BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Widiarti (2007) Efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share terhadap hasil belajar pada pokok bahasan segi empat pada siswa kelas VII semester 2, menemukan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa ada perbedaan rata-rata hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol. Sehingga Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share lebih efektif daripada pembelajaran dengan metode ekspositori. Disarankan guru dapat mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dan menerapkan pada pokok bahasan lain.
2. Natalliasari (2013) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and sharing (TPS) untuk meningkatkan kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa MTs menemukan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan peningkatan hasil belajar terhadap kemampuan penalaran dan pemecahan masalah matematis siswa, antara siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Diperoleh hasil peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe think pair and share lebih baik dari pada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran, dan kemampuan pemecahan masalah siswa.
39
3. Permanasari, dkk (2013) Efektivitas pendekatan pembelajaran open-ended terhadap kemampuan berpikir matematis siswa pada materi trigonometri ditinjau dari kreativitas belajar matematika siswa menemukan hasil penelitian yaitu kemampuan berpikir matematis yang lebih baik dari pada pendekatan konvensional pada materi trigonometri. Siswa dengan kreativitas belajar tinggi menghasilkan kemampuan berpikir matematis yang lebih baik daripada siswa dengan kreativitas belajar sedang dan rendah. Sedangkan siswa dengan kreativitas belajar sedang menghasilkan kemampuan berpikir matematis yang lebih baik dari pada siswa dengan kreativitas belajar rendah pada materi trigonometri. Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi, pembelajaran dengan pendekatan open-ended menghasilkan kemampuan berpikir matematis yang lebih baik daripada pembelajaran dengan pendekatan konvensional.
4. Sholikhah, dkk (2019) Efektivitas model pembelajaran open-ended terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kreativitas siswa menemukan hasil perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran open-ended dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran discovery learning. Prestasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran open-ended lebih efektif dari pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran discovery learning ditinjau dari kreativitas rendah. Prestasi belajar matematika siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran open-ended lebih baik atau sama dengan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran discovery learning ditinjau dari kreativitas tinggi.
40
5. Ramadhani (2013) Efektivitas pembelajaran matematika melalui penerapan pendekatan open-ended problem pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bontonompo Kabupaten Gowa menemukan hasil penelitian yaitu analisis data dan pembahasan yang memiliki kesimpulan bahwa pembelajaran matematika pokok bahasan Himpunan melalui penerapan penekatan open ended problem pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bontonompo dikatakan efektif yang ditinjau dari skor hasil belajar posttest siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bontonompo setelah penerapan pendekatan open ended problem mengalami kenaikan sehingga memenuhi KKM dan mencapai ketuntasan klasikal, begitupun demean rata-rata meskipun dalam beberapa pertemuan masi terdapat beberapa aspek yang tidak sesuai demean kriteria keefektifan namun secara garis besar aktivitas siswa dapat dikategorikan efektif dan respon siswa terhadap penerapan pendekatan open ended problem menunjukkan bahwa dari kedelapan aspek yang direspon seluruhnya berada pada kategori efektif.
41 C. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, secara umum siswa mengalami kesulitan pada saat menerima pembelajaran, siswa hanya datang, diam, duduk, dan dengar kemudian pulang sehingga tidak ada satupun pembelajaran yang dapat ditangkap, hanya ada beberapa siswa yang memerhatikan ketika guru menjelaskan namun mengalami kesulitan ketika diberikan soal yang tidak sama persis dengan contoh soal yang diberikan. Hal in menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Dengan menerapkan model kooperatif tipe think pair and share diharapkan mampu meningkatkan semangat siswa dan membuat siswa menjadi lebih aktif, serta memberi waktu lebih banyak kepada siswa untuk saling membantu dalam mengonstruksi suatu konsep materi. Ditambah dengan pendekatan open-ended yang dapat melatih siswa untuk berpikir terbuka karna masalah yang diberikan oleh guru bersifat terbuka.
Penerapan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended diharapkan siswa saling bekerja sama dengan teman sebangkunya dan menyelesaikan masalah yang diberikan dengan berbagai macam strategi karna masalah yang diberikan merupakan masalah terbuka, kemudian hasil yang diperoleh akan didiskusikan kembali dengan teman kelompok yang sudah diatur oleh guru. Dengan demikian pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
42
Hasil belajar Aktivitisas belajar
Hasil belajar:
Rata-rata hasil belajar matematika >78,9
Ketuntasan klasikal
> 78,9
Rata-rata gain ternormalisasi > 0,29
Masalah yang diperoleh:
Kurangnya minat dan semangat belajar siswa. Karna menurut siswa pembelajaran matematika tergolong sulit
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang
Siswa mengalami kesulita ketika menghadapi soal yang tidah sesuai dengan contoh soal yang diberikan
Respon siswa Penerapan model kooperatif tipe think pair and
share dengan pendekatan open-ended Pembelajaran Matematika
Aktifitas siswa positif yang tergolong aktif
minimal 80%
Respon positif siswa minimal
75%
43 D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka fikir yang telah dikemukakan, maka rumusan hipotesis pada penelitian ini yaitu: Menerapkan pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended efektif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.
1. Hipotesis Mayor
Penerapan pembelajaran matematika efektif melalui model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa.
2. Hipotesis Minor Hasil Belajar
a. Hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended minimal 79
b. Ketuntasan Klasikal hasil belajar atau pencapaian jumlah siswa yang tuntas pada kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open- ended lebih 80%.
c. Gain ternormalisasi atau peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended 0,3.
44 3. Aktivitas siswa
Kriteria rata-rata persentase aktivitas siswa yang dilakukan tiap pertemuan, siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan model kooperatitf tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended yaitu 80%
4. Respon siswa
Kriteria persentase respons positif siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa Setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended yaitu 75%
45 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah pra Eksperimental dan menggunakan satu kelas eksperimen dengan tujuan mengetahui apakah pembelajaran matematika efektif apabila diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended.
B. Variabel dan Desain Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu hasil belajar siswa, aktifitas siswa dan respon siswa, sedangkan desain penelitian yang digunakan adalah satu kelompok prates postest (the one group pretest posttest), menggunakan satu kelas tanpa kelas pembanding, dimana akan dilakukan tes awal (pretest), kemudian diberikan perlakuan agar dapat melakukan evaluasi akhir (post test).
C. Popupasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2018: 117) “Populasi adalah wilayah generlisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa. Dimana terbagi menjadi 12 kelas dan memiliki kedudukan yang sama tanpa ada kelas unggulan.
2. Sampel
46
Menurut Sugiyono (2018: 118) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari dari populasi itu”
Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti mengambil satu kelas sampel yaitu kelas VIII 3 SMP Negeri 2 Sungguminasa. Teknik sampling atau teknik pengambilan kelas sampel yang digunakan adalah Simple claster Sampling.
D. Definisi Operasional
1. Hasil belajar siswa yaitu hasil atau skor yang diperoleh siswa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended.
2. Aktivitas belajar siswa yaitu serangkaian aktivitas belajar meliputi kehadiran, bertanya, mengerjakan LKPD, dan persentasi tugas.
3. Respon siswa yaitu tanggapan siswa terhadap pelakasanaan pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended.
E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan
a. Meminta izin kepada pihak sekolah untuk melakukan observasi dan akan ditindak lanjuti dengan penelitian
b. Bertemu dengan guru mata pelajaran matematika (guru Pamong) c. Melakukan observasi dikelas dan menelaah kuriulum
47
d. Menyusun dan membuat instrumen penelitian 2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan tes awal (prates) untuk mengetahui prestasi awal b. Menerapakan model kooperatif tipe think pair and share dengan
pendekatan open-ended
c. Menganalisis aktivitas belajar siswa
d. Memberikan evaluasi akhir (postes) untuk mengetahui prestasi siswa e. Membagikan angket kepada siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran matematika 3. Tahap Analisis
Pada tahap ini data yang telah diperoleh akan dianalisis F. Instrumen Penelitian
1. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui seberapa besar prestasi siswa yang diperoleh
2. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung
3. Angket respon digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika
G. Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan menggunakan hasil dari instrumen penelitian
48
1. Data hasil prestasi belajar siswa diperoleh dari evaluasi akhir (postes) kemudian dibandingkan dengan tes awal (prates) yang telah diberikan 2. Data hasil aktivitas siswa diperoleh dari observasi yang dilakukan oleh
guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
3. Data hasil respon siswa diperoleh dari angket yang telah diisi oleh siswa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended
H. Teknik Analisi Data
1. Analisis statistik deskriptif
Menurut Sugiyono (2017: 207) “statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah tekumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang dapat disjikan dalam bentuk gambar, grafik maupun tabel. Data yang akan dianalisis yaitu data hasil belajar siswa, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta respon siswa terhadap pembelajaran matematika.
a. Hasil Belajar Matematika
Analisis data hasil belajar siswa dianalisis dengan cara mengunakan analisis statistik deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil pengetahuan siswa terhadap pembelajaran matematika.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori skor dari hasil belajar matematika yaitu berdasarkan teknik kategori dokumen SMP Negeri 2 Sungguminasa.
49
Tabel 3.1 Kategorisasi Standar Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Skor Kategori
Rendah Sedang Tinggo Sangat Tinggi
Sumber: Dokumen SMP Negeri 2 Sungguminas Hasil belajar siswa diarahkan pada pencapaian hasil belajar individu.
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas apabila memenuhi kriteria ketuntasan Minimal KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 79. Sedangkan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 80% siswa dikelas tersebut telah mencapai kriteria ketuntasan
Ketuntasan belajar klasikal =
Selanjutnya untuk mengetahui selisih antara nilai posttes dan pretest digunakan skor gain ternormalisasi. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan hasil belajar matematika siswa adalah gain ternormalisasi (normalisasi gain). Adapun rumus dari gain ternormalisasi adalah:
g =
Keterangan:
g = gain ternormalisasi spost : Rata-rata skor tes akhir spre : Rata-rata skor tes awal
smaks : Skor maksimum yang mungkin dicapai
Untuk klasifikasi gain ternormalisasi terlihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Klasifikai Normalisasi Gain
50
Koefisien Normalisasi Gain Kategori
g < 0,3 Rendah
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g ≥ 0,7 Tinggi
Sumber: Lestari dan Yudhanegara, (2017:235) b. Analisis data aktifitas siswa
Analisis ini dilakukan demean menentukan frekuensi yang pergunakan oleh siswa dalam pembelajaran matematika dalam menerapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended.
Data mengenai aktivitas siswa dianalisis deme[an menghitung presentase tiap aktivitas siswa.
Rumus:
Keterangan:
Pta: Persentsi siswa yang melakukan aktivitas tertenti untuk setiap pertemuan
Ta: jumlah siswa yang melakukan aktivitas tertentu yang dilakukan siswa setiap pertemun
T: Banyaknya siswa yang hadir setiap pertemuan
Kriteria keberhasilan siswa dalam penelitian dikatakan aktif apabila minimal 80%
siswa yang telibat aktif dalam aktivitas positif selama pembelajaran.
c. Analisis data respons siswa
data respon siswa diperoleh dari angket respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Kemudian akan dianalisis dengan menarik persentase
51
jawaban siswa untuk tiap-tiap pertanyaan angket. Respons siswa dianalisis dengan melihat persentase dari respon siswa.
Rumus:
Keterangan:
P: persentase respon siswa yang menjawab senang, menarik, dan ya.
f: banyaknya siswa yang menjawab senang, menarik, dan ya.
B: banyaknya siswa yang mengisi angket
Respon siswa dikatakan positif apabila persentase rsepon menjawab senang menarik, dan ya untuk setiap aspek adalah 75%.
2. Analisis Statistik Inferensial
Menurut Sugiyono (2018:209) analisis statistik inferensial (sering juga disebut statistika induktif atau statistika probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Sesuai dengan hipotesis, maka teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistika t (uji-t). Namun sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak untuk di jadikan sampel. Pengujian normalitas data menggunakan Software IBM SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 16.0. Uji normalitas yang menggunakan taraf signifikansi atau .
Adapun hipotesis pengujian sebagai berikut:
52
Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Sungguminasa melalui penerapan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended terdistribusi normal Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Sungguminasa melalui penerapan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended tidak terdistribusi normal
Kriteria uji yang digunakan yaitu:
diterima apabila nilai sig 0,05, yaitu hasil belajar matematika yang
diperoleh berdidstribusi nornal. ditolak jika nilai sig 0,05, yaitu hasil belajar matematika yang diperoleh tidak berdistribusi normal.
b. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis minor berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) menggunakan uji kesamaan rata-rata yaitu dengan menerapkan teknik uji-t satu sampel (One Sample t-test).
One Sample t-test merupakan teknik analisis untuk membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan untuk menguji apakah nilai tertentu berbeda secara signifikan atau tidak dengan rata-rata sebuah sampel.
1) Hasil belajar matematika
a. Ketuntasan hasil belajar dihitung dengan menggunakan uji-t one sample test.
H0= µ ≤ 78,9 melawan H1= µ >78,9 Keterangan:
53
µ = Parameter Hasil belajar matematika sebelum dan sesudah.
Pengujian ketuntasan hasil belajar matematika siswa dilakukan dengan menggunakan uji-t one sample test dengan taraf signifikan = 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0 diterima jika t ≤ , dan H0 ditolak jika t >
b. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan Klasikal dihitung menggunakan uji proporsi. Pengujian hipotesis proporsi adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah proporsi yang dihipotesiskan didukung informasi dari data sampel (apakah proporsi sampel berbeda dengan proporsi yang dihipotesiskan). Ketuntasa klasikal hasil beajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended yaitu banyaknya siswa yang nilainya tuntas > 79%. Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan pengujian hipotesis satu populasi.
H0 : π ≤ 79,9 melawan H1 : π > 79,9 Keterangan:
= Parameter persentse ketuntasan klasikal sebelum dan sesudah
pengujian ketuntasan klasikal siswa dilakukan dengan menggunakan proporsi dengan taraf signifikan = 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
H0 diterima jika z ≤ z(0,5-α) dan H0 ditolak jika z > z(0,5-α), c. Peningkatan hasil belajar (gain ternormalisasi)
54
Pengujian hipotesis berdasarkan Gain (peningkatan) menggunakan uji-t satu sampel. Pengujian Gain digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar matematika yang terjadi pada siswa kelas eksperimen, diperoleh dengan membandingkan skor rata-rata pretest dan posttest.
H0: µg ≤ 0,29 melawan H1 : µg > 0,29
Keterangan:
= Parameter rata-rata peningkatan hasil belajar.
Pengujian peningkatan hasil belajar siswa dilakukan menggunakn uji-t one sample test dengan taraf signifikan = 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
diterima jika t ≤ dan ditolak jika t >
55 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukkan deskrisi keefektifan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended yang ditinjau dari: (1) hasil belajar siswa, (2) aktivitas siswa, (3) respon siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra eksperimental, analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis statistika deskriptif dan analisis statistika inferensial.
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Berikut ini akan diuraikan hasil analisis statistik deskriptif yaitu hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkannya model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended, hasil observasi aktivitas siswa dan respon siswa terhadap pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended pada siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa.
a. Deskripsi Hasil Belajar matematika
Skor hasil belajar matematika siswa sebelum diterapkan model kooperatif tipe thin pair and share dengan pendekatan open-ended (pretest), dan setelah diterapkan model kooperatif tipe thin pair and share dengan pendekatan open-ended (posttest) pada siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa disajikan secara lengkap pada lampiran D.
Analisis statistika deskriptif terhadap skor hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan ditunjukkan pada tabel 4.1. berikut:
56
Tabel 4.1. Statistik skor hasil belajar matematika siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa sebelum dan setelah diterapkan model kooperatif tipe thin pair and share dengan pendekatan open-ended
Statistik Nilai Statistik
Pretest Posttest Gain
Unit Penelitian Skor Ideal Skor Maksimum Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Deviasi Median
Variansi
36 100
61 26 35 39,73 10,19 39,73 103,86
36 100 100 67 33 86,92
8,69 87,50 75,54
36 100
1 0,49 0,51 0,77 0,14 0,74 0,02 Sumber: Analisis Data Lampiran D.5 Skor hasil belajar matematika siswa sebelum dan setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended dikelompokkan kedalam empat kategori maka diperoleh tabel distribusi frekuensi dan persentase skor yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum diterapkan Model Kooperatif Tipe Thin Pair and Share dengan Pendekatan Open-ended
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
36 0 0 0
100 0 0 0
Jumlah 36 100
Pada tabel 4.2 ditunjukkan bahwa dari 36 siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa sebelum diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended, sebanyak 36 (100%) siswa yang memperoleh skor kategori rendah, sedangkan siswa yang memperoleh skor Kategori sedang sebanyak 0 siswa begitupun pada kategori tinggi dan sangat tinggi.
57
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah diterapkan Model Kooperatif Tipe Thin Pair and Share dengan Pendekatan Open-ended
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
2 15 10 9
5,5 41,6 27,7 25
Jumlah 36 100
Pada tabel 4.3 ditunjukkan bahwa dari 36 siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended, sebanyak 2 (5,5%) siswa yang memperoleh skor kategori rendah, sedangkan siswa yang memperoleh skor Kategori sedang sebanyak 15 (42,6%) siswa, pada kategori tinggi sebanyak 10 (27,7%) siswa dan pada kategori sangat tinggi sebanyak 9 (25%) siswa.
Berdasarkan tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Skor rata-rata posttest setelah mengikuti pembelajaran matematika melalui penerapan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open- ended yaitu 86,92 (kategori tinggi) dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai siswa, sedangakan skor rata-rata pretest yaitu 39,73 (kategori rendah) dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai siswa.
b. Skor rata-rata gain adalah 0,78. Hal ini berarti interval indeks gain berada pada g dan dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar berada pada kategori tinggi.
Selanjutnya data hasil belajar matematika siswa sebelum dan sesudah diterapkan pembelajaran dengan model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended yang dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan. Dapat dilihat pada tabel 4.4 dan tebel 4.5 berikut.
58
Tabel 4.4 Deskripsi ketuntasan Hasil Belajar Matematika sebelum diterapkan Model Kooperatif Tipe think Pair and Share dengan Pendekatan Open-ended
Skor Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Tidak Tuntas Tuntas
36 0
100 0
Jumlah 36 100
Tabel 4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika etelah Diterapkan Model Kooperatif Tipe think Pair and Share dengan Pendekatan Open-ended
Skor Kategori Frekuensi Persentasi (%)
Tidak Tuntas Tuntas
2 34
6 94
Jumlah 36 100
Kriteria siswa yang dikatakan tuntas dalam pembelajaran matematika apabila memiliki nilai minimal 79, dari tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan individu, sebanyak 36 siswa dengan peresentase 100% dari 36 jumlah keseluruhan siswa, yang berarti tidak ada siswa yang tuntas. Berdasarkan deskripsi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa sebelum diterapkan pembelajaran model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended tidak mencapai ketuntasan klasikal yaitu . Dari tabel 4.5, terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa dengan persentase 6%, sedangkan siswa yang memiliki kriteria tuntas sebanyak 34 siswa dengan persentase 97%. Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasa hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII 1 SMP Negeri 2 Sungguminasa setelah diterapkan pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan open-ended sudah memenuhi indikator ketuntasan indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal .
Data pretest dan posttest siswa akan dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil