• Tidak ada hasil yang ditemukan

P RIORITAS O PSI A KSI A DAPTASI

Dalam dokumen RAD API Kabupaten Pangandaran (Halaman 46-52)

7. PENGARUSUTAMAAN PROGRAM DAN AKSI ADAPTASI PERUBAHAN

7.3 P RIORITAS O PSI A KSI A DAPTASI

Disamping menentukan lokasi prioritas pelaksanaan aksi adaptasi, proses yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi pilihan opsi aksi adaptasi yang perlu dprioritaskan untuk dilaksanakan di desa-desa prioritas. Dalam penentuan opsi aksi adaptasi dilakukan melalui FGD terhadap berbagai unsur pemerintah daerah di Kabupaten Pangandaran. Pada saat diskusi dilakukan identifikasi seluruh program dan aksi/kegiatan yang ada di dalam RKPD Kabupaten Pangandaran tahun 2016, yang terkait dengan perubahan iklim, aspek pembangunan dan juga dengan adaptasi perubahan iklim. Diskusi ini menghasilkan beberapa kegiatan berhubungan dengan adaptasi perubahan iklim. Jumlah opsi adaptasi yang berhasil diidentifikasi ada 164 opsi/pilihan; ini terdiri dari aksi adaptasi yang bersumber dari RKPD Kabupaten Pangandaran 2016, aksi adaptasi usulan ahli dan aksi adaptasi usulan SKPD. Opsi aksi adaptasi tersebut dapat terpilih sebagai aksi prioritas dan dilaksanakan di desa prioritas

47 dengan syarat, aksi tersebut berdampak positif pada aspek pembangunan dan berkontribusi langsung terhadap penanganan masalah adaptasi perubahan iklim termasuk kerentanan desa.

Salah satu pendekatan awal untuk memilih aksi adaptasi adalah mempelajari hubungan antara opsi aksi adaptasi dan aspek pembangunan seperti ekosistem, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, mata pencaharian, dan tata-kelola pemerintahan. Kuat-lemahnya hubungan ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik skoring. Dalam pemberian skor, penilai diharapkan berkonsultasi dengan pelaksana kegiatan pembangunan (seperti praktisi dan penyuluh) dan pakar yang terkait. Berdasarkan teknik ini, opsi aksi adaptasi yang memiliki skor tinggi diberi skor (3), sedang (2), rendah (1), dan tidak berhubungan (0).

Setelah melakukan penilaian hubungan antara aksi adaptasi dan aspek pembangunan, seanjutnya dilakukan penilaian hubungan antara aksi adaptasi terhadap penanganan masalah adaptasi/ kerentanan akibat perubahan iklim. Berdasarkan teknik ini, opsi aksi adaptasi yang memiliki skor 0 mengindikasikan tidak adanya hubungan dengan penanganan masalah kerentanan dan dampak perubahan iklim, skor 1 mengindikasikan ada hubungannya dengan penanganan kerentanan, tetapi sifatnya tidak langsung, dan skor 2 mengindikasikan bahwa aksi adaptasi ada hubungannya dengan penanganan kerentanan dan dampak perubahan iklim yang sifatnya langsung. Untuk mendapatkan opsi aksi/kegiatan prioritas, maka langkah selanjutnya adalah mengkombinasikan skor dari hubungan penanganan masalah pembangunan dengan hubungan penanganan kerentanan dampak perubahan iklim yang ditunjukkan pada matrik (lihat Gambar 7-5). Ilustrasi prioritisasi opsi aksi/kegiatan perubahan iklim menggunakan teknik skoring ini dapat dilihat pada Tabel 7-3.

Gambar 7-5 Matrik Kombinasi hubungan penanganan masalah pembangunan dengan penanganan kerentanan dampak perubahan iklim.

0 1 2

Rendah (1) Sedang (2) Tinggi (3) HUBUNGAN DENGAN PENANGANAN

MASALAH PEMBANGUNAN

HUBUNGAN DENGAN PENANGANAN KERENTNANAN Tinggi (3)

Sedang (2) Rendah (1)

3 3 3

2 2

1 1

1 1 1

48 Tabel 7-3 Contoh penentuan prioritas opsi aksi/kegiatan perubahan iklim

Pilihan aksi adaptasi Dampak pada aspek pembangunan Skor PA Eks Kms Pnd Kes Inf MP TPm AP PCTL ADP

(A1) Penyediaan prasarana dan sarana

pengelolaan persampahan

0 2 0 3 3 2 1 11 3 2 Tinggi

(A10) Bimtek Sekolah berbudaya Lingkungan

0 0 3 2 0 0 2 7 2 1 Sedang

(A115) Pengembangan blue green algae Azolla Pinata Sp sebagai pupuk hijau dan pakan ikan

3 3 0 0 0 2 0 8 3 2 Tinggi

(A127) Sosisalisasi Penggunaan Bahan Bakar ramah Lingkungan

1 0 0 2 0 0 1 4 1 1 Rendah

Keterangan : Eks (Ekosistem), Kms (Kemiskinan), Pnd (Pendidikan), Kes (Kesehatan), MP (Mata Pencaharian), TPm(Tata kelola Pemerintah), AP (Aspek Pembangunan), PCT (Percentile 0.3 & 0.7), ADP (Adaptasi), PA (Prioritas Aksi)

Berdasarkan Tabel 7-3, proses penentuan opsi aksi prioritas mulai dari hubungan antara aksi adaptasi dengan aspek pembangunan, hubungan dengan penanganan kerentanan perubahan iklim hingga kombinasi antara keduanya dideskripsikan secara rinci pada Lampiran 7.

Sebagai ilustrasi, pilihan aksi adaptasi yang masuk kedalam priotitas tinggi adalah aksi adaptasi A1 “Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan” dan A115

“Pengembangan blue green algae, yaitu. Azolla Pinata sp sebagai pupuk hijau dan pakan ikan”. Hal ini dilandasi dengan hasil analisa bahwa aksi adaptasi A1 dan A115 berkontribusi besar dalam menangani masalah pembangunan dengan skor percentile aspek pembangunan 3, selain itu aksi A1 dinilai mampu mengatasi secara langsung kerentanan dampak perubahan iklim.

Hasil identifikasi penilaian potensi dampak setiap opsi/aksi tersebut terhadap aspek pembangunan dan hubungannya dengan penanganan masalah adaptasi perubahan iklim termasuk kerentanan desa, dari total 164 opsi aksi/kegiatan yang bersumber dari RKPD Kabupaten Pangandaran 2016, usulan dari masing-masing SKPD dan usulan ahli terpilihlah 49 opsi aksi/kegiatan prioritas yang masuk kategori “Tinggi”. Opsi aksi/kegiatan prioritas

49 yang masuk kategori “Tinggi” secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel 7-4).

Tabel 7-4 Pilihan opsi aksi/kegiatan adaptasi yang menjadi prioritas utama

Program Kegiatan

Dinas Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Program Pengembangan Kinerja

Pengelolaan Persampahan

Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan

Peningkatan peran serta masyarakat dalam

pengelolaan persampahan Program Pengelolaan ruang terbuka

hijau (RTH)

Penataan RTH Program Pengendalian dan

pencemaran dan peruskan Lingkungan Hidup

Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Pembinaan pengendalian pencemaran Lingkungan

Pelestarian Lingkungan Hidup

Program perlindungan dan konservasi SDA

Penghijauan dan laut lestari

Pembuatan Embung

Pembuatan lubang resapan Biopori

Pembangunan taman Hijau

Pengadaan bibit tanaman untuk lahan kritis dan

pantai kritis Program Rehabilitasi dan pemulihan

cadangan SDA

Pembuatan IPAL Comunal Domestik

Pengadaan lahan untuk IPAL Domestik

Dinas Kelautan, Pertanian dan Kehutanan Program Peningkatan Ketahanan

Pangan pertanian/perkebunan

Pemanfaatan Pekarangan untuk pengembangan pangan Cadangan Pangan daerah

Pengembangan desa mandiri pangan

Pengembangan lumbung pangan desa

Pembangunan Gudang Cadangan Pangan Daerah

Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut

Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut

Program pengembangan budidaya perikanan

Kaji terap teknologi pembenihan ikan/udang dengan sistem bak plastik

Kajian kawasan budidaya laut air payau dan air

tawar Program Pengembangan produksi

pertanian

Pengembangan varietas tahan banjir

Pengembangan teknologi pencegahan hama

penyakit tanaman Program peningkatan produksi

perkebunan

Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan

50

Program Kegiatan

Pembangunan Sumber Sumber Air (Pembangunan

irigasi air tanah dangkal) DAK

Rehabilitasi saluran irigasi

Pembangunan Jaringan Irigasi Pedesaan

Pembuatan Pupuk Organik

Pengembangan Padi Organik

Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Program pengembangan pemasaran

pariwisata

Sosialisasi potensi objek wisata untuk paket wisata unggulan

DISHUBKOMINFO Rehabilitasi jalan dalam kondisi

tanggap darurat Pembuatan jalan menuju jalur evakuasi Dinas Kesehatan

program pembangunan lingkungan

sehat Pemeriksaan kualitas air bersih

Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Diluar Kuota Jamkesmas/Jamkesda(Yankesdas Miskin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Program pencegahan dini dan

penanggulangan korban bencana alam

Pelatihan Forum Relawan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Tingkat Kabupaten, Kecamatan

Pembentukan Forum Kesiapsiagaan Dini

Masyarakat (FKDM) dan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana dalam PRB (Pengurangan Resiko

Bencana) Program Penanganan Daerah-Daerah

Pasca Bencana

Pemberian bantuan Sosial untuk Rehabilitasi Rumah Korban

Relokasi rumah korban bencana

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program perencanaan prasarana

wilayah dan SDA

Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian SDA dan Lingkungan Hidup

Usulan Ahli

Pengembangan blue green algae, i.e. Azolla Pinata Sp

Pengembangan padi apung

Pengembangan Padi Tahan Air asin

51 Program Kegiatan

Usulan SKPD Program Pengendalian dan pencemaran

dan peruskan Lingkungan Hidup

Pengadaan Alat uji kualitas udara

Pengadaan alat uji kualitas Air

Program Peningkatan Pendapatan Asli

Desa Penggalian Potensi desa

Program pembangunan drainase/

gorong-gorong

Pembuatan drainase baru yang lebih sesuai dan memadai untuk kondisi seempat

Normalisasi aliran sungai

Bantuan pengadaan air bersih

Pembangunan jaringan jalan Pengembangan akses ke destinasi wisata Program peningkatan instalasi

pengolahan air limbah Sterilisasi air limbah di setiap puskesmas

Gambar 7-6 Grafik Prioritas Opsi aksi adaptasi dari masing-masing SKPD dan usulan ahli.

Gambar 7-6 menunjukkan bahwa sebagian besar aksi/kegiatan aksi adaptasi prioritas bersumber dari dinas KPK (Kelautan-Pertanian-Kehutanan), BPLH dan dari usulan SKPD terkait serta usulan ahli. Semua aksi / kegiatan tersebut baik yang bersumber dari SKPD dan usulan ahli banyak menangani aspek pembangunan dan sekaligus menangani secara langsung masalah kerentanan perubahan iklim. Selanjutnya, aksi/kegiatan prioritas tersebut perlu diintegrasikan kedalam RPJMD Kabupaten Pangandaran.

52

Dalam dokumen RAD API Kabupaten Pangandaran (Halaman 46-52)

Dokumen terkait