• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. HIPOTESIS

C. KERANGKA BERPIKIR

Menurut Agency Theory bahwa Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Menurut Joko dan Indra (2016), opini audit adalah Pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya.Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 (2001) menyatakan bahwa Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar benar dilakukan. Bagian darilaporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

Opini audit dinyatakan dalam bentuk opini, dan bukan pernyataan atas fakta absolut atau jaminan. Auditor disyaratkan untuk menyatakan opini atas laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk kesimpulan bahwa perusahaan telah mengikuti prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.Sesuai dengan Pernyataan Standar Auditing No. 29 pada SPAP menyatakan bahwa terdapat lima jenis opini auditor yaitu opini wajar tanpa pengecualian, opini wajartanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan auditor

bentuk baku, opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan auditor tidak memberikan opini (Putri dan Asyik, 2015).

Perusahaan yang mendapatkan opini audit qualified atau wajar dengan pengecualian akan memiliki rentang audit delay yang lebih lama daripada perusahaan yang mendapatkan opini unqualified atau wajar tanpa pengecualian.”Hal ini dapat terjadi karena konsultasi dengan partner audit yang lebih senior, proses pemberian pendapat qualified tersebut melibatkan negosiasi dengan klien, perluasan lingkup audit dan konsultasi dengan partner audit yang lebih senior atau staf teknis lainnya dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit. Semakin tidak baik opini yang diterima oleh perusahaan maka semakin lama laporan keuangan auditan dipublikasikan. Laporan keuangan yang disampaikan dengan tidak tepat waktu mencerminkan ketidakpatuhan perusahaan terhadap peraturan yang semestinya. (Marni et al., 2019) membuktikan bahwa perusahaan yang menerima pendapat qualified opinion akan memperoleh audit delay yang lebih panjang sedangkan perusahaan yang menerima pendapat unqualified opinion akan melaporkan laporan keuangan tepat waktu. Hal ini terbukti dalam penelitian (Marni et al., 2019) bahwa opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : opini auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit delay

2. Pengaruh profitabilitas terhadap audit delay

Profitabilitas keuangan perusahaan dicerminkan dalam bentuk laporan laba-rugi yang merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan, yang dapat

digunakan untuk membuat keputusan ekonomi oleh semua pihak yang berkepentingan. Suatu perusahaan yang memiliki rasio profitabilitas yang besar, Besarnya laba perusahaan tidak akan berdampak pada penyelesaian dan penyusunan laporan keuangan auditan. Perusahaan dengan profitabilitas rendah maupun tinggi akan menyelesaikan tugas audit tepat waktu. Kantor akuntan publik akan bekerja secara profesional dengan menyelesaikan tugas audit sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan (Wardani, 2019).

Menurut Agency Theory bahwa Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memacu agen untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Perusahaan yang menguntungkan perlu segera menyampaikan laporan keuangannya, hal karena ini termasuk kabar baik yang harus disampaikan. Namun sebaliknya, apabila perusahaan mengalami kerugian akan berusaha untuk memperlambat keluarnya laporan keuangan yang telah diaudit. Hal ini sesuai dengan temuan Eksandy (2017)., yang menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap audit delay, karena perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi akan mempunyai audit delay yang singkat dibandingkan dengan perusahaan lain yang memiliki profitabilitas lebih rendah.

Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tidak akan menunda keluarnya laporan keuangannya, karena ini adalah kabar baik dan harus segera dikomunikasikan kepada publik. Sedangkan ketika profitabilitas rendah, para auditor tetap akan

lebih berhati-hati saat melaksanakan proses audit, sehingga nantinya dapat mengakibatkan kemunduran dalam laporan keuangannya.

Profitabilitas secara umum dinilai sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh profit dalam suatu waktu atau suatu periode. Semakin tinggi surplusnya profitabilitas suatu perusahaan, maka kesanggupan perusahaan dalam mendatangkan laba bagi perusahaan akan dinilai bagus atau tinggi. Tingkat profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Assets (ROA).

Menurut penelitian Amani & Waluyo (2016), dan (Suparsada & Putri, 2017), bahwa tingkat profitabilitas dan hasil kinerja yang baik atau buruk dalam suatu perusahaan dapat memberikan pengaruh dalam audit delay. Sedangkan menurut Haryani (2015), bahwa audit delay tidak dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Profitabilitas Berpengaruh Positif Terhadap Audit Delay

3. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

Keadaan atau kondisi suatu perusahaan menggambarkan ukuran perusahaan, apakah suatu perusahaan itu tergolong suatu perusahaan yang besar ataukah termasuk perusahaan yang kecil dengan melihat total asset dari perusahaan tersebut.”Perusahaan yang memiliki total asset yang lebih besar akan menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki total asset yang lebih kecil, hal ini dikarenakan; pertama, perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber daya, staf akuntansi, dan sistem informasi yang canggih”.”Kedua, perusahaan besar cendrung memiliki sistem pengendalian

internal yang kuat”.”Ketiga, perusahaan besar senantiasa diawasi secara ketat oleh investor dan analisis keuangan (Sofyan, 2017).”

Ukuran Perusahaan diartikan sebagai besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva. Semakin besar total aktiva atau total penjualan maka semakin besar ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini, apabila penjualan lebih besar dari pada biaya variabel dan biaya tetap, akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak.

Keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar. Prameswari &

Yustrianthe (2017) berpendapat bahwa, variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel audit delay. Dari hasil tersebut, menjelaskan bahwa besar/kecilnya ukuran perusahaan, yang dinilai dari seberapa besar nilai harta yang dimiliki perusahaan, tidak mempengaruhi lamanya audit delay. Adanya pengaruh negatif antara ukuran perusahaan dengan audit delay menunjukkan bahwa manajemen perusahaan besar, mempunyai dorongan untuk mengurangi penundaan laporan keuangan.

Menurut Agency Theory bahwa Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara prinsipal dan agen mendorong agen untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada prinsipal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agen. Hal ini memacu

sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Perusahaan besar cenderung dimonitor secara ketat pihak eksternal, seperti investor dan pihak pemerintah sehingga mendapatkan tekanan yang membuat perusahaan melakukan publikasi laporan tahunan lebih cepat (Lestari & Putu, 2017). Penelitian dari Saputra,Irawan, dan Ginting mengungkapkan bahwa besar kecilnya perusahaan dapat mempengaruhi lamanya audit delay (Saputra et al., 2020). ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit delay Dengan beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan penulis menarik hipotesis sebagai berikut:

H3 : Ukuran Berusahaan Berpengaruh Positif Terhadap Audit Delay

4. Pengaruh opini audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap audit delay

Lamanya publikasi laporan keuangan auditan juga dikarenakan jenis dari opini audit yang diperoleh perusahaan. Hal ini dikarenakan auditor akan lebih teliti ketika perusahaan memperoleh opini berupa tidak memberikan pendapat sehinga berdampak pada lamanya audit delay hasil penelitian bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit delay. Lima jenis opini audit yaitu: pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyataan tidak memberikan pendapat (Siahaan et al., 2019).

Selanjutnya, dampak tingkat profitabilitas perusahaan terhadap fenomena audit delay yaitu apabila profitabilitas perusahaan bernilai cukup rendah, maka tanggung jawab auditor akan lebih besar, karena harus lebih waspada selama

proses audit akibat risiko bisnis perusahaan, dan pada akhirnya dapat menghambat penyelesaian proses audit. Sejauh ini, bukti empris terkait pengaruh nilai profitabilitas terhadap fenomena audit delay mengungkapkan kesimpulan yang beragam. Pengaruh positif profitabilitas terhadap audit delay diungkapkan oleh penelitian Faza (2020). Namun, hasil dari penelitian Alfiani & Nurmala (2020) disebutkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif pada audit delay.

Ukuran perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total aset atau jumlah kekayaan perusahaan. faktor ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang sering digunakan dalam penelitian sebelumnya. menurut palim dan pratiwi pengaruh ukuran perusahaan, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin perusahaan itu besar akan cenderung lebih konsisten untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan dibandingkan dengan perusahaan kecil.Menurut Hasan, Dan Carvalho (2018),

Dalam hipotesis ini menggunakan dasar teori yaituteori agensi, terdapat hubungan antara pemegang saham sebagai prinsipal dengan manajemen sebagai agen dimana manajemen harus bekerja demi kepentingan pemegang saham. Teori tersebut juga menyebutkan adanya konflik yang akan timbul, namun hal ini dapat diatasi dengan mensejajarkan kepentingan prinsipal dengan kepentingan agen.

H4 : Opini Audit, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Berpengaruh Secara Simultan Terhadap Audit Delay

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN

Metode penelitian menurut Sugiyono (2016) merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan, yaitu rasional (masuk akal), empiris (dapat diamati oleh indera), dan sisitematis ( sesuai dengan logika).

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2016), penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan tertinggi dibandingkan dengan deskripsi dan komparatif, karena dengan penelitian ini dapat dibandingkan suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. Menurut Sujarweni (2018), penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan- penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistic atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Pendekatan kuantitatif memutukan perhatian pada gejala-gejala yang mempunyai karak teristik tertentu didalam kehidupan manusia yang dinamakannya sebagai variabel.

Dalam pendekatan kuantitatif hakikat hubungan antara variabel-variabel dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif. Sifat penelitian ini adalah

penelitian asosiatif. Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruhOpini Audit (x1), Profitabilitas (x2) Dan Ukuran Perusahaan (x3) Terhadap Audit Delay (Y). Terdapat 3 (tiga) bentuk hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal dan hubungan interaktif/resprocal/timbal balik (Sugiyono, 2016).

Bentuk hubungan yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah hubungan kausal. Karena, hubungan ini bersifat sebab akibat. Jadi, disini terdapat variabel independen atau variabel yang mempengaruhi dan variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi (Sugiyono, 2016).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan periode 2019-2021 yang diambil dari masing-masing website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui website www.idx.co.id. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh opini audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap audit delaybaik secara parsial maupun secara simultan. Objek penelitian ini terdiri dari audit delay (Y) sebagai variabel dependen Dan Opini Audit (x1), Profitabilitas (x2) Dan Ukuran Perusahaan (x3) Sebagai Variabel Independen.

Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh Opini Audit (x1), Profitabilitas (x2) Dan Ukuran Perusahaan (x3) Terhadap Audit Delay (Y).

Dokumen terkait