• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Usia ibu hamil dengan kejadian anemia

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.3. Analisa Bivariat

4.3.5 Hubungan Usia ibu hamil dengan kejadian anemia

Hubungan Usia ibu hamil dengan kejadian anemia di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7 Hubungan Usia Ibu Hamil dengan kejadian anemia Di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan Tahun 2019

Usia ibu hamil Anemia Total P

Value Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Beresiko 13 92.9 1 7,1 14 100 0,67 Tidak beresiko 48 85,7 8 14.3 56 100

Total 61 87.1 9 12.9 70 100

Berdasarkan tabel 7 diperoleh bahwa hubungan usia ibu hamil dengan kejadian anemia yaitu 13 orang (sekitar 92,9 %) ibu hamil yang beresiko. Dan hubungan usia ibu hamil dengan kejadian anemia sebanyak 48 orang (sekitar 85,7

%) ibu hamil yang tidak beresiko . Uji statistik dengan menggunakan uji Chi- square dilakukan, didapatkan nilai p value=0.67 ˃ 0,05. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan usia ibu hamil terhadap kejadian anemia ibu hamil di puskesmas Tegal sari kota Medan tahun 2019.

54

4.3.6 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019

Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 8

Tabel 8 Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019

Tingkat Pendidikan Ibu

Anemia Total P

Value Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Rendah 7 87,5 1 12,5 8 100 1.00

Tinggi 54 87,1 8 12,9 62 100

Total 61 87,1 9 12.9 70 100

Berdasarkan tabel 8 diperoleh bahwa Hubungan Tingkat Pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia yaitu sebanyak 87.5 % ( 7 orang ibu hamil ) memiliki tingkat pendidikan yang rendah, dan sekitar 87.1 % ( 54 Orang ibu hamil ) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dilakukan, didapatkan nilai p value=1.00 ˃ 0,05. Hal ini menunjukkan tidak adanya Hubungan Tingkat Pendidikan ibu hamil terhadap kejadian anemia ibu hamil di puskesmas Tegal sari kota Medan tahun 2019

4.3.7 Hubungan Tingkat Paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019

Hubungan Tingkat Paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019 dapat dilihat pada tabel 9

Tabel 9 Hubungan Tingkat Paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019

Tingkat Paritas Anemia Total P

Value Anemia Tidak Anemia

n % n % n %

Beresiko 28 87,5 4 12,5 32 100 1.00

Tidak Beresiko 33 86,8 5 13,2 38 100

Total 61 87,1 9 12.9 70 100

55

Berdasarkan tabel 9 diperoleh bahwa Hubungan Tingkat Paritas yang beresiko dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu sebanyak 87,5 % ( 28 orang ibu hamil ), dibandingkan dengan hubungan tingkat Paritas yang tidak beresiko mengalami anemia pada ibu hamil yaitu sebanyak 86,8 % ( 33 orang ) .Uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dilakukan, didapatkan nilai p value=1.00 ˂ 0,05. Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan Tingkat Paritas terhadap kejadian anemia ibu hamil di puskesmas Tegal sari kota Medan tahun 2019.

56

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Seorang ibu hamil dikatakan memiliki status gizi yang buruk apabila seorang ibu menderita Kekurangan Energi Kronis ( KEK ). Kekurangan energi kronis adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi( Kalori dan protein) yang berlangsung lama dan manahun. Seseorang dikatakan menderita resiko KEK bilamana LILA ( lingkar lengan atas) <23,5 cm . LILA adalah suatu cara umtuk mengetahui resiko kekurangan energi kronis wanita usia subur termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek(Supriasa,2002)

Hasil analisa hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari kota medan tahun 2019 bahwa tidak ada hubungan antara status gizi (KEK ) dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 1.00 ( ˃0.05).

5.2 Hubungan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Kepatuhan konsumsi tablet tambah darah sangat penting dalam keberhasilan pengobatan anemia. Kepatuhan adalah menurut perintah, taat pada perintah atau aturan, dan berdisiplin (Depdiknas, 2008). Menurut Niven ( 2002 ) Faktor faktor yang menyebabkan rendahnya kepatuhan ibu hamil meminum Tablet Tambah Darah antara lain adalah

1. Individu tidak merasa dirinya sakit

57

2. Ketidak tahuan akan gejala atau tanda tanda dan dampak yang ditimbulkan

3. Kelalaian ibu hamil atau rendahnya motivasi ibu hamil dalam meminum Tablet Tambah darah setiap hari sampai waktu yang cukup lama

4. Adanya efek samping ataau rasa mual dan rasa nyeri pada lambung 5. Kurang diterimanya rasa dan warna dari tablet tambah darah.

Hasil analisa hubungan antara kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019 menunjukkan bahwa ada hubungan antara kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 0.00 ( ˂ 0.05 ). Berdasarkan hasil penelitian sebahagian besar responden dalam kategori tidak patuh yaitu sebanyak 48 orang.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah diperoleh bahwa jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah ˂ dari 90 tablet adalah 48 orang dan ≥ 90 tablet adalah 22 orang. Hal ini sejalan dengan penelitian Mardiana ( 2010 ) yang menyatakan terdapat hubungan antara kejadian anemia dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet tambah darah dengan nilai p value 0.00.

5.3 Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Kejadian Anemia Paada Ibu Hamil

Pendapatan merupakan faktor yang paling menentukan kuantitas maupun kualitas makanan sehingga ada hubungan yang erat antara pendapatan dengan nutrisi yang dikonsumsi (Sayogo, 2006). Pendapatan yang kurang dapat memengaruhi daya beli ibu hamil dalam membeli bahan makanan yang dibutuhkan selama kehamilan. Hal ini dapat berdampak pada asupan makan yang kurang dan berisiko terjadinya anemia gizi selama kehamilan. Kepala Dinas

58

Ketenagakerjaan mengatakan, kenaikan Upah Minimun Provinsi (UMK) sudah ditetapkan oleh Kementrian Tenaga Kerja sesuai Peraturan Pemerintah no 78 Tahun 2015. Upah Minimun Koa (UMK) Medan naik tahun 2019 sebesar 8 % Jadi UMK kota Medan sebesar Rp 2.969.824

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara pendapatan dengan resiko kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas tegal Sari Kota Medan tahun 2019 menunjukkan bahwa da hubungan antara pendapatan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan p value 0.008 ( ˂ 0.05 ). Pada penelitian ini sebagian besar keluarga memiliki pendapatan di bawah rata rata UMK Kota Medan.

Hasil Penelitian ini sesuai dengan penelitian Meriza ( 2016 ) yang menyebutkan terdapat hubungan antara pendapatan dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil ( p value 0.011). Menurut Meriza Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil karena tidak terpenuhinya kebutuhan gizi ibu hamil yang dikonsumsi sehari hari.

5.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Pengetahuan adalah salah satu faktor yang menstimulasi atau merangsang terhadap terwujudnya sebuah prilaku kesehatan. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai prilaku kesehatan yang baik dengan harapan dapat terhindar dari berbagai akibat dan resiko dari terjadinya anemia pada ibu hamil. Menurut penelitian Lindung purbadewi, ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu mengenai anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil (Lindung,P, 2013 )

Hasil analisa hubungan antara pengetahuan dengan faktor kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari kota Medan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil

59

dengan nilai p value 0.08 ( ˃ 0.05 ). Tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada ibu hamil karena pengetahuan tentang anemia dan gizi pada ibu hamil merupakan suatu informasi yang disimpan dalam ingatan belum tentu dipraktekkan dalam kehidupan sehari hari.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sugiarsih ( 2013 ) yang menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan anemia ( p value 0.09 ). Hal ini karena pengetahuan bukanlah satu satunya faktor yang bisa mempengaruhi

5.5 Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Anemia Paada Ibu Hamil Hasil analisa hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari Kota Medan tahun 2019 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 0.675 ( ˃ 0.05 ). Berdasarkan hasil penelitian sebahagian besar responden dalam kategori usia tidak beresiko yaitu usia 20 – 35 tahun sebanyak 56 orang, 48 orang responden mengalami anemia dan 8 orang responden tidak anemia. Hal ini menunjukkan bahwa usia ibu hamil yang tidak beresiko tidak menjamin bahwa ibu tersebut tidak mengalami anemia.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Aisyah ( 2016 ), tidak terdapat hubungan antara usia dengan anemia pada ibu hamil (p value 0.298). Ibu dengan umur 20 – 35 tahunterbaik untuk mempunyai keturunan yang berarti bahwa kemungkinan terjadi gangguan atau komplikasi pada kehamilan dan persalinan adalah sangat kecil.

Ibu hamil pada umur muda ˂ 20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya juga harus berbagi dengan janin yang sedang dikandungnya sedang umur yang tua

˃ 35 tahun perlu energi yang besar juga karena fungsi organ yang makin

60

melemah. Dengan adanya pemberian tablet tambah Darah maka mengurangi resiko anemia pada usia muda ˂ 20 tahun apabila telah menjadi ibu hamil

5.6 Hubungan Pendidikan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan dan penyempurnaan hidup. Seorang ibu khususnya ibu hamil yang memiliki pendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola konsumsinya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi yang diperoleh akan tercukupi, sehingga dapat terhindar dari masalah anemia (Marmi dan Raharjo, 2012).

Hasil analisa hubungan antara pendidikan dengan faktor kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Tegal sari kota Medan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value 1.00 ( ˃ 0.05 ). Tidak adanya hubungan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Berdasarkan hasil penelitian , pendidikan sebagian besar ibu hamil adalah SMA ( 55 orang ) dan PT ( 7 orang ), 54 orang ibu hamil mengalami anemia dan 8 orang ibu hamil tidak mengalami anemia. Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak menjamin ibu tersebut tidak mengalami anemia. Tingkat pendidikan yang tinggi memudahkan ibu hamil dalam menerima informasi kesehatan, namun apabila tidak dapat menerapkannya secara benar dalam kehidupan sehari- hari tidak akan dapat merubah kondisi kesehatan seseorang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Purwandari ( 2016 ) yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu hamil dengan kejadian anemia ( p value 0.360 ).

61

5.7 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil

Paritas adalah banyaknya bayi yang dilahirkan seorang ibu, baik melahirkan yang lahir hidup maupun lahir mati. Resiko ibu mengalami anemia dalam kehamilan menjadi salah satu penyababnya adalah ibu yang sering melahirkan dan pada kehamilan berikutnya kurang memperhatikan asupan nutrisi yang baik dalam kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam masa kehamilan zat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin,(waryana,2010) kecendrungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas) maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara Paritas dengan resiko kejadian Anemia Pada Ibu Hamil dengan nilai p value 0.675 ( ˃ 0.05 ). Tidak terdapatnya hubungan antara Paritas dengan faktor resiko kejadian anemia pada ibu hamil dikarenakan sebahagian besar ibu hamil yaitu 38 orang responden merupakan paritas tidak beresiko, 33 orang yang mengalami anemia dan 5 orang tidak anemia.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang belum pernah melahirkan anak sama sekali atau merupakan kehamilan anak pertama menentukan terhadap kemungkinan terjadinya anemia. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati ( 2010 ) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara paritas dengan Faktor resiko terjadinya Anemia pada ibu hamil ( p value 1.00 ).

Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Ramadani ( 2012 ). Terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil ( p value 0.05 ).

Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup oleh seorang wanita usia subur. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko

62

mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan nutrisi , karena selama hamilzat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Paritas ˃3 merupakan faktor terjadinya anemia. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat menguruas cadangan zat gizi tubuh ibu.

63

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Sebanyak 87,1 % Ibu Hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 menderita Anemia

2. Sebanyak 77.1 % Ibu Hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 tidak patuh dalam mengkonsumsi Tablet Tambah darah 3. Sebanyak 64,3 % Ibu Hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan

tahun 2019 yang mengalami pendapatan keluarga yang rendah

4. Ada hubungan antara kepatuhan dalam mengkonsumsi Tablet Tambah darah dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019

5. Ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019.

64 6.2 Saran

1. Bagi ibu hamil untuk lebih meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darh untuk menghindari terjadinya anemia

2. Bagi ibu hamil yang mempunyai pendidikan rendah dianjurkan untuk mengikuti penyuluhan minimal 3 kali selama kehamilan yang diberikan petugas kesehatan agar menerima informasi yang benar sehingga dapat meningkatkan ibu dari pencegahan mengenai anemia

3. Bagi instansi pelayanan kesehatan ( Puskesmas ) Diharapkan mengikut sertakan anggota keluarga terutama suami dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi ibu hamil, Anggota keluarga diberikan penjelasan yang cukup mengenai pentingnya ibu untuk mengkonsumsi tablet tambah darah, serta efek samping dari konsumsi tablet tambah darah tersebut, pentingnya ibu untuk memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan agar tablet tambah darah bisa rutin diberikan.

65 BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Sebanyak 87,1 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 menderita Anemia

2. Sebanyak 8,6 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 yang memiliki Status gizi KEK diukur berdasarkan Lila.

3. Sebanyak 77.1 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 tidak patuh dalam mengkonsumsi Tablet Tambah darah 4. Sebanyak 64,3 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan

tahun 2019 yang mengalami pendapatan keluarga yang rendah

5. Sebanyak 94,4 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 yang mengalami pengetahuan yang rendah

6. Sebanyak 20 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 yang mempunyai resiko terhadap usia untuk hamil.

7. Sebanyak 11,4 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 yang memiliki pendididkan yang rendah

8. Sebanyak 45,7 % Ibu Hamil di Puskesmas Tagal Sari Kota Medan tahun 2019 yang memiliki beresiko terhadap paritas pada saat hamil 9. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa tidak ada

hubungan Status gizi ( pengukuran Lila ) dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value =1.00 ( ˃ 0.05 )

10. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara kepatuhan dalam mengkonsumsi Tablet Tambah darah dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value 0.00 (˂ 0.05 )

11. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa ada hubungan pendapatan keluarga dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di

66

Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value

=008 ( ˂ 0.05 ).

12. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value

=0.08 ( ˃ 0.05 ) .

13. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan usia ibu hamil dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value=

0.67 ( ˃ 0.05 )

14. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value

=1.00 ( ˃ 0.05 )

15. Berdasarkan Uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan paritas dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil di Puskesmas Tegal Sari Kota Medan tahun 2019 dengan nilai p value

=1.00 ( ˃0.05 ).

67 6.2 Saran

1. Bagi ibu hamil untuk lebih meningkatkan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darh untuk menghindari terjadinya anemia

2. Bagi ibu hamil yang mempunyai pendidikan rendah dianjurkan untuk mengikuti penyuluhan minimal 3 kali selama kehamilan yang diberikan petugas kesehatan agar menerima informasi yang benar sehingga dapat meningkatkan ibu dari pencegahan mengenai anemia

3. Bagi instansi pelayanan kesehatan ( Puskesmas ) Diharapkan mengikut sertakan anggota keluarga terutama suami dalam memberikan pendidikan kesehatan bagi ibu hamil, Anggota keluarga diberikan penjelasan yang cukup mengenai pentingnya ibu untuk mengkonsumsi tablet tambah darah, serta efek samping dari konsumsi tablet tambah darah tersebut, pentingnya ibu untuk memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama kehamilan agar tablet tambah darah bisa rutin diberikan.

68

DAFTAR PUSTAKA

Almatsler, Soenita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Arisman. 2009 . Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Jogyakarta: Penerbit Muha Medika

Depkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatann Seksual. . Jakarta : Kemenkes RI

Dinkes Provsu. 2018. Profil Dinas Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2017, Medan : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Dinkes Kota Medan. 2017. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2016, Medan : Dinas Kesehatan Kota Medan

Depkes RI. 2007. Program Penanggulangan Anemia Gizi Pada Wanita Usia Subur (WUS). Jakrta: Ditjen Gizi Masyarakat.

Kemenkes RI. 2018. Pedoman Pencegahan dan penggulangan Anemia pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur ( WUS ).Jakarta :Kemenkes RI Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta.: Balitbang

Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS. Jakarta.: Balitbang Kemenkes RI.

Kemenkes, RI. 2018. Pedoman Proses asuhan gizi di Puskesmas, Jakarta:

Kemenkes RI

Kemenkes RI, 2018. Indikator perbaikan gizi masyrakat,survailen gizi, Jakrta:

Ditjen Gizi Masyarakat

Herawati, C dan Astuti, S.2010 Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Gizi Pada Ibu Hamil Di Puskesmas jalaksana kuningan tahun 2010. Jurnal Kesehatan kartika. Hal 51-58

Indah Oktaviani1, Linda Makalew, 2016. Profil Haemoglobin Pada Ibu Hamil Dilihat Dari Beberapa Faktor Pendukung. Jurnal Ilmiah Bidan.Manado:

Poltekes Kemenkes Manado

Perpustakaan Nasional, 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Pranada Media Group

69

Proverawati, A. 2011. Anemia dan anemia kehamilan. Jogyakarta: Nuha medika Mariza, A. 2016 Hubungan Pendidikan dan Sosial Ekonomi dengan Kejadian

Anemia pada Ibu hamil di BPS T Yohan Halim Bandar Lampung Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Holistik. Volume 10, nomor 1, januari 2016: 5-8 Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Marni, 2011 Asuhan kebidanan pada masa antenatal yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta;

2012

Purbadewi L, Noor Y, Ulvie S, 2013 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Yogyakarta:Universitas Respati

Soebroto, Ikhsan. 2009. Cara mudah mengatasi problem anemia, Yogyakarta:

Bangkit

Soegeng, Santoso, 2009. Kesehatan dan gizi, Jakarta: Rineka Cipta

Soekirman, 1999. Pengaruh Pola Pemberian Tablet besi Terhadap Hb Ibu Hamil.

[cited 2014 13 Maret ]; Diakses dari: www.fakultas kedokteran.com.

Sugioyo, 2010 Statistika untuk Penelitian Bandung : Alpabeta

Saifuddin, 2009 Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta : Yayasan bina Pustakaa Sarwono Prawiroharjo Sulistyawati, ari 2009 Asuhan kebidanan pada masa kehamilan Jakarta : Salemba

medika

Supariasa,I.D.Nn Bakri 2002 Penilaian Status Gizi Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC

Wiknjosastro, H. 2013. Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka

WHO. 2011.Haemoglobin concentrations for the diagnosis of anemia and assessment of saverity. Geneva: World Health Organization

Waryana, 2010. Gizi refroduksi, Yogyakarta: Buku Ilmu Kebidanan

70

Willy A, 2017 Kejadian anemia pada ibu hamil ditinjau dari paritas dan usia Jurnal Aisyah : Jurnal ilmu kesehatan Volume 2 ,123-130

71

SURAT PERNYATAAN

BERSEDIA BERPATISIPASI SEBAGAI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

No Hp :

Setelah mendapatkan penjelasan dari Peneliti, Saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai responden dalam penelitian yang berjudul “Faktor resiko terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di puskesmas Tegal Sari tahun 2019 “Data yang diperoleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian

Adapun bentuk ketersediaan saya :

1. Bersedia untuk diwawancarai oleh Peneliti

2. Memberikan Informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang diminta dan ditanyakan oleh Peneliti.

Saya melakukan ini sukarela dan tidak ada tekanan maupun paksaan yang memengaruhi saya dalam memutuskan keikutsertaan saya dalam penelitian ini.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat untuk digunakan sebagai mana mestinya.

Mengetahui Padang , 2019

Peneliti Yang membuat Pernyataan

Mariatul Kaftia Piliang,AMG ( )

72 Nomer Responden :

Tanggal Pengisian : Petunjuk Pengisian :

1. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia!

2. Jawablah pertanyaan pada (....) yang telah disediakan!

1. DATA UMUM

1. Nama Responden :

2. Umur Responden :

3. Alamat :

4. Pekerjaan :

5. Kadar Hb :

6. Pendidikan terakhir :

7. Usia kehamilan / trimester : minggu/

8. Hamil anak ke :

9. Pendapatan keluarga :

10. Pengukuran LILA : cm

KUISIONER PENELITIAN “ Faktor Resiko Terhadap Kejadian anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Tegal Srai Kota Medan Tahun 2019

73 2. DATA KHUSUS

1. Apakah sebelum hamil ibu pernah mengalami anemia ?

a. Ya ( 0 )

b. Tidak ( 1 )

2. Apakah ibu mendapatkan tablet tambah darah dari petugas kesehatan ?

a. Tidak ( 0 )

b. Ya ( 1 )

3. Berapa tablet tambah darah yang ibu konsumsi setiap harinya ?

a. Tidak dikonsumsi ( 0 )

b. 1 tablet satu hari ( 1 )

4. Sejak usia kehamilan berapa ibu mendapat tablet tambah darah ?

a. 2 bulan ( 0 )

b. 8 bulan ( 1 )

5. Berapa tablet tambah darah yang ibu dapatkan selama kehamilan ?

a. < 90 tablet ( 0 )

b. ≥ 90 tablet ( 1 )

6. Apakah ibu meminum tablet tambah darah pada malam hari ?

a. Tidak ( 0 )

b. Ya ( 1 )

7. Anemia pada ibu hamil adalah

a. Kadar hemoglobin ( Hb) lebih dari 12 gr% (0) b. Kadar hemoglobin(Hb) kurang dari 12gr% (1)

Dokumen terkait