• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Pertumbuhan Bobot Mutlak (Absolut Weight Growth/AWG)

Pertumbuhan bobot mutlak merupakan hasil pengukuran bobot rumput laut pada akhir penelitian dikurang dengan bobot rumput laut pada awal penelitian, sebelumnya bobot rumput laut akhir penelitian ditambah dahulu dengan bobot rumput laut yang mati. Hasil parameter pertumbuhan bobot mutlak pada rumput laut untuk semua perlakuan A, B, C,D,dan E dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut :

Gambar 5. Pertumbuhan Bobot Mutlak (Keterangan: A: perlakuan bobot bibit 1 g, Perlakuan B: bobot bibit 2 g Perlakuan C : bobot bibit 3 g, Perlakuan D : bobot bibit 4 g, Perlakuan E : bobot bibit 5 g, dan angka merupakan nilai rata-rata ± standar eror).

Gambar 5 menjelaskan laju pertumbuhan bobot mutlak rumput laut Kappaphycus alvarezii selama penelitian pada setiap perlakuan A, B, C, D dan E. Nilai rata-rata pertumbuhan bobot mutlak tertinggi yang didapatkan pada perlakuan A (0,94±0,01 g) diikuti perlakuan C (0,25±0,04 g), perlakuan B (0,21±0,04 g), perlakuan E (0,21±0,02) dan perlakuan D (0,20±0,01). Hasil analisis secara statistik menggunakan uji sidik ragam ANOVA, menujukkan hasil berbeda nyata (p < 0,05) maka dilanjutkan uji lanjut tukey.

Berdasarkan uji lanjut tukey didapatkan hasil perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, Perlakuan A berbeda nyata dengan perlakua C, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan D, dan perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan E (p < 0,05) dimana pada

0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 1,00

1 g 2 g 3 g 4 g 5 g

0,94 ± 0,01 b

0,21 ± 0.01 a 0,25 ± 0,04 a

0,20 ± 0,01 a 0,21± 0,02 a

PertumbuhanBobot Mutlak (g)

Perlakuan

17

perlakuan A merupakan hasil terbaik pada pertumbuhan bobot mutlak.Sedangkan pada perlakuan B, C, D, dan E tidak berbeda nyata dimana (p > 0,05). Perhitungan pertumbuhan bobot mutlak dan uji lanjut tukey dapat dilihat pada lampiran 1.

4.1.2. Laju Pertumbuhan Harian (Spesific Growth Rate /SGR)

Pertumbuhan bobot harian merupakan hasil pengukuran bobot rumput laut pada akhir penelitian dikurang dengan bobot rumput laut pada awal penelitian ditambah rumput laut yang mati dibagi lama waktu pemeliharaan dan dikali 100%.

Hasil parameter pertumbuhan bobot harian pada rumput laut perlakuan A, B, C, D, dan E dapat dilihat pada gambar 6 sebagai berikut.:

Gambar 6. Laju Pertumbuhan Harian (Keterangan: Perlakuan A: bobot bibit 1 gram, Perlakuan B: bobot bibit 2 gram, Pelakuan C : bobot bibit 3 gram Perlakuan D : bobot bibit 4 gram, Perlakuan E : bobot bibit 5 gram dan angka merupakan nilai rata-rata ± standar eror).

Gambar 6 menjelaskan laju pertumbuhan spesifik rumput laut Kappaphycus alvarezii selama penelitian pada setiap perlakuan A, B, C, D, dan E . Nilai rata-rata laju pertumbuhan spesifik tertinggi yang didapatkan pada perlakuan perlakuan A (0,0269±0,00 g) diikuti perlakuan C (0,0072±0,00 g), perlakuan B (0,0061±0,00 g), perlakuan E (0,0061±0,00) dan perlakuan D (0,0056±0,00).

Hasil analisis secara statistik menggunakan sidik ragam ANOVA, dimana Laju pertumbuhan spesifik pada rumput laut K.alvarezii yang didapatkan berbeda nyata (p <

0,05) maka dari itu perlu dilakukan uji lanjut tukey. Berdasarkan uji lanjut tukey pada perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan B, Perlakuan A berbeda nyata dengan

0,0000 0,0050 0,0100 0,0150 0,0200 0,0250 0,0300

1 g 2 g 3 g 4 g 5 g

0,0269 ± 0,00 b

0,0061 ± 0,00 a 0,0072 ± 0,00 a

0,0056 ± 0,00 a 0,0061 ± 0,00 a

Laju PertumbuhanHarian (sgr)

Perlakuan

18

perlakuan C, perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan D, dan perlakuan A berbeda nyata dengan perlakuan E (p < 0,05) dimana pada perlakuan A merupakan hasil terbaik pada laju pertumbuhan spesifik. Hasil analisis laju pertumbuhan harian dapat dilihat pada lampiran 2.

4.1.3. Pertumbuhan Panjang Thallus (cm)

Pertumbuhan Panjang Thallus merupakan hasil pengukuran panjang rumput laut pada akhir penelitian dikurang dengan Panjang rumput laut pada awal penelitian. Hasil parameter pertumbuhan panjang rumput laut pada rumput laut perlakuan A, B, C, D, dan E dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut.:

Tabel 4. Pertumbuhan Panjang Thallus

Perlakuan ulangan H-0 H-35

A 1 2,5 3,7

2 2,3 3,03

3 2,5 3,1

B 1 3,6 4,3

2 3,3 3,6

3 3,3 3,8

C 1 5,6 6,6

2 6 6,2

3 5,8 6,3

D 1 6 6,6

2 6,04 6,2

3 6,1 6,24

E 1 8 8,15

2 7,5 7,74

3 7,8 8,03

Tabel 4. Pertumbuhan Panjang Thallus Rumput Laut (Keterangan: Perlakuan A:

bobot bibit 1 g, Perlakuan B: bobot bibit 2 g, Perlakuan C : bobot bibit 3 g Perlakuan D : bobot bibit 4 g, Perlakuan E : bobot bibit 5 g).

Setelah diuji statistik menggunakan Uji T-Test menjelaskan bahwa pertumbuhan panjang thallus rumput laut Kappaphycus alvarezii selama penelitian pada setiap perlakuan A H-0 berbeda nyata dengan perlakuan A H-35, dan perlakuan B H-0 dengan perlakuan B H-35 berbeda nyata dimana (p<0,05), maka dapat disimpulkan pada perlakuan A H-0 dengan H-35 merupakan hasil terbaik terhadap panjang thallus. Hasil uji T-Test dapat dilihat pada lampiran 3.

19

4.1.4. Perhitungan Jumlah Thallus

Perhitungan Jumlah Thallus pada masing-masing perlakuan yang dimana perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah thallus selama penelitian yaitu selama 35 hari. Adapun perhitungan jumlah thallus selama penelitian dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5. Jumlah Thallus pada Bibit Rumput Laut Kappaphycus alvarezii

No Perlakuan

Jumlah Thallus Awal

Jumlah Thallus Akhir

1 Perlakuan A 18 26

2 Perlakuan B 25 31

3 Perlakuan C 37 40

4 Perlakuan D 48 51

5 Perlakuan E 56 46

Pada tabel 5 menjelaskan bahwa jumlah thallus selama 35 hari menunjukkan bahwa perbedaan tiap perlakuaan (bobot) pada awal pemeliharaan didapatkan jumlah thallus yang terbanyak pada perlakuan E (51 ± 46), diikuti perlakuan D (48

± 51), diikuti perlakuan C (37 ± 40), diikuti perlakuan B (25 ± 31), dan perlakuan A (18 ± 26).

Setelah di Uji statistik menggunakan Uji T-Test menunjukkan bahwa jumlah thallus semua perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dimana (p>0,05). Hasil uji T-Test pada perhitungan jumlah thallus dapat dilihat pada lampiran 4.

20

4.1.5. Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rate/SR)

Tingkat kelangsungan rumput laut merupakan hasil dari perhitungan jumlah rumput laut pada akhir penelitian. Hasil parameter kelangsungan hidup pada tiap perlakuan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Tingkat Kelangsungan Hidup (SR)

Perlakuan SR

A 97%

B 92%

C 89%

D 85%

E 88%

Tabel 6. Tingkat Kelangsungan Hidup Rumput Laut (Keterangan: A: bobot bibit 1 g, Perlakuan B: bobot bibit 2 g, Perlakuan C: bobot bibit 3 g, Perlakuan D : bobot bibit 4 g, Perlakuan E : bobot bibit 5 g).

Setelah dilakukan uji statistik menggunakan uji statistik deskriptif menjelaskan kelangsungan hidup bibit rumput laut Kappaphycus alvarezii selama penelitian pada setiap perlakuan perlakuan A, B, C, D, dan E menunjukan hasil sama atau identik dimana tidak ada perbedaan tiap perlakuan A, B, C, D, dan E.

Adapun uji statistik melalui deskriptif dapat dilihat pada lampiran 4.

Hasil seluruh parameter yang dihitung dapat juga dilihat pada Tabel 7, sebagai berikut:

Paramater Perlakuan

A B C D E

PBM (g) 0,94± 0,01 0,21± 0,01 0,25± 0,04 0,20± 0,01 0,21± 0,02 LPS (g/hari) 0,00269± 0,

00 0,0061± 0,0 0 0,0072±0,0 0 0,0056±0,0 0 0,0061±0,0 0 PPT (cm) (5,28)

(3,28)

(3,40) (3,90)

(5,80) (6,37)

(6,05) (5,56)

(7,77) (7,65)

PJT (18) (26) (25) (31) (37) (40) (48) (51) (56) (46)

TKH (%) 97±0.00 92±0.00 89±0.00 85±0.00 88±0.00

Keterangan: PBM=Pertumbuhan bobot mutlak, LPS=Laju Pertumbuhan Spesifik, dan PPT=Perhitungan panjang thallus, PJT= Perhitungan jumlah thallus, TKH = kelangsungan hidup.

21

4.1.6. Kualitas Air

Data kualitas air ini diambil dengan cara pengukuran setiap minggu selama penelitian yaitu 35 hari atau selama 5 minggu. Data rata-rata kualitas air pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, dimana dapat dilihat pada Tabel 8, sebagai berikut:

Tabel 8. Parameter Kualitas Air

Perlakuan Parameter Nilai Standar

Sumber Keterangan A Suhu 28-30°C 26-32°C (BSN,2011) Sesuai B Salinitas 29-30 ppt 28-34 ppt (BSN,2011) Sesuai C pH 7.0-7.3 7.0-8.5 (BSN,2011) Sesuai D Nitrat (NO3) 0.03-0.08 0.01-0.7 ( Kamla, 2011) Sesuai E Fosfat (PO4) 0.06-0.09 0.10-0.20 (Kamla, 2011) Sesuai Hasil pengukuran parameter kualitas air selama penelitian cukup mendukung untuk kehidupan rumput laut karena kualitas air pada media pemeliharaan berada dalam kisaran optimal untuk pemeliharaan rumput laut Kappaphycus alvarezii.

Dokumen terkait