BAB IV JUJURAN DALAM ADAT BANJAR DAN HUKUM
C. Harmonisasi Jujuran dalam Perspektif Masyarakat Banjar di
48
memiliki persiapan untuk menghadapinya. Sebagian masyarakat yang sudah terbiasa dengan budaya berdagang. Tidak menggunakan uang jujuran seluruhnya untuk pesta pernikahan, akan tetapi sebagian uang jujuran di simpan dan digunakan untuk modal berbisnis26
C. Harmonisasi Jujuran Dalam Perspektif Masyarakat Banjar di Kabupaten
اًسْفَن هْنِّم ءْيَش ْنَع ْم كَل َنْبِّط ْنِّإَف ۚ ًةَلْحِّن نِّهِّتاَق دَص َءاَسِّ نلا او تآ َو هو ل كَف اًئي ِّرَم اًئيِّنَه
Artinya: “Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”
Bagaimanapun masyarakat luar daerah menganggap masyarakat suku Banjar terlalu berlebihan dalam meminta uang (jujuran) sebelum melaksanakan pernikahan, bahkan jika terlalu besar permintaanya dianggap menjual anak. Kenyataannya seberapa besar jumlah jujuran tersebut selalu didahului dengan kesepakatan, dalam artian kedua belah pihak penuh dengan kerelaan dalam menyepakati jumlah jujuran b. Jujuran sebagai penyambung tali silaturrahim
Pada saat penentuan jujuran selalu diawali dengan kedatangan keluarga besar calon mempelai laki-laki dan disambut oleh keluarga besar mempelai wanita. Dan ketika jujuran telah ditetapkan dan diberikan kepada pihak wanita, maka kedua keluarga besar tersebut akan terikat, dan menjadi sebuah keluarga baru.28 Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa silaturrahim adalah salah satu kegiatan yang sangat di anjurkan dalam agama Islam. Berikut ini adalah beberapa potongan ayat Al-Qur’an tentang silaturrahim :
1. Surat Muhammad ayat 22
28 Wawancara Pribadi dengan Husni Thamrin (Tokoh Agama), Tabalong 22 Januari 2018.
50
ْلَهَف ْم كَماَح ْرَأ او عِّ طَق ت َو ِّض ْرَ ْلْا يِّف او دِّسْف ت ْنَأ ْم تْي ل َوَت ْنِّإ ْم تْيَسَع
Artinya : “Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”
2. Surah An-nisa ayat 1
ا اَهُّيَأ اَي اَهْنِّم َقَلَخ َو ةَد ِّحا َو سْفَن ْنِّم ْم كَقَلَخ يِّذ لا م ك ب َر او ق تا سا نل
َنو لَءاَسَت يِّذ لا َ للَّا او ق تا َو ۚ ًءاَسِّن َو ا ًريِّثَك ًلاَج ِّر اَم هْنِّم ثَب َو اَهَج ْو َز اًبيِّق َر ْم كْيَلَع َناَك َ للَّا نِّإ ۚ َماَح ْرَ ْلْا َو ِّهِّب
Artinya :”Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
3. Surah Arra’du ayat 21
َلَصو ي ْنَأ ِّهِّب للَّا َرَمَأ اَم َنو ل ِّصَي َنيِّذ لا َو َنو فاَخَي َو ْم ه ب َر َن ْوَشْخَي َو
باَس ِّحْلا َءو س
Artinya : ”Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.”
Dari ayat-ayat di atas telah jelas bahwa Islam sangat menganjurkan memperpanjang serta mempererat tali silaturahmi.
c. Jujuran digunakan untuk tolong-menolong biaya acara walimah
Meskipun dalam praktik jujuran terjadi tawar-menawar.
Masyarakat Banjar di Kabupaten Tabalong hampir tidak ditemukan ada yang menggunakan uang jujuran untuk memperkaya diri sendiri dengan memanfaatkannya.29 Karena uang jujuran itu digunakan untuk menolong biaya pesta pernikahan dan sebagai modal kedua mempelai menempuh hidup baru. Walaupun mengadakan walimah merupakan tanggung jawab dari mempelai pria. Akan tetapi di Kabupaten Tabalong pihak wanita dalah pihak yang memiliki acara, sehingga segala biaya yang keluar dalam pesta pernikahan di kelola oleh pihak wanita.
Sehingga pihak laki-laki dan pihak wanita saling tolong-menolong dalam biaya acara walimah. adapun pesta pernikahan tersebut di harapkan dapat menjadi media untuk bersyukur dan bergembira, juga untuk memberikan semacam pengumuman agar orang-orang tahu bahwa pasangan tersebut sudah menikah.30
Pesta pernikahan oleh Masyarakat Banjar di Kabupaten Tabalong juga di kenal dengan istilah Walimah.31 Walimah adalah istilah yang terdapat dalam literatur arab yang secara arti kata berarti jamuan yang khusus untuk perkawinan dan tidak digunakan untuk penghelatan di luar perkawinan. Sedangkan definisi yang terkenal di kalangan ulama, walimatul ‘ursy diartikan dengan perhelatan dalam rangka mensyukuri nikmat Allah atas telah terlaksananya akad perkawinan dengan menghidangkan makanan32
29 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Jaelani (Masyarakat), Tabalong 20 Januari 2018.
30 Wawancara Pribadi dengan Hendra (Masyarakat), Tabalong 22 Januari 2018.
31 Wawancara Pribadi dengan Sahidul Bakhri (Kepala KUA Murung Pudak), Tabalong 24 Januari 2018.
32 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan Undang-undang Perkwinan, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 155.
52
Adapun hadis-hadis yang membahas mengenai walimatul ‘ursy,
ِّنْبا ِّنَع ، عِّفاَن ْنَع ، كِّلاَم ىَلَع تْأ َرَق :َلاَق ىَيْحَي نْب ىَيْحَي اَنَث دَح
، َرَم ع ِّهْيَلَع االله ى لَص ِّاالله لو س َر َلاَق :َلاَق ْم ك دَحَأ َيِّع د اَذِّإ :َم لَس َو
)ملسم هور( اَهِّتْأَيْلَف ِّةَميِّل َوْلا ىَلِّإ
Artinya : "Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya, ia berkata, “Aku bacakan kepada Malik”, dari Nafi’, dari Ibnu’Uma, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang diantara kalian diundang kepada suatu walimah, maka hendaklah ia menghadirinya”. (HR. Muslim)33
ِّنَع ، باَهِّش ِّنْبا ِّنَع ، ٌكِّلاَم اَن َرَب ْخَأ ، َف سو ي نْب ِّ للَّا دْبَع اَنَث دَح ُّرَش : لو قَي َناَك ه نَأ ، هْنَع للَّا َي ِّض َر َة َرْي َر ه يِّبَأ ْنَع ،ِّج َرْعَلْا
،ِّةَميِّل َولا ماَعَط ِّماَع طلا
ْنَم َو ، ءا َرَق فلا ك َرْت ي َو ءاَيِّنْغَلْا اَهَل ىَعْد ي َم لَس َو ِّهْيَلَع االله ى لَص هَلو س َر َو َ للَّا ىَصَع ْدَقَف َة َوْع دلا َك َرَت
( هور ىرخبلا )
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf, Malik memberitakan kepada kami, dari Ibnu Syihab, dari A’raj, dari Abu Hurairah Radihiyallahu ‘anhu, Bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah (pesta) dimana yang diundang hanyalah orang-orang kaya sedangkan orang-orang fakir tidak diundang,
33 Imam Muslim, Shohih Muslim, (Beirut-Libanon: Darul Ma’rifah, 2007M/1428H), Juz. IX, h. 234.
siapa yang tidak memenuhi undangan walimahan, maka ia durhaka kepada Allah dan Rasulnya”. (H.R. Bukhari)34
2. Jujuran tidak diperbolehkan
a. Sebagai media menyombongkan diri
Dengan perkembangan zaman, nilai utama jujuran sebagai media tolong-menolong dan silaturrahim banyak disalahgunakan. Hal ini merubah nilai tolong-menolong menjadi nilai untuk menyombongkan diri.35 Semakin banyak jujuran yang diterima atau diberikan, maka pandangan masyarakat terhadap kedua keluarga tersebut akan berbeda. Sehingga hal ini menimbulkan gengsi di antara masyarakat. Bahkan ada yang rela berbohong mengenai jumlah jujuran, agar dapat dipandang menjadi keluarga yang kaya.36 Hal ini tentu tidak mencerminkan nilai utama dari jujuran tersebut, yaitu tolong-menolong dan silaturrahim.
Salah satu sifat yang paling dibenci oleh Allah SWT adalah sombong. Sombong adalah menganggap dirinya besar, memandang orang lain hina dan berbangga diri yang sampai terlihat pada penampilan luar.37 Padahal Allah SWT melarang keras untuk kita sombong.
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Isra’ : 37 yang berbunyi:
ْخَت ْنَل َك نِّإ اًح َرَم ِّض ْرَ ْلْا يِّف ِّشْمَت َل َو َغ لْبَت ْنَل َو َض ْرَ ْلْا َق ِّر
34 Imam Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Bukhari, Shahih Bukhari, (Kairo:
Darul Haisyim, 2003), Juz III, h. 144.
35 Wawancara Pribadi dengan Arif Rahman Hakim (Tokoh Agama), Tabalong 25 Januari 2018.
36 Wawancara Pribadi dengan Rahman Hakim (Penghulu KUA Murung Pudak), Tabalong 26 Januari 2018.
37 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, Syarh Hilyah Thaalibil ‘Ilmi, Penerjamah Ahmad Sabiq. Syarah Adab dan Manfaat Menuntut Ilmu. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, 2007, h. 32.
54
َلاَب ِّجْلا
ًلو ط
Artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Al-Israa’:37)”
Sifat sombong bisa melemahkan posisi seseorang dalam menghadapi tantangan, baik yang muncul karena sebab kelebihan ilmu, wawasan, atau informasi. Ini sering mengakibatkan dirinya mudah mengambil kesimpulan, keputusan, atau bahkan memvonis keadaan b. Sebagai media mempersulit orang lain
Budaya jujuran sangat identik dengan permasalahan sebelum pernikahan. Meskipun masyarakat suku Banjar di Kabupaten Tabalong tidak terlalu mempermasalahkannya. Akan tetapi jujuran juga merupakan salah satu cara pandang agar seseorang dapat mendapat tempat dalam status sosial yang tinggi.38 Dalam artian semakin tinggi nilai jujuran, semakin tinggi pula derajat orang tersebut.
Hal ini dapat menimbulkan kesulitan kepada calon mempelai laki-laki. Karena jujuran yang diminta akan semakin tinggi jumlahnya.
Hal ini dapat menimbulkan calon mempelai akan menunda jadwal pernikahannya, sambil berusaha untuk memenuhi nilai jujuran yang telah di tentukan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa calon mempelai pria meminta bantuan orang-orang dalam bentuk hutang.
Meskipun pernikahan terjadi akan tetap menjadi beban bagi kedua mempelai dalam membina rumah tangga karena harus melunasi hutang untuk memenuhi jujuran.39
38 Wawancara Pribadi dengan Agus Sami (Tokoh Adat), Tabalong 27 Januari 2018.
39 Wawancara Pribadi dengan Ahmad Robyani (Masyarakat), Tabalong 22 Januari 2018.
Dari sahabat Abi Shirmah radiyallhu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu’alayhi wa sallam bersabda:
االله ىلص ِّ للََّا لو س َر َلاَق :َلاَق هنع االله ىضر َةَم ْر ِّص يِّبَأ ْنَع َو قَش اًمِّ لَس م قاَش ْنَم َو ,للهَا ه راَض اًمِّلْس م راَض ْنَم ملسو هيلع ) هَن سَح َو ُّيِّذِّم ْرِّ تلَا َو َد واَد و بَأ هَج َرْخَأ ( ِّهْيَلَع للََّا
Artinya : “Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya, barang siapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim maka Allah akan menyusahkan dia” (H.r. Abu Dawud dan dihasankan oleh Imam At Tirmidzi).40