• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Saran

IX. Penilaian

2. Materi Kedua a. Artikel Pertama

TES KEJIWAAN, AFRIYANI DAPAT 567 PERTANYAAN Direktorat Reserse Narkotik dan Obat-obatan (Diresnarkoba) Kepolisian Daerah Metro Jaya melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap Afriyani Susanti, 29 tahun, dan tiga rekannya, Rabu 1 Februari 2012.

Menurut Direktur Resnarkoba Komisaris Besar Nugroho Aji, mereka harus menjawab 567 pertanyaan tertulis sebagai salah satu bagian dari tes kejiwaan.

"Hasil tes ini akan dimasukkan juga ke dalam berkas penyidikan," kata Nugroho, Rabu 1 Februari 2012.

Nugroho mengatakan keempat tersangka kasus Xenia maut, Afriyani Susanti, 29 tahun, Denny Mulyana, 30, Ari Sendi, 34, dan Adisti Putri, 26, menjalani pemeriksaan kejiwaan tersebut serentak. Di kalangan psikolog tes

126

tersebut dikenal dengan nama Minnesota Multypasic Personality Inventory (MMPI). Tes MMPI, kata Nugroho, diperkirakan akan berlangsung selama empat hari, mulai hari ini. "Besok akan dilanjutkan dengan wawancara," kata Nugroho.

Nugroho mengatakan tes terhadap keempat tersangka ditangani oleh satu tim yang beranggotakan 14 orang. Tim tersebut merupakan tim gabungan dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Metro Jaya.

Menurut Nugroho, tes kejiwaan ini nantinya akan menjadi bahan pelengkap penyidikan. Tes ini juga bisa mengungkap adanya unsur kesengajaan dalam kasus kecelakaan Xenia maut yang menewaskan sembilan orang tersebut. "Biar ada penjelasan dari ahli soal kondisi kejiwaan mereka,"

katanya.

Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui tingkat ketergantungan para tersangka terhadap narkotik. Ketua Tim Pemeriksaan Kejiwaan dari BNN Komisaris Besar Budyo Prasetyo mengatakan, selain tes kejiwaan, polisi juga akan memeriksa kesehatan fisik mereka. "Masih sampai tiga hingga empat hari mendatang," katanya.

b. Artikel Kedua

PILIHAN GANDA “MENJERUMUSKAN”

Soal-soal pilihan ganda juga mendorong siswa untuk menebak jawaban, tanpa berpikir terlebih dahulu serta lebih membuka peluang terjadinya ketidakjujuran. Oleh karena itu, dalam aspek penilaian atau evaluasi siswa oleh guru, perlu digalakkan penggunaan item uraian.

Demikian kajian yang dikemukakan sejumlah peneliti dari beberapa perguruan tinggi berdasarkan hasil-hasil tes internasional yang diikuti siswa Indonesia dalam seminar bertema mutu pendidikan dasar dan menengah.

Penelitian dilakukan berkolaborasi Pengembangan Depdiknas di Jakarta, akhir pekan lalu.

Sejak tahun 1990-an, hingga saat ini Indonesia terlibat dalam tes internasional yang diikuti siswa dari negara-negara maju dan negara berkembang, yani Programme for International Student Assesment (PISA) di bidang membaca, Matematika, dan Sains untuk siswa SMP. Indonesia juga mengikuti Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) bidang membaca untuk siswa SD serta Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) bidang Matematika dan Sains untuk siswa SMP.

Hasil tes menunjukkan, kemampuan siswa Indonesia di bawah standar internasional.

Kemampuan rata-rata siswa Indonesia dalam merespon tes uraian lebih rendah dibandingkan pilihan ganda. Kondisi itu secara umum menunjukkan siswa Indonesia lemah untuk melakukan analisis, prediksi, dan membuat kesimpulan.

c. Artikel Ketiga

ANARKIS

Antonius Richmond Bawengan yang menjadi terdakwa divonis lima tahun penjara atas kasus penistaan agama yang dilakukanya. Massa yang geram akan tindakan Antonius yang menjelek-jelekkan agama lain, khususnya Islam tidak puas akan keputusan yang dianggapnya terlalu ringan itu. Kemudian massa melampiaskan kemarahanya dengan membakar sebuah gereja.

Aksi pembakaran gereja adalah sebuah tindakan anarkisme yang sangat kejam, tindakan yang melawan hukum dan kebebasan beragama.

Disisi lain, penistaan agama pun bukan hal yang remeh.

Menjelek-jelekkan agama orang lain adalah sebuah tindakan yang melanggar kebhinekaan kita. Menistakan agama orang lain sama halnya kita mengingkari butir pancasila pertama yang mengisyaratkan tiap-tiap warga Indonesia percaya akan Tuhan yang satu. Kepercayaan yang bebas tanpa paksaan apapun dari orang lain.

Antonius sebagai terdakwa penistaan agama adalah seorang pastur.

Dia menyebarkan buku dan selebaran yang intinya menghina agama lain, terutama islam. Sehingga ia dilaporkan kepada polisi dan diadili pada tanggal 8 februari 2011 kemarin. Karena hukuman yang dianggap terlalu ringan, maka massa marah dan membakarlah gereja. Apakah tindakan pembakaran gereja itu dibenarkan? Tentunya tidak. Walaupun si pelaku penistaan agama adalah seorang keristiani, namun tidak sepatutnya mereka membakar rumah ibadah orang keristen. Hukuman lima tahun untuk Antonius adalah ketentuan hukum di Indonesia yang harus kita terima.

d. Artikel Keempat

FACEBOOK DAN TWITTER DAPAT MERUSAK PERKEMBANGAN OTAK ANAK

Media online seperti facebook dan twitter merupakan situs jejaring sosial yang sudah sangat akrab dan menjadi bagian dari gaya hidup. Para pengguna situs jejaring sosial tersebut seperti sudah kecanduan menggunakannya berlama-lama setiap hari. Meskipun tujuan awalnya baik, namun bila berlebihan tentunya akan memberikan dampak yang negatif, terutama bagi anak-anak. Terkait dampak negatif yang ditimbulkan media online bagi anak-anak, ada sebuah penelitian di Universitas Oxford bidang ilmu saraf, yang menyebutkan bahwa media online khususnya situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter ternyata dapat menimbulkan dampak yang mengkhawatirkan pada perkembangan otak anak-anak.

Anak-anak yang terobsesi dengan internet atau media online juga beresiko sangat besar untuk mengalami gangguan dalam berkomunikasi.

128

Kegiatan interaksi sosial seperti chatting, message, atau up-date status lewat facebook yang tak mengharuskan anak bertatap muka langsung saat berbicara akan menurunkan kemampuan berbicara dan interaksi sosial anak-anak.

Padahal, interaksi sosial langsung merupakan hal penting yang sangat diperlukan anak-anak untuk mengasah kemampuan bahasa dan sosialisasi dalam dunia nyata.

Kemampuan interaksi anak-anak masih berkembang dan dunia maya tidaklah sama dengan dunia nyata. Interaksi dunia maya yang terlalu berlebihan justru akan mengurangi kesempatan anak untuk mengasah kemampuan interaksi mereka di dunia nyata. Interaksi dunia maya yang terlalu berlebihan justru akan memperbesar kemungkinan anak lebih banyak tercemar oleh hal-hal negatif yang sangat marak hadir di dunia online, seperti pornografi, kekerasan, penipuan, penculikan, dan lainnya.

Kecanggihan teknologi lewat facebook atau twitter tanpa disadari dapat menyedot semua waktu dan perhatian anak sepanjang hari hanya untuk berinteraksi dengan sesama temannya lewat aktivitas up date status, upload foto, video, dan lainnya. Lebih banyak waktu yang terbuang sia-sia dan percuma. Pada akhirnya, otak anak yang masih belum matang tidak bisa berkembang baik sehingga bisa berefek buruk bagi perkembangan intelejensi, sosial-emosional, dan psikis anak.

Tidak terlarang bagi anak-anak untuk mengenal kecanggihan teknologi, komputer, ataupun dunia online. Namun, di usia anak-anak dimana otaknya masih berada dalam tahapan proses berkembang, anak-anak lebih membutuhkan interaksi sosial langsung dengan dunia sekitar. Hal ini amat penting selain akan memperkaya memori dan pengalamannya, juga dapat membantu menghubungkan saraf-saraf pada sel otak. Kemampuan berkomunikasi dan bahasa anak juga akan lebih berkembang karena sering berinteraksi langsung dengan orang lain di sekitarnya.

e. Artikel Kelima

BAHAYA ROKOK BAGI REMAJA

Saat ini kita tidak kesulitan menemukan para pelajar yang sedang mengisap rokok. Mereka cukup mudah kita temui di beberapa tempat umum seperti di kendaraan umum, terminal, jalanan, pasar atau bahkan di lingkungan sekolah mereka sendiri. Tentu saja hal ini sangat mengkhawatirkan.

Sekarang merokok tak hanya dimonopoli oleh kaum laki-laki saja, para wanita pun sudah terbiasa dengan kebiasaan buruk ini. Di beberapa kota besar seperti Jakarta dan Bandung, tidak sedikit pelajar putri yang sudah mulai mengenal rokok, bahkan sudah ada menjadi perokok aktif.

Umumnya para pelajar yang merokok ini terpengaruh dari lingkungan sekitar yang memungkinkan mereka untuk merokok sehingga akhirnya mereka ikut-ikutan untuk mencobanya. Para pelajar ini mengaku akan merasa lebih dewasa, lebih berani dan lebih gaul jika mereka merokok. Menurut

survei yang pernah dilakukan oleh Yayasan Jantung Indonesia, ada sebanyak 77% pelajar yang merokok karena mendapatkan tawaran dari temannya sendiri.

Selain faktor lingkungan, kurangnya informasi tentang bahaya merokok juga menjadi salah satu penyebab utama banyaknya pelajar yang suka merokok. Padahal setiap rokok yang diisap dampaknya hampir sama dengan orang yang mengkonsumsi zat kimia karena setiap rokok mengandung lebih dari 4.000 unsur kimia yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Melihat sebegitu bahayanya rokok, seharusnya semua pihak baik dari pemerintah, orang tua maupun sekolah melakukan sosialisasi secara gencar tentang bahaya rokok bagi pelajar.

Adapun beberapa usaha yang bisa ditempuh untuk menghindarkan para pelajar dari rokok adalah sebagai berikut ini:

1. Sekolah harus terbebas dari asap rokok. Setiap guru, orang tua maupun orang lain yang berkunjung ke sekolah harus dilarang merokok seperti halnya di sebuah Rumah Sakit.

2. Setiap ada kegiatan yang melibatkan pelajar, dilarang menggunakan sponsor dari perusahaan rokok.

3. Ketika anak berada di rumah, orang tua tidak boleh memperlihatkan dirinya merokok.

4. Setiap orang tua diharapkan mengikutsertakan anak-anaknya ke dalam kegiatan-kegiatan positif sepulang sekolah seperti kursus,olahraga dan lain-lain.

f. Artikel Keenam

ORANG MISKIN DILARANG SEKOLAH

Sekolah atau pendidikan merupakan salah satu poin yang menjadi hak asasi setiap manusia di dunia. Tetapi apa jadinya bila hak tersebut tidak dapat dirasakan oleh sebagian orang. Sungguh memprihatinkan, di tengah gencarnya program wajib belajar 9 tahun yang dikeluarkan oleh pemerintah, masih banyak orang miskin yang tidak mampu merasakan apa itu nikmatnya menerima pendidikan dari sekolah atau tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, hanya karena masalah biaya.

Dana BOS sudah digulirkan dan anggaran terus dikucurkan tetapi hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyataan. Gembar-gembor besarnya anggaran yang dikucurkan, tidak sekeras dengan suara rengekan anak-anak miskin yang memohon kepada orang tuanya untuk sekolah.

Sekolah gratis hanyalah sebuah janji yang digunakan penguasa untuk menaikan wibawanya saja, padahal kenyataannya omong kosong. Biaya SPP gratis, tetapi tetap saja orang miskin masih harus mengeluarkan biaya untuk tetek bengeknya, yang sudah pasti sangat memberatkan.

Fakta sejarah mencatat, Indonesia adalah negara yang dipenuhi para manusia cerdas, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Adam Malik dan masih

130

banyak yang lain, yang dimana kecerdasan tersebut digunakan semata-mata untuk rakyat. Bukan malah mencari keuntungan untuk kantong sendiri, yang banyak terjadi saat ini. Mungkin yang lebih tepat, para pejabat menggunakan kecerdasannya untuk menindas rakyat sendiri.

Tetesan air mata orang-orang miskin yang memohon kemudahan untuk merasakan sekolah, seolah membuat para penguasa itu sendiri semakin gila menghambur-hamburkan uang yang tidak sepantasnya mereka rasakan.

g. Artikel Ketujuh

PENGARUH TAYANGAN TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

Televisi sekarang telah menjelma sebagai sahabat yang aktif mengunjungi anak-anak. Bahkan di lingkungan keluarga yang para orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah, televisi telah berfungsi ganda, yaitu sebagai penyaji hiburan sekaligus sebagai pengganti peran orang tua dalam mendampingi keseharian anak-anak.

Sayangnya, di tengah-tengah peran pentingnya selaku media hiburan keluarga, dunia pertelevisian kini telah mengalami kesalahan peran dalam mendidik penontonnya. Sebagaimana dikemukakan oleh Ketua Lembaga Sensor Film (LSF), Titie Said, dunia pertelevisian kini terancam oleh unsur- unsur kekerasan dan pornografi (KR, 23/9-2003). Kedua unsur tersebut hampir-hampir menjadi sajian rutin di sejumlah stasiun televisi serta dapat ditonton secara bebas bahkan oleh kalangan anak-anak. Padahal kedua unsur itu mestinya dicegah agar tidak ditonton oleh anak-anak mengingat kondisi psikologi mereka yang belum mampu membedakan mana hal-hal yang positif dan mana hal-hal yang negatif dari sebuah tayangan TV.

Harus kita akui, belakangan ini berbagai tayangan televisi cenderung disajikan secara kurang selektif. Tayangan sinetron televisi, misalnya, kini didominasi oleh kisah-kisah percintaan orang dewasa, banyolan-banyolan konyol ala pelawak,masalah-masalah rumah tangga dari keluarga kaya, cerita laga dan sejenisnya. Jika terus-terusan ditonton anak, hal ini akan membawa pengaruh kurang sehat bagi mereka. Sementara tayangan film yang khusus disajikan untuk anak-anak sering kali berisi adegan jorok dan kekerasan yang dapat merusak perkembangan jiwa. Di sisi lain, aneka acara yang sifatnya menghibur anak-anak, seperti acara permainan, pentas lagu-lagu dan sejenisnya kurang memperoleh perhatian atau hanya sedikit memperoleh jam tayang.

Masih minimnya komitmen televisi nasional dalam ikut mendidik anak-anak tampaknya menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi para pemilik dan pengelola televisi. Orentasi pendidikan perlu menjadi semangat kerja para pemilik dan pengelola televisi dalam rangka membantu tugas orang tua, sekolah dan masyarakat dalam mengajarkan dan mendidik agama, budi pekerti, etos kerja, kedisiplinan, nilai-nilai kesopanan dan kreatifitas di kalangan anak-anak dan remaja.

Dalam situasi demikian tentu saja akan bersifat kontra produktif jika beberapa stasiun televisi menayangkan berbagai acara yang kurang memupuk upaya penanaman nilai agama dan budi pekerti. Untuk itu, sudah saatnya para pengelola televisi dituntut kesediaannya dalam memperbanyak volume acara yang membawakan pesan-pesan edukatif dan positif. Sebaliknya mengurangi volume tayangan yang secara terselubung membawakan pesan-pesan negatif seperti sinetron yang bertemakan percintaan antara siswa dengan gurunya, intrik antar gadis dalam memperebutkan cowok keren, kebiasaan hura-hura, pesta, serta adegan-adegan kurang pantas lain yang membuat kalangan orang tua mengelus dada.

h. Artikel Kedelapan

REMAJA DAN PERGAULAN BEBAS

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13-18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun sering dilakukan dengan cara coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.

Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk di dalamnya tentang pentingnya menghindari perilaku-perilaku yang negatif seperti minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.Sekarang ini zaman globalisasi. Remaja harus diselamatkan dari globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan dari segala aspek. Sehingga banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing yang masuk. Sementara tidak cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh kebudayaan sex bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang mengkhawatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang kenyataan hidup. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan.

Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.

Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar

132

pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan.

LAMPIRAN IV

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PERTEMUAN PERTAMA PADA SIKLUS I Sekolah : SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Semester : 1

Hari/Tanggal : selasa, 16 agustus 2016 Waktu : 11.05 - 13.05

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR PENILAIAN

TL TTL

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 

2 Melakukan kegiatan apersepsi 

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran  4 Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran tentang diskusi

 5 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

7 Menguasai kelas 

8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan

 10 Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi diskusi

 11 Menerapakan metode Listening Team dalam

pembelajaran

 12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan

siswa

 13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan

kepada siswa sebelum menutup pembelajaran

Keterangan:

TL : Terlaksana

TTL : Tidak Terlaksana

Peneliti/Observator Dewi Komala Sari NIM 10533714612

134

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PERTEMUAN KEDUA PADA SIKLUS I Sekolah : SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Semester : 1

Hari/Tanggal : selasa, 23 agustus 2016 Waktu : 11.05 – 13.05

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR PENILAIAN

TL TTL

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 

2 Melakukan kegiatan apersepsi 

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran  4 Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran tentang diskusi

 5 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

7 Menguasai kelas 

8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan

 10 Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi diskusi

 11 Menerapakan metode Listening Team dalam

pembelajaran

 12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan

siswa

 13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan

kepada siswa sebelum menutup pembelajaran

Keterangan:

TL : Terlaksana

TTL : Tidak Terlaksana

Peneliti/Observator Dewi Komala Sari NIM 10533714612

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PERTEMUAN KETIGA PADA SIKLUS I Sekolah : SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Semester :1

Hari/Tanggal : rabu, 24 agustus 2016 Waktu : 08.35 – 11.05

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR PENILAIAN

TL TTL

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 

2 Melakukan kegiatan apersepsi 

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran  4 Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran tentang diskusi

 5 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

7 Menguasai kelas 

8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan

 10 Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi diskusi

 11 Menerapakan metode Listening Team dalam

pembelajaran

 12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan

siswa

 13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan

kepada siswa sebelum menutup pembelajaran

Keterangan:

TL : Terlaksana

TTL : Tidak Terlaksana

Peneliti/Observator Dewi Komala Sari NIM 10533714612

136

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PERTEMUAN KEEMPAT PADA SIKLUS I Sekolah : SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Semester : 1

Hari/Tanggal :selasa, 30 agustus 2016 Waktu : 11.05 – 13.05

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR PENILAIAN

TL TTL

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 

2 Melakukan kegiatan apersepsi 

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran  4 Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran tentang diskusi

 5 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

7 Menguasai kelas 

8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan

 10 Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi diskusi

 11 Menerapakan metode Listening Team dalam

pembelajaran

 12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan

siswa

 13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan

kepada siswa sebelum menutup pembelajaran

Keterangan:

TL : Terlaksana

TTL : Tidak Terlaksana

Peneliti/Observator Dewi Komala Sari NIM 10533714612

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PERTEMUAN PERTAMA PADA SIKLUS II Sekolah : SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Semester : 1

Hari/Tanggal : rabu, 31 agustus 2016 Waktu : 08.35 – 11.05

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR PENILAIAN

TL TTL

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 

2 Melakukan kegiatan apersepsi 

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran  4 Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran tentang diskusi

 5 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

7 Menguasai kelas 

8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan

 10 Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi diskusi

 11 Menerapakan metode Listening Team dalam

pembelajaran

 12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan

siswa

 13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan

kepada siswa sebelum menutup pembelajaran

Keterangan:

TL : Terlaksana

TTL : Tidak Terlaksana

Peneliti/Observator Dewi Komala Sari NIM 10533714612

138

LEMBAR OBSERVASI KINERJA GURU PERTEMUAN KEDUA PADA SIKLUS II Sekolah : SMP Muhammadiyah 6 Makassar

Semester : 1

Hari/Tanggal : selasa, 6 september 2016 Waktu : 11.05 – 13.05

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR PENILAIAN

TL TTL

1 Mempersiapkan siswa untuk belajar 

2 Melakukan kegiatan apersepsi 

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran  4 Menunjukkan penguasaan materi

pembelajaran tentang diskusi

 5 Mengaitkan materi dengan realitas

kehidupan

 6 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang akan dicapai

7 Menguasai kelas 

8 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan berpendapat

 9 Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

alokasi waktu yang telah ditetapkan

 10 Menggunakan media pembelajaran yang

sesuai dengan materi diskusi

 11 Menerapakan metode Listening Team dalam

pembelajaran

 12 Melaksanakan refleksi dengan melibatkan

siswa

 13 Memberikan pesan-pesan atau penguatan

kepada siswa sebelum menutup pembelajaran

Keterangan:

TL : Terlaksana

TTL : Tidak Terlaksana

Peneliti/Observator Dewi Komala Sari NIM 10533714612

Dokumen terkait