• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

55

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R Square dari model regresi adalah sebesar -2,49. Nilai tersebut menunjukkan bahwa variabel-variabel independen dalam model regresi yakni Good Corporate Governance. Kinerja Keuangan dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan variabel dependen yakni pengungkapan sustainability report sebesar 3,7%, sedangkan sisanya sebanyak 96,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Dewan komisaris tidak bertanggungjawab secara langsung dalam menyusun laporan berkelanjutan suatu perusahaan.

2. Pengaruh Ukuran dewan direksi terhadap pengungkapan Sustainability Report

Berdasarkan hasil uji regresi stastistik pada tabel 4.9 menunjukan variabel ukuran dewan direksi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengungkapan sustainability report ditunjukan dengan nilai ukuran komite audit 0,122 > 0,05. Artinya bahwa dengan bertambahnya dewan direksi tidak mempengaruhi Sustainability Report.

Menurut Bebeji et all, (2015) ukuran dewan direksi yang terlalu besar akan menyebabkan ketidak efisienan dalam proses pengambilan keputusan karenabanyaknya perdebatan diantara anggota dewan direksi.

Sebaliknya dewan direksiyang ramping justru akan membuat pengambilan keputusan menjadi lebih cepatdan efisien, dengan kata lain semakin besar ukuran dewan direksi maka akan menurunkan kinerja perusahaan karena keputusan yang diambil akan semakin tidak efisien.

Ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report, hai ini disebabkan karena tugas utama dewan komisaris adalah menjalankan kegiatan perusahaaan, mengawasi direksi.

Dewan komisaris tidak bertanggungjawab secara langsung dalam menyusun laporan berkelanjutan suatu perusahaan.

3. Pengaruh Ukuran komite audit terhadap Pengungkapan Sustainability Report.

Berdasarkan hasil uji regresi stastistik pada tabel 4.9 menunjukan variabel ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap pengungkapan

57

sustainability report ditunjukan dengan nilai ukuran komite audit 0,017 <

0,05. Hal ini bertentangan dengan penelitian Aziz, (2014) yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap sustainability report.

Namun sejalan dengan dengan Afsari et all, (2016) bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap sustainability report. Adapun perbedaan dalam penelitian ini mungkin bisa disebabkan perbedaan sampel yang digunakan. Hal ini diindikasikan karena komite audit dibentuk dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, komite audit lebih fokus hanya pada kualitas laporan keuangan dari pada sustainability report yang masih bersifat voluntary.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap sustainability report. Hal ini disebabkan karena salahsatu tugas dari komite audit adalah meningkatkan kualitas laporan terutama laporan keuangan.

4. Pengaruh ROA terhadap Pengungkapan Sustainability Report.

Berdasarkan hasil uji regresi stastistik pada tabel 4.9 menunjukan variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report ditunjukan dengan nilai ukuran dewan komisaris 0,836

> 0,05. Berdasarkan nilai koefisien beta yang bernilai positif menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah cenderung untuk melakukan pengungkapan sustainability reporting yang lebih banyak dan lebih luas, untuk menutupi profitabilitasnya yang rendah. Hal ini didukung dengan argumentasi bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan (manajemen) menganggap tidak perlu melaporkan hal yang dapat mengganggu informasi tentang sukses keuangan perusahaan.

Sebaliknya, bila profitabilitas rendah, diharap para pengguna laporan akan membaca “good news” kinerja perusahaan (Maiyarni, 2014). Daljono (2014), yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan sejalan dengan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungakapan sustainability report.

Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report karena Return on Asset bertugas melaksanakan untuk meningkatanya laba perusahaan dan mengembalikan modal sehingga Return on Asset tidak berfokus terhadap laporan perusahaan. Perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah cenderung untuk melakukan pengungkapan sustainability reporting yang lebih banyak dan lebih luas, untuk menutupi profitabilitasnya yang rendah.

5. Pengaruh DER terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Berdasarkan hasil uji regresi stastistik pada tabel 4.9 menunjukan variabel leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report ditunjukan dengan nilai leverage 0,179 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa sejalan Anikta dan Khafid (2015), bahwa leverage tidak berpengaruh terhadapap pengungkapan sustainability report. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan sustainability report yang dibuat untuk menghindari sorotan para staketholder. Temuan tersebut mengindikasikan bahwa tidak selamanya perusahaan dengan leverage tinggi akan menanggung monitoring costtinggi pula dalam pengolahan informasi penciptaan laporan, sehingga perusahaan akan lebih memilih untuk mengurangi tingkat pengungkapan laporan terutama yang berifat sukarela.

59

Debt Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report. Perusahaan dengan Debt Equity Ratio yang tinggi akan mengurangi pengungkapan sustainability report yang dibuat untuk menghindari sorotan para staketholder.

6. Pengaruh CR terhadap Pengungkapan Sustainability Report

Berdasarkan hasil uji regresi stastistik pada tabel 4.9 menunjukan variabel likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report ditunjukan dengan nilailikuiditas 0,032 < 0,05. Hal ini di bertentangan dengan penelitian Daljono (2014), yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sustainability report. Likuiditas tidak memberi pengaruh terhadap sustainability report karena pemberi pinjaman akan lebih berfokus terhadap kinerja keuangan perusahaan yang di beri pinjaman di bandingkan informasi tambahan tentang aktivitas sosial yang diungkapkan melalui sustainability report. Pada umumnya, sebagian besar perusahaan melakukan pengungkapan yang bersifat sukarela tujuanya hanya demi mendapatkan image yang baik di mata para stakeholder. Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan mencerminkan perusahaan tersebut juga memiliki modal kerja tersedia yang cukup, sehingga perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi seperlunya saja.

Current Ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam hal memenuhi kewajiban jangka pendeknya, atau dengan kata lain, melunasi utang-utang jangka pendeknya beserta utang jangka panjang yang sudah jatuh tempo dalam waktu satu tahun ke depan. Perusahaan

uang memiliki kemampuan yang baik dalam membayar utangnya lebih mudah untuk menyusun sustainability report dengan tujuan menjaga image perusahaan, sementara perusahaan yang kurang mampu mambayar utangnya cenderung membuat laporan seperlunya.

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pengaruh variabel independen yang berupa good corporate governance (ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, dan ukuran komite audit), kinerja keuangan (Return on Asset, Debt Equity Ratio, Current Ratio) terhadap Eksposur Sustainability Report, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report karena dewan komisaris bertugas melaksanakan rencana perusahaan dan mengawasi direksi, tetapi tidak bertugas langsung dalam menyususun laporan dari perusahan

2. Ukuran dewan direksi tidak berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report karena dewan direksi bertugas memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan perusahaan atau istitusi sehingga dewan direksi tidak langsung dalam .

3. Ukuran komite audit berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report Hal ini diindikasikan karena komite audit dibentuk dengan tujuan utama untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan. Oleh karena itu, komite audit lebih fokus hanya pada kualitas laporan keuangan dari pada sustainability report yang masih bersifat voluntary.

4. Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report karena Return on Asset bertugas melaksanakan untuk meningkatanya laba perusahaan dan mengembalikan modal sehingga Return on Asset tidak berfokus terhadap laporan perusahaan

5. Debt Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan mengurangi pengungkapan sustainability report yang dibuat untuk menghindari sorotan para staketholder.

6. Current Ratio berpengaruh terhadap Eksposur Sustainability Report Hal ini dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi akan mencerminkan perusahaan tersebut juga memiliki modal kerja tersedia yang cukup, sehingga perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi seperlunya saja.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan:

1. Bagi perusahaan supaya lebih memperhatikan ukuran komite audit, dan Current Ratio karena memiliki peran yang cukup penting tingkat pengungkapan sustainability report. Perusahaan juga sebaiknya memperhatikan ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi, return on asset, dan debt equity ratio karena berperan penting dalam kemajuan perusahaan.

2. Bagi perusahaan supaya lebih memperhatikan lingkungan dan sosialnya, mengingat pemangku kepentingan memiliki peran yang cukup penting dalam menentukan keberlangsungan hidup perusahaan. Sebagai saran penyampaian informasi kepada pemangku kepentingan, perusahaan dapat membuat sustainability report, secara lengkap dan baik menggunakan pedoman yang diakui secara global yaitu Global Reporting Initiative (GRI).

63

3. Analisis regresi dalam penelitian ini menghasilkan nila adjusted R2 yang rendah yaitu sebesar 3,7%, walaupun model regresinya secara statistik signifikan dalam menjelaskan pengaruh variabel- variabel independen terhadap variabel dependen, maka dari itu peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain untuk menjelaskan tingkat pengungkapan sustainability report.

DAFTAR PUSTAKA

Aniela, Y. (2012). Peran Akuntansi Lingkungan Dalam Meningkatkan Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1).

Astria, T., & Ardiyanto, M. D. (2011). Analisis pengaruh audit tenure, struktur corporate governance, dan ukuran KAP terhadap integritas laporan keuangan. UNDIP: Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Ayunitha, A., Sulastri, H. W., Fauzi, M. I., Sakti, M. A. P., & Nugraha, N. M. (2020).

Does the Good Corporate Governance Approach Affect Agency Cost. Solid State Technology, 63(4), 3760–3770.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan:

Essensial of Financial Management Buku 1.

Chariri, A., & Ghozali, I. (2007). Teori akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 409.

Della Amelia, R., & Trisnaningsih, S. (2021). Pengaruh Good. Corporate.

Governance,. Profitabilitas, Dan Media Exposure Terhadap. Environmental Disclosure. JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 12(3), 682–692.

Diono, H., & Prabowo, T. J. W. (2017). Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Profitalbilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Pengungkapan Sustainability Report. Diponegoro Journal of Accounting, 6(3), 615–624.

Diyanty, M., & Yusniar, M. W. (2019). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Padaperbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). JWM (Jurnal Wawasan Manajemen), 7(1), 49–

64.

Effendi, M. A. (2009). The power of good corporate governance: teori dan implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Elkington, J. (1997). The triple bottom line. Environmental Management: Readings and Cases, 2.

Fathonah, D. S. (2022). Mekanisme Corporate Governance Dan Kinerja Keuangan Terhadap Sustainability Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan Bisnis Grup Indonesia Periode 2018-2019). Accounting and Finance Studies, 2(1), 40–67.

Fatmawati, Y. (2019). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015). Jurnal Akuntansi, 6(1).

Hapsoro, D., & Husain, Z. F. (2019). Does sustainability report moderate the effect of financial performance on investor reaction? Evidence of Indonesian listed firms. International Journal of Business, 24(3), 308–328.

Japlim, R. Y., Nirmala, A., & Meilasari, F. (2021). Pengaruh Pengungkapan

65

Indonesia. JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 8(2).

Kurnia, D., Nurdin, N., & Azib, A. (2019). Pengaruh Eksposur Transaksi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan LQ45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2011–2015).

Kurniawan, E., & Astuti, R. (2021). Pengaruh Corporate Governance, Kepemilikan Institusional, Leverage dan Growth terhadap Tingkat Materialitas Sustainability Report. Akrual, 3(1), 72–90.

Listianto, E. (2021). Pengaruh mekanisme good corporate governance dan kinerja keuangan terhadap pengungkapan sustainability report: studi pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018. UIN Sunan Ampel Surabaya.

Maria Elfrida Roju, W. E. A. (2020). Pengaruh Mekanisme Good corporate governance, Kinerja Keuangan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Pengungkapan Sustainability Report (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018).

Universitas Wijaya Putra.

McRitchie, J. (2016). The Individual’s Role in Driving Corporate Governance.

Quoted in The Handbook of Corporate Governance, Edited by Richard Leblanc (Hoboken, New Jersey: John Wiley and Sons), 433.

Nurliza, C. (2020). Pengaruh Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) dan Etika Bisnis Terhadap Implementation GCG Pada Bank Sumut (Kantor Pusat). Universitas Medan Area.

Orniati, Y. (2009). Laporan keuangan sebagai alat untuk menilai kinerja keuangan.

Jurnal Ekonomi Bisnis, 14(3), 206–213.

Prabowo, M. S. (2019). Good Corporate Governance (GCG) dalam Prespektif Islam. QISTIE, 11(2).

Puspitawati, N. W. J. A., Suryandari, N. N. A., & Susandya, A. A. P. G. B. A. (2019).

Pengaruh Pertumbuhan Laba Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laba. Seminar Nasional Inovasi Dalam Penelitian Sains, Teknologi Dan Humaniora-Inobali, 580–589.

Putra, I. N. N. A. (2012). Perspektif Teori Keagenan dengan Struktur Kepemilikan Manajerial pada Lembaga Keuangan Mikro (Studi pada BPR di Nusa Tenggara Barat). Universitas Brawijaya.

Ramly, F. M. (2019). Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Penerapan Employee Stock Ownership Program(ESOP).

Sari, G. A. C. N., & Yuniarta, G. A. (2019). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Profitabilitas, dan Kinerja Lingkungan Terhadap Environmental Disclosure (Studi pada Perusahaan Sektor Pertambangan dan Sektor Perkebunan yang Terdaftar di BEI dan Terdaftar di PROPER Tahun 2013- 2017). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 9(3).

Sugiyono, M. S. (2018). Metodologi Penelitian Dilengkapi dengan Metode R&D.

Deepublish.

Sunardi, N. (2019). Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Leverage Sebagai Variabel Intervening Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2018. JIMF (Jurnal Ilmiah Manajemen Forkamma), 2(3).

Waraihan, Z. (2020). Pengaruh media exposure, earnings management, corporate governance, dan industrial type terhadap sustainability report: Studi pada perusahaan yang mengikuti Asia Sustainability Reporting Rating periode 2018-2019. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Wardhani, R. (2008). Tingkat konservatisme akuntansi di Indonesia dan hubungannya dengan karakteristik dewan sebagai salah satu mekanisme corporate governance. Simposium Nasional Akuntansi XI, 1–26.

Wulandari, R. (2021). Pengaruh Komite Audit Dan Struktur Modal Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Mengikuti Asia Sustainability Reporting Rating Periode 2015-2020).

Accounthink: Journal of Accounting and Finance, 6(02).

67

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 - 2021

No Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1 ADRO Adaro Energy Tbk

2 ARII Atlas Resorces Tbk

3 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk

4 BORN Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk

5 BOSS Borneo Olah Sarana Sukses Tbk

6 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk

7 BUMI Bumi Resources Tbk

8 BYAN Bayan Resources Tbk

9 DEWA Darma Henwa Tbk

10 DOID Delta Dunia Makmur Tbk

11 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk

12 FIRE Alfa Energi Investama Tbk

13 GEMS Golden Energy Mines

14 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk

15 HRUM Harum Energy Tbk

16 INDY Indika Energy Tbk

17 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk

18 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk

19 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk

20 MYOH Samindo Resources Tbk

21 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk

22 PTBA Bukit Asam Tbk

23 PTRO Petrosea Tbk

24 SMMT Golden Eagle Energy Tbk

25 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk

Lampiran 2. Data Good Corporate Governance pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018 - 2021.

No Kode Perusahaan

Jumlah Anggota Dewan

Komisaris Jumlah Anggota Dewan

Direksi Jumlah Anggota Dewan Komite Audit 2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

1 ADRO 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3

2 ARII 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3

3 BUMI 8 8 8 8 11 11 11 11 4 4 4 4

4 BYAN 3 3 3 3 7 7 7 7 4 4 4 4

5 DOID 7 7 7 5 3 3 3 3 3 3 3 3

6 DSSA 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4

7 GTBO 4 4 4 4 7 7 7 7 3 3 3 3

8 HRUM 6 6 6 5 6 6 6 5 3 3 3 3

9 GEMS 6 6 6 6 6 6 6 6 3 3 3 3

10 ITMG 7 7 7 7 8 8 8 8 3 3 3 3

11 KKGI 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3

12 MBAP 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3

13 PKPK 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3

14 PTRO 5 5 5 5 3 3 3 3 5 5 5 5

15 SMMT 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3

16 TOBA 4 4 4 4 8 8 8 8 3 3 3 3

Jumlah 76 76 76 74 82 82 82 81 53 53 53 53

Rata-rata 4,75 4,75 4,75 4,63 5,13 5,13 5,13 5,06 3,31 3,31 3,31 3,31

69

Lampiran 2. Perkembangan Return on Asset 2018-2021

No Kode Perusahaan Return of Asset

2018 2019 2020 2021

1 ADRO 0,22 0,01 0,02 0,14

2 ARII 0,16 0,04 0,05 0,00

3 BUMI 0,11 0,04 0,03 0,05

4 BYAN 0,07 0,02 0,12 0,52

5 DOID 0,04 0,03 0,03 0,12

6 DSSA 0,04 0,05 0,02 0,01

7 GTBO 0,05 0,05 0,05 0,11

8 HRUM 0,04 0,03 0,12 0,11

9 GEMS 0,03 0,07 0,12 0,42

10 ITMG 0,06 0,04 0,03 0,28

11 KKGI 0,03 0,05 0,04 0,17

12 MBAP 0,07 0,05 0,15 0,39

13 PKPK 0,04 0,03 0,03 0,12

14 PTRO 0,03 0,03 0,06 0,24

15 SMMT 0,03 0,05 0,05 0,23

16 TOBA 0,03 0,02 0,05 0,07

Jumlah

1,05 1,05 1,05 1,05

Rata-rata

0,06 0,06 0,06 0,06

Lampiran 3. Perkembangan Debt Equity Ratio 2018-2021

No Kode Perusahaan Debt Equity Ratio

2018 2019 2020 2021

1 ADRO 0,10 0,11 0,04 0,70

2 ARII 0,13 0,02 0,12 0,21

3 BUMI 0,15 0,14 0,16 0,12

4 BYAN 0,77 0,38 0,40 0,54

5 DOID 0,17 0,22 0,23 0,22

6 DSSA 0,08 0,04 0,04 0,04

7 GTBO 0,04 0,06 0,05 0,11

8 HRUM 0,10 0,05 0,13 0,15

9 GEMS 0,32 0,19 0,27 0,31

10 ITMG 0,27 0,14 0,04 0,04

11 KKGI 0,25 0,32 0,27 0,25

12 MBAP 0,41 0,24 0,20 0,20

13 PKPK 0,43 0,33 0,35 0,07

14 PTRO 0,12 0,15 0,14 0,55

15 SMMT 0,32 0,33 0,40 0,17

16 TOBA 0,32 0,17 0,12 0,22

Jumlah 3,98 2,89 2,96 3,9

Rata-rata 0,25 0,18 0,19 0,24

71

Lampiran 4 Perkembangan Sustainability Report 2018-2021

No Kode Perusahaan Sustainability Report

2018 2019 2020 2021

1 ADRO 17,46 9,83 6,67 7,73

2 ARII 15,53 3,22 3,33 3,32

3 BUMI 9,23 3,76 4,44 4,23

4 BYAN 5,59 3,55 3,33 3,21

5 DOID 4,99 3,01 3,33 3,01

6 DSSA 3,06 3,88 3,33 3,22

7 GTBO 4,89 4,22 4,44 3,00

8 HRUM 3,12 3,65 3,33 4,23

9 GEMS 3,50 3,39 3,33 3,39

10 ITMG 4,12 3,12 4,44 6,77

11 KKGI 3,76 2,56 3,33 3,56

12 MBAP 3,26 3,76 3,33 3,22

13 PKPK 3,68 2,11 3,33 3,77

14 PTRO 5,34 3,98 6,67 3,45

15 SMMT 4,32 3,67 4,44 4,67

16 TOBA 4,34 2,65 1,11 2,12

Jumlah 96,19 60,36 62,19 62,90

Rata-rata 6,01 3,77 3,89 3,93

73

Lampiran 5 TES PLAGIASI

75

77

Dokumen terkait