• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.2.3 Hasil Analis

Tabel 4.2

Rekapitulasi Kuesioner

Analisis Pemberlakuan Pajak Umkm Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak UMKM

Responden Kepatuhan

Pemahaman

Sanksi

1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 1 5 5 5 5 5 5 30 4 5 4 5 4 4 4 30 4 4 5 5 4 4 26 2 4 4 4 4 4 4 24 4 2 2 5 4 4 4 25 4 4 4 5 5 5 27 3 4 3 5 4 4 5 25 3 5 4 4 2 4 4 26 4 5 4 4 5 5 27 4 3 3 5 3 4 4 22 4 3 4 4 2 5 4 26 4 5 4 4 5 5 27 5 1 2 3 3 4 4 17 5 4 2 5 1 5 5 27 4 5 4 4 5 4 26 6 4 5 5 4 4 3 25 4 5 3 5 4 4 1 26 5 3 4 4 5 4 25 7 5 5 4 4 4 5 27 3 4 2 5 2 4 5 25 4 4 5 3 4 4 24 8 4 4 5 5 4 4 26 4 3 4 5 3 1 5 25 5 4 5 4 4 4 26 9 5 5 4 5 4 5 28 4 5 4 5 2 1 5 26 4 5 5 5 4 4 27 10 3 5 4 5 4 4 25 4 4 5 4 3 3 4 27 5 4 5 5 4 5 28 11 4 2 5 5 3 4 23 4 3 5 5 2 5 4 28 5 5 5 5 5 5 30 12 4 2 5 4 4 4 23 4 4 3 4 3 5 5 28 4 5 4 4 4 4 25 13 5 4 2 4 5 4 24 3 3 2 4 2 4 3 21 5 4 4 5 5 4 27 14 2 5 4 4 3 4 22 5 4 3 5 2 4 1 24 4 5 4 5 4 5 27 15 5 5 4 4 3 4 25 3 5 4 5 3 4 2 26 5 4 5 5 5 5 29 16 4 3 4 5 4 4 24 3 4 3 4 5 4 1 24 4 4 4 5 5 5 27 17 5 3 5 4 3 4 24 2 4 3 5 2 4 2 22 5 5 4 4 4 4 26 18 3 5 4 5 5 4 26 4 2 3 4 5 4 2 24 5 4 5 5 4 4 27 19 5 4 3 4 4 5 25 4 4 3 4 3 1 3 22 4 4 4 5 5 5 27 20 4 3 4 4 5 4 24 4 4 2 4 3 3 5 25 4 5 4 4 5 5 27

489 507 535

Sumber: Data diolah peneliti, 2019

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui presentase kelayakan dari Kepatuhan Wajib Pajak adalah :

= 82% (Sangat Baik)

Presentase kelayakan tentang Pemahaman Wajib Pajak adalah :

= 72% (Baik)

Presentase kelayakan tentang Sanksi Pajak adalah :

= 89% (Sangat Baik)

Untuk mengetahui hasil presentase yang telah dihitung layak atau tidak, maka mengacu pada kriteria penilaian yang telah ditentukan menurut (Arikunto, 2010:57) adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Tingkat

Pencapaian

Kualifikasi Keterangan

81%-100% Sangat Baik Sangat layak, tidak perlu direvisi 61%-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi 41%-60% Cukup Kurang layak. Perlu direvisi 21%-40% Kurang Tidak layak, perlu direvisi

0%-20% Sangat Kurang Sangat tidak layak, perlu direvisi (Arikunto, 2010:57)

Berdasarkan tabel kriteria penilaian diatas, dengan hasil presentase yang sudah dihitung yang berarti masuk dalam kualifikasi sangat baik dan baik dengan keterangan sangat layak dan layak maka, tidak perlu direvisi.

1. Pemahaman Wajib Pajak

Pemahaman Wajib Pajak yaitu : Pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajkan dan mengaplikasikan pengetahuan itu agar patuh untuk membayar pajak.

Tabel 4.4

Pemahaman Wajib Pajak Rekapitulasi Jawaban Responden

Kriteria %

Sangat Setuju 32 22,8

Setuju 56 40

Kurang Setuju 26 18,6

Tidak Setuju 19 13,6

Sangat Tidak Setuju 7 5

Sumber: Data Primer diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.4 sebanyak 56 atau 40% responden menyatakan setuju dengan pertanyaan Pemahaman wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa responden setuju Pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajkan dan mengaplikasikan pengetahuan itu

agar patuh untuk membayar pajak. Pemahaman wajib pajak juga mempengaruhi pelaku UMKM untuk taat membayar pajak.

Hasil setuju mendukung pernyataan dari N.L. Supadmi (2010:13) yang menyatakan Pemahaman wajib pajak merupakan tingkat pengetahuan dan kemampuan wajib pajak baik secara konten maupun administrasinya.

Pengetahuan wajib pajak terkait PP No.23 Tahun 2018 akan memberikan gambaran rasional bagi wajib pajak dalam rangka melaksanakan kewajiban pajaknya.

2. Sanksi Pajak

Sanksi Pajak yaitu : Sanksi pajak adalah alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Tabel 4.5 Sanksi Pajak

Rekapitulasi Jawaban Responden

Kriteria %

Sangat Setuju 57 47,5

Setuju 61 50,8

Kurang Setuju 2 1,7

Tidak Setuju 0 0

Sangat Tidak Setuju 0 0

Sumber: Data Primer diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.5 sebanyak 61 atau 50,8% responden menyatakan setuju dengan pertanyaan Sanksi Pajak. Hal ini menunjukkan bahwa responden setuju Sanksi pajak adalah alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

Hasil setuju mendukung pernyataan dari Mardiasmo,2009 yaitu sanksi pajak merupakan jaminan bahwa ketentuan dari peraturan perundang-undangan

perpajakan (norma perpajakan) akan dituruti/ditaati/dipatuhi, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar norma perpajakan.

1. Kapatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak yaitu : Kepatuhan Wajib Pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakanya.

Tabel 4.6

Kepatuhan Wajib Pajak Rekapitulasi Jawaban Responden

Kriteria %

Sangat Setuju 39 32,5

Setuju 58 48,3

Kurang Setuju 17 14,2

Tidak Setuju 5 4,2

Sangat Tidak Setuju 1 0,8

Sumber: Data Primer diolah, 2019

Berdasarkan Tabel 4.6 sebanyak 58 atau 48,3% responden menyatakan setuju dengan pertanyaan Kepatuhan wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa responden setuju kepatuhan wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi dan melaksanakan semua kewajiban perpajakanya.

Hasil setuju mendukung pernyataan dari Siat et.al. (2013) yaitu kepatuhan diartikan sebagai motivasi untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang dijalankan oleh seseorang, kelompok atau organisasi sesuai aturan yang telah ditetapkan. Orang bisa dikatakan Patuh apabila ia tepat Waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan, tidak mempunyai tunggakan pajak untuk

semua jenis pajak, dan tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana perpajakan.

Dari hasil analis yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa perilaku kepatuhan Wajib Pajk UMKM di Kota Surabaya adalah patuh. Hal ini dapat dilihat dari indikator kepatuhan Wajib Pajak UMKM rata-rata 48,3%

responden setuju apabila memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakanya. Responden mengetahui bagaimana pentingnya pajak untuk membangun infrastruktur negara.

Pelaku UMKM mendaftarkan NPWP atas kemauan sendiri dan ada juga tuntutan dari Bank untuk mengajukan kredit pemilik usaha harus memiliki NPWP. Beberapa Pelaku UMKM di Surabaya yang sudah mendaftarkan UMKM nya dan sudah memiliki NPWP adalah dari sosialisasi Program Walikota Surabaya Tri Rismaharini agar pelaku UMKM bisa menjual hasil usahanya ke perusahaan-perusahaan atau pusat toko oleh-oleh yang ada di surabaya. Dan dapat dimengerti bahwa NPWP bisa difungsikan sebagai syarat untuk mendapatkan pelayanan dari pihak lain. Selain itu, ada banyak sekali fungsi dan kegunaan NPWP, serta manfaat yang bisa kita dapatkan. Akan tetapi masih banyak pelaku UMKM yang belum teredukasi mengenai hal ini sehingga malas atau enggan untuk membuat NPWP.

Program yang dinamakan Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda tersebut berfokus pada pemberdayaan ibu rumah tangga dari keluarga miskin yang ada di Surabaya. Para ibu rumah tangga dari keluarga miskin memiliki potensi besar.

Mereka diberi jalan untuk mengembangkan bisnis di skala Usaha Mikro Kecil

dan Menengah (UMKM). Mereka diberi pelatihan dan pendampingan komprehensif. Jumlah UMKM yang menjadi peserta Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda terus bertambah secara siginfikan. Pada tahun pertama atau 2010, jumlah UMKM yang ikut pelatihan tak lebih dari 92 UMKM. Sedangkan hingga tahun 2017, jumlahnya mencapai 8.565 UMKM. Roda ekonomi masyarakat berputar dengan baik. Program ini berupaya memberi pendampingan bagi UMKM, sejak tahap awal bimbingan mental, pembuatan produk, pengemasan, pemasaran, hingga promosi. Ada sinergitas dengan pihak-pihak eksternal yang membuat produk UMKM warga Surabaya bisa Go Global, Go Digital, dan Go Financial.

Fase Transformasi:

(1). 2010 : 1.976 UMKM (2). 2013 : 2.640 UMKM (3). 2016 : 3.600 UMKM (4). 2017 : 8.565 UMKM.

(5). Sejak 2010 hingga 2017, terdapat 99 produk dijual ke pasar internasiona dan 105 produk sudah berstandar nasional dan ASEAN. 999 produk mandiri yang hampir setiap hari produksi.

(6). 2018: ditargetkan yang ikut mencapai 20.000 UMKM.

Pelaku UMKM sangat terbuka dengan adanya Peraturan Pemerintah No.

23 Tahun 2018. Setelah adanya penerapan PP No. 23 Tahun 2018 terdapat keadilan dan pembukuan pun cukup sederhana. Upaya untuk mempertahankan kepatuhan Wajib Pajak UMKM adalah dengan memberikan sosialisasi kepada

masyarakat. Kurangnya sosialisasi atau penyuluhan langsung yang diberikan aparatur pajak kepada Wajib Pajak untuk membangun kedekatan dan memberikan edukasi supaya menarik keikutsertaan masyarakat dalam pemenuhan kewajibanya dan menumbuhkan rasa kepercayaan terhadap pemerintah maupun aparatur pajak. Kurangnya pemahaman dan terbatasnya wajib pajak dalam memahami pengetahuan tentang ketentuan perpajakan pada undang-undang Khususnya mengenai Pajak UMKM sangat mempengaruhi kepatuhan wajib Pajak Pelaku UMKM. Adanya ketidakmampuan wajib pajak karena faktor ekonomi dan pendapatan, ada pula keberatan yang diajukan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban membayar pajak.

Indikator Pemahaman Wajib Pajak UMKM rata-rata 40% responden setuju apabila pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses dimana wajib pajak mengetahui tentang perpajakan dan mengaplikasikan pengetahuan itu agar patuh untuk membayar pajak. Tetapi ada juga beberapa kendala yang biasa pelaku UMKM alami yaitu mereka yang belum bisa menghitung pencatatan atas pendapatan yang diterima dari usaha nya dan belum paham mengenai Perhitungan dari pajak itu sendiri. Apabila pelaku UMKM memiliki tunggakan pajak, pelaku UMKM bersedia membayar pajak beserta tunggakanya. Konsinyasi dari perusahaan juga berpengaruh terhadap pendapatan pelaku UMKM tersebut.

Banyak perusahaan yang masih curang untuk menarik pajak dari pelaku UMKM tersebut karena kurangnya pengetahuan dari pelaku UMKM.

Dalam indikator sanksi, rata-rata 50,8% responden setuju apabila Sanksi sangat berpengaruh positif terhadap kepatuhan Wajib Pajak UMKM. Dengan

adanya sanksi pelaku UMKM lebih giat membayar kewajiban perpajakan. Tetapi ada sebagian juga UMKM yang belum mengetahui macam-macam pelanggaran yang akan dikenakan sanksi administrasi dari perpajakan usaha yang mereka lakukan.

Dokumen terkait