• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Di era Industri 4.0 merupakan perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi yang telah memiliki pengaruh yang besar terhadap dunia pendidikan saat ini. Sejak awal ditemukannya teknologi internet semua dengan mudahnya dapat diakses. Dengan munculnya terobosan baru yang mulai memanfaatkan jaringan internet dalam proses pembelajaran yang disebut dengan pembelajaran daring.

Pembelajaran daring dapat diartikan sebagai suatu konsep pembelajaran yang dimana dalam pelaksanaannya menggunakan jaringan internet, intranet, dan ekstranet atau komputer yang terhubung langsung dan cakupannya luas.

Ditengah pandemi covid-19 yang menyebabkan pemerintah dalam hal ini Mendikbud mengeluarkan surat edaran No 4 tahun 2020 sehingga semua instansi pendidikan harus melaksanakan pembelajaran secara daring dan salah satunya di SMA Negeri 1 Bantaeng. Hal ini menjadi tantangan tersendiri karena sebelumnya belum pernah menggunakan pembelajaran secara online atau non-tatap muka,tentunya banyak ada beberapa yang menjadi kendala dengan diberlakukannya proses pembelajaran secara daring,salah satunya masalah jaringan.

1. Peran guru sosiologi dalam mengefektifkan belajar daring pada masa pandemi di SMA Negeri 1 Bantaeng?

Peran guru dalam mengefektifkan belajar daring tentu tidaklah mudah melaksanakannya,hal ini menjadi tantangan bagi guru didalam melakukan proses belajar mengajar secara daring.Adapun hasil temuan peneliti di lokasi penelitian terkait dengan tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi sebagai bahan untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti dilapangan, dalam hal ini yang menjadi kendala guru sosiologi dalam mengefektifkan belajar daring pada masa pandemi yang pertama adalah terkendala dengan akses jaringan internet khususnya untuk peserta didik yang tinggal didaerah pedesaan,untuk mengetahui lebih jelas peneliti melakukan wawancara terhadap guru sosiologi di SMA Negeri 1 Bantaeng.

a. Peran guru sebagai pembimbing

Salah satu peran guru yang sangat penting dalam proses pembelajaran adalah , guru sebagai pembimbing, hal ini terletak pada kekuatan intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya. Dengan perannya sebagai pembimbing,sebagai guru diharapkan mampu untuk membimbing peserta didik untuk mengikuti proses belajar setiap saat apalagi saat ini menggunakan pembelajaran secara daring,jadi tentunya guru harus membimbing peserta didik agar bisa mengikuti setiap proses pembelajaran yang berlangsung.

Berikut hasil wawancara terhadap informan Pak Sudarmono selaku guru Sosiologi di SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Belajar daring tentu tidak seefektif belajar pada umumnya nak,,karna semenjak belajar daring biasanya banyak anak-anak yang punya alasan terkendala jaringan meskipun jaringannya mendukung dan ada memang anak-anak yang terkendala jaringan yang tinggal dibagian pedesaan,akan tetapi kita sebagai guru harus mengerti kendala siswa jadi semuanya bisa diberikan waktu untuk mengirim tugasnya,dan siswa juga harus memang diarahkan betul”

(Wawancara /tanggal 22 juni 2021)

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Sosiologi selaku informan dapat disimpulkan bahwa berbicara mengenai keefektifan,ada banyak kendala yang dialami dalam proses pembelajaran online,sangat beranekaragam dan salah satunya adalah masalah akses jaringan yang kadang baik dan kadang juga tidak baik. Hal ini berdampak dalam pembelajaran secara daring sehingga tidak berjalan dengan baik.

Lebih lanjut,Pak Idqam khalik selaku informan kedua selaku guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng

“kalau soal efektif tentu tidak dek,karena to karna belajar tatap muka saja,masih biasa ada siswa yang kurang paham meskipun siswa tersebut diam dan pura”

paham,apalagi kalau belajar online kita tidak tau hal apa yang dilakukan siswa pada saat proses pelajaran berlangsung,kalau saya pribadi lebih mau belajar tatap muka dengan syarat ada namanya pembatasan siswa,akan tetapi kepala sekolah tidak mengizinkan karna semenjak dikelurakannya edaran kepala sekolah sangat tegas,mengingat ini semua untuk kebaikan bersama.Jadi disini kita harus membimbing siswa untuk terbiasa belajar secara daring”

(Wawancara /Tanggal 28 Juni 2021)

Dalam proses belajar mengajar tentunya kadang efektif dan kadang tidak berjalan begitu efektif apalagi sejak dikeluarkannya ketentuan belajar secara daring,ada banyak kendala yang dialami terutama masalah jaringan yang kadang tidak stabil,akan tetapi disini guru memiliki peran untuk membimbing agar proses belajar mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya dengan mencoba memahami keluhan yang dialami peserta didik.Seperti yang dikatakan diatas bahwasanya proses belajar mengajar perlu bimbingan apalagi mengingat dimasa pandemi ini telah diberlakukan pembelajaran secara daring.

Ditengah pandemic covid-19 telah ditetapkan pembelajaran secara daring dimana dari offline ke online,dengan ditetapkannya belajar secara daring ini tentunya membutuhkan pembiasaan proses belajar mengajar baik untuk guru maupun peserta didik,sejak dikeluarkannya edaran ini ada banyak kendala yang dialami yang paling utama adalah masalah jaringan dan banyaknya alasan siswa yang bermalas malasan.

Senada dengan apa yang di ungkapkan oleh informan ibu Fitriani Safutri.

“Sebetulnya ada beberapa anak-anak tapi ada anak-anak juga hanya manfaatkan keadaan bilang jelek jaringan padahal berkeliaranji adaji datanya nah disinilah perannya guru untuk membimbing siswa mengarahkan agar bisa mengejerjakan tugas yang diberikan karna sebetulnya itu tugas 24 jam ji waktunya,ada juga siswa yang bilang banyak tugas tapi sebetulnya nda banyak tugas Cuma tugasnya bertumpuk dan sebetulnya juga keadaan seperti ini harus ada pengawasan dari orang tua”

(Wawancara/Tanggal 02 juli 2021)

Sebagai seorang pembimbing,seorang guru juga berusaha membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif

b. Peran guru sebagai motivator

Peran guru selanjutnya adalah peran motivator, Dari hasil wawancara bersama dengan informan terkait dengan motivasi peserta didik menunjukkan bahwa masih adanya peserta didik yang acuh tak acuh dan belum mampu sepenuhnya menjalankan proses belajar daring. Hal tersebut tentu berhubungan dengan motivasi yang dimiliki peserta didik yang masih kurang dalam dirinya. Untuk meningkatkan semangat belajar

yang tinggi , siswa tentunya perlu motivasi yang tinggi, dalam hal ini peran seorang guru sebagai motivator dalam proses belajar mengajar sangat penting, peserta didik membutuhkan motivasi dan semangat belajar yang tinggi. Baik dari dalam maupun dari luar dirinya, dan yang paling utama adalah motivasi yang berasal dari guru. Bentuk motivasi dari guru tersebut yakni memberikan motivasi, dorongan dan nasihat. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Informan Sudarmono selaku guru Sosiologi SMAN 1 Bantaeng mengungkapkan bahwa:

“Sebenarnya yang pertama memang siswa harus diberikan motivasi karna motivasinya kurang, apalagi di era seperti ini mau tidak mau kita harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan,ketika saya mengajar saya tidak hanya memberikan materi untuk peserta didik tapi saya selalu dorong anak” untuk mengerjakan apa yang seharusnya jadi tugas mereka,saya selalu bilang kalian harus ingat bahwa kalian adalah termasuk orang” yang beruntung bisa belajar seperti ini makanya kalian harus ingat orang tua kalian yang susah payah hanya karna ingin kalian jadi orang yang hebat”

(wawancara tanggal 22 juni 2021)”

Selama proses belajar berlangsung guru juga berperan sebagai motivator dimana guru harus memberikan dorongan kepada peserta didik,meningkatkan semangat belajar mereka agar lebih giat mengikuti pelajaran yang berlangsung meskipun cara belajar saat secara online,peserta didik harus diberikan dorongan untuk tetap aktif mengikuti pelajaran yang berlangsung,yang paling utama adalah harus

mengetahui keluhan yang dialami peserta didik dan kemudian memberikan mereka semangat.

Lebih lanjut ke informan selanjutnya ibu Fitriani Safutri selagu guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Kan kita mengajar WA grup juga jadi disitu kita kontrol anak-anak,kan ada anak-anak biasa tidak mengerjakan tugas jadi kita upload disitu bilang yang ini anak- anak yang tuntas dan ini tidak,jadi mereka sudah terpancing disitu karna kalau kita biarkan saja aplikasi berjalan tanpa dikontrol tidak termotivasi anak-anak”

(Wawancara/Tanggal 02 Juli 2021)

Sebagai seorang guru, tentu mengetahui faktor apa saja yang membuat peserta didiknya tidak bersemangat dalam belajar, apakah faktor dari luar atau dari dalam diri peserta didik itu sendiri, setelah seorang guru tersebut mengetahui motif yang melatar belakangi peserta didik kurang motivasi dalam belajar, disinilah kemudian guru turut andil untuk berperan sebagai motivator, untuk mengembalikan semangat belajar peserta didik.

Setelah melakukan wawancara kepada guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng,peneliti juga melakukan wawancara dengan orang tua peserta didik yaitu,Ibu

Nurlina selaku orang tua.

“Kalau saya iya lebih baiki kalau disekolah,ka kalau dihp susah i anak-anaka masalah jaringan apalagi disini dibungloe susah sekali,seandainya bagusji jaringan bagusji juga kalau di hp tapi lebih baik kalau disekolah,tapi biar lagi di hp haruski tetap ikut belajar ka tidak naik kelas ki nanti”

(wawancara /tanggal 24 juni 2021)

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa yang jadi masalah utama memang jaringan yang kurang mendukung,meskipun demikian orang tua peserta didik tetap memberi dorongan kepada anaknya untuk tetap mengikuti pembelajaran karna semuanya akan berdampak dengan ketentuan naik kelas atau tidaknya.

c. Peran guru sebagai fasilitator

Guru sebagai fasilitator,artinya guru memfasilitasi proses pembelajaran,sebagai fasilitator,seorang guru mengarahkan dan memfasilitasi proses belajar,menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancer dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.Penekanan guru sebagai fasilitator dimaksudkan agar kelas menjadi lebih hidup dan bergairah,praktik pembelajaran pun tidak hanya berfokus pada guru semata yang proses

pembelajarannya hanya satu arah,tetapi mengaktifkan peserta didik agar lebih baik secara fisik maupun mental.

Adapun hasil wawancara dari informan pak idham khalik selaku guru sosiologi di SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Awal pandemic disini aplikasi yang dipake itu dek kadang classroom,whatshapp,zoom tapi keseringan pake itu to aplikasi whatshapp karna kalo zoom dan classroom kadang jaringan kurang mendukung apalagi bagi siswa,tapi setelah beberapa bulan disekolah ini ada aplikasi yang disediakan untuk lebih mempermudah yaitu aplikasi Quipper School,jadi semua guru-guru itu serentak memakai aplikasi Quipper dek”

(wawancara tanggal 28 juni 2021)”

Kemudian informan selanjutnya yaitu ibu Fitriani Safutri selaku guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Disediakan aplikasi jadi kita mengajar menggunakan Quipper dengan whatshapp,dan sebetulnya pake aplikasi Quipper itu membantu skali karna kalau WA terbataski,beda sama Quipper setelah kumpul tugas anak-anak,langsungmi muncul nilainya disitu dan ini aplikasi disewa untuk kegiatan pembelajaran siswa agar bisa berjalan dengan baik,dan tidak lama ini sudah diadakan rapat dimana salah satu keputusannya rapatnya nak yaitu masalah ini aplikasi,jadi kalaupun nanti sudah diadakanmi tatap muka kita tetap pake aplikasi ini karna kenapa memudahkan guru- guru kalau bepergian bisaki mengajar lewat aplikasi saja supaya tidak terlambat pelajaran siswa begitu dan kepala sekolah juga sangat mendukung sekali”

(wawancara tanggal 02 juli 2021)”

Lebih lanjut,oleh informan yaitu Pak Sudarmono selaku guru sosiologi di SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Quipper,sudah disewakanmi sama kepala sekolah aplikasinya jadi tinggal mengajarki di ikuti jadwal,kesekolahki itu ada tongpi rapat-rapat nak”

(wawancara tanggal 22 juni 2021)”

Seperti yang telah dikemukakan diatas selaku informan yaitu guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng bahwa,siswa bukan hanya dibimbing melainkan peserta didik diberikan kemudahan dengan cara telah disediakan fasilitas dari sekolah agar proses pembelajaran secara online tetap berjalan sebagaimana mestinya.

d. Respon Peserta didik

Siswa atau yang biasa disebut dengan peserta didik merupakan salah satu dari komponen pendidikan yang tidak bisa ditinggalkan, karena tanpa adanya peserta didik tidak akan mungkin proses pembelajaran dapat berjalan. Peserta didik merupakan komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar.

Didalam proses belajarmengajar, peserta didik sebagai pihak yang ingin meraih cita- cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

Menurut Sudarwan Danim (2010: 1) “Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam proses pendidikan formal”. Peserta didik bisa belajar tanpa guru.

Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik. Oleh karena itu kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru Sosiologi selanjutnya peneliti melanjutkan wawancara dengan salah satu peserta didik kelas XI IPS 3 yaitu Sri Mulyana terkait tanggapan belajar online.

“Kalau saya iya kak,biasa tidak ikutka belajar ka jaringanku susah disini,jadi biasa lewatmi baru kukerjakan tugasku”

(wawancara tanggal 23 juni 2021)”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peserta didik tidak terlalu senang dengan pembelajaran online dengan alasan jaringan ditempat tinggalnya sangat tidak mendukung.

Selanjutnya tanggapan dari peserta didik lainnya yang tinggal di bagian perkotaan yaitu jumriani kelas XII IPS 4.

“Kalau saya baikji jaringanku iya,bagusji kurasa dan kalau di Quipper lengkapji juga penjelasannya karna ada biasa berbentuk materi ada juga video dikirim sama guru”

(wawancara tanggal 23 juni 2021)”

Dengan adanya tanggapan peserta didik diatas yang tinggal didaerah yang jaringannya stabil dapat disimpulkan bahwa belajar secara daring dapat berjalan dengan baik apabila jaringannya stabil.

2. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi apa saja yang menjadi kendala dalam mengefektifkan pembelajaran secara daring.

a. Upaya yang dilakukan guru dan pihak sekolah

Beberapa pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem online (dalam jaringan) atau melalui system online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Hal ini sesuai dengan himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijaksanaan Pendidikan dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease ( COVID-19 )

Pembelajaran daring tidak bisa lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa yang tempat tinggalnya di pinggiran kota. Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Kegagapan pembelajaran daring memang nampak terlihat dihadapan kita, tidak satu atau dua sekolah saja melainkan menyeluruh di beberapa daerah di Indonesia. Dengan demikian guru dituntut mampu merancang dan mendesain pembelajaran daring yang ringan dan efektif, dengan memanfaatkan perangkat atau media daring yang tepat dan sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal yang paling sederhana dapat dilakukan oleh guru bisa dengan memanfaatkan

group Whatsapp selain whatshapp di SMA Negeri 1 Bantaeng telah disediakan aplikasi belajar yaitu Quipper School.

Adapun hasil wawancara terhadap informan Pak Sudarmono selaku guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng

“kadang-kadang kan anak-anak banyak kendalanya,kendala data,jaringan,malas.jadi upayanya yaitu diberikan peringatan dan kalau nda mendengar nda dikasi nilai”

(wawancara tanggal 22 juni 2021)”

Hasil wawancara bersama Pak Sudarmono dapat disimpulkan bahwa sering kali peserta didik punya banyak alasan untuk tidak mengikuti pembelajaran oleh karena itu peserta didik diberikan peringatan,dan selanjutnya dipertegas lagi ke informan selanjutya Pak Idham Khalik selaku Guru Sosiologi SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Yang malas-malas itu didatangi rumahnya sama wali kelasnya sama guru BK dan ada juga tim,kemudian ditanyakan kenapa selama itu nda ikut,dan ternyata adami mari yang bilang rusak hpnya ada juga yang tidak tau Quipper,itumi upaya yang dilakukan untuk bisa diketahui kenapa kadang nda ikut belajar online”

(wawancara tanggal 28 juni 2021)”

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa peserta didik memang harus diperhatikan khusus,demi ke efektifan pembelajaran daring,beberapa upaya dilakukan guru-guru beserta di tim di SMA Negeri 1 Bantaeng untuk mengatasi apa saja yang menjadi kendala peserta didik semenjak diberlakukannya pembelajaran secara daring,salah satunya dengan cara mendatangi langsung peserta didik di kediamannya.

Lebih lanjut dipertegas lagi informan selanjutnya ibu Fitriani Safutri mengatakan bahwa:

“Nah dinisimi Nampak anak-anak yang belajarnya kurang karna tidak adami mungkin bantuan dari teman-temannya atau apa,jadi sudah terdeteksi mi disitu,kemudian upaya yang diberikan itu yah dengan cara terus mengontrol anak-anak di grup WA”

(wawancara tanggal 02 juli 2021)”

b. Upaya orang tua peserta didik

Peran orang tua orang tua adalah bagian peran yang sangat penting terutama peran orang tua dalam pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting dan menjadi salah satu factor yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar anak.Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak,karena dari merekalah anak pertama kali menerima pendidikan.dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan orang tua,proses mendidik anak bukanlah proses yang mudah karena banyak sekali tantangan yang dihadapi selama proses mendidik anak.

Upaya orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara yang dilakukan orang tua untuk meningkatkan motivasi belajar anak dirumah selama masa pandemic Covid-19.Seperti melengkapi fasilitas belajar untuk anak dan memberi dorongan kepada anak agar tetap aktif dalam proses belajar selama pandemic Covid- 19.

Setelah peneliti melakukan penelitian ke guru dan peserta didik selanjutnya peneliti terjun langsung ke beberapa orang tua siswa untuk meneliti upaya apa saja

yang diberikan kepadaseorang anak agar tetap ikut dalam proses belajar online selama pandemic Covid-19.

Adapun upaya yang dilakukan oleh orang tua peserta didik yaitu ibu Lina yang merupakan orang tua dari salah satu siswa SMA Negeri 1 Bantaeng.

“Selama corona i susah anak-anak ka di masalah jaringan apalagi disini di bungloe susah sekali jaringan,padahal sudahmi dibelikan kartu telkomsel tapi jaringan kadang baik kadang juga tidak,tapi biarpun belajar di hp tetapki saya kusuruh lihat terus tugas-tugasnya supaya tidak ketinggalan di pelajaran”

(wawancara tanggal 24 juni 2021)”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun belajar online dorongan orang tua terhadap anak sangat baik demi untuk meningkatkan tingkat belajar peserta didik meskipun belajar dari rumah,orang tua telah menyediakan yang dibutuhkan oleh peserta didik seperti handphone dan kartu yang baik digunakan meskipun jaringan kadang tidak stabil di daerah tertentu.

Selanjutnya ke orang tua peserta didik lainnya yaitu Ibu Rabiah yang merupakan salah satu orang tua peserta didik di SMA Negeri 1 Bantaeng.

“yang paling penting itu nabutuhkan anak-anak ka masalah data jadi saya kalau mintaki uang anakku pembeli data selalu kukasi supaya ikut teruski belajar,ka kalau disini iya bagusji jaringan kita mami orang tua haruski ditau apa-apa nabutuhkan anakta supaya bisa ikut terus belajar,selalu juga kukasi tau anakku bilang tidak adaji itu pelajarannu ini hari(wawancara tanggal 24 juni 2021)”

(Wawancara/Tanggal 24 Juli 2021)

Berdasarkan wawancara diatas peranan orang tua sangatlah penting bagi pendidikan peserta didik apalagi diera pandemic Covid-19 sekarang ini,orang tua sangat merespon baik semua yang berkaitan pendidikan anaknya terkhusus untuk masalah kebutuhan siswa sebagai orang tua harus memberikan fasilitas kepada anak dan memberikan dorongan setiap saat kepada anak demi kelancaran pembelajaran.

Dokumen terkait