusia.
Ketentuan ini mengikuti prinsip “droit de suite” yang telah merupakan bagian dari peraturan perundang-undangan Indonesia dalam kaitannya dengan hak mutlak atas kebendaan (in rem). Droit de suite atau zaaksgevolg artinya hak tersebut diikuti benda pada siapa hak tersebut berada (hak diikuti benda) (Surini Ahlan Sjarif, 1984 : 11).