• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Keabsahan Data

Dalam pengujian pengabsahan data, peneliti menggunakan validitas data sebagai alat pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi dilapangan. Untuk menguji validitas data maka peneliti menggunakan metode trigulasi, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas dan dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi Waktu

Triangulasi waktuuntuk menguji kreabilitas data dilakukan dengan pengecekan data melaluiwawancara, observasi, dan teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda (Sugiono,2012:241).

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Pasar Aeng Towa

Pasar Aeng Towa di resmikan pada tanggal 14 Desember 2015 bertempat di Pasar Aeng Towa Kec.Galesong Utara Kab. Takalar di hadiri oleh Bupati dan wakil bupati Takalar Dr. H. Burhanuddin Se.,M. Si dan H. M. Natsir Ibrahim, SE, Staf ahli Menteri bidang pengembangan iklim usaha dan kemitraan, ketua DPRD Kab. Takalar, Sekretaris Daerah Kab. Takalar, pimpinan BRI wilayah Makassar, Ketua Tim penggerak PKK Kab.Takalar bersama anggota, para anggota Forkopimda, para pimpinan SKPD, Kabag.Humas, santel dan PDE, dan Camat Galesong Utara bersama jajaran serta masyarakat Setempat.

Peresmian Pasar Aeng Towa tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti Pasar Tradisionl Aeng Towa dan penarikan Tirai di pintu gerbang masuk pasar oleh Menteri Koperasi dan UKM RI didampingi Bupati dan Wakil Bupati Takalar serta Ketua DPRD Kab.Takalar.Dengan diresmikannya Pasar Aeng Towa ini dapat memberikan manfaat besar bagi para pedagang dan masyarakat Aeng Towa, pada khususnyadan Kab.Takalar pada umumnya sebagai tempat jual beli kebutuhan sehari-hari setiap hari.

Pasar Tradisional Aeng Towa merupakan suatu wadah dimana terdapat didalamnya nilai-nilai kekeluargaan dibangun dari hasil interaksi dan komunikasi antar masyarakat. Di pasar tradisional pula interaksi antar penjual dan pembeli menemukan eksistensinya dalam proses tawar-menawar antara penjual dan

pembeli. Tawar-menawar tersebut menhilangkan monopoli harga oleh penjual yang menjadi cirri dari system ekonomi kapitalis.Selainitu, pola bangunan pasar tradisional sangatlah khas dimana pasar tradisional memiliki los-los yang memungkinkan interaksi antara penjual dan pembeli berlangsung dengan terbuka.

Dengan kata lain, bagi bangsa Indonesia pasar tradisional tidak saja merupakan penyangga ekonomi namunjuga merupakan asset budaya yang harus dilestarikan.

Keberadaan Pasar Aeng Towa tersebut sangat memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat pedagang dan berbagai kalangan yang terkait di dalamnya serta jalur menuju ke Pasar sangatlah mudah di jaungkau oleh setiap masyarakat yang ingin berkunjung kesana karna tepatnya tdk jauh dari jalan raya dan juga pasar tersebut berada di tengah pemukiman masyarakat serta gambang di lalui oleh kendaraan apapun roda dua dan roda empat serta berjalan kaki karna akses jalan menuju Pasar sangatlah baik dan dekat dari pemukiman padat penduduk.

Pasar Aeng Towa juga berkerja sama oleh Dinas koperasi guna meningkatkan daya saing serta Pasar Aeng Towa harus bias mimiliki Koperasi Pasar, sehingga bisa masuk untuk memberikan bantuan berupapelatihan-pelatihan bagi anggota koperasi. Pasar Aeng Towa tersebut dibangun menggunakan dana bantuan social Kementerian koperasi dan UKM, jadi harus diawasi pengelolaannya.

2. Keadaan Fasilitas Pasar Tabel 2

Jenis dan Jumlah fasilitas yang dimiliki oleh Pasar Aeng Towa di Kab.

Takalar

NO Jenis Fasilitas Jumlah Fasilitas

1 Kios 20

2 Los 65

3 Pelataran 60 -70

4 Gardu 60 -70

Sumber :Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Takalar

Tabel 3

Jenis Fasilitas dan tarif Retribusi Pasar Aeng Towa di Kab. Takalar

NO Jenis Fasilitas

Tarif Retribusi Pasar Perhari Pasar Perbulan

1 Kios 2 000-3 000 10 000

2 Los 2 000-3 000 10 000

3 Gardu 2 000-3 000 10 000

4 Pelataran 2 000-3 000 10 000

Sumber:Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Takalar

Dengan melihat tabel diatas Nampak bahwa kios mempunyai tarif yang yang paling tinggi dan penggunaan fasilitas tersebut diperuntukan kepada pedagang-pedagang yang mempunyai omsek besar Contohnya penjual Emas, penjual elektronik, penjual barang-barang pecah dan lain-lain sebagainya

sedangkan tarif yang paling kecil yaitu gardu dan pelataran yang diperuntuhkan untuk penjual-penjual contohnya penjual sayur-sayuran dan pedagang kaki lima.

Pasar Aeng Towa mempunyai 20 Kios yang berada dalam lingkungan Pasar Namun kios tersebut belum di tempati oleh para pedagan di karnakan masih dalam tahap pengerjaan.Namun kios-kios tersebut sudah dipesan jauh-jauh hari oleh para pedaganga yang ingin menempati Kios tersebut.

B. Pengelolaan Retribusi Pasar Aeng Towa dalam Peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Takalar

Pengelolaan Penerimaan Retribusi Pasar

Pengelolaan atau yang sering disebut manajemen merupakan suatu proses,yang diartikan sebagai usaha yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan proses ini merupakan serangkaian tindakan yang berjenjang, berlanjut dan berkaitan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses tersebut merupakan kaitan antara fungsi dari manajemen itu sendiri yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.

Demikian pula pada pengelolaan penerimaan retribusi pasar Aeng Towa di Kab.Takalar yang dalam hal ini di kelola oleh Dinas Pendapatan Daerah senantiasa menerapkan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaannya agar dalam pelaksanaannya senantiasa merujuk pada upaya pencapaian tujuannya.

1. Perencanaan (planning)

Perencanaan merupakan landasan pokok dan menjadi salah satu fungsi menejemen yang memegang peranan penting dalam menjamin tercapainya tujuan

yang di inginkan. Perencanaan ini memiliki variabel : a. Target penerimaan Retribusi b. indakan yang diambil Pemerintah.

1. a. Target penerimaan retribusi

“Waaaa,Dalam hal pencapaian target retribusi shiii biasanya di akibatkan juga oleh para wajib retribusi yg semaunya saja membayar.”(Kolektor Pasar Aeng Towa, tanggal 17 Mei 2016).

Dari hasil Wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa target retribusi tidak tercapai karna adanya wajib retribusi yang masih acuh tak acuh dalam persoalan membayar Retribusi yang iya nikmati sendiri.

”Mengatur perencanaan sebaik mungkin agar bisa tercapainya tujuan yang di inginkan yaitu meningkatnya pendapatan retribusi pasar.” (IY/Kepala Dinas kantor pendapatan Daerah, tanggal 30 Mey 2016).

Guna merealisasi target diatas Dinas pendapatan Daerah sangat bekerja keras dalam tercapainya segala rencana yang iya buat agar pencapaian target Retribusi Pasar bisa iya capai setinggi mungkin sehingga pendapatan Daerah dalam hal Retribusi biasa mengalami peninggakatan setiap tahunya agar tidak mengalami penurunan sehingga bisa bersaing dengan Daerah Lain.

Menurut keterangan Pak PD selaku Kepala Bidang Perencanaan pendapatan Daerah mengatakan bahwa :

“Penentuan target pertahun di dasarkan pada potensi yang dimiliki setiap pasar dan dengan melihat realisasi yang dapat dicapai tiap tahunnya serta menambah presentase jenis penerimaan yang memungkinkan untuk dicapai itulah yang menjadi acuan kami untuk menetapkan target penerimaan retribusi pasar pertahun disetiap pasar” (wawancara 30 Mei 2016)

Kemudian ia menambahkan bahwa :

Yaaa, Persoalan mendasar kami dalam penentaun target pertahunnya adalah tidak adanya data yang akurat tentang potensi yang sebenarnya serta pembangunan pasar yang membutuhkan waktu yang lama dilakukan sehingga terjadi perbedaan antara target yang ditetapkan dengan realisasinya.

Sedangkan menurut Pak IY selaku Kepala Dinas (Kantor Pendapatan Daerah) Di Kabupaten Takalar mengatakan bahwa :

“tidak tercapainya target biasanya disebapkan oleh wajib retribusi yang tidak memiliki tempat khusus didalam pasar. Jumlah mereka yang tidak menentu membuat kita kesulitan untuk mendata mereka..” (wawancara 30 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa perencanaan dalam hal penetuan target penerimaan retribusi pasar Aeng Towa pertahunnya senantiasa dilakukan berdasarkan potensi yang ada dan sangat tergantung pada realisasi pertahun yang dapat tercapai. Namun tidak adanya data yang akurat tentang potensi yang dimiliki oleh pasar serta pembangunan pasar membuat realisasi penerimaan retribusi pasar tidak sesuai yang direncanakan.

1. b. Tindakan yang di ambil Pemerintah

“Kami melakukan kerja sama dengan Dinas koperasi di karenakan supaya adanya penambahan modal dagang bagi para pegusaha yg berjualan di Pasar.”(IY/ kepala Dinas tanggal 30 Mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa peran dari Dinas pendapatan Daerah cukup baik karena adanya kepedulian yang dia lakukan mesti bukan dia lansung yang turung tangan memberi bantuan dalam hal ini pimjaman bagi para pelaku pedagang melainkan adanya kerja sama oleh dinas koperasi.

“Mengadakan tinjauan lansung ke lapangan guna melihat keadaan pasar serta aktifitas-aktifitas yang di lakukan para pedagang dalam waktu Pasar.”( PD/

staf kantor pendapatan Daerah tanggal 30 Mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa kegiatan yang seperti itu sepatutnya harus di lakukan setiap saat karna guna melihat keluhan- keluhan yang di butuhkan para pedagang yang ada di Pasar sehingga Dinas Pendapatan Daerah melihat secara lansung keadaan dilapangan.

“Memberi peringatan kepada wajib retribusi yang malas-malasan dalam membayar retribusi pasar sehingga ia tidak mau lagi mengulagi hal seperti itu.”(DP/seorang kolektor tanggal 30 mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sikap yang dilakukan seorang kolektor kepada wajib retribusi dalam menagih retribusi wajar-wajar saja jika sekali-kali mengancam kepada wajib retribusi yang suka malas-malasan dalam membayar retribusi demi kebaikan bersama selama tindakan yang di ambil tidak melampaui batas.

“Yaa kami lumayan tegas dalam memerintah para bawahan agar dalam melakukan penagihan kepada wajib retribusi itu tidak main- main di lapangan.”(AK/staf kantor tanggal 30 mey 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Para staf kantor Dinas Pendapatan Daerah dalam memerintah para bawahannya sangatlah tegas guna memberi motifasi kepada bawahan supaya tidak semaunya saja dalam melaksanakan tugas.

Agar pelaksanan tugas berjalan dengan baik maka harus ada pembagian tugas yang baik agar dalam pelaksanaan pemungutan dapat berjalan dengan efektif dan lancar sehingga pemungutan retribusi pasar Aeng Towa semua pedagang tidak ada yang tidak membayar retribusi seperti yang dikatakan oleh DP salah seorang kolektor bahwa :

“yaaa dalam melaksanakan tugasku sebagi kolektor sekaligus kepala pasar itu adalah amanah yang patut saya jalankan sebaik mungkin dalam hal menagih retribusi yang harus saya lakukan setiap hari pasar dan datang tepat waktu sebelum pasar di tutup. (wawancara 17 Mei 2016)

2. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian ini mempunyai beberapa variable : a. Unsur manusia b.

Metode Pelaksanaan c. Standar Kerja d. Sarana dan Prasarana Menunjang.

2. a. Unsur Manusia

“yaaaa, dalam hal kekerabatan yang di lakukan dipasar dalam hal pedagang dan pembeli sangatlah bersifat positip sehingga kami sebagai pedagang sangatlah menhargai hal itu”.(HS/pedagang baju tanggal 21 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa disini dapat di lihat bagaimana sifat kekeluargaan itu dapat terjalin dengan baik karena adanya kebersamaan setiap hari yang dilakukan di pasar serta sekali-kali mereka bercanda jika tidak ada pelangga.

“yaaa jumlah personil kita di lapangan sudah cukup memadai, yang setiap harinya lansung terjung kelapangan guna untuk melakukan pemungutan retribusi kepada para wajib retribusi yang ada di semua pasar di Kab.

Takalar. (Wawancara 30 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa jumlah pegawai/kolektor yang melaksanakan pemungutan retribusi pasar di pasar Aeng Towa sudah seimbang dengan wajib retribusi yang ada di pasar.

“Yaaa,kita sebagai pedagang haruslah bersifat rama kepada setiap pelanggan yang datang berkunjung di Los kami karena pelanggan ibarat kami adalah raja.”(SD/pedagang tanggal 23 Juni 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sepatutnya pelanggan harus di layani sebaik mungkin karna tampa pelangga kita sebagai pedagang pasti tidak berarti apa-apa.

“Yaaa, kami disini sebagai pengunjung pasar turut meramaikan saja yang setiap hari pasar selalu menyempatkan waktu tuk berkunjung karena untuk mencari kebutuhan yang kami perlukan.”(FT/pengunjung pasar tanggal 17 Mei 2016)

Sejalan dengan pendapat diatas SD salah seorang pedagang sepatu juga memberikan pendapat bahwa:

Yaaaa, saya sangat setuju karena apabila banya pengunjung yang datang di pasar maka penhasilan kami akan meningkat.(SD/pedagang sepatu tnggal 17 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa keberadaan pasar ini sangat memberi mamfaat bagi para masyarakat yang sangat terbantu karena mudahnya mencari sesuatu tampa harus jauh-jauh turung di makassar hanya untuk mencari kebutuhan rumah tangga.

2.b. Metode Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemungutan retribusi Pasar Aeng Towa di Kab.Takalar dilakukan setiap hari pasar yaitu hari senin dan hari kamis. Adapun metode pelaksanaan pemungutan retribusi Pasar Aeng Towa seperti yang dikatakan oleh Kepala Perencanaan Kantor Pendapatan Daerah di Kabupaten Takalar bahwa :

“Dalam melakukan pemungutan retribusi pasar yang berjalan selama ini para petugas/kolektor mendatangi secara langsung para pengguna fasilitas pasar dimana mereka menjual hal ini dilakukan agar pelaksanaan pemungutan tidak menggangu jalannya transaksi jual beli oleh para wajib retribusi” (wawancara 30 Mei 2016).

Sejalan dengan pendapat di atas sesuai yang dikemukakan oleh HS salah seorang penjual pakaian (wajib retribusi) di pasar Aeng Towa mengatakan bahwa

“Selama ini pemungutan retribusi pasar lumayan baik karena mereka langsung mendatangi kami sehingga tidak menggangu proses jual beli yang kami lakukan di pasar”. (wawancara 17 Mei 2016)

Sedangkan menurut DB salah seorang penjual Sayur (wajib retribusi) di pasar Aeng Towa bahwa :

“Yaa..Selama ini proses pembayaran retribusi pasar yang kami lakukan sangatlah gampang karena penagih Retribusi datang langsung ketempat kami berjualan untuk menagih dan kami membayar sesuai dengan tarif yang sudah ditetapkan. (wawancara 15 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa metode pemungutan tarif retribusi kepada pengguna fasilitas pasar dilakukan dengan cara mendatangi langsung para wajib retribusi ditempat mereka berjualan. Ini dilakukan agar pemungutan retribusi tidak mengganggu proses jual beli para wajib retribusi dan memastikan bahwa tidak ada wajib retribusi pasar yang tidak membayar retribusi. Mengingat jumlah pengguna pasar di pagi hari maka kepala UPTD memerintahkan agar lebih mendahulukan pemungutan pada pengguna pasar pagi terutama pengguna pelataran terbuka dimana diketahui bahwa pengguna tersebut dalam melakukan aktifitasnya hanya sebentar tidak sama dengan pengguna lainnya yang punya tempat khusus didalam pasar.

Sejalan dengan di atas DP menambahkan pendapatnya ia mengatakan bahwa:

“Saya selaku kolektor yang di tugaskan dan sekaligus kepala pasar di PasarAeng Towa merupakan suatu tanggung jawab yang sangat besar yang harus saya lakukan dan menjaga amanah yang di berikan kepada saya serta harus mampuh kami jaga oleh karna itu sepatutnya seorang kolektor haruslah bersikap ramah dan sopan dalam menangih para wajib retribusi yang ada di pasar, tapi terkadang masih ada pedagang yang tidak membayar retribusi bahkan semaunya saja. Namun kita sebagai kolektor cuma mengingatkan saja agar membayar retribusi tepat waktu karna tarif yang diberikan cukup murah.(wawancara 23 Juni 2016)

Dari wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa untuk lebih memudahkan para kolektor dalam pemungutan retribusi maka kepala UPTD pasar Aeng Towa membagi dua wilayah pemungutan personilnya, ini dilakukan agar para kolektor mengetahui dengan jelas wilayah pemungutannya sehingga tidak

ada wajib retribusi yang tidak mebayar kewajibannya. Adapun aspek yang paling penting dalam pemungutan retribusi adalah waktu dan tempat serta besarnya biaya pemungutan.

Untuk wajib retrbusi yang tidak menetap pada suatu los atau kios atau gardu diprioritaskan pemungutan lebih awal.Pedagang sayur-sayuran yang biasanya mulai braktifitas di pagi hari dan pulang cepat ketika jualanya sudah habis, untuk wajib retribusi tersebut biasanya dipungut lebih awal dibandingkan dengan pedagang yang sudah mempunyai tempat yang khusus didalam pasar.

Sejalan dengan pendapat diatas DP yang juga merupakan salah satu kolektor yang ada di Pasar Aeng Towa mengatakan bahwa :

“Kami selalu mendahulukan pemungutan retribusi kepada pedagang yang lebih cepat pulangnya agar mereka membayar kewajibanya sebelum mereka pulang ke rumahnya masing-masing, sehingga tidak ada wajib retribusi yang tidak membayar retrbusi.” (wawancara 17 Mai 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam melakukan pemumgutan retribusi pasar para kolektor lebih mendahulukan pedagang- pedagang yang tidak mempunyai tempat khusus didalam pasar, ini dilakukan agar para penjual (wajib retribusi) membayar kewajibannya dahulu sebelum meninggalkan pasar. Tapi sekarang kios tersebut sudah di pesan oleh para pedagang yang mempunyai omset yang cukup besar untuk melakukan transaksi setiap hari contohnya penjual emas, penjual elektronik, penjual barang-barang pecah dan lain sebagainya sedangkan tarif yang paling kecil yaitu Gardu dan pelataran yang peruntuhkan untuk penjual-penjual kecil contohnya penjual sayur- sayuran dan pedagang kaki lima.

2.c. Standar Kerja

Dalam upaya pencapaian target penerimaan maka dibuatlah standar kerja bagi para pemungut/kolektor retribusi pasar agar dapat melaksanakan pemungutan seefektif mungkin. Hal ini diungkapkan olehStaf Kantor Pendapatan Daerah yang mengatakan bahwa :

“Untuk kolektor pemungutan retribusi pasar dibuatkan suatu standar kerja yaitu saat dimulainya pasar sampai selesai yaitu pukul 06.00 sampai pukul 10.30 ini dilakukan agar semua pengguna fasilitas tidak ada yang lolos untuk membayar kewajibanya” (wawancara 30 Mei 2016)

Selain itu ia menambahkan bahwa :

“Terkadang juga ketidak disiplinan para kolektor yang datang terlambat membuat banyak pedagang-pedagang utamanya para pedagang sayur yang mulai beraktifitas dipagi buta dan setelah habis jualannya langsung meninggalkan tempatnya luput dari tagihan retribusi dan ini sangat mempengaruhi pemasukan utamanya dalam retribusi pasar.”(wawancara 30 Mei 2016)

Setelah dikonfirmasi pada DP seorang kolektor di Pasar Aeng Towa ia mengatakan bahwa :

“jam kerja yang terlalu cepat membuat kami kadang-kadang terlambat datang kepasar untuk melakukan pemungutan retribusi.” (wawancara 17 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis menyimpulkan bahwa standar kerja para kolektor pemungutan retribusi pasar dimulai saat pagi-pagi sekitar pukul 06.00 sampai selesai, namun kedisiplinan para kolektor ini masih harus ditingkatkan karena ini sangat berpengaruh terhadap realisasi penerimaan dimana tenaga kolektor sebagai unsur yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan dalam penerimaan retribusi Pasar Aeng Towa.

“Perlu adanya ketetapan jam kerja bagi setiap kolektor yg menagih sehingga kita sebagai wajib retribusi (pedagang) sudah mengetahui terlebih dahulu kedatanganx“.(HS/Pedagang tanggal 17 mey 2016)

Sedangkan untuk pemungutan sewa fasilitas pasar yang ada dipasar Aeng Towa Kab. Takalar menurut penjelasan dari Kepala Bidang Perencanaan Dinas Pendapatan Daerah bahwa :

“Besarnya pungutan untuk pengguna fasilitas pasar ada dua macam bentuk dari pungutan retribusi pasar di Pasar Aeng Towa yaitu pungutan perbulan dan pungutan perhari pasar sedangkan tarifnya untuk perhari pasar semuanya sama dan tarif perbulan disesuaikan dengan fasilitas apa yang ditempati oleh wajib retribusi yang bersangkutan”(wawancara 23 Juni 2016)

2.d. Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana penunjang juga merupakan bagian yang menunjang dalam pengorganisasian namun dikatakan oleh Kepala Dinas bahwa :

“sarana dan prasarana dalam melaksanakan tugas para kolektor saya kira tidak terlalu di butuhkan karena para kolektor hanya melaksanakan tugasnya di lokasi pasar jadi cukup dengan menggunakan kendaraan pribadinya mereka sudah bisa melaksanakan tugasnya sebagai kolektor atau penagih retribusi di setiap pasar-pasar yang ada di Kabupaten Takalar

” .(wawancara 30 Mei 2016)

Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sarana dan prasarana dalam melaksanakan pemungutan retribusi pasar di Pasar Aeng Towa tidak terlalu mempengaruhi kelancaran pemungutan karena lokasi pemungutan yang hanya berada didalam pasar membuat pemungutan retribusi sangatlah mudah di jangkau keberadaan setiap wajib retribusi yang saling berdekatan satu sama lain di dalam pasar sehingga tdk ada alasan bagi para kolektor mengeluh dalam hal penagihan retribusi.

“Yaaa, sarana prasana shiii yang ada di Pasar Aeng ini kami selaku pedagang belum puas shii karna masih kurang.”(HS/pedagang tanggal 17 Mei 2016)

Sejalan dengan pendapat diatas FT pengunjung pasar mengatakan pendapatnya bahwa:

“Saya pun selaku pengunjung Pasar merasakan masih kurangnya sarana prasana yang tersedia di pasar karna parkir motor yang tidak memadai serta tidak terjamin keamananya.”(wawancara tanggal 17 Mei 2016) Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa fasilitas- fasilitas yang ada di pasar Aeng Towa belum cukup memadai karena masih ada yang dalam tahap pembangunan serta masih banyaknya yang berjualan di jalan masuk pasar itu semua harus di sediakan tempat di dalam pasar sehingga tidak mengganggu para pengunjung lain yang mau lewat.

“Yaaa, kami selaku kolektor juga mendengar keluhan-keluhan yang di alami oleh setiap para pedagang dikarnakan kami sebagai penyaampung lidah kepada pemerintah sehingga cepat di respon.”(DP/ seorang kolektor tanggal 30 mey 2016)

Sejalan dengan pendapat di atas AK selaku Staf di Kantor Pendapatan Daerah mengatakan bahwa:

“Betul kata pak DP di atas dimana kita sebagai staf juga harus saling membantu atasan dalam hal mau mendengarkan keluhan-keluhan dilapangan sehingga kita sebagai bawahan bisa menyapaikan lansung ke atasan sehingga bisa di tindak lanjuti.”(wawancara tanggal 30 Mei 2016)

Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa adanya kerja sama yang dilakukan antara atasan dan bawahan yang dilakukan kantor Pendapatan Daerah itu sangat memberi contoh yang baik bagi kantor lain .

3. Penggerakan

Penggerakan atau actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi.Jadi actuating artinya adalah

Dokumen terkait