• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang membahas tentang pengelolaan retribusi pasar dalam peningkatan pendapatan asli daerah sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Chilvy Widiana(2010) dengan judul retribusi pasar dalam upaya Peningkatan Pendapataan asli daerah Kabupaten Ponorogo. Hasil penelitian ini menunjukkan gambaran besarnya pendapatan Retribusi Pasar mulai tahun 1999- 2008 rata-rata pertahunnya sebesar 15.75%,2 kontribusi retribusi pasar terhadap PAD dari tahun 1999-2008 rata-ratanya sebesar 6,66%pertahun,persentase kontribusi pendapatan retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah kecil bahkan menurun di tiap tahunnya,upaya pemerintah kabupatan Ponorogo dalam peningkatan pendapatan asli Daerah dari retribusi pasar yaitu dengan usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pasar,dengan adanya penyuluhan akan wajib retribusi,ketepatan waktu pembayaran dan pengawasan yang bagus kegiatan operasional retribusi pasar serta adanyapetugas yang bertindak tegas dalam pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam retribusi,sehingga operasional retribusi pasar dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Namun Retribusi pasar kabupaten ponorogo disimpulka tidak cukup besar kontribusi sebesar 6,66% jika dibanding dengan pendapatan asli Daerah,maka

retribusi pasar mempunyai persentase yang kecil terhadap kenaikan Pendapatan asli daerah dan kontribusinya selama sepuluhtahun semakin menurun.

C. Kerangka Fikir

Retribusi pasar merupakan sumber pendapatan daerah yang dipungut di pasar yang ada di Kabupaten Takalar. Kerangka fikir sebagai landasan konseptual di gunakan dalam penelitian ini berdasarkan pengelolaan Retribusi Pasar Aeng Towa terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Takalar dengan variabel : a. Perencanaan b. Pengorganisasian c. Penggerakan d.

Pegawasan. Dan faktor pendukung : a. Kerja sama b. Menunjang pendapatan ekonomi pedagang. Faktor Penghambat : a. Masih kurangnya kesadaran pedagang b. daya tamping pasar yang masih terbatas.

BAGANKERANGKA PIKIR

Pengelolaan Retribusi Pasar

Faktor Pendukung 1. Kerja sama 2. Menunjang pendapatan ekonomi pedagang

Faktor penghambat 1. Masih kurangxnya

kesadaran pedagang 2. Daya tampung

pasar yang masih terbatas

Variabel pengelolaan retribusi 1. Perencanaa 2. Pengorganisasian 3. Penggerakan 4. Pengawasan

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

D. Fokus Penelitian

Berdasarkan dari judul dan teori yan digunakan,maka fokus penelitian yang akan di teliti yaitu untuk melihat pengelolaan retribusi pasar dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Takalar.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Berdasarkan dari kerangka pikir di atas, adapun deskripsi focus penelitian adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan merupakan landasan pokok dan menjadi salah satu fungsi manajemen yang memegang peranan penting dalam menjamin tercapainnya tujuan yang diinginkan.

a. Target penerimaan Retribusi b. Tindakan yg di ambil Pemerintah

2. Pengorganisasian (Organizing) merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas- tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi dapat di capai dengan efisien.

a. Unsur Manusia b. Metode Pelaksanaan c. Standar Kerja d. Sarana Prasarana

3. Penggerakan (Actuating) merupakan hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersediah mengerti dan

menyumbangkan tenagannya secara efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan suatu organisasi.

a. Hubungan manusia dalam kepemimpinan.

b. Mengikat para Bawahan agar bersedia menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien.

4. Pengawasan (Controling) merupakan fungsi menejemen yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah disusun sebelumnya.

a. Pegawasan Lansung b. Pegawasan tidak lansung 5. Faktor Pendukung.

a. Kerja Sama

b. Menunjang pendapatan ekonomi pedagang 6. Faktor Penghambat.

a. Masih kurangnya kesadaran pedagang.

b. Daya tamping pasar yang masih terbatas.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penentuan Lokasi penelitian merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh dalam memperoleh hasil yang maksimal di dalam penelitian.

Lokasi Penelitian adalah tempat atau latar dimana penelitian di lakukan.Berkaitan dengan itu maka penelitian ini di mulai dari bulan Mei sampai Juni 2016 dan Peneliti memilih lokasi di Pasar Aeng Towa di Kabupaten Takalar.

Alasan peneliti memilih penelitian ini adalah mengingat bahwa Pasar Aeng Towa merupakan salah satu pasar yang di minati masyarakat dari desa-desa lain yang setiap hari pasar tidak perna sepi dari pegunjung serta untuk mengetahui pengelolaan retribusi pasar dalam meningkatkan pendapatan asli Daerah di Kabupaten Takalar.

B. Jenis &Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kulitatif yang menggambarkan secara deskriptif sebagai fokus penelitian berdasarkan data yang di olah yang berkaitan dengan upaya peningkatan pendapatan asli daerah melalui penerimaan retribusi Pasar Aeng Towa di Kabupaten Takalar.

2. Tipe Penelitian

Tipe Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah fenamonologi dengan pendekatan deskriptif kulitatif yaitu menghadirkan gambaran tentang

situasi atau fenomena sosial secara detail.yang bertujuan mendeskripsikan sesuatu secara jelas terhadap masalah upaya peningkatan pendapatan asli daerah melalui penerimaan retribusi Pasar di Kabupaten Takalar.

C. Sumber Data

Sumber data penelitian adalah darimana di peroleh,diambil dan di kumpulkannya data.sehubungan dengan permasalahan penelitian maka data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah:

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang di peroleh secara langsung pada sumber data yaitu dari Informan yang bersangkutan dengan cara wawancara dan pengamatan atau observasi pada informan tentang upaya peningkatan pendapatan asli daerah melalui pengelolaan retribusi pasar.

2) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh secara tidak langsung kepada objek peneliti yang dapat berupa dokumen-dokumen,buku-buku,catatan- catatan,makalah laporan,arsip,dan lain-lain,terutama yang berkenaan dengan upaya peningkatan asli daerah melalui penerimaan retribusi pasar.

D. Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang berada pada lingkup penelitian,artinya orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.untuk memperoleh data secara representative,maka diperlukan informan kunci yang memahami dan mempunyai kaitan dengan permasalahan yang dikaji.

Tabel 1 Informan Penelitian

No. Nama Inisial Jabatan/Status Keterang

an 1 Drs.Irwan Yunus IY Kepala Dinas Kantor

Pendapatan Daerah

1 2 Paharuddin ,S.Sos,

M.si

PD Kepala Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah

1

3 Akilah AK Staf Kantor Pendapatan

Daerah

1 4 DG. Pata DP Penagih Retribusi (Kolektor)

sekaligus Kepala Pasar Aeng Toa

1

5 H. Sakking HS Pedagang (penjual sepatu) 1

6 DG. Bundu DB Pedagang (penjual sayur) 1

7 syamsuddin SD Pedagang (penjual sepatu) 1

8 DG. Pata DP Penagih Retribusi (Kolektor) sekaligus Kepala Pasar Aeng Toa

1

9 Fitriani FT Pengunjung Pasar 1

Jumlah 9

E. Tehnik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, dalam percakapan ini di lakukan oleh dua orang yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

Dalam penelitian ini wawancara di lakukan secara bebas terpimpin yaitu dengan cara menyiapkan beberapa pertanyaan-pertanyaan sebagai pedoman, tetapi

di mungkinkan adanya variasi pertanyaan yang di sesuaikan dengan situasi dan kondisi di luar pedoman pertanyaan yang telah di buat dengan tidak menyimpang dari tujuan semula .

Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk memperoleh data secara jelas dan konkrit tentang peningkatan pendapatan asli daerah melalui pengelolaan retribusi pasar Kabupaten Takalar.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data dimana dokumen-dokumen yang di anggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang akan di teliti baik berupa literature, undang-undang, laporan tahunan, majalah, surat kabar, jurnal, tabel, karya tulis ilmiah, dan poto-poto di lokasi penelitian, di kaji dan di susun sedemikian rupa sehingga dapat di peroleh data guna memberikan informasi berkenaan dengan penelitian yang di lakukan.

3. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang di kumpulkan secara langsung dengan menitik beratkan pada pengamatan langsung ke lokasi penelitian guna melihat dan mengetahui secara pasti mengenai pengelolaan retribusi Pasar Aeng Towa di Kabupaten Takalar.

F. Tehnik Analisis Data

Untuk menganalisa data yang di peroleh tentang upaya pendapatan asli daerah melalui pengelolaan retribusi pasar maka menggunakan metode teknik deskriptif kualitatif. Dimana cara menganalisa data di lakukan dengan menganalisa hasil olahan data tersebut diinterprestasikan dalam bentuk narasi

untuk diambil suatu kesimpulan hasil penelitian dan selanjutnya penulis menggunakan beberapa saran untuk di rekomendasikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini.

Miles dan Huberman (Emzir,2010) menyatakan bahwa terdapat tiga macam kegiatan Analisis Data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.Mereduksi data berarti merangkum, memiliki hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dengan reduksi, maka peneliti merangkum, mengambil data yang penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka.Data yang tidak penting dibuang.

2. Model Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan data. Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sebagainya.

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display dapat juga berupa grafik, matriks, network (jejaring kerja)

3. Penarikan/verifikasi kesimpulan

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat dipercaya).

G. Keabsahan Data

Dalam pengujian pengabsahan data, peneliti menggunakan validitas data sebagai alat pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi dilapangan. Untuk menguji validitas data maka peneliti menggunakan metode trigulasi, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktuuntuk menguji kreabilitas data dilakukan dengan pengecekan data melaluiwawancara, observasi, dan teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda (Sugiono,2012:241).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Pasar Aeng Towa

Pasar Aeng Towa di resmikan pada tanggal 14 Desember 2015 bertempat di Pasar Aeng Towa Kec.Galesong Utara Kab. Takalar di hadiri oleh Bupati dan wakil bupati Takalar Dr. H. Burhanuddin Se.,M. Si dan H. M. Natsir Ibrahim, SE, Staf ahli Menteri bidang pengembangan iklim usaha dan kemitraan, ketua DPRD Kab. Takalar, Sekretaris Daerah Kab. Takalar, pimpinan BRI wilayah Makassar, Ketua Tim penggerak PKK Kab.Takalar bersama anggota, para anggota Forkopimda, para pimpinan SKPD, Kabag.Humas, santel dan PDE, dan Camat Galesong Utara bersama jajaran serta masyarakat Setempat.

Peresmian Pasar Aeng Towa tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti Pasar Tradisionl Aeng Towa dan penarikan Tirai di pintu gerbang masuk pasar oleh Menteri Koperasi dan UKM RI didampingi Bupati dan Wakil Bupati Takalar serta Ketua DPRD Kab.Takalar.Dengan diresmikannya Pasar Aeng Towa ini dapat memberikan manfaat besar bagi para pedagang dan masyarakat Aeng Towa, pada khususnyadan Kab.Takalar pada umumnya sebagai tempat jual beli kebutuhan sehari-hari setiap hari.

Pasar Tradisional Aeng Towa merupakan suatu wadah dimana terdapat didalamnya nilai-nilai kekeluargaan dibangun dari hasil interaksi dan komunikasi antar masyarakat. Di pasar tradisional pula interaksi antar penjual dan pembeli menemukan eksistensinya dalam proses tawar-menawar antara penjual dan

pembeli. Tawar-menawar tersebut menhilangkan monopoli harga oleh penjual yang menjadi cirri dari system ekonomi kapitalis.Selainitu, pola bangunan pasar tradisional sangatlah khas dimana pasar tradisional memiliki los-los yang memungkinkan interaksi antara penjual dan pembeli berlangsung dengan terbuka.

Dengan kata lain, bagi bangsa Indonesia pasar tradisional tidak saja merupakan penyangga ekonomi namunjuga merupakan asset budaya yang harus dilestarikan.

Keberadaan Pasar Aeng Towa tersebut sangat memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat pedagang dan berbagai kalangan yang terkait di dalamnya serta jalur menuju ke Pasar sangatlah mudah di jaungkau oleh setiap masyarakat yang ingin berkunjung kesana karna tepatnya tdk jauh dari jalan raya dan juga pasar tersebut berada di tengah pemukiman masyarakat serta gambang di lalui oleh kendaraan apapun roda dua dan roda empat serta berjalan kaki karna akses jalan menuju Pasar sangatlah baik dan dekat dari pemukiman padat penduduk.

Pasar Aeng Towa juga berkerja sama oleh Dinas koperasi guna meningkatkan daya saing serta Pasar Aeng Towa harus bias mimiliki Koperasi Pasar, sehingga bisa masuk untuk memberikan bantuan berupapelatihan-pelatihan bagi anggota koperasi. Pasar Aeng Towa tersebut dibangun menggunakan dana bantuan social Kementerian koperasi dan UKM, jadi harus diawasi pengelolaannya.

2. Keadaan Fasilitas Pasar Tabel 2

Jenis dan Jumlah fasilitas yang dimiliki oleh Pasar Aeng Towa di Kab.

Takalar

NO Jenis Fasilitas Jumlah Fasilitas

1 Kios 20

2 Los 65

3 Pelataran 60 -70

4 Gardu 60 -70

Sumber :Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Takalar

Tabel 3

Jenis Fasilitas dan tarif Retribusi Pasar Aeng Towa di Kab. Takalar

NO Jenis Fasilitas

Tarif Retribusi Pasar Perhari Pasar Perbulan

1 Kios 2 000-3 000 10 000

2 Los 2 000-3 000 10 000

3 Gardu 2 000-3 000 10 000

4 Pelataran 2 000-3 000 10 000

Sumber:Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Takalar

Dengan melihat tabel diatas Nampak bahwa kios mempunyai tarif yang yang paling tinggi dan penggunaan fasilitas tersebut diperuntukan kepada pedagang-pedagang yang mempunyai omsek besar Contohnya penjual Emas, penjual elektronik, penjual barang-barang pecah dan lain-lain sebagainya

sedangkan tarif yang paling kecil yaitu gardu dan pelataran yang diperuntuhkan untuk penjual-penjual contohnya penjual sayur-sayuran dan pedagang kaki lima.

Pasar Aeng Towa mempunyai 20 Kios yang berada dalam lingkungan Pasar Namun kios tersebut belum di tempati oleh para pedagan di karnakan masih dalam tahap pengerjaan.Namun kios-kios tersebut sudah dipesan jauh-jauh hari oleh para pedaganga yang ingin menempati Kios tersebut.

B. Pengelolaan Retribusi Pasar Aeng Towa dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Takalar

Pengelolaan Penerimaan Retribusi Pasar

Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen merupakan suatu proses,yang diartikan sebagai usaha yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan proses ini merupakan serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut merupakan kaitan antara fungsi dari manajemen itu sendiri yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

Demikian pula pada pengelolaan penerimaan retribusi pasar Aeng Towa di Kab.Takalar yang dalam hal ini di kelola oleh Dinas Pendapatan Daerah senantiasa menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaannya agar dalam pelaksanaannya senantiasa merujuk pada upaya pencapaian tujuannya.

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan landasan pokok dan menjadi salah satu fungsi menejemen yang memegang peranan penting dalam menjamin tercapainya tujuan

yang di inginkan. Perencanaan ini memiliki variabel : a. Target penerimaan Retribusi b. indakan yang diambil Pemerintah.

1. a. Target penerimaan retribusi

“Waaaa,Dalam hal pencapaian target retribusi shiii biasanya di akibatkan juga oleh para wajib retribusi yg semaunya saja membayar.”(Kolektor Pasar Aeng Towa, tanggal 17 Mei 2016).

Dari hasil Wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa target retribusi tidak tercapai karna adanya wajib retribusi yang masih acuh tak acuh dalam persoalan membayar Retribusi yang iya nikmati sendiri.

”Mengatur perencanaan sebaik mungkin agar bisa tercapainya tujuan yang di inginkan yaitu meningkatnya pendapatan retribusi pasar.” (IY/Kepala Dinas kantor pendapatan Daerah, tanggal 30 Mey 2016).

Guna merealisasi target diatas Dinas pendapatan Daerah sangat bekerja keras dalam tercapainya segala rencana yang iya buat agar pencapaian target Retribusi Pasar bisa iya capai setinggi mungkin sehingga pendapatan Daerah dalam hal Retribusi biasa mengalami peninggakatan setiap tahunya agar tidak mengalami penurunan sehingga bisa bersaing dengan Daerah Lain.

Menurut keterangan Pak PD selaku Kepala Bidang Perencanaan pendapatan Daerah mengatakan bahwa :

“Penentuan target pertahun di dasarkan pada potensi yang dimiliki setiap pasar dan dengan melihat realisasi yang dapat dicapai tiap tahunnya serta menambah presentase jenis penerimaan yang memungkinkan untuk dicapai itulah yang menjadi acuan kami untuk menetapkan target penerimaan retribusi pasar pertahun disetiap pasar” (wawancara 30 Mei 2016)

Kemudian ia menambahkan bahwa :

Yaaa, Persoalan mendasar kami dalam penentaun target pertahunnya adalah tidak adanya data yang akurat tentang potensi yang sebenarnya serta pembangunan pasar yang membutuhkan waktu yang lama dilakukan sehingga terjadi perbedaan antara target yang ditetapkan dengan realisasinya.

Sedangkan menurut Pak IY selaku Kepala Dinas (Kantor Pendapatan Daerah) Di Kabupaten Takalar mengatakan bahwa :

“tidak tercapainya target biasanya disebapkan oleh wajib retribusi yang tidak memiliki tempat khusus didalam pasar. Jumlah mereka yang tidak menentu membuat kita kesulitan untuk mendata mereka..” (wawancara 30 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perencanaan dalam hal penetuan target penerimaan retribusi pasar Aeng Towa pertahunnya senantiasa dilakukan berdasarkan potensi yang ada dan sangat tergantung pada realisasi pertahun yang dapat tercapai. Namun tidak adanya data yang akurat tentang potensi yang dimiliki oleh pasar serta pembangunan pasar membuat realisasi penerimaan retribusi pasar tidak sesuai yang direncanakan.

1. b. Tindakan yang di ambil Pemerintah

“Kami melakukan kerja sama dengan Dinas koperasi di karenakan supaya adanya penambahan modal dagang bagi para pegusaha yg berjualan di Pasar.”(IY/ kepala Dinas tanggal 30 Mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa peran dari Dinas pendapatan Daerah cukup baik karena adanya kepedulian yang dia lakukan mesti bukan dia lansung yang turung tangan memberi bantuan dalam hal ini pimjaman bagi para pelaku pedagang melainkan adanya kerja sama oleh dinas koperasi.

“Mengadakan tinjauan lansung ke lapangan guna melihat keadaan pasar serta aktifitas-aktifitas yang di lakukan para pedagang dalam waktu Pasar.”( PD/

staf kantor pendapatan Daerah tanggal 30 Mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan yang seperti itu sepatutnya harus di lakukan setiap saat karna guna melihat keluhan- keluhan yang di butuhkan para pedagang yang ada di Pasar sehingga Dinas Pendapatan Daerah melihat secara lansung keadaan dilapangan.

“Memberi peringatan kepada wajib retribusi yang malas-malasan dalam membayar retribusi pasar sehingga ia tidak mau lagi mengulagi hal seperti itu.”(DP/seorang kolektor tanggal 30 mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap yang dilakukan seorang kolektor kepada wajib retribusi dalam menagih retribusi wajar-wajar saja jika sekali-kali mengancam kepada wajib retribusi yang suka malas-malasan dalam membayar retribusi demi kebaikan bersama selama tindakan yang di ambil tidak melampaui batas.

“Yaa kami lumayan tegas dalam memerintah para bawahan agar dalam melakukan penagihan kepada wajib retribusi itu tidak main- main di lapangan.”(AK/staf kantor tanggal 30 mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Para staf kantor Dinas Pendapatan Daerah dalam memerintah para bawahannya sangatlah tegas guna memberi motifasi kepada bawahan supaya tidak semaunya saja dalam melaksanakan tugas.

Agar pelaksanan tugas berjalan dengan baik maka harus ada pembagian tugas yang baik agar dalam pelaksanaan pemungutan dapat berjalan dengan efektif dan lancar sehingga pemungutan retribusi pasar Aeng Towa semua pedagang tidak ada yang tidak membayar retribusi seperti yang dikatakan oleh DP salah seorang kolektor bahwa :

“yaaa dalam melaksanakan tugasku sebagi kolektor sekaligus kepala pasar itu adalah amanah yang patut saya jalankan sebaik mungkin dalam hal menagih retribusi yang harus saya lakukan setiap hari pasar dan datang tepat waktu sebelum pasar di tutup. (wawancara 17 Mei 2016)

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian ini mempunyai beberapa variable : a. Unsur manusia b.

Metode Pelaksanaan c. Standar Kerja d. Sarana dan Prasarana Menunjang.

2. a. Unsur Manusia

“yaaaa, dalam hal kekerabatan yang di lakukan dipasar dalam hal pedagang dan pembeli sangatlah bersifat positip sehingga kami sebagai pedagang sangatlah menhargai hal itu”.(HS/pedagang baju tanggal 21 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa disini dapat di lihat bagaimana sifat kekeluargaan itu dapat terjalin dengan baik karena adanya kebersamaan setiap hari yang dilakukan di pasar serta sekali-kali mereka bercanda jika tidak ada pelangga.

“yaaa jumlah personil kita di lapangan sudah cukup memadai, yang setiap harinya lansung terjung kelapangan guna untuk melakukan pemungutan retribusi kepada para wajib retribusi yang ada di semua pasar di Kab.

Takalar. (Wawancara 30 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa jumlah pegawai/kolektor yang melaksanakan pemungutan retribusi pasar di pasar Aeng Towa sudah seimbang dengan wajib retribusi yang ada di pasar.

“Yaaa,kita sebagai pedagang haruslah bersifat rama kepada setiap pelanggan yang datang berkunjung di Los kami karena pelanggan ibarat kami adalah raja.”(SD/pedagang tanggal 23 Juni 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sepatutnya pelanggan harus di layani sebaik mungkin karna tampa pelangga kita sebagai pedagang pasti tidak berarti apa-apa.

“Yaaa, kami disini sebagai pengunjung pasar turut meramaikan saja yang setiap hari pasar selalu menyempatkan waktu tuk berkunjung karena untuk mencari kebutuhan yang kami perlukan.”(FT/pengunjung pasar tanggal 17 Mei 2016)

Dokumen terkait