BAB VI PEMBAHASAN
B. Pembahasan Hasil Penelitian
6. Hubungan Antara Aktivitas Penggunaan Media Berbasis Layar dengan
Waktu penggunaan media berbasis layar atau screen time didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan dalam perilaku menetap seperti menonton televisi, bermain game, serta menggunakan komputer dan smartphone. Menurut pedoman American Academy of Pediatrics (AAP), waktu layar yang disarankan untuk anak di atas usia 2 tahun adalah kurang dari satu jam per hari (American Academy Pediatrics, 2001). World Health Organization (WHO) menyarankan agar anak- anak berusia kurang dari 2 tahun tidak terpapar layar dan waktu paparan
94
dalam menggunakan layar untuk anak-anak usia 2-4 tahun tidak lebih dari 1 jam (WHO, 2019).
Penelitian ini menunjukkan bahwa 63,9% responden menggunakan media berbasis layar selama 28 jam atau lebih dalam waktu satu minggu. Hal tersebut jika dibandingkan dengan ketentuan menurut pedoman American Academy Pediatrics, (2001) tergolong tinggi, dikarenakan waktu layar yang disarankan untuk anak-anak yakni 120 menit/hari atau setara dengan 2 jam/hari. Adapun, durasi tersebut sejalan dengan hasil penelitian Zogara, (2018) yang menunjukkan hasil rata-rata penggunaan media berbasis layar anak sekolah dasar di Kupang yakni 4,2 jam/hari. Penelitian lain menyebutkan rata-rata durasi penggunaan media berbasis layar yang lebih rendah yaitu selama 4 jam/hari (Alfinnia dkk., 2021).
Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa 56,8% responden bermain gadget saat sedang makan dan 78,7% responden bermain gadget sambil memakan camilan. Penelitian Avery dkk., (2017) yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara menonton televisi dan asupan energi saat menonton. Selain itu, Avery, dkk (2017) mengidentifikasi hubungan positif antara makan sambil menonton televisi dan obesitas serta diketahui OR untuk obesitas sebesar 1,28 pada anak berusia 2-9 tahun yang secara teratur makan sambil menonton televisi (95% CI 1,16, - 1,42). Temuan lainnya menjelaskan bahwa anak-anak yang makan malam atau makanan ringan sambil menonton televisi setidaknya sekali sehari memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT)
95
yang lebih tinggi dibandingkan anak-anak yang makan makan malam atau makanan ringan sambil menonton televisi kurang dari sekali dalam satu hari (Avery dkk., 2017).
Penelitian ini mengidentifikasi adanya hubungan yang signifikan antara penggunaan media berbasis layar dengan status gizi lebih dan obesitas pada siswa siswi MI Khoirul Huda Kota Tangerang tahun 2021 (P-value ≤ 0,05). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahma dkk., (2021) yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara screen time dengan status gizi pada anak usia 6- 18 tahun (P-value ≤ 0,05) dengan rata-rata durasi screen time yakni >2 jam/hari.
Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa siswi yang memiliki durasi penggunaan media berbasis layar selama 28 jam atau lebih dalam satu minggu memiliki peluang 2,51 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih dan obesitas dibandingkan dengan siswa siswi yang memiliki durasi penggunaan media berbasis layar selama kurang dari 28 jam dalam satu minggu. Hasil penelitian Uttari & Sidiartha, (2017) terhadap 218 anak-anak dari beberapa sekolah di Denpasar menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas screen time dengan status gizi (P-value 0,000) dan diperoleh nilai OR = 3,305 (95% CI:
1,894 - 5,768).
Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Alfinnia dan Zogara. Pada penelitian Alfinnia dkk., (2021) terhadap 76 anak dari sekolah dasar islam di Nganjuk menunjukkan bahwa tidak terdapat
96
hubungan antara screen-based activity dengan status gizi (P-value 0,151). Hasil penelitian Zogara, (2018) terhadap 170 anak sekolah dasar di Kota Kupang menunjukkan hal yang sama yakni tidak adanya hubungan secara signifikan antara durasi screen-based activity dengan kejadian obesitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama pandemi Covid- 19 anak-anak melakukan pembelajaran secara daring dengan menggunakan handphone dan laptop, dimana pembelajaran daring dilakukan mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.00 WIB.
Kemungkinan anak-anak terpapar media berbasis layar pada saat belajar daring yaitu selama kurang lebih 3 sampai 5 jam dan durasi ini mungkin akan bertambah karena penggunaan media berbasis layar untuk kepentingan hiburan seperti menonton atau bermain game. Hal ini mengakibatkan anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu didepan layar dan cenderung memiliki perilaku tidak aktif secara fisik dan timbulnya perilaku konsumsi makanan dan minuman tinggi kalori namun rendah akan nutrisi sehingga memungkinkan untuk terjadinya gizi lebih dan obesitas pada anak-anak.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-rata waktu penggunaan media berbasis layar harian pada anak-anak usia sekolah, baik waktu yang digunakan untuk kepentingan akademik ataupun non-akademik selama pandemi Covid-19. Rata-rata peningkatan durasi penggunaan media berbasis layar pada penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang beragam, yakni dari 1,5 jam/hari
97
bahkan sampai mengalami peningkatan hingga 5 jam/hari (Beck dkk., 2021; Burkart dkk., 2021; Cuschieri & Grech, 2020; Pietrobelli dkk., 2020; Teixeira dkk., 2021; Ten Velde dkk., 2021). Peningkatan tersebut terjadi karena pembatasan aktivitas sehari-hari selama pandemi Covid- 19 sehingga menyebabkan sekolah beralih ke pembelajaran virtual serta penutupan fasilitas umum seperti lapangan. Selain itu, situasi ini mungkin berkontribusi pada meningkatnya rasa malas dan menjadikan perangkat elektronik sebagai sumber hiburan (Teixeira dkk., 2021).
Peningkatan penggunaan media berbasis layar pada anak-anak selama pandemi Covid-19 dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan kurangnya perhatian (Cuschieri & Grech, 2020).
Penggunaan media berbasis layar juga dapat memaksimalkan paparan terkait pemasaran makanan yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji ataupun makanan olahan yang diproses secara berlebihan yang membuat anak-anak tertarik dan mengonsumsi makanan tersebut.
Kondisi ini dikaitkan dengan kualitas diet yang tidak sehat di antara anak-anak, seperti sering konsumsi minuman manis, lebih banyak konsumsi makanan tinggi lemak/tinggi gula dan lebih sedikit konsumsi sayuran dan buah (Teixeira dkk., 2021). Tingginya konsumsi makanan tinggi lemak atau tinggi gula secara konsisten berkaitan dengan kenaikan berat badan (Avery dkk., 2017).
Penelitian Cuschieri & Grech, (2020) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara peningkatan indeks massa tubuh (IMT) dan persentase lemak tubuh dengan waktu penggunaan layar. Waktu
98
menggunakan layar yang berlebihan pada anak-anak dapat meningkatkan perilaku menetap. Perilaku menetap menyebabkan berbagai konsekuensi kesehatan fisik yang merugikan seperti sakit kepala, sakit punggung, masalah mata, dan gangguan tidur serta dikaitkan dengan gizi lebih dan obesitas (Karki dkk., 2019; Rezaeipour, 2020).
7. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Lebih Siswa