BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN
7. Hasil Belajar
Ada beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui mengenai hasil belajar mulai dari pengertian hasil belajar, klasisfikasi hasil belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar, langkah-langkah dalam evaluasi hasil belajar, dan indikator hasil belajar untuk lebih jelasnya akan diuraikan di bawah ini.
a. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum menguraikan tentang hasil belajar terlebih dahulu akan diuraikan mengenai belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseornag untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.19 M. Sobry Sutikno mengartikan belajar adalah suau proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.20 Menurut Skinner yang dikutip dalam buku Psikologi Pendidikan menjelaskan bahwa belajar
19 Daryanto, Belajar dan Mengajar (Bandung: Yrama Widya, 2010), hlm. 2
20 Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran (Lombok: Holistika, 2015), hlm. 4
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.21
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilkakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman dan pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perilaku yang relatif tetap dan baik dalam berpikir, merasa maupun dalam bertindak. Dengan belajar seseorang akan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Sementara itu, hasil belajar berasal dari dua kata yaitu “hasil dan belajar”. Hasil merupakan suatu perolehan akibat di lakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.22 hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Berdasrkan pendapat Nana Sudjana Menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.23
Secara sederhana yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh oleh anak setelah melalui proses kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari sseorang
21 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 88
22 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar , 2013), hlm. 44.
23 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 22
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif tetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau insrtuksional, biasanya guru akan menetapkan tujuan belajar. Anak atau peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran. 24
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi yang dialami siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, psikomotorik sebagai hasil dari pengalaman belajarnya.
b. Klasifikasi Hasil Belajar
Taksonomi Bloom menjelaskan bahwa hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, dan psikomotor. 25 Keterangan lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 (enam) aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai ranah afektif meliputi 5 (lima) jenjang kemampuan yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi pembentukan pola hidup yang mencakup menghayati nilai, dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan.
24 Ahmad susanto, Toeri Belajar dan Pembelajarn di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 5
25 Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan,(Mataram: Institut Agama Islam Negeri (IAIN), 2015), hlm. 28.
3) Ranah psikomotor meliputi keterampilan persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan biasa, dan gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
Dari ketiga ranah yang dikemukakan diatas merupakan bagian- bagian yang terpisah, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang saling terikat.
Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilakukan oleh pendidik. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku. Aspek perubahan tingkah laku mengacu pada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh bloom, Simpson, dan Harrow yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Pada ranah kognitif meliputi aspek: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (aplication), penguraian (analysis), memadukan (syntesis), dan evaluasi atau penilaian (evaluation). Pada ranag afektif meliputi aspek: penerimaan (receiviing/attending), sambutan (responding), penerimaan nilai (valuing), pengorganisasian (organization, dan karakteristik (characterization), sedangkan pada ranah psikomotor meliputi aspek:
kesiapan (set), peniruan (imitation), pembiasaan (habitual), menyesuaikan (adaptation), menciptakan (origination).26
26 Sugeng Listiyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, Perencanaan Pembelajaran, (Malang: UIN Maliki-Press, 2010), hlm. 38
Pada penelitian ini hasil belajar yang dilihat adalah pada ranah kognitif yang mencakup pemahaman atau pemikiran siswa. Karena hasil belajar harus dikembangkan secara terus menerus.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Pada dasarnya, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.27
Hasil belajar yang di peroleh siswa merupakan hasil interaksi dari faktor Ekstern (faktor luar) maupun intern (faktor dari dalam) oleh karena itu, pengenalan guru terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa penting sekali artinya, dalam membantu siswa mencapai prestasi masing-masing seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor dari dalam (Internal) dan faktor dari luar (Eksternal)28. Untuk lebih jelasannya dapat diuraikan berikut ini:
27 Rusman, Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hlm. 67
28 Ibid,... 67-68
1) Faktor dari dalam (internal) a) Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani dan sebaginya. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi siswa dalam menerima materi pelajaran.
b) Faktor Psikologis
Setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut memengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi inteligensi (IQ), pehatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar siswa.
2) Faktor luar (Eksternal) a) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernapas.
b) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
d. Langkah-Langkah Dalam Evaluasi Hasil Belajar
Terdapat enam (6) langkah dalam melakukan evaluasi hasil belajar29
1) Menyusun rencana hasil belajar, dimana di dalamnya dimuat enam jenis kegiatan yaitu merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi, menetapkan aspek yang dievaluasi, memilih teknik yang dipergunakan, menyusun alat pengukuran hasil belajar, menentukan tolak ukur, dan menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi tersebut.
2) Menghimpun data dimana dilakukan dengan pengukuran baik menggunkan tes ataupun instrumen lainnya.
3) Melakukan verifikasi data, proses penyaringan data yang layak digunakan sebagai penilaian dan tidak layak.
4) Mengolah dan menganalisis data yang berguna untuk membermakna untuk data yang berhasil dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi dan data tersebut disusun sedemikian rupa agar bisa dipahami.
5) Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan data yang telah diolah sebelumnya, dan kesimpulan harus sesuai dengan tujuan evaluasi tersebut.
6) Tindak lanjut evaluasi dilakukan setelah sebelumnya telah dilakukan langkah-langkah sebelumnya, kemudian disini harus diketahui makna yang terkandung di dalamnya tersebut sehingga nantinya evaluator dapat memberi penilaian dan mengambil keputusan dan langakah apa yang dianggap perlu untuk kegiatan evaluasi tersebu.
29 Muhammad Nurman, Evaluasi Pendidikan, (Mataram: IAIN Mataram, 2015), hlm. 40
e. Indikator Hasil Belajar
Penilaian terhadap pengetahuan pada tingkat satuan pelajaran menuntut perumusan secara lebih khusus. Dalam penelitian ini indikator hasil belajar hanya dilihat dari aspek kognitinya saja. Menurut Bloom segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang yang paling rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah sebagi berikut:
1) Pengetahuan (knowledge) yaitu, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.
2) Pemahaman (comprehension) yaitu, jenjang kemampan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikkan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal- hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga yaitu menerjemahkan, menafsirkan dan mengeksplorasi.
3) Penerapan (application) yaitu, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret.
4) Analisis (analysis) yaitu, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu kedalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya.
Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi.
5) Sintesis (synthesis) yaitu, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
6) Evaluasi (evaluation) yaitu, jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.
Dari keenam jenjang proses berfikir kognitif tersebut, pada penelitian ini hanya menguji pada 3 jenjang saja yaitu:
1) Pengetahuan yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui konsep, prinsip, fakta, atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Adapun kata-kata operasional yang digunakan yaitu: (menyebutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menunjukkan, memasangkan, menandai, membaca, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, memproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, menulis, menentukan).
2) Pemahaman yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Adapun kata-kata operasional yang digunakan yaitu: (menuliskan, menjelaskan, memperkirakan, mengkategorikan, mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, menyimpulkan, meramalkan, menjabarkan, mengasosiasikan, membandingkan, mengubah, merincikan, merangkum).
3) Penerapan yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Adapun kata-kata
operasional yang digunakan yaitu: (menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengklasifikasi, menghitung, membangun, mengurutkan, membiasakan, menggambarkan, menggunkan, menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, memproses, mengaitkan, menyusun, melaksanakan, mengkonsepkan, mengoperasikan, mensimulasikan, dan melakukan).