PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tata kelola perusahaan yang baik juga disebut sebagai proses transparan untuk menentukan tujuan perusahaan, mencapainya, dan menilai kinerjanya. Ciri utama tata kelola perusahaan yang buruk adalah adanya tindakan mementingkan diri sendiri (self-serving) dari pihak pengelola perusahaan. Selain penerapan Good Corporate Governance dan struktur kepemilikan, perusahaan juga harus mempertimbangkan karakteristik lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan.
Informasi kinerja keuangan diperlukan untuk menilai potensi perubahan sumber daya ekonomi yang dapat dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas sumber daya tersebut (Orniati, 2009). Berdasarkan latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian “Pengaruh tata kelola perusahaan dan kinerja keuangan terhadap paparan laporan keberlanjutan (studi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI)”.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penilitian
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan bagi pihak-pihak yang berminat untuk mengembangkan penelitian ini dalam lingkup yang sama.
TINJAUAN PUSTAKA
- Tinjauan Teori
- Penelitian Terdahulu
- Kerangka Pikir
- Hipotesis
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah suatu sistem yang mengatur, mengelola dan memandu proses pengendalian perusahaan yang berlangsung secara berkesinambungan untuk meningkatkan nilai perusahaan, dan juga sebagai bentuk pertimbangan bagi pemangku kepentingan, karyawan, kreditur dan pihak-pihak yang berkepentingan. masyarakat sekitar. . Tujuan utama tata kelola perusahaan yang baik adalah untuk meningkatkan kinerja bisnis dengan memantau kinerja manajemen dalam perusahaan, dan memberikan akuntabilitas manajemen kepada pemangku kepentingan dan pengguna lain yang berkepentingan berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, beberapa aturan, pedoman atau prinsip yang digunakan dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik juga akan berbeda.
Konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan dan jenis perusahaan akan mempengaruhi kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Selain itu, penerapan prinsip dasar tata kelola perusahaan yang baik juga harus memperhatikan sifat masing-masing perusahaan, seperti jumlah modal, pengaruh kegiatannya terhadap masyarakat dan lain-lain. a) Transparansi. Untuk menerapkan seluruh prinsip tata kelola perusahaan yang baik di atas, ada baiknya kita menggunakan kode etik perusahaan.
Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik merupakan pedoman yang dirumuskan oleh Dewan Nasional Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan menjadi acuan bagi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya melalui penerapan sistem Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara konsisten dan konsisten. Hal ini penting karena dengan diterapkannya sistem tata kelola perusahaan yang baik pada suatu perusahaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan, apakah kinerja perusahaan tersebut baik atau sebaliknya. Antara penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dalam perusahaan dengan kepentingan pemegang saham, kreditur, manajemen perusahaan, karyawan perusahaan dan tentunya anggota masyarakat terdapat banyak jenis korelasi yang menjadi indikator tercapainya keseimbangan kepentingan.
Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Sustainability Reporting (Studi Empiris Pada Perusahaan Grup Bisnis Indonesia Periode. Pengaruh Good Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Sustainability Report : Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di BEI Pada Tahun. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Keuangan Kinerja Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pengaruh mekanisme good corporate governance, profitabilitas dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan lingkungan (studi pada perusahaan sektor pertambangan dan perkebunan yang terdaftar di BEI dan terdaftar di PROPER tahun 2013-2017). Dalam penelitian ini kami akan menyelidiki permasalahan pengaruh tata kelola perusahaan yang baik dan kinerja keuangan terhadap paparan laporan keberlanjutan (studi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI).
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi Dan Waktu Penelitian
- Jenis dan Sumber Data
- Populasi dan Sampel
- Metode Pengumpulan Data
- Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
- Metode Analisis Data
Nilai koefisien positif ini menunjukkan bahwa ukuran komite audit mempunyai pengaruh positif terhadap jumlah laporan keberlanjutan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran dewan direksi tidak mempunyai pengaruh terhadap publikasi laporan keberlanjutan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dihasilkan oleh Aziz, (2014), Anikta dan Khafid (2015) dan Djalno (2014) yang menyatakan bahwa dewan tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keberlanjutan.
Berdasarkan hasil uji regresi statistik pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel ukuran dewan direksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan keberlanjutan laporan yang ditunjukkan dengan nilai ukuran komite audit sebesar 0,122 > 0,05. Hal ini bertentangan dengan penelitian Aziz, (2014) yang menyatakan bahwa komite audit tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan keberlanjutan. Berdasarkan hasil uji regresi statistik pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan yang ditunjukkan dengan nilai besaran dewan komisaris sebesar 0,836.
Berdasarkan hasil uji regresi statistik pada Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel financial leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan yang ditunjukkan dengan nilai financial leverage sebesar 0,179 > 0,05. Berdasarkan hasil uji regresi statistik pada Tabel 4.9 terlihat bahwa variabel likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan yang menunjukkan nilai likuiditas 0,032 < 0,05. Hal ini berbeda dengan penelitian Daljon (2014) yang berpendapat bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan.
Dampak mekanisme tata kelola perusahaan yang baik dan kinerja keuangan terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan: studi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sustainability Quality Report (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018). Pengaruh Komite Audit dan Struktur Modal Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada Perusahaan Peserta Asia Sustainability Reporting Assessment Periode 2015-2020).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pemaparan Laporan keberlanjutan merupakan praktik pengukuran dan pengungkapan aktivitas perusahaan, sebagai praktik pengukuran dan pengungkapan aktivitas perusahaan, sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Nilai rata-rata board size sebesar 5,13 yang berarti rata-rata jumlah dewan direksi yang dimiliki oleh perusahaan sampel berkisar antara 5-6 orang. Pelaporan keberlanjutan sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan internal dan eksternal mengenai keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Tabel 4.6 diatas juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata atau mean dari laporan keberlanjutan adalah sebesar 4,3517 dengan standar deviasi sebesar 2,6363. Ukuran dewan pengawas mempunyai nilai terendah sebesar 2, nilai tertinggi sebesar 8 dan rata-rata ukuran dewan pengawas sebesar . Rendahnya nilai profitabilitas menunjukkan bahwa sebagian besar variabel tingkat pengungkapan keberlanjutan laporan yang menjadi subjek penelitian ini mempunyai profitabilitas yang rendah.
Hal ini memberikan gambaran bahwa jika terjadi peningkatan ukuran Dewan Komisaris sebesar satu persen maka akan menyebabkan peningkatan rasio keberlanjutan sebesar 0,254 persen dengan asumsi variabel independen lainnya tetap. Hal ini memberikan gambaran bahwa jika terjadi peningkatan nilai ukuran Dewan Direksi sebesar satu persen, maka akan menyebabkan nilai rasio keberlanjutan juga mengalami penurunan sebesar -0,133 persen dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan. Nilai koefisien yang negatif ini menunjukkan bahwa pengaruh ROA terhadap jumlah rasio keberlanjutan adalah negatif.
Nilai koefisien yang positif ini menunjukkan bahwa pengaruh DER terhadap jumlah laporan keberlanjutan adalah positif. Nilai koefisien yang negatif ini menunjukkan bahwa pengaruh CR terhadap jumlah laporan keberlanjutan adalah negatif, hal ini menggambarkan bahwa jika nilai likuiditas meningkat sebesar satu persen maka nilai laporan keberlanjutan akan turun sebesar -0,092 persen dengan asumsi independensi lainnya variabel dianggap konstan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Sustainability Report pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Variabel ukuran dewan direksi mempunyai tanda positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,361 yaitu nilai signifikansi > 0,05. Kinerja keuangan dan ukuran perusahaan dapat menjelaskan variabel terikat yaitu pengungkapan laporan keberlanjutan sebesar 3,7% dan sisanya sebesar 96,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Pembahasan
Namun sejalan dengan Afsari dkk, (2016) bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap laporan keberlanjutan. Oleh karena itu, komite audit hanya lebih fokus pada kualitas laporan keuangan dibandingkan laporan keberlanjutan yang masih bersifat sukarela. Daljono (2014) yang menyatakan kinerja perusahaan sejalan dengan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap publikasi laporan keberlanjutan.
Return on Assets tidak berpengaruh terhadap paparan laporan keberlanjutan karena Return on Assets bertugas untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dan pengembalian modal, sehingga Return on Assets tidak fokus pada laporan perusahaan. Dinyatakan bahwa sejalan dengan Anikta dan Khafid (2015), leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keberlanjutan. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan laporan keberlanjutan untuk menghindari perhatian pemangku kepentingan.
Perusahaan dengan rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi akan mengurangi pengungkapan laporan keberlanjutan yang dilakukan untuk menghindari perhatian pemangku kepentingan. Besar kecilnya dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap paparan laporan keberlanjutan karena dewan komisaris bertugas melaksanakan rencana perusahaan dan mengawasi direksi, namun tidak bertanggung jawab langsung atas penyusunan laporan perusahaan. Ukuran direksi tidak berpengaruh terhadap paparan Laporan Keberlanjutan karena direksi bertugas membimbing perusahaan dengan mengeluarkan kebijakan atau lembaga perusahaan sehingga direksi tidak terlibat langsung.
Besar kecilnya komite audit mempengaruhi eksposur keberlanjutan laporan Hal ini diindikasikan karena komite audit dibentuk dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Rasio lancar berpengaruh terhadap eksposur keberlanjutan laporan Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut juga mempunyai modal kerja yang cukup, sehingga perusahaan akan cenderung hanya mengungkapkan informasi seperlunya saja. Perusahaan sebaiknya lebih memperhatikan ukuran komite audit, dan Current Ratio, karena memegang peranan yang cukup penting dalam tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Analisis regresi pada penelitian ini menghasilkan nilai Adjusted R2 yang rendah yaitu sebesar 3,7%, meskipun model regresi signifikan secara statistik dalam menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga peneliti selanjutnya mungkin menggunakan variabel lain untuk mengukur tingkat keterkaitannya. qëndrueshmërisë. keterbukaan.. Dampak mekanisme tata kelola perusahaan yang baik terhadap kinerja keuangan pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mekanisme tata kelola perusahaan dan kinerja keuangan untuk pelaporan keberlanjutan (Studi Empiris pada grup perusahaan Indonesia periode 2018-2019).
Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Pengaruh Eksposur Transaksi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011–2015). Dikutip dalam The Handbook of Corporate Governance, diedit oleh Richard Leblanc (Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons), 433.
Dampak Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) dan Etika Bisnis Terhadap Penerapan GCG di Bank Sumut (Kantor Pusat). Dampak Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas dan Kinerja Lingkungan terhadap Environmental Disclosure (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan Perkebunan yang Terdaftar di BEI dan Terdaftar di PROPER Tahun. Dampak Eksposur Media, Manajemen Laba, Tata Kelola Perusahaan dan Jenis Industri Terhadap Laporan Keberlanjutan: Kajian terhadap Perusahaan yang berpartisipasi dalam Pemeringkatan Asia Sustainability Reporting 2018-2019.
Tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dan hubungannya dengan karakteristik dewan sebagai salah satu mekanisme tata kelola perusahaan.