A. Hasil Penelitian
2) Hasil Non Tes a. Observasi
72
(25%) mendapatkan kategori cukup, dan 10 orang siswa (50%) mendapatkan kategori kurang. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini terjadi karena situasi kelas ribut sehingga suara siswa yang berpendapat tidak terdengar jelas.
Secara umum, keterampilan berbicara siswa dalam hal ini mengajukan persetujuan, sanggahan, dan penolakan dalam diskusi disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.15. Rekapitulasi Pencapaian Nilai Siswa pada Siklus I No Rentangan
Skor
Frekuensi Setiap Aspek Tingkat Penguasaan 1 2 3 4 5 6
1. 86-100 1 0 0 0 0 0 Baik Sekali
2. 76-85 0 0 0 1 0 5 Baik
3. 56-75 9 10 2 14 6 5 Cukup
4. 10-55 10 10 18 5 14 10 Kurang
Jumlah 20 20 20 20 20 20
2) Hasil Non Tes
siswa yang selalu meminta izin keluar kelas dan mondar-mandir di dalam kelas, suasana kelas yang ribut, dan beberapa siswa hanya saling mengganggu.
b. Jurnal
Jurnal diberikan setelah proses pembelajaran berlangsung. Jurnal diberikan kepada guru dan siswa. Jurnal guru berisi pesan dan kesan guru setelah proses pembelajaran berbicara melalui penerapan metode Listening Team berlangsung. Dalam jurnal, guru berpendapat bahwa metode ini mengesankan dan menarik bagi siswa, meskipun pada pembelajaran siklus I, metode ini belum dapat diterapkan secara maksimal. Oleh sebab itu metode ini akan diterapkan kembali pada pembelajaran siklus II berdasarkan kelemahan pada siklus sebelumnya untuk medapatkan hasil yang maksimal.
Jurnal siswa berisi tentang ungkapan perasaan, pesan, dan kesan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran berbicara melalui penerapan metode Listening Team. Jurnal siswa menunjukkan bahwa siswa merasa senang dan terkesan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Listening Team, mereka cukup antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, meskipun masih ada beberapa siswa terutama laki-laki yang tidak serius dalam pembelajaran. Namun hal tersebut akan diperbaiki pada siklus selanjutnya.
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Pembelajaran
Pada siklus I masih ada proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang dianggap belum maksimal maka aktifitas tindakan dilanjutkan pada siklus II.
74
Pada siklus II peneliti dan guru juga merumuskan rencana pelaksanaan pembelajaran seperti pada siklus I, hanya pelaksanaannya akan lebih dimaksimalkan pada kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pembelajaran siklus I. Pada siklus II ini diusahakan agar guru dapat memotivasi siswa pada tiap pertemuan agar siswa dapat lebih percaya diri dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran berbicara.
Pada perencanaan siklus II, peneliti tetap berkolaborasi dengan guru dalam menyusun RPP dengan memerhatikan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I. Selain itu, guru dan peneliti bekerja sama dalam menyediakan artikel yang bervariasi dan lebih menarik sebagai bahan diskusi agar siswa lebih serius dalam mengikuti pembelajaran.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran (1) Pertemuan Pertama (2 x 40 Menit)
Pada pertemuan pertama, guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam dan mengecek kehadiran siswa untuk memastikan kesiapan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Selanjutnya guru memotivasi siswa untuk belajar dengan cara memuji hasil belajar pada pembelajaran siklus pertama.
Setelah memastikan kesiapan siswa, guru melakukan apersepsi mengenai materi mengemukakan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi.
Sebelum melanjutkan proses pembelajaran, guru kembali mengingatkan prosedur pembelajaran berbicara dengan metode Listening Team. Langkah selanjutnya adalah guru kembali membagi siswa menjadi empat kelompok.
Tujuan guru membuat kelompok baru adalah agar setiap siswa bisa bekerja sama dengan semua teman tanpa terkecuali.
Setelah membentuk kelompok, guru membagikan artikel yang sama kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok mencermati artikel yang dibagikan oleh guru. Setelah berdiskusi di dalam kelompok sendiri, kelompok pendukung dan kelompok penentang memaparkan pendapat mengenai artikel yang dibagikan oleh guru secara bergantian. Kelompok penanya mengajukan pertanyaan kepada kelompok pendukung dan kelompok penentang yang kemudian dijawab dengan jawaban yang berbeda dari kedua kelompok tersebut.
Selanjutnya, kelompok penarik kesimpulan menyimpulkan hasil diskusi.
Pada akhir pembelajaran, guru menuntun siswa untuk menyimpulkan dan merefleksi pembelajaran. Sebelum menutup pembelajaran, guru mengacak tugas kelompok untuk pertemuan selanjutnya, kelompok penanya pada pertemuan ini menjadi kelompok pendukung pada pertemuan selanjutnya, begitu pun dengan kelompok yang lain sampai semua kelompok memperoleh peranan yang berbeda dari sebelumnya. Setelah semua kelompok mendapat peranan yang baru, guru membagikan artikel untuk pertemuan selanjutnya. Guru pun mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Tabel 4.16 Observasi/Pengamatan Aktifitas Siswa Pertemuan Pertama Siklus II
No. Kegiatan Pembelajaran
Persentase Keaktifan Siswa
Jumlah Aktif Kuran
g Aktif
Tidak Aktif 1. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru
15 (75%)
2 (10%)
3 (15%)
20 (100%)
76
2. Siswa menyimak materi pembelajaran mengenai diskusi dan artikel
13 (65%)
5 (25%)
2 10%)
20 (100%) 3. Siswa menjelaskan pengertian
diskusi
12 (60%)
5 (25%)
3 (15%)
20 (100%) 4. Siswa menjelaskan langkah-
langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
10 (50%)
7 (35%)
3 (15%)
20 (100%)
5. Siswa bergabung dengan kelompok
masing-masing untuk
mendiskusikan artikel yang dibagikan oleh guru
10 (50%)
8 (40%)
2 (10%)
20 (100%) 6. Siswa bekerja sama dengan anggota
kelompoknya sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru
10 (50%)
7 (45%)
3 (15%)
20 (100%) 7. Setelah masing-masing berdiskusi
di dalam kelompok sendiri, setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
10 (50%)
6 (30%)
4 (20%)
20 (100%)
8. Setiap kelompok menanggapi hasil kerja kelompok lain dengan bahasa yang baik dan benar
10 (50%)
5 (25%)
5 (25%)
20 (100%)
Pada tabel di atas, dinyatakan bahwa pada aktivitas menyimak tujuan pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru diperoleh 15 siswa (75%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 3 siswa (15%) tidak aktif. Berdasarkan pengamatan peneliti, hal ini terjadi karena siswa kurang termotivasi. Kekurangan ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan berikutnya.
Pada aktivitas menyimak materi pembelajaran mengenai diskusi dan artikel, diperoleh 13 siswa (65%) aktif, 5 siswa (25%) kurang aktif, dan 2 siswa (10%) tidak aktif. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari pertemuan sebelumnya. Namun masih ada dua siswa yang tidak aktif dan masalah ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan berikutnya.
Pada aktivitas menjelaskan pengertian diskusi, diperoleh 12 siswa (60%) aktif, 5 siswa (25%) kurang aktif, dan 3 siswa (15%) tidak aktif. Sedangkan pada aktivitas menjelaskan langkah-langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi, diperoleh 10 siswa (50%) aktif , kurang aktif 7 siswa (35%) serta 3 siswa (15%) tidak aktif. Kedua aktivitas ini sebenarnya telah menunjukkan adanya peningkatan dari pertemuan sebelumnya, tetapi masih ada 3 siswa yang tidak aktif. Masalah ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya.
Saat siswa dituntut untuk bergabung dengan kelompok masing-masing, diperoleh 10 siswa (50%) aktif, 8 siswa (40%) kurang aktif, dan 2 siswa (10%) tidak aktif. Pada aktivitas ini, masih ada empat siswa yang tidak aktif sebab siswa tersebut selalu bercerita dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal ini tentu saja berdampak pada aktivitas bekerja sama dengan anggota kelompok yang menunjukkan ada 10 siswa (10%) aktif, 7 siswa (45%) kurang aktif dan tidak aktif 3 siswa (15%). Masalah ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya.
Pada saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing- masing, diperoleh 10 siswa (50%) aktif, 6 siswa (30%) kurang aktif, dan 4 siswa
78
(20%) tidak aktif. Begitu pun saat menanggapi hasil kerja kelompok lain, diperoleh 10 siswa (50%) aktif, 5 siswa (25%) kurang aktif, dan 5 siswa (25%) tidak aktif. Hal ini disebabkan oleh rasa malu dan takut salah. Siswa membutuhkan motivasi dari guru agar berani berpendapat dan masalah ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.17 Observasi/Pengamatan Aktifitas Guru Pertemuan Pertama Siklus II
No. Indikator/ Aspek yang Diamati Pelaksanaan
TL TTL
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar
2 Melakukan kegiatan apersepsi
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran tentang diskusi
5 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
7 Menguasai kelas
8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan
10 Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi diskusi
11 Menerapkan metode Listening Team dalam pembelajaran
12 Melaksanakan refleksi dengan
melibatkan siswa
13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan kepada siswa sebelum menutup pembelajaran
Keterangan:
TL : Terlaksana
TTL : Tidak Terlaksana
Berdasarkan tabel observasi di atas,hanya satu aktivitas yang belum mampu guru laksanakan yaitu mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
Dalam menyampaikan materi, guru tak sekali pun mengaitkan materi dengan hal- hal di sekitar kehidupan sehingga siswa agak sulit memahami materi yang disampaikan guru.
(2) Pertemuan Kedua (2 x 40 Menit)
Secara umum, tindakan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus II sama dengan tindakan yang dilakukan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Hanya saja yang diperkuat pada pertemuan ini adalah motivasi dan perhatian yang merata kepada seluruh siswa agar mereka merasa nyaman selama pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan guru karena pada pertemuan sebelumnya masih ada siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran.
Tabel 4.18 Observasi/Pengamatan Aktifitas Siswa Pertemuan Kedua Siklus II
No. Kegiatan Pembelajaran
Persentase Keaktifan Siswa
Jumlah Aktif Kurang
Aktif
Tidak Aktif 1. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru
17 (85%)
2 (10%)
1 (5%)
20 (100%)
80
2. Siswa menyimak materi pembelajaran mengenai diskusi dan artikel
18 (90%)
2
(10%) 0 20
(100%) 3. Siswa menjelaskan pengertian
diskusi
17 (85%)
3
(15%) 0 20
(100%) 4. Siswa menjelaskan langkah-
langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
15 (75%)
5
(25%) 0 20
(100%)
5. Siswa bergabung dengan kelompok
masing-masing untuk
mendiskusikan artikel yang dibagikan oleh guru
17 (85%)
2 (10%)
1 (5%)
20 (100%) 6. Siswa bekerja sama dengan anggota
kelompoknya sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru
15 (75%)
3 (15%)
2 (10%)
20 (100%) 7. Setelah masing-masing berdiskusi
di dalam kelompok sendiri, setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
13 (65%)
5 (25%)
2 (10%)
20 (100%)
8. Setiap kelompok menanggapi hasil kerja kelompok lain dengan bahasa yang baik dan benar
17 (85%)
2 (10%)
1 (5%)
20 (100%)
Pada tabeldi atas, dinyatakan bahwa pada aktivitas menyimak tujuan pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru diperoleh 17 siswa (85%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 1 siswa (5%) tidak aktif. Aktivitas ini mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya sebab sisa satu siswa yang
tidak aktif. Peningkatan ini terjadi karena keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Pada aktivitas menyimak materi pembelajaran mengenai diskusi dan artikel, diperoleh 18 siswa (90%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Walau pun masih ada siswa yang kurang aktif tetapi secara klasikal, aktivitas ini dinyatakan mengalami peningkatan.
Pada aktivitas menjelaskan pengertian diskusi, diperoleh 17 siswa (85%) aktif, 3 siswa (15%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Sedangkan pada aktivitas menjelaskan langkah-langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi, diperoleh 15 siswa (75%) aktif, 5 siswa (25%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Kedua aktivitas ini mengalami peningkatan karena siswa mulai fokus pada pembelajaran.
Saat siswa dituntut untuk bergabung dengan kelompok masing-masing, diperoleh 17 siswa (85%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 1 siswa (5%) tidak aktif. Pada aktivitas ini, masih ada tiga siswa yang tidak aktif sebab siswa tersebut selalu bercerita dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal ini tentu saja berdampak pada aktivitas bekerja sama dengan anggota kelompok yang menunjukkan ada 2 siswa (10%) tidak aktif, 3 siswa (15%) kurang aktif dan 15 siswa (75%) aktif. Secara klasikal, kedua aktivitas ini telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi karena penguasaan kelas guru yang sangat maksimal.
Pada saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing- masing, diperoleh 13 siswa (65%) aktif, 5 siswa (23%) kurang aktif, dan 2 siswa
82
(10%) tidak aktif. Begitu pun saat menanggapi hasil kerja kelompok lain, diperoleh 17 siswa (85%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 1 siswa (5%) tidak aktif. Berkat keberanian siswa mengemukakan pendapat, kedua aktivitas ini dinyatakan mengalami peningkatan. Adapun kekurangan pada pertemuan ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.19 Observasi/Pengamatan Aktifitas Guru Pertemuan Kedua Siklus II No. Indikator/ Aspek yang Diamati Pelaksanaan
TL TTL
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar
2 Melakukan kegiatan apersepsi
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran tentang diskusi
5 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
7 Menguasai kelas
8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan
10 Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi diskusi
11 Menerapkan metode Listening Team dalam pembelajaran
12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan siswa
13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan kepada siswa sebelum menutup pembelajaran
Keterangan:
TL : Terlaksana
TTL : Tidak Terlaksana
Berdasarkan tabel observasi di atas,semua indikator sudah dilaksanakan oleh guru. Hanya saja guru masih harus memperbaiki penguasaan kelas untuk mengaktifkan semua siswa.
(3) Pertemuan Ketiga (2 x 40 Menit)
Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus ini secara teknis masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Masih ada sistem mengacak peran setiap kelompok di setiap pertemuan. Tujuan pengacakan peran kelompok tersebut adalah agar semua siswa mampu berbicara dalam berbagai tingkat kesulitan.
Pada pertemuan ini, guru mensiasati siswa yang kurang memperhatikan pembelajaran dengan mengupayakan posisi duduk siswa tersebut dekat dengan meja guru dan mengamanahkan siswa tersebut peran sebagai ketua kelompok.
Tujuannya tidak lain agar siswa tersebut merasa memiliki tanggung jawab, dengan sendirinya siswa tersebut akan memerhatikan pembelajaran.
Hal yang paling penting pada pertemuan ini adalah setiap kali siswa selesai berbicara, guru selalu memberikan apresiasi. Dengan demikian, siswa merasa pendapat mereka benar-benar dihargai dan siswa yang masih pasif berbicara akan termotivasi dengan sendirinya.
84
Tabel 4.20 Observasi/Pengamatan Aktifitas Siswa Pertemuan Ketiga Siklus II
No. Kegiatan Pembelajaran
Persentase Keaktifan Siswa
Jumlah Aktif Kuran
g Aktif
Tidak Aktif 1. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru
17 (85%)
3
(15%) 0 20
(100%) 2. Siswa menyimak materi
pembelajaran mengenai diskusi dan artikel
18 (90%)
2
(10%) 0 20
(100%) 3. Siswa menjelaskan pengertian
diskusi
20
(100%) 0 0 20
(100%) 4. Siswa menjelaskan langkah-
langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
16 (80%)
4
(20%) 0 23
(100%)
5. Siswa bergabung dengan kelompok
masing-masing untuk
mendiskusikan artikel yang dibagikan oleh guru
17 (85%)
2 (10%)
1 (5%)
20 (100%)
6. Siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru
17 (85%)
2 (10%)
1 (5%)
20 (100%) 7. Setelah masing-masing berdiskusi
di dalam kelompok sendiri, setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
18 (90%)
2
(10%) 0 20
(100%)
8. Setiap kelompok menanggapi hasil kerja kelompok lain dengan bahasa yang baik dan benar
18 (90%)
2
(10%) 0 20
(100%)
Pada tabeldi atas, dinyatakan bahwa pada aktivitas menyimak tujuan pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru diperoleh 17 siswa (85%) aktif, 3 siswa (15%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Aktivitas ini mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya sebab tidak ada lagi siswa yang tidak aktif. Peningkatan ini terjadi karena keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Adapun masalah yang dihadapi siswa yang kurang aktif akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya.
Pada aktivitas menyimak materi pembelajaran mengenai diskusi dan artikel, diperoleh 18 siswa (90%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Walau pun masih ada siswa yang kurang aktif tetapi secara klasikal, aktivitas ini dinyatakan mengalami peningkatan.
Pada aktivitas menjelaskan pengertian diskusi, diperoleh 20 siswa (100%) aktif dan 0 siswa kurang dan tidak aktif. Sedangkan pada aktivitas menjelaskan langkah-langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi, diperoleh 16 siswa (80%) aktif, 4 siswa (20%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Kedua aktivitas ini mengalami peningkatan karena siswa mulai fokus pada pembelajaran.
Saat siswa dituntut untuk bergabung dengan kelompok masing-masing, diperoleh 17 siswa (85%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 1 siswa (5%) tidak aktif. Pada aktivitas ini, masih ada 1 siswa yang tidak aktif sebab siswa tersebut selalu bercerita dengan temannya pada saat pembelajaran berlangsung.
Hal ini tentu saja berdampak pada aktivitas bekerja sama dengan anggota kelompok yang menunjukkan ada 1 siswa (5%) tidak aktif, 2 siswa (10%) kurang
86
aktif dan 17 siswa (85%) aktif. Secara klasikal, kedua aktivitas ini telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi karena penguasaan kelas guru yang sangat maksimal. Adapun siswa yang tidak aktif dan kurang aktif akan ditindaklanjuti untuk pertemuan selanjutnya.
Pada saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing- masing, diperoleh 18 siswa (90%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Begitu pun saat menanggapi hasil kerja kelompok lain, diperoleh 18 siswa (90%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Berkat keberanian siswa mengemukakan pendapat, kedua aktivitas ini dinyatakan mengalami peningkatan. Adapun kekurangan pada pertemuan ini akan ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 4.21 Observasi/Pengamatan Aktifitas Guru Pertemuan Ketiga Siklus II No. Indikator/ Aspek yang Diamati Pelaksanaan
TL TTL
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar
2 Melakukan kegiatan apersepsi
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran tentang diskusi
5 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
7 Menguasai kelas
8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan
10 Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi diskusi
11 Menerapkan metode Listening Team dalam pembelajaran
12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan siswa
13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan kepada siswa sebelum menutup pembelajaran
Keterangan:
TL : Terlaksana
TTL : Tidak Terlaksana
Berdasarkan tabel observasi di atas,semua indikator sudah dilaksanakan oleh guru. Hanya saja guru masih harus memperbaiki penguasaan kelas untuk mengaktifkan semua siswa. Guru juga harus memberikan perhatian lebih kepada siswa yang pasif.
(4) Pertemuan Keempat (2 x 40 Menit)
Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus ini secara teknis masih sama dengan pertemuan sebelumnya. Masih ada sistem mengacak peran setiap kelompok di setiap pertemuan.
Pada pertemuan ini, guru lebih aktif memberikan apresiasi kepada siswa dan guru juga tidak segan-segan meminta pendapat siswa terkhusus pada siswa yang masih kurang atau tidak aktif sebagai umpan balik agar mereka mau
88
berpendapat. Guru juga mengapresiasi siswa yang menghargai jalannya proses pembelajran di setiap pertemuan.
Tabel 4.22 Observasi/Pengamatan Aktifitas Siswa Pertemuan Keempat Siklus II
No. Kegiatan Pembelajaran
Persentase Keaktifan Siswa
Jumlah Aktif Kuran
g Aktif
Tidak Aktif 1. Siswa menyimak tujuan
pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru
18 (90%)
2
(10%) 0 20
(100%) 2. Siswa menyimak materi
pembelajaran mengenai diskusi dan artikel
19 (95%)
1
(5%) 0 20
(100%) 3. Siswa menjelaskan pengertian
diskusi
20
(100%) 0 0 20
(100%) 4. Siswa menjelaskan langkah-
langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi
20
(100%) 0 0 20
(100%)
5. Siswa bergabung dengan kelompok
masing-masing untuk
mendiskusikan artikel yang dibagikan oleh guru
20 (100%)
0 0 20
(100%)
6. Siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh guru
18 (90%)
1 (5%)
1 (5%)
20 (100%) 7. Setelah masing-masing berdiskusi
di dalam kelompok sendiri, setiap kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
19 (95%)
1
(5%) 0 20
(100%)
8. Setiap kelompok menanggapi hasil 20 0 20
kerja kelompok lain dengan bahasa yang baik dan benar
(10%) 0 (100%)
Pada tabeldi atas, dinyatakan bahwa pada aktivitas menyimak tujuan pembelajaran berbicara yang disampaikan oleh guru diperoleh 18 siswa (90%) aktif, 2 siswa (10%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Aktivitas ini mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya sebab tidak ada lagi siswa yang tidak aktif. Peningkatan ini terjadi karena keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Pada aktivitas menyimak materi pembelajaran mengenai diskusi dan artikel, diperoleh 19 siswa (95%) aktif, 1 siswa (5%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Walau pun masih ada siswa yang kurang aktif tetapi secara klasikal, aktivitas ini dinyatakan mengalami peningkatan.
Pada aktivitas menjelaskan pengertian diskusi, diperoleh 20 siswa (100%) aktif dan 0 siswa kurang dan tidak aktif. Sedangkan pada aktivitas menjelaskan langkah-langkah memerikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan pendapat dalam diskusi, diperoleh 20 siswa (100%) aktif dan 0 siswa kurang dan tidak aktif. Kedua aktivitas ini mengalami peningkatan karena siswa mulai fokus pada pembelajaran.
Saat siswa dituntut untuk bergabung dengan kelompok masing-masing, diperoleh 20 siswa (10%) aktif, 0 siswa tidak aktif dan kurang aktif. Pada aktivitas ini, sudah tidak ada siswa yang tidak aktif dan kurang aktif sebab siswa tersebut sudah serius pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini tentu saja berdampak pada aktivitas bekerja sama dengan anggota kelompok yang menunjukkan ada 1
90
siswa (5%) tidak aktif, 1 siswa (5%) kurang aktif dan 18 siswa (90%) aktif. Secara klasikal, kedua aktivitas ini telah mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi karena penguasaan kelas guru yang sangat maksimal.
Pada saat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok masing- masing, diperoleh 19 siswa (95%) aktif, 1 siswa (5%) kurang aktif, dan 0 siswa tidak aktif. Begitu pun saat menanggapi hasil kerja kelompok lain, diperoleh 20 siswa (100%) aktif, 0 kurang aktif dan tidak aktif. Berkat keberanian siswa mengemukakan pendapat, kedua aktivitas ini dinyatakan mengalami peningkatan.
Tabel 4.23 Observasi/Pengamatan Aktifitas Guru Pertemuan Keempat Siklus II
No. Indikator/ Aspek yang Diamati Pelaksanaan
TL TTL
1 Mempersiapkan siswa untuk belajar
2 Melakukan kegiatan apersepsi
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 Menunjukkan penguasaan materi
pembelajaran tentang diskusi
5 Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan
6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
7 Menguasai kelas
8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat
9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan
10 Menggunakan media pembelajaran
yang sesuai dengan materi diskusi 11 Menerapkan metode Listening Team
dalam pembelajaran
12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan siswa
13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan kepada siswa sebelum menutup pembelajaran
Keterangan:
TL : Terlaksana
TTL : Tidak Terlaksana
Berdasarkan tabel observasi di atas,semua indikator sudah dilaksanakan oleh guru. Guru juga sudah sangat menguasai kelas dan selalu memberi motivasi kepada siswa.
c. Tahap Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II, dinyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Listening Team tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini disepakati oleh peneliti dan guru karena selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa aktif dalam proses pembelajaran. Kendala-kendala yang diperoleh pada siklus I telah dimaksimalkan pada siklus II baik dalam proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran keterampilan berbicara khususnya dalam mengemukakan persetujuan, sanggahan, dan penolakan telah mencapai hasil yang maksimal.