Adger WN. 2006. Vulnerability. Global Inveronmental Change; 16 :268-281.
[BAPPEDA Kab Pangandaran] Materi Teknis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pangandaran
[BPS Kab Ciamis] Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. 2013. Kecamatan Dalam Angka.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis
[BPS Kab Ciamis] Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis. 2015. Indikator Pembangunan Ekonomi Kabupaten Ciamis Tahun 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis
Boer R, Buono A, Faqih A, Heryansyah A, Rakhman A, Dasanto BD. 2010. Patterns of vulnerability in the agriculture and water sector in Indonesia. Kerjasama: GTZ, PIK, Cigrasp dan CCROM.
Boer, R., Perdinan, Faqih, A., Amanah, S., Rakhman, A., 2015. Kerentanan Dan Pengelolaan Risiko Iklim Pada Sektor Pertanian, Sumberdaya Air & Sumber Kehidupan Masyarakat Nusa Tenggara Timur. UNDP-SPARC Project. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jakarta
Collins, W.J., Bellouin, N., Doutriaux-Boucher, M., Gedney, N., Halloran, P., Hinton, T., Hughes, J., Jones, C.D., Joshi, M., Liddicoat, S., Martin, G., O'Connor, F., Rae, J., Senior, C., Sitch, S., Totterdell, I., Wiltshire, A. and Woodward, S., 2011.
Development and evaluation of an Earth-System model – HadGEM2. Geosci.
Model Dev., 4(4): 1051-1075
57 Faqih, A. 2016. Historical climate and Future climate scenarios In Indonesia. [Final Report of Climate Modelling and Analysis for Indonesia 3rd National Communication].
Ministry of Environment and Forestry, Republic of Indonesia (MoEF). Indonesia Funk, C.C., Peterson, P.J., Landsfeld, M.F., Pedreros, D.H., Verdin, J.P., Rowland, J.D.,
Romero, B.E., Husak, G.J., Michaelsen, J.C., dan Verdin, A.P. 2014. A quasi- global precipitation time series for drought monitoring: U.S. Geological Survey Data Series 832. 4 p. http://dx.doi.org/10.3133/ds832
Harris, I., P.D. Jones, T.J. Osborn and D.H. Lister, 2014. Updated high-resolution grids of monthly climatic observations – the cru ts3.10 dataset. Int. J. Climatol., 34(3):
623–642 DOI doi:10.1002/joc.3711.
[IPCC]. 2014: Climate Change 2014: Synthesis Report Contribution of Working Groups I, II and III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Core Writing Team, R.K. Pachauri and L.A. Meyer (eds.)]. IPCC, Geneva, Switzerland, 151 pp
Las, I. 2007. Peluang Kejadian El Nino dan La Nina Tahun 1900-2000 . Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Salinger, M.J. Climatic Change (2005) 70:9. https://doi.org/10.1007/s10584-005-5936-x Timmerman, T. (1999). Establishing the Structure of Brand Images from a Feature-Based
Perspective on Memory. In C. Nobles. Development in Marketing Science. Vol 22. Page 1-5. Coral Gales, FL, USA: Academy of Marceting Science
Yin, C., Y. Li and P. Urich, 2013. Simclim 2013 data manual. C. Ltd (Ed.). New Zealand.
Republik Indonesia. 2016. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2016 Tentang Pengesahan Paris Agreement to The Nations Framework Convention on Climate Change (Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa Bangsa Mengenai Perubahan Iklim). Lembaran Negara RI Tahun 2016, No. 204.
Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. 2014. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. Lembaran Negara RI Tahun 2014, No. 5495. Sekretariat Negara. Jakarta
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 5059.
Sekretariat Negara. Jakarta
58 LAMPIRAN
Lampiran1. Pengelompokan tiap indikator kerentanan desa (sistem) kedalam aspek pembangunan nasional
Indikator Aspek Pembangunan
Alasan
KK Bantaran Sungai
Ekosistem Setiap upaya pengurangan jumlah Keluarga yang tinggal di bantaran sungai diduga akan berdampak pada perbaikan ekosistem area sungai. Dampak positif dari upaya ini adalah perbaikan ekosistem karena aliran sungai menjadi lebih lancar, badan sungai menjadi lebih lebar dan resiko terjadinya banjir bisa berkurang. Berdasarkan deskripsi tesebut, dampak positif dari upaya perbaikan indikator KK Bantaran Sungai terhadap aspek Ekosistem jauh lebih besar dibandingkan aspek pembangunan lainnya
Bangunan Bantaran Sungai
Ekosistem Pengurangan/peniadaan bangunan bantaran sungai akan berdampak positif terhadap ekosistem di wilayah tersebut, misalanya sungai airnya lebih bersih, biota sungainya menjadi lestari dan risiko terjadinya banjir juga akan berkurang. Berdasarkan deskripsi tesebut, dampak positif dari upaya perbaikan Bangunan Bantaran Sungai terhadap aspek Ekosistem jauh lebih besar dibandingkan aspek pembangunan lainnya
Kepadatan Penduduk
Ekosistem Semakin padat penduduk dalam suatu desa maka semakin besar resiko rusaknya ekosistem di lingkungan tersebut, karena kepadatan penduduk serta masyarakat yang kurang sadar linkgungan akan secara tidak disadari akan membuang sampah mengakibatkan penebangan hutan untuk perluasan lahan pendaptan mereka atau juga akan mengambil terumbu terumbu karang yang ada dilaut diwilayah tersebut. Sehingga dengan adanya upaya pengurangan kepadatan penduduk akan berdampak positif terhadap pembangunan
Luas Lahan Pertanian
Ekonomi Pemanfaatan lahan pertanian wilayah kabupaten Pangandaran baik dataran rendah maupun tinggi akan berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat wiayah tersebut apabila diolah secara benar dengan tidak mengesampingkan dampak perubahan iklim. Sehingga dampak positif dari upaya perbaikan luas lahan pertanian
59 terhadap aspek ekonomi jauh lebih besar dibandingkan aspek pembangunan lainnya
Sumber air Minum
Kesehatan Airminum merupakan kebutuhan pokok bagi kelangsungan hidup, melalui pengelolaan air mium, maka kebutuhan air minum dapat terpenuhi dengan baik dan mendapat kualitas dan syarat kesehatan
Memelihara air minum dan mendristibusikan secara merata pada masyarakat dampak positifnya antara lain penurunann penyakit diare, penyalit kulit dan penurunan vektor sumber penyakit
Surat Miskin
Kemiskinan Dengan banyaknya jumlah SKTM (Surat keterangan Tidak Mampu) yang dikeluarkan menunjukan adanya pengaruh terhadap aspek pembangunan kesejahteraan/kemiskinan.
Untuk Pengurangan jumlah SKTM yang dikeluarkan diperlukan adanya perogram program peningkatan kesejahteraan
Kriteria Fasilitas Jamban
Kesehatan Setiap upaya perbaikan kesehatan masyarakat dengan membangun fasilitas jamban akan berdampak pada aspek pembangunan kesehatan, upaya ini akan mengurangi pencemaran lingkungan yang berdampak positif dan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Fasilitas Pendidikan
Infrastruktur Untuk meningkatkan kualitas pendidikan bahwa bukan hanya guru yang berkualitas dibutuhkan, tetapi juga infrastruktur untuk kegiatan belajar mengajar/pendidikan bisa dilaksanakan dengan lancar tanpa adanya hambatan dari faktor iklim yan terjadi seperti hujan/kemarau ;
Fasilitas Kesehatan
Infrastruktur Pada dasarnya untuk mencapai masyarakat yang sehat diperlukan sarana penunjang yag dimaksud fasilitas kesehatan tersebut sebagai bentuknya berupa infrastruktur.
Adapaun infrastruktur tersebut dapat berupa bangunan rumah sakit, puskesmas, atau sarana dalam bentuk lain yang lebih dilengkapi dengan perlatan dan tenaga medisnya, sehingga memenuhi target kesehatan yang dibutuhkan.
PAD Ekonomi PAD/Pendapatan asli Daerah adalah merupakan aset asli yang dimiliki oleh sebuah wilayah atau daerah pemerintahan, dalam hal ini pemda Kabupaten, Disamping aset dari berbagai sumber lain.
Dengan kata lain suatu wilayah atau daerah pemerintahan
60 yang PAD nya tinggi dapat dipastikan tingkat perkenonomiannya stabil atau seimbang. Dengan demikian apa yang menjadi cita cita masyarakatnya dapat tercapai dengan mudah.
Industuri kecil dan Mikro
Ekonomi Melihat data yang tersedia dari jumlah mikro yang ada pada tiap desa dapat dilihat /dianalisis bahwa industri mikro dapat mengurangi jumlah pengangguran tiap desa.Dengan terserapnya jumlah penduduk maka perkenonomian diwilayah tersebut dapat terangkat, Penghasilan masyarakat akan meningkat sehingga akan menigkatkan daya beli dari masyarakat ditiap desa itu sendiri. Untuk rencana aksi kedepannya untuk meningkatkan mata pencaharian /perkenomian maka dapat dilakukan dengan menambah jumah industri mikro yang ada poada tiap desa, seperti industri pembuatan gula rumahan, kerajinan hasil laut berupa kerang dan lain lain sehingga dapat berdampak pada mata pencaharian /perekonomian masyarakat itu sendiri yang akan meningkat
Zona Wisata
Ekonomi Indikator zona wisata mempengaruhi aspek pembangunan pereknonomian, karena dengan berubahnya indikator tersebut, contohnya meningkatnya junlah zoan wisata , terbukanaya potensi wisata yang baru pada suatu wilayah maka akan memberikan “spread effect” di wilayah tersebut bahkan wilayah sekitarnya, Seperti terbukanya peluang usaha baru, mata pencaharian baru disekitar zona wisata tersebut sehingga bisa meningkatkan jumlah pendapatan dan pada akhirnya meningkatakan perenonomian. Dimana penduduk disketriar zoan wisata tersebut bisa memeperoleh tambahan pendapatan dengan menjadi tour guide, pedagang, penyewaan peralatan berjualan souvenir dll.
Jalan Infrastruktur Dari data yang tersedia berupa pertanian kejalan utama desa (Aspal/beton) diperkeras, tanah dan lainnya) maka aspek dominannya adalah infrastruktur karena sangat berhubungan erat, ketika suatu jalan dalam kondisi rusak dari pertanian kejalan desa utama, maka aksi kedepannya yang dapat diperbuat adalah memperbaikai infrastruktur dari jalan tersebut dimasa yang akan datang dengan tujuan dapat mempermudah pendduk untuk melakukan kegiatan sehari hari dan mobilitas penduduk juga menjadi lancar tanpa terhambat oleh kondisi jalan sehingga kesehjahteraan
61 masyarakat juga meingkat.
Desa yang berbatasan dengan Laut
Ekosistem Desa yang berbatasan langsung dengan laut menggambarkan letak Geografi. Letak geografis tersebut menunjukkan bahwa desa-desa yang berbatasan dengan laut akan mudah terdampak ketika terjadi bencana yang bersumber dari laut. Selain itu dengan adanya perbaikan kondisi desa yang berbatasan dengan laut akan mendorong perbaikan ekosistem sekitar laut. Berdasarkan deskripsi tersebut, indikator letak geografis lebih tepat masuk dalam aspek pembangunan ekosistem dibandingkan aspek pembangunan lainnya.
Jumlah Korban yang terdampak bencana
Tata Kelola Pemerintah
Dengan adanya data jumlah korban yang terdampak akibat terjadinya bencana, maka akan membantu pihak Pemda dalam membuat keputusan terkait pemberian bantuan dan pelaksanaan perbaikan lokasi terdampak bencana. Sehingga indicator tersebut lebih sesuai dikelompokkan kedalam aspek pembangunan Tata Kelola Pemerintah
Keberadaan Pasar
Ekonomi Keberadaan pasar yang ditingkatkan akan mempengaruhi perkenonomian suatu desa, karena pasar merupakan media untuk melakukan transaksi jual beli. Warga bisa menjual hasil panen maupun laut dipasar. Dengan adanya pasar pula maka mata pencaharian suatu desa bisa bertambah yaitu dengan berdagang. Pasar juga merupakan salah satu tempat pertukaran yang paling cepat. Jumlah jumlah pasar yang ada di suatu desa meningkat, otomatis akan meningkatkan pendapatan dan perkeonomian pula
62 Lampiran 2. Distribusi Desa di Kabupaten Pangandaran berdasarkan tingkat kerentanan Sangat Rendah(1), Rendah(2), Rendah- Sedang(3), Sedang(4), Sedang-Tinggi(5), Tinggi(6) dan Sangat Tinggi(7)
Tingkat Kerentanan Desa Saat Ini di Kabupaten Pangandaran
1 2 3 4 5 6 7
Bangunjaya Parigi Cibuluh Bagolo Bangunkarya Cikalong Babakan
Bojong Ciganjeng Batukaras Batumalang Emplak Banjarharja
Bojongkondang Mangunjaya Bojongsari Bojong Kedungwuluh Pamotan
Ciakar Cibenda Bunisari Padaherang Pananjung
Cibanten Ciliang Campaka Pagergunung Sukanagara
Cigugur Jangraga Cibogo Pajaten
Cijulang Kalipucang Cimanggu Putrapinggan
Cikembulan Karangjaladri Cintakarya Sidomulyo
Cimerak Karangpawitan Ciparakan
Cimindi Karangsari Cisarua
Cintaratu Kertajaya Jadimulya
Ciparanti Masawah Jayasari
Harum Mandala Paledah Kalijati
Jadikarya Purbahayu Karangkamiri
Karangbenda Sindang Jaya Kersaratu
Karangmulya Sindangwangi Kertaharja
Kertajaya Sukahurip Kertamukti
Kertayasa Sukamaju Langkaplancar
Kondangjajar Sukaresik Maruyung Sari
Legokjawa Wonoharjo Mekarsari
Limusgede Mekarwangi
Margacinta Pangkalan
Pagerbumi Parakanmanggu
Pangandaran Pasirgeulis
Panyutran Sindangsari
Selasari Tunggilis
Sidamulih Sukajaya Sukamulya
63 Lampiran 3. Distribusi Desa di Kabupaten Pangandaran berdasarkan tingkat kerentanan Sangat Rendah(1), Rendah(2), Rendah- Sedang(3), Sedang(4), Sedang-Tinggi(5), Tinggi(6) dan Sangat Tinggi(7)
Tingkat Kerentanan Desa Proyeksi Tahun 2025 di Kabupaten Pangandaran
1 2 3 4 5 6 7
Bojong - Cibuluh Bagolo Bangunjaya Cikalong Babakan
Bojongkondang Ciganjeng Batukaras Bangunkarya Kedungwuluh Banjarharja
Ciakar Bojongsari Batumalang Padaherang Pamotan
Cibanten Cibenda Bojong Pagergunung Pananjung
Cijulang Cikembulan Bunisari Pajaten Sukanagara
Cimerak Ciliang Campaka Putrapinggan
Cimindi Jangraga Cibogo Sidomulyo
Cintaratu Kalipucang Cigugur
Ciparanti Karangjaladri Cimanggu
Harum Mandala Karangpawitan Cintakarya
Karangbenda Karangsari Ciparakan
Karangmulya Kertajaya Cisarua
Kertajaya Mangunjaya Emplak
Kertayasa Masawah Jadikarya
Kondangjajar Paledah Jadimulya
Legokjawa Pangandaran Jayasari
Limusgede Purbahayu Kalijati
Margacinta Sindang Jaya Karangkamiri
Pagerbumi Sindangwangi Kersaratu
Panyutran Sukahurip Kertaharja
Parigi Sukamaju Kertamukti
Selasari Sukaresik Langkaplancar
Sidamulih Wonoharjo Maruyung Sari
Mekarsari Mekarwangi Pangkalan Parakanmanggu Pasirgeulis Sindangsari Sukajaya Sukamulya Tunggilis
64 Lampiran 4. Distribusi desa pelaksana aksi adaptasi di Kabupaten Pangandaran untuk Prioritas-I, II, III, IV, dan V pada ekstrim basah
Tingkat Prioritas Lokasi Ekstrim Basah Di Kabupaten Pangandaran
I II III IV V
Kertaharja Cigugur Batukaras Batumalang Campaka
Kertamukti Cimindi Masawah Cibuluh Bagolo
Mekarsari Harum Mandala Jangraga Jadimulya Kalipucang
Sindangsari Kertajaya Mangunjaya Cibogo Bangunkarya
Banjarharja Pagerbumi Sindang Jaya Maruyung Sari Bojong
Ciparakan Ciakar Sukamaju Pasirgeulis Cimanggu
Emplak Cibanten Bojongsari Cintakarya Karangkamiri
Pamotan Cijulang Karangpawitan Parakanmanggu Kedungwuluh
Putrapinggan Kertayasa Karangsari Kersaratu Padaherang
Tunggilis Kondangjajar Paledah Purbahayu
Jayasari Margacinta Sindangwangi Sukahurip
Langkaplancar Cimerak Pangandaran Wonoharjo
Mekarwangi Ciparanti Cibenda Bojong
Pangkalan Legokjawa Ciliang Karangjaladri
Sukanagara Limusgede Cikembulan Cikalong
Babakan Sukajaya Sukaresik Kalijati
Pagergunung Bangunjaya Cisarua
Pananjung Bojongkondang Sidomulyo Jadikarya
Pajaten Sukamulya
Kertajaya Ciganjeng Karangmulya Panyutran Cintaratu Karangbenda Parigi Selasari Sidamulih
65 Lampiran 5. Distribusi desa pelaksana aksi adaptasi di Kabupaten Pangandaran untuk Prioritas-I, II, III, IV, dan V pada ekstrim kering
Tingkat Prioritas Lokasi Ekstrim Kering Di Kabupaten Pangandaran
I II III IV V
Kertamukti Bunisari Batukaras Mangunjaya Cigugur
Banjarharja Campaka Masawah Sukamaju Cimindi
Ciparakan Batumalang Cibuluh Ciganjeng Harum Mandala
Emplak Kertaharja Jangraga Pangandaran Kertajaya
Pamotan Mekarsari Sindang Jaya Cikembulan Pagerbumi
Putrapinggan Sindangsari Bojongsari Ciakar
Tunggilis Bagolo Karangpawitan Cibanten
Kedungwuluh Kalipucang Karangsari Cijulang
Padaherang Bangunkarya Paledah Kertayasa
Sukanagara Bojong Sindangwangi Kondangjajar
Babakan Cimanggu Cibenda Margacinta
Pagergunung Jadimulya Ciliang Cimerak
Pananjung Jayasari Karangjaladri Ciparanti
Sidomulyo Karangkamiri Sukaresik Legokjawa
Cikalong Langkaplancar Limusgede
Pajaten Mekarwangi Sukajaya
Pangkalan Bangunjaya
Cibogo Bojongkondang
Maruyung Sari Jadikarya
Pasirgeulis Sukamulya
Purbahayu Kertajaya
Sukahurip Karangmulya
Wonoharjo Panyutran
Bojong Cintaratu
Cintakarya Karangbenda
Parakanmanggu Parigi
Kalijati Selasari
Kersaratu Sidamulih
Cisarua
66 Lampiran 6. Distribusi desa pelaksana aksi adaptasi di Kabupaten Pangandaran untuk Prioritas-I, II, III, IV, dan V pada ekstrim gabungan (Basah dan kering)
Tingkat Prioritas Lokasi Gabungan (Basah-Kering) Di Kabupaten Pangandaran
I II III IV V
Kertamukti Campaka Bunisari Mangunjaya Cigugur
Banjarharja Kertaharja Batukaras Sukamaju Cimindi
Ciparakan Mekarsari Batumalang Ciganjeng Harum Mandala
Emplak Sindangsari Masawah Pangandaran Kertajaya
Pamotan Bagolo Cibuluh Cikembulan Pagerbumi
Putrapinggan Kalipucang Jadimulya Ciakar
Tunggilis Bangunkarya Jangraga Cibanten
Kedungwuluh Bojong Sindang Jaya Cijulang
Padaherang Cimanggu Bojongsari Kertayasa
Sukanagara Jayasari Karangpawitan Kondangjajar
Babakan Karangkamiri Karangsari Margacinta
Pagergunung Langkaplancar Paledah Cimerak
Pananjung Mekarwangi Sindangwangi Ciparanti
Sidomulyo Pangkalan Cibenda Legokjawa
Pajaten Cibogo Ciliang Limusgede
Maruyung Sari Cintakarya Sukajaya
Pasirgeulis Karangjaladri Bangunjaya
Purbahayu Parakanmanggu Bojongkondang
Sukahurip Kersaratu Jadikarya
Wonoharjo Sukaresik Sukamulya
Bojong Kertajaya
Cikalong Karangmulya
Kalijati Panyutran
Cisarua Cintaratu
Karangbenda Parigi Selasari Sidamulih
67 Lampiran 7. Penentuan prioritas opsi aksi/kegiatan adaptasi perubahan iklim
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
BPLH (Badan Pengelola Lingkungan Hidup)
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan 0 2 0 3 3 2 1 11 3 2 T
Kerjasama pengelolaan persampahan 1 0 0 2 0 1 0 4 1 1 R
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan
1 1 0 3 0 2 2
9 3 1
T Program Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH)
Penataan RTH 2 0 0 2 2 0 1 7 2 2 T
Program Pengendalian dan pencemaran dan peruskan Lingkungan Hidup
Pengembangan Produksi ramah lingkungan 1 1 0 3 0 2 0 7 2 1 S
Pengelolaan B3 dan Limbah B3 2 2 0 3 0 1 1 9 3 2 T
Pembinaan pengendalian pencemaran Lingkungan 2 0 2 2 0 0 2 8 3 1 T
Penilaian kota sehat atau adipura 0 0 0 2 0 0 3 5 1 1 R
Pelestarian Lingkungan Hidup 3 1 0 3 0 1 0 8 3 1 T
Bimtek Sekolah berbudaya Lingkungan 0 0 3 2 0 0 2 7 2 1 S
Program perlindungan dan konservasi SDA
Sosialisasi Peningkatan perlindungan dan pelestarian LH 1 0 3 2 0 0 0 6 1 1 R Penanganan Tindak Lanjut Laporan Masyarakat Akibat dugaan
pencemaran dan perusakan Lingkungan
1 0 0 0 0 0 3
4 1 2
S
Penghijauan dan laut lestari 3 0 0 3 0 1 1 8 3 2 T
Pembuatan Embung 2 0 0 0 3 0 2 7 2 2 T
Pembuatan lubang resapan Biopori 3 0 0 2 3 0 1 9 3 2 T
68
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
Pembangunan taman Hijau 1 0 0 2 2 0 2 7 2 2 T
Pengadaan bibit tanaman untuk lahan kritis dan pantai kritis 2 2 0 1 0 2 1 8 3 1 T Program Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA
Pembuatan IPAL Comunal Domestik 2 1 0 3 2 0 0 8 3 2 T
Pengadaan lahan untuk IPAL Domestik 2 1 0 3 2 0 0 8 3 1 T
Penyusunan DED IPAL Comunal Domestik 1 0 0 2 2 0 1 6 1 0 R
DINAS (KPK) KELAUTAN, PERTANIAN DAN
KEHUTANAN
Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan Pemanfaatan Pekarangan untuk pengembangan pangan
Cadangan Pangan daerah
1 3 0 1 0 3 0
8 3 1
T
Pengembangan desa mandiri pangan 0 3 0 1 0 3 1 8 3 1 T
Pengembangan teknologi penanganan produk ikan segar (hasil tangkapan)
0 1 1 1 2 2 0
7 2 1
S
Pemantauan dan analisis akses pangan masyarakat 0 2 0 0 0 2 3 7 2 1 S
Pengembangan lumbung pangan desa 0 3 0 1 2 2 0 8 3 1 T
Pembangunan Gudang Cadangan Pangan Daerah 0 2 0 1 3 2 0 8 3 1 T
Program peningkatan kesadaran dan penegakan hukum
Penyuluhan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya laut 1 0 1 1 0 0 3 6 1 1 R
Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim
Laut
2 0 2 2 0 2 1
9 3 1
T Program pengembangan budidaya perikanan
Kaji terap teknologi pembenihan ikan/udang dengan sistem bak
plastik 3 2 1 0 0 3 0 9 3 2
T
Kajian kawasan budidaya laut air payau dan air tawar 3 0 1 0 2 0 2 8 3 1 T
69
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
Pengembangan ekologi pencegahan hama dan penyakit ikan 2 2 1 1 0 1 0 7 2 1 S
Bantuan Sarana Pembuatan Pakan Ikan 0 2 0 0 2 2 0 6 1 1 R
Program pengembangan perikanan tangkap
Pemberdayaan Masyarakat Nelayan 1 3 0 0 0 3 0 7 2 1 S
Penyediaan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap 0 2 0 0 3 2 0 7 2 1 S
Pengadaan sarana dan prasarana pemberdayaan usaha kecil masyarakat pesisir (nelayan) berupa kapal penangkap ikan 2- 5GT
0 2 0 0 3 2 0
7 2
1
S
Pembangunan Tempat Pelelangan Ikan Pangandaran 0 1 0 0 3 1 1 6 1 2 S
Program Pengembangan produski pertanian (pebgembangan sayuran Dataran rendah)
Pengembangan agribisnis jagung 0 2 0 0 0 3 0 5 1 1 R
Pengembangan sayuran dataran rendah 1 2 0 0 0 3 0 6 1 1 R
Pengembangan varietas tahan banjir 3 3 0 0 0 3 0 9 3 2 T
Pengembangan teknologi pencegahan hama penyakit tanaman 0 3 1 1 0 2 0 7 2 2 T Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian
Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggul daerah
0 3 0 0 0 3 0
6 1 1
R Program peningkatan produksi perkebunan
Penyusunan kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian 3 0 0 0 0 1 3 7 2 1 S
Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan 2 2 0 1 0 2 0 7 2 2 T
Pembinaan Kelembagaan Kelompok Bidang Perkebunan 0 1 1 0 0 1 2 5 1 0 R
Pelatihan Budidaya Kelapa 0 3 1 0 0 3 0 7 2 0 R
Rehabilitasi tanaman perkebunan 3 0 0 0 0 2 0 5 1 0 R
Pelatihan Kemampuan dan Keterampilan Kerja Petani 0 3 0 0 0 3 0 6 1 1 R
70
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
Tembakau di Lingkungan Penghasil Bahan Baku IHT
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Peningkatan kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan 0 0 2 0 0 0 2 4 1 1 R Program Peningkatan Produksi Pertanian
Perluasan Area Tanam Kedelai 1 3 0 0 0 3 0 7 2 0 R
Pembangunan SumberSumber Air (Pembangunan Dam Parit) DAK
2 0 0 3 3 0 0
8 3 2
T Pembangunan SumberSumber Air (Pembangunan irigasi air
tanah dangkal) DAK
2 0 0 3 3 0 0
8 3 2
T
Rehabilitasi saluran irigasi 2 0 0 3 3 0 1 9 3 2 T
Pembangunan Jaringan Irigasi Pedesaan 1 0 0 3 3 0 0 7 2 2 T
Pembangunan Sumur Pantek 0 0 0 3 3 0 0 6 1 1 R
Penyuluhan pertanian,perikanan dan kehutanan (BOP Kabupaten)
0 2 1 0 0 2 0
5 1 1
R
Sertifikasi Bibit Unggul Pertanian/Perkebunan 1 0 0 1 0 0 3 5 1 1 R
Pembangunan Balai Perbenihan Tanaman Pangan 0 0 2 0 3 0 1 6 1 1 R
Pembuatan Pupuk Organik 3 2 0 1 0 2 0 8 3 2 T
Pengembangan Padi Organik 3 2 0 2 0 2 0 9 3 2 T
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
0 2 0 3 0 0 0
5 1 1
R
Pemusnahan ternak yang terjangkit penyakit endemik 0 1 0 3 0 0 0 4 1 1 R
Bimbingan Teknis Tenaga Ahli 0 0 2 0 0 0 1 3 1 0 R
Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan Penerapan Kesmavet dan Kesrawan
0 1 2 2 0 1 0
6 1 0
R
71
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
Pengadaan Lahan untuk pembangunan PUSKESWAN (Pusat Kesehatan Hewan)
0 1 0 1 3 1 0
6 1 1
R
BP3APK2BPMPD
Program peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan
Pembinaan dan pembentukan BUMDES 0 2 0 0 2 0 2 6 1 1 R
Pembinaan mangement pengelolaan pasar desa 0 1 0 0 2 1 2 6 1 0 R
Pemberdayaan ekonomi masyarakt melalui UP2K dan PKK 0 3 0 0 0 3 0 6 1 1 R
Fasilitasi kemitraan lembaga ekonomi desa dengan swasta 0 3 0 0 0 3 0 6 1 1 R Program keluarga berencana (KB)
Pengadaan sarana mobilitas tim KB Keliling 0 1 0 2 2 1 1 7 2 1 S
Pemberdayaan ekonomi keluarga 0 3 0 0 0 3 0 6 1 1 R
Pengadaan sarana dan prasarana pelayanan KB ( Sosialisasi dinamika kependudukan kepada kepala desa, Peningkatan peran serta tokoh masyarakat tentang keliuarga berencana dan
pembangunan keluarga
0 1 1 2 1 1 1
7 2
1
S
DINAS P3K DAN UMKM
Program pengembangan pemasaran pariwisata
Analisis pasar untuk promosi dan pemasaran objek pariwisata 0 2 0 0 0 3 2 7 2 1 S Sosialisasi potensi objek wisata untuk paket wisata unggulan 1 2 1 0 2 2 0 8 3 1 T
Penyelamatan/pengamanan wisata pantai 1 0 0 2 0 0 1 4 1 2 S
Program peningkatan dan pengembangan pasar
Membangun pasar Pananjung 0 2 0 0 2 3 0 7 2 1 S
Revitalisasi pasar tradisional 0 1 0 0 3 2 1 7 2 1 S
Progam pengembangan industry kecil dan menengah
Gelar potensi Daerah 0 2 0 0 0 2 2 6 1 1 R
Pelatihan ketrampilan kerajinan batok 0 3 0 0 0 3 0 6 1 1 R
72
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
Pelatihan dan pembinaan UKM olahan 0 3 0 0 0 3 1 7 2 1 S
Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif
Bintek Usaha Kecil Menengah 0 2 2 0 0 3 0 7 2 1 S
Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
Penyelenggaraan pelatihan kewirausahaan 0 2 2 0 0 3 0 7 2 1 S
Pengembangan Sarana Promosi Hasil Produksi 0 1 0 0 2 2 0 5 1 1 R
DISHUBKOMINF O
Program pembangunan turap/talud/bronjong
Pembuatan turap/talud/bronjong ruas jalan bojong kondang 1 0 0 0 3 0 2 6 1 1 R Rehabilitasi jalan dalam kondisi tanggap darurat
Pembuatan jalan menuju jalur evakuasi 0 0 0 2 3 0 2 7 2 2 T
Dinas Kesehatan
Program pembangunan lingkungan sehat
Pemantauan dan penyemprotan lalat 0 0 0 3 0 0 2 5 1 2 S
Pemeriksaan kualitas air bersih 2 0 0 3 0 0 2 7 2 2 T
Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
Penyemprotan Poging sarang nyamuk 2 0 0 3 0 0 1 6 1 2 S
Pemeriksaaan sample darah (serosurvey/VCT) 0 0 0 3 0 1 1 5 1 1 R
Penyelidikan epidemologi 2 0 1 3 0 0 1 7 2 1 S
Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
Sosialisasi dampak asap rokok dan HIV/AIDS 0 0 1 3 0 0 1 5 1 1 R
Pembinaan desa siaga aktif 1 0 1 3 0 0 2 7 2 1 S
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Bimbingan Teknis Program Jaminan Kesehatan Nasional 0 2 0 3 0 0 2 7 2 0 R
73
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Diluar Kuota Jamkesmas/Jamkesda(Yankesdas Maskin)
0 3 0 3 0 0 2
8 3 1
T
BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana
alam
2 0 1 2 0 0 2
7 2 1
S Pengadaan peralatan umum (tenda,perahu) dan peralatan
khusus (cobelco) kebencanaan
0 0 0 2 3 0 2
7 2 1
S
Pembentukan dan pelatihan FKDM di 93 Desa 1 0 2 1 0 0 0 4 1 1 R
Pelatihan Forum Relawan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Tingkat Kabupaten, Kecamatan
2 1 1 2 0 0 2
8 3 1
T Pembentukan Forum Kesiapsiagaan Dini Masyarakat (FKDM)
dan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana dalam PRB (Pengurangan Resiko Bencana)
2 1 1 2 0 0 2
8 3
1
T
Inventarisasi Data Kebencanaan 1 0 3 0 1 0 2 7 2 1 S
Program Peningkatan dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan
Pelatihan pennggunaann peralatan bencana 0 0 2 2 2 0 0 6 1 1 R
Posko Darurat Bencana 0 0 2 0 3 0 0 5 1 1 R
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan 0 0 1 0 0 0 3 4 1 1 R
Program Penanganan Daerah-Daerah Pasca Bencana
Pemberian bantuan Sosial untuk Rehabilitasi Rumah Korban 0 3 0 0 3 0 1 7 2 2 T
Relokasi rumah korban bencana 0 2 0 1 3 0 1 7 2 2 T
Pelatihan Trauma Konseling pasca bencana 0 1 0 3 0 0 0 4 1 1 R
Penanganan dan Penanggulangan Bencana Alam 2 0 0 2 1 0 1 6 1 2 S
BAPPEDA Program Pengendalaian dan pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan Ruang Fasilitasi dan peningkatan peran serta 1 0 0 0 2 0 2 5 1 1 R
74
SKPD Aksi/Kegiatan
ASPEK PEMBANGUNAN
TS AP ADP Prioritas
EKS Kms Pnd Kes Inf MP TPm
masyarakat dalam pengendalian ruang
Penysusunan kebijakan pengendalian dan pemanfaatan ruang 1 0 2 1 0 0 3 7 2 1 S Program perencanaan prasarana wilayah dan SDA
Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian SDA dan Lingkungan Hidup
1 0 1 2 0 0 3
7 2 2
T
USULAN AHLI
USULAN AHLI Pengembangan blue green algae, i.e. Azolla Pinata Sp sebagai
pupuk hijau dan pakan ikan
3 3 0 0 0 2 0
8 3 2
T
Pengembangan padi apung 3 3 0 0 0 1 0 7 2 2 T
Pengendalian hama keong mas yang terintegrasi dengan ternak, i.e. bebek dan ikan
1 0 0 0 0 0 0
1 1 2
S
Pengembangan Padi Tahan Air asin 2 3 0 0 2 0 0 7 2 2 T
Penanaman rumput Vetiver di pintu air (Klep) untuk mengurangi kadar garam di lahan sawah
1 0 0 0 0 0 1
2 1 2
S
Pengembangan metode rain harvesting 1 1 1 0 0 0 0 3 1 2 S
Penanaman greeen manure seperti sesbania rostrata 1 2 0 0 0 1 0 4 1 2 S
Irigasi tetes dengan limbah botol air mineral 1 2 1 1 0 1 0 6 1 2 S
Pengembangan hormon cacing sebagai biofertilizer 2 2 0 0 0 1 0 5 1 2 S
Pemanfaatan kalender tanam (Katam) 0 1 2 0 0 0 0 3 1 2 S
Perendaman (Seed Priming) untuk mengurangi stress lahan 0 2 1 1 0 0 0 4 1 2 S
Pengembangan protector plant bernilai ekonomis 0 0 2 0 3 1 0 6 1 2 S
Penggunaan pupuk penguat batang dan meminimalisir penggunaan urea
3 2 0 1 0 0 0
6 1 1
R Usulan BPLH Program Pengendalian dan pencemaran dan peruskan Lingkungan Hidup