BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian
Perusahaan pertambangan adalah Perusahaan pertambangan adalah perusahaan yang melakukan kegiatan produksi dengan cara penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengelolaan dan pemurnian, pengakutan dan penjualan, serta pasca tambang.
Exposure Sustainability report merupakan praktek dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 perusahaan pertambangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2021.
2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Good Corporate Governance
Good corporate governance merupakan suatu mekanisme yang mengatur hubungan anatara pemilik, pengelola, pihak kreditur, pemerintah, dan karyawan sertapara pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya dalam mengendalikan perusahaan sebagai upaya penciptaan nilai tambah. Diharapkan good corporate governance dapat meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi dalam
suatu perusahaan. Hasil dari pengukur good corporate governance (Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Komite Audit) :
Tabel 4.1
Perkembangan Ukuran Dewan Komisaris,
Ukuran Dewan Direksi, Ukuran Komite Audit Periode 2018-2021
No Kode Perusahaan
Jumlah Anggota Dewan
Komisaris Jumlah Anggota Dewan
Direksi Jumlah Anggota Dewan Komite Audit 2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
1 ADRO 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3
2 ARII 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3
3 BUMI 8 8 8 8 11 11 11 11 4 4 4 4
4 BYAN 3 3 3 3 7 7 7 7 4 4 4 4
5 DOID 7 7 7 5 3 3 3 3 3 3 3 3
6 DSSA 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4
7 GTBO 4 4 4 4 7 7 7 7 3 3 3 3
8 HRUM 6 6 6 5 6 6 6 5 3 3 3 3
9 GEMS 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3 3
10 ITMG 7 7 7 7 8 8 8 8 3 3 3 3
11 KKGI 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3
12 MBAP 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3
13 PKPK 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3
14 PTRO 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5
15 SMMT 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
16 TOBA 4 4 4 4 8 8 8 8 3 3 3 3
Jumlah 76 76 76 74 82 82 82 81 53 53 53 53
Rata-rata 4,75 4,75 4,75 4,63 5,13 5,13 5,13 5,06 3,31 3,31 3,31 3,31 Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan table 4.1 di atas menunjukkan bahwa :
- Nilai rata-rata ukuran dewan komisaris sebesar 4,75 pada tahun 2018-2020 dan 4,63 pada tahun 2021 berarti rata- rata ukuran dewan komisaris sekitar 4-5 orang, Anggota dewan komisaris Perseroan Terbatas wajib memiliki 2 anggota dewan komisaris, berarti rata- rata jumlah dewan komisaris yang
37
dimiliki oleh perusahaan bagus untuk proses monitoring yang baik sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlangsung.
- Nilai rata-rata ukuran dewan direksi adalah 5,13 berarti rata-rata jumlah dewan komisaris yang dimiliki oleh perusahaan sampel adalah sekitar 5- 6 orang. Perusahaan yang memiliki ukuran dewan komisaris yang besar tidak bisa melakukan koordinasi, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki dewan direksi yang lebih kecil karena mereka akan sulit melakukan koordinasi dengan alasan jumlah interaksi yang banyak.
- Nilai rata- rata ukuran komite audit sebesar 3.31 berarti rata-rata jumlah ukuran komite audit yang dimiliki perusahaan sampel sekitar 3-4 orang. Di Indonesia, pedoman pembentukan Komite Audit yang efektif (KNKG, 2002) menjelaskan bahwa anggota Komite Audit yang dimiliki oleh perusahaan sedikitnya terdiri dari 3 orang, ini berarti ukuran komite audit efektif untuk tata kelolah perusahaan
b. Kinerja Keuangan
Dalam menentukan pengambilan keputusan, para stakeholder memerlukan informasi terkait dengan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari kinerja keuangan yang tersaji dalam laporan keuangan (financial report). Menurut Janah dan Kurnia (2016) bahwa kinerja keuangan merupakan suatu ukuran tertentu yang yang digunakan oleh entitas untuk mengukur keberhasilan dalam menghasilkan laba.
Hasil dari pengukur kinerja keuangan perusahaan antara lain : Return on Asset, Debt Equity Ratio, Current Ratio:
Tabel 4.2
Perkembangan Return on Asset 2018-2021
No Kode Perusahaan Return of Asset
2018 2019 2020 2021
1 ADRO 0,22 0,01 0,02 0,14
2 ARII 0,16 0,04 0,05 0,00
3 BUMI 0,11 0,04 0,03 0,05
4 BYAN 0,07 0,02 0,12 0,52
5 DOID 0,04 0,03 0,03 0,12
6 DSSA 0,04 0,05 0,02 0,01
7 GTBO 0,05 0,05 0,05 0,11
8 HRUM 0,04 0,03 0,12 0,11
9 GEMS 0,03 0,07 0,12 0,42
10 ITMG 0,06 0,04 0,03 0,28
11 KKGI 0,03 0,05 0,04 0,17
12 MBAP 0,07 0,05 0,15 0,39
13 PKPK 0,04 0,03 0,03 0,12
14 PTRO 0,03 0,03 0,06 0,24
15 SMMT 0,03 0,05 0,05 0,23
16 TOBA 0,03 0,02 0,05 0,07
Jumlah
1,05 1,05 1,05 1,05Rata-rata
0,06 0,06 0,06 0,06Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa perkembangan profitabilitas pada tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari rata-ratanya profitabilitas juga mengalami fluktuasi. Profitabiliats paling rendah pada tahun 2019 sebesar 0,04 ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung sedikit memiliki dana yang lebih untuk melakukan aktivitas-aktivitas sosial. Profitabilitas paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 0,07. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi. Dan menunjukkan
39
Tabel 4.3
Perkembangan Debt Equity Ratio 2018-2021
No Kode Perusahaan Debt Equity Ratio
2018 2019 2020 2021
1 ADRO 0,10 0,11 0,04 0,70
2 ARII 0,13 0,02 0,12 0,21
3 BUMI 0,15 0,14 0,16 0,12
4 BYAN 0,77 0,38 0,40 0,54
5 DOID 0,17 0,22 0,23 0,22
6 DSSA 0,08 0,04 0,04 0,04
7 GTBO 0,04 0,06 0,05 0,11
8 HRUM 0,10 0,05 0,13 0,15
9 GEMS 0,32 0,19 0,27 0,31
10 ITMG 0,27 0,14 0,04 0,04
11 KKGI 0,25 0,32 0,27 0,25
12 MBAP 0,41 0,24 0,20 0,20
13 PKPK 0,43 0,33 0,35 0,07
14 PTRO 0,12 0,15 0,14 0,55
15 SMMT 0,32 0,33 0,40 0,17
16 TOBA 0,32 0,17 0,12 0,22
Jumlah 3,98 2,89 2,96 3,9
Rata-rata 0,25 0,18 0,19 0,24
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas terlihat bahwa perkembangan leverage pada tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari rata-ratanya juga mengalami fluktuasi,leverage paling rendah pada tahun 2019 sebesar 0,018 ini menunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak membiayai asetnya dengan modal sendiri sedangkan leverage paling tinggi pada tahun 2018 sebesar 0,025 ini menunjukkan perusahaan mempunyai proporsi hutang yang besar.
Tabel 4.4
Perkembangan Current Ratio 2018-2021
No Kode Perusahaan Current Ratio
2018 2019 2020 2021 1 ADRO 1,96 1,71 1,55 1,77 2 ARII 1,86 1,66 1,60 1,22 3 BUMI 1,56 1,22 1,73 2,00 4 BYAN 1,24 0,89 3,25 2,21 5 DOID 1,35 1,55 1,43 0,21 6 DSSA 1,22 1,30 1,55 0,20 7 GTBO 1,44 1,53 1,32 0,18 8 HRUM 4,56 9,22 10,07 2,22 9 GEMS 1,32 1,32 1,23 1,23 10 ITMG 1,97 2,03 2,03 2,03 11 KKGI 1,85 1,78 1,76 1,87 12 MBAP 2,64 3,60 3,74 3,21 13 PKPK 1,32 1,22 1,23 1,23 14 PTRO 1,69 1,52 1,64 1,69 15 SMMT 1,65 1,53 1,43 1,53 16 TOBA 1,22 0,92 0,73 0,21
Jumlah 28,85 33,00 36,29 23,01
Rata-rata 1,80 2,06 2,27 1,43 Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat pada tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jika dilihat dari rata-ratanya Likuiditas juga mengalami fluktuasi. Likuiditas paling rendah pada tahun 2021 sebesar 1,43 ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung tidak berhasil untuk membayar kewajiban- kewajiban jangka pendeknya sedangkan likiuditas paling tinggi pada tahun 2020 sebesar 2,27 ini menunjukkanperusahaan berhasil dalam membayar kewajiban- kewajiban jangka pendeknya.
41
c. Sustainability Report
Sustainability report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan sebagai tanggung jawab kepada stakholders internal maupun eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 4.5
Perkembangan Sustainability Report 2018-2021 No Kode Perusahaan Sustainability Report
2018 2019 2020 2021
1 ADRO 2 2 2 2
2 ARII 2 2 2 2
3 BUMI 2 2 2 2
4 BYAN 1 1 1 1
5 DOID 2 1 1 1
6 DSSA 1 1 1 1
7 GTBO 2 2 2 1
8 HRUM 1 1 1 2
9 GEMS 1 1 1 2
10 ITMG 2 2 2 2
11 KKGI 2 1 1 1
12 MBAP 1 1 1 1
13 PKPK 1 1 1 1
14 PTRO 2 2 2 2
15 SMMT 1 1 2 2
16 TOBA 2 2 2 2
Jumlah 25 23 24 25,00
Rata-rata 1,5625 1,4375 1,5 1,5625
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat pada tahun ke tahun mengalami fluktuasi. Jika dilihat dari rata-ratanya sustainability report (SR) juga mengalami fluktuasi.
3. Hasil Analisis Data
a. Analisis Statistik Deskriptif
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif berfungsi memberikan gambaran atau deskripsi nilai rata-rata (mean), standar
deviasi, nilai maksimum dan minimum dari masing-masing variabel penelitian, yaitu variabel bebas Good Corporate Govenance, Kinerja Keuangan, serta variabel terikat Sustainability Report.
Dari hasil pengujian dengan program IBM SPSS Statistics 26 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N min max Mean Std
Deviation
Ukuran Dewan Komisaris 64 2 8 4.72 1.676
Ukuran Dewan Direksi 64 2 11 5.11 2.564
Ukuran Komite Audit 64 2 5 3.19 0.639
Return Of Asset 64 0.00 0.52 0.0834 0.09727 Debt Equity Ratio 64 0.02 0.77 0.2145 0.15737 Current Ratio 64 0.18 10.07 1.7992 1.31648 Sustainability Report 64 1.11 17.46 4.3517 2.63635 Sumber: output Spss versi 26
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa jumlah data yang valid adalah 64 perusahaan-tahun (firm-year) selama periode penelitian tahun 2018 sampai dengan 2021. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel. Dari tabel 4.6 diatas, juga dapat diketahui bahwa nilai mean atau rata-rata sustainability report adalah 4,3517 dengan standar deviasi 2,6363. Hal ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian, secara statistik dapat dijelaskan bahwa tingkat sustainability reportyang dilakukan Perusahaan Manufaktur termasuk dalam kategori cukup baik. Sebab standar deviasi merupakan pencerminan penyimpangan yang sangat tinggi, sehingga penyebaran data menunjukan hasil yang normal dan tidak menyebabkan bias.
Ukuran Dewan komisaris memiliki nilai terendah sebesar 2, nilai tertinggi sebesar 8 dan rata- rata ukuran dewan komisaris sebesar
43
1,676, dengan demikian perusahaan ini telah memiliki komisaris yang cukup untuk memberikan pengawasan terhadap kinerja perusahaan, Dengan standar deviasi yang lebih rendah dari pada rata-rata menunjukkan bahwa ukuran penyebaran Ukuran Dewan Komisaris cenderung homogen.
Ukuran Dewan Direksi memiliki nilai terendah sebesar 2, nilai tertinggi sebesar 11 dan rata- rata ukuran dewan komisaris sebesar 5,11, sedangkan standar deviasi ukuran dewan komisaris sebesar 2,564, Dengan demikian perusahaan ini memiliki direksi yang cukup baik untuk memberikan pengawasan terhadap kinerja perusahaan.
Ukuran Komite Audit memiliki nilai terendah sebesar 2 dan nilai tertinggi sebesar 5 dengan rata-rata ukuran komite audit sebesar 3,19, sedangkan standar deviasi sebesar 0,639. Jumlah minimum komite audit yang harus ada dalam perusahaan adalah 2 orang. Hal ini sangat baik karena nilai rata-rata ukuran komite audit sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Profitabilitas memiliki nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai tertinggi 0,52, dengan rata-rata profitabilitas sebesar 0,083, sedangkan standar deviasi sebesar 0,097. Dengan nilai profitabilitas yang rendah menunjukkan sebagian besar variabel tingkat pengungkapan sustainability report yang menjadi obyek penelitian ini memiliki profitabilitas yang rendah.
ROA memiliki nilai terendah sebesar 0,02 dan nilai tertinggi 0,52, dengan rata-rata ROA sebesar 0,083. Sedangkan standar deviasi
sebesar 0,097. Hal inimenunjukkan bahwa perusahaan lebih banyak membiayai perusahaan sendiri.
DER memiliki nilai terendah sebesar 0,02 dan nilai tertinggi 0,77, dengan rata-rata likuiditas sebesar 0,214, sedangkan standar deviasi sebesar 0,157, dengan rata-rata DER yang rendah berarti perusahaan tidak membayar kewajiban–kewajiban jangka pendeknya dengan tepat waktu.
b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain: analisis grafik dan analisis statistik.
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cara analisis grafik. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya:
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal (menyerupai lonceng), regresi memenuhi asumsi normalitas.
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
45
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Berikut ini menggambarkan hasil uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini :
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas K-S
Sumber : Output SPSS versi 26
Berdasarkan hasil tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa hasil pengujian P-P Plot bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis mengikuti garis dan mengikuti garis diagonal membuat pola gelombang yang teratur. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual untuk model regresi ini telah normal dan memenuhi asumsi normalitas dimana distribusi datanya normal.
2. Uji Multikolonieritas
Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF adalah sebagai berikut :
a. Pedoman keputusan berdasarkan nilai Tolerance :
- Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10, maka artinya tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
- Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10, maka artinya terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
b. Pedoman keputusan berdasarkan nilai VIF
- Jika nilai VIF < 10, maka artinya tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.
- Jika nilai VIF > 10, maka artinya terjadi multikolinieritas dalam model regres
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber: Output SPSS versi 26
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, nilai Tolarance Ukuran Dewan Komisaris (UDK) 1.93 > 0,10, Ukuran Dewan Direksi (UDD) 0, 670>
0,10 Ukuran Komite Audit (UKA) 0, 817> 0,10, ROA 0,871> 0,10, DER 0,726 > 0,10, SR 0,947 > 0,10, dan nilai VIF Ukuran Dewan Komisaris (UDK) 1,686 <10, Ukuran Dewan Direksi (UDD) 1,494
<10 Ukuran Komite Audit (UKA) 1,224 <10 , ROA 1,1148<10, DER 1,377<10, SR 1,056<10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
47
korelasi antara variabel independen yaitu Good Corporate Governance, dan Kinerja Keuangan.
3. Uji Heteroskedastisitas
Dasar pengambilan uji heteroskedastisitas :
- Jika nilai signifikan (sig.) lebih besar dari 0,05, maka kesimpulannya adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
- Jika nilai signifikan (sig.) lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya adalah terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi.
Tabel 4.8.
Hasil Uji Glejser
Sumber : Output SPSS versi 26
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, nilai signifikansi Ukuran Dewan Komisaris (UDK) 0,199> 0,05, Ukuran Dewan Direksi (UDD) 0,489> 0,05, Ukuran Komite Audit (UKA) 0,753> 0,05, ROA 0,005>
0,05, DER 0,753> 0,05, SR 0,356> 0,05. Hal ini menunjukkan signifikansi dari Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan berada diatas 0,05 sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Dasar pengambilan uji autokorelasi :
- Jika d (durbin witson ) lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terajdi autokorelasi.
- Jika d (durbin witson ) terletak antara du dan (4-du) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
- Jika d (durbin witson ) lebih kecil dari dl dan du atau diantra (4- du) dan (4-dl), maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Tabel 4.9.
Uji Durbin-Watson
Sumber : Output SPSS versi 26
Berdasarkan tabel 4.9 diatas nilai Durbin-Watson 1,089.
Selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 64 (n=64), dan variabel independen 6 (k=6). Maka dari tabel Durbin-Watson didapatkan nilai batas bawah(dl) yaitu 1,398 dan batas atas(du) yaitu 1,8052, berarti perhitungan dengan du<dw<4-du dapat diperoleh hasil 1,398 < 1,089 < 4 – 1,8052 data ditolak sehingga terjadi autokorelasi.
49
c. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .653 .316 2.066 .043
Ukuran Dewan Komisaris .040 .043 .133 .922 .361
Ukuran Dewan Direksi .042 .027 .214 1.570 .122
Ukuran Komite Audit .238 .097 .303 2.457 .017
Return On Asset .128 .617 .025 .207 .836
Debt Equity Ratio -.568 .417 -.178 -1.360 .179
Current Ratio -.096 .044 -.251 -2.194 .032
a. Dependent Variable: Kriteria Sustainability Report
Sumber : SPSS 26
Untuk menginterpretasikan koefisien variabel bebas (independen) dapat menggunakan Unstandardized Coefficients karena data yang digunakan adalah berskala rasio murni, dan memiliki nilai nol mutlak. Berdasarkan tabel 4.10 tersebut maka persamaan regresi yang mencerminkan pengaruh antara variabel- variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = 0,053 + 0,040 X 1.1 – 0,042 X1.2 + 0,238 X1.3 0,128 X2.1 -0,568 X2.2 - 0,096
Dari persamaan regresi di atas maka dapat diintrprestasikan beberapa hal, antara lain:
1. Nilai konstanta persamaan di atas adalah sebesar 2,517 yang diartikan bahwa penyaluran kredit akan bernilai 0,289satuan jika
variabel seperti Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan dalah tidak ada.
2. Variabel Ukuran Dewan Komisaris memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,254. Nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa Ukuran Dewan Komisaris terhadap sustainability report berpengaruh positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan Ukuran Dewan Komisaris sebanyak satu persen maka akan menyebabkan kenaikansustainability report sebesar 0,254 persen, dengan asumsi variabel independen lain konstan.
3. Variabel Ukuran Dewan Direksi memiliki koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,133. Nilai koefisien yang negatif menujukkan bahwa Ukuran Dewan Direksi berpengaruh negatif terhadapsustainability report. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan nilai Ukuran Dewan Direksi sebanyak satu persen maka akan menyebabkan nilai sustainability report juga akan turun sebesar -0,133 persen, dengan asumsi bahwa variabel independen yang lain dianggap konstan.
4. Variabel Ukuran Komite Audit memiliki nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,461. Nilai koefisien yang positif ini menujukkan bahwa pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap jumlah sustainability report adalah positif. Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan nilai Ukuran Komite Audit sebanyak satu persen maka akan menyebabkan kenaikan nilaisustainability report
51
sebesar 0, 461 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
5. Variabel ROA memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar 4,819. Nilai koefisien yang negatif ini menujukkan bahwa pengaruh ROA terhadap jumlah sustainability report adalah negatif.
Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan nilai Profitabilitas sebanyak satu persen maka nilai sustainability reportakan turun sebesar sebesar 4,819 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
6. Variabel DER memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar 0,1806. Nilai koefisien yang positif ini menujukkan bahwa pengaruh DER terhadap jumlah sustainability report adalah positif.
Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan nilai Leverage sebanyak satu persen maka akan menyebabkankenaikan sustainability reportsebesar 0,1806 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
7. Variabel CR memiliki nilai koefisien regresi yang negatif yaitu sebesar -0,092. Nilai koefisien yang negatif ini menujukkan bahwa pengaruh CR terhadap jumlah sustainability report adalah negatif.Hal ini menggambarkan bahwa jika terjadi kenaikan nilai Likuiditas sebanyak satu persen maka nilai sustainability reportakan turun sebesar -0,092 persen, dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.
d. Uji Hipotesis 1. Uji t
Uji parsial ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, seberapa jauh pengaruh satu variabel atau variabel variabel penjelas secara individual mampu menerangkan variabel dependennya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Sustainability report pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Dasar pengambilan keputusan uji hipotesis :
a. Jika probabilitas (signifikan) > 0,05 atau t hitung < t tabel berarti hipotesis tidak terbukti maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Jika probabilitas (signifikan) < 0,05 atau t hitung > t tabel berarti hipotesis terbukti maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Pada tabel akan dapat dilihat hasil uji-t tersebut:
53
Tabel 4.11 Hasil Uji t
Berdasarkan tabel di atas dapat dinterprestasikan sebagai berikut :
1. Variabel ukuran dewan direksi memiliki tanda positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,361, sehingga nilai signifikansi > 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
2. Variabel ukuran dewan direksi memiliki tanda negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,122. sehingga nilai signifikansi > 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
3. Variabel ukuran komite audit memiliki tanda positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,017, sehingga nilai signifikansi < 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran komite audit berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
4. Variabel ROA memiliki tanda negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,836, sehingga nilai signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
5. Variabel DER memiliki tanda negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,179, sehingga nilai signifikansi > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report.
6. Variabel CR memiliki tanda negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,032, sehingga nilai signifikansi < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Variabel likuiditas memiliki tanda negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,032, sehingga nilai signifikansi < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel likuiditas tidak berpengaruhterhadap pengungkapan sustainability report.
2. Uji Koefisien Determinasi (r2)
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi (r2)
Sumber : Output SPSS versi 26
55
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square dari model regresi adalah sebesar -2,49. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model regresi yakni Good Corporate Governance. Kinerja Keuangan dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan variabel dependen yakni pengungkapan sustainability report sebesar 3,7%, sedangkan sisanya sebanyak 96,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.