7. PENGARUSUTAMAAN PROGRAM DAN AKSI ADAPTASI PERUBAHAN
7.3 P RIORITAS O PSI A KSI A DAPTASI
Disamping menentukan lokasi prioritas pelaksanaan aksi adaptasi, proses yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi pilihan opsi aksi adaptasi yang perlu dprioritaskan untuk dilaksanakan di desa-desa prioritas. Dalam penentuan opsi aksi adaptasi dilakukan melalui FGD terhadap berbagai unsur pemerintah daerah di Kabupaten Pangandaran. Pada saat diskusi dilakukan identifikasi seluruh program dan aksi/kegiatan yang ada di dalam RKPD Kabupaten Pangandaran tahun 2016, yang terkait dengan perubahan iklim, aspek pembangunan dan juga dengan adaptasi perubahan iklim. Diskusi ini menghasilkan beberapa kegiatan berhubungan dengan adaptasi perubahan iklim. Jumlah opsi adaptasi yang berhasil diidentifikasi ada 164 opsi/pilihan; ini terdiri dari aksi adaptasi yang bersumber dari RKPD Kabupaten Pangandaran 2016, aksi adaptasi usulan ahli dan aksi adaptasi usulan SKPD. Opsi aksi adaptasi tersebut dapat terpilih sebagai aksi prioritas dan dilaksanakan di desa prioritas
47 dengan syarat, aksi tersebut berdampak positif pada aspek pembangunan dan berkontribusi langsung terhadap penanganan masalah adaptasi perubahan iklim termasuk kerentanan desa.
Salah satu pendekatan awal untuk memilih aksi adaptasi adalah mempelajari hubungan antara opsi aksi adaptasi dan aspek pembangunan seperti ekosistem, kemiskinan, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, mata pencaharian, dan tata-kelola pemerintahan. Kuat-lemahnya hubungan ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan teknik skoring. Dalam pemberian skor, penilai diharapkan berkonsultasi dengan pelaksana kegiatan pembangunan (seperti praktisi dan penyuluh) dan pakar yang terkait. Berdasarkan teknik ini, opsi aksi adaptasi yang memiliki skor tinggi diberi skor (3), sedang (2), rendah (1), dan tidak berhubungan (0).
Setelah melakukan penilaian hubungan antara aksi adaptasi dan aspek pembangunan, seanjutnya dilakukan penilaian hubungan antara aksi adaptasi terhadap penanganan masalah adaptasi/ kerentanan akibat perubahan iklim. Berdasarkan teknik ini, opsi aksi adaptasi yang memiliki skor 0 mengindikasikan tidak adanya hubungan dengan penanganan masalah kerentanan dan dampak perubahan iklim, skor 1 mengindikasikan ada hubungannya dengan penanganan kerentanan, tetapi sifatnya tidak langsung, dan skor 2 mengindikasikan bahwa aksi adaptasi ada hubungannya dengan penanganan kerentanan dan dampak perubahan iklim yang sifatnya langsung. Untuk mendapatkan opsi aksi/kegiatan prioritas, maka langkah selanjutnya adalah mengkombinasikan skor dari hubungan penanganan masalah pembangunan dengan hubungan penanganan kerentanan dampak perubahan iklim yang ditunjukkan pada matrik (lihat Gambar 7-5). Ilustrasi prioritisasi opsi aksi/kegiatan perubahan iklim menggunakan teknik skoring ini dapat dilihat pada Tabel 7-3.
Gambar 7-5 Matrik Kombinasi hubungan penanganan masalah pembangunan dengan penanganan kerentanan dampak perubahan iklim.
0 1 2
Rendah (1) Sedang (2) Tinggi (3) HUBUNGAN DENGAN PENANGANAN
MASALAH PEMBANGUNAN
HUBUNGAN DENGAN PENANGANAN KERENTNANAN Tinggi (3)
Sedang (2) Rendah (1)
3 3 3
2 2
1 1
1 1 1
48 Tabel 7-3 Contoh penentuan prioritas opsi aksi/kegiatan perubahan iklim
Pilihan aksi adaptasi Dampak pada aspek pembangunan Skor PA Eks Kms Pnd Kes Inf MP TPm AP PCTL ADP
(A1) Penyediaan prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan
0 2 0 3 3 2 1 11 3 2 Tinggi
(A10) Bimtek Sekolah berbudaya Lingkungan
0 0 3 2 0 0 2 7 2 1 Sedang
(A115) Pengembangan blue green algae Azolla Pinata Sp sebagai pupuk hijau dan pakan ikan
3 3 0 0 0 2 0 8 3 2 Tinggi
(A127) Sosisalisasi Penggunaan Bahan Bakar ramah Lingkungan
1 0 0 2 0 0 1 4 1 1 Rendah
Keterangan : Eks (Ekosistem), Kms (Kemiskinan), Pnd (Pendidikan), Kes (Kesehatan), MP (Mata Pencaharian), TPm(Tata kelola Pemerintah), AP (Aspek Pembangunan), PCT (Percentile 0.3 & 0.7), ADP (Adaptasi), PA (Prioritas Aksi)
Berdasarkan Tabel 7-3, proses penentuan opsi aksi prioritas mulai dari hubungan antara aksi adaptasi dengan aspek pembangunan, hubungan dengan penanganan kerentanan perubahan iklim hingga kombinasi antara keduanya dideskripsikan secara rinci pada Lampiran 7.
Sebagai ilustrasi, pilihan aksi adaptasi yang masuk kedalam priotitas tinggi adalah aksi adaptasi A1 “Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan” dan A115
“Pengembangan blue green algae, yaitu. Azolla Pinata sp sebagai pupuk hijau dan pakan ikan”. Hal ini dilandasi dengan hasil analisa bahwa aksi adaptasi A1 dan A115 berkontribusi besar dalam menangani masalah pembangunan dengan skor percentile aspek pembangunan 3, selain itu aksi A1 dinilai mampu mengatasi secara langsung kerentanan dampak perubahan iklim.
Hasil identifikasi penilaian potensi dampak setiap opsi/aksi tersebut terhadap aspek pembangunan dan hubungannya dengan penanganan masalah adaptasi perubahan iklim termasuk kerentanan desa, dari total 164 opsi aksi/kegiatan yang bersumber dari RKPD Kabupaten Pangandaran 2016, usulan dari masing-masing SKPD dan usulan ahli terpilihlah 49 opsi aksi/kegiatan prioritas yang masuk kategori “Tinggi”. Opsi aksi/kegiatan prioritas
49 yang masuk kategori “Tinggi” secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Tabel 7-4).
Tabel 7-4 Pilihan opsi aksi/kegiatan adaptasi yang menjadi prioritas utama
Program Kegiatan
Dinas Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan
Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan persampahan Program Pengelolaan ruang terbuka
hijau (RTH)
Penataan RTH Program Pengendalian dan
pencemaran dan peruskan Lingkungan Hidup
Pengelolaan B3 dan Limbah B3
Pembinaan pengendalian pencemaran Lingkungan
Pelestarian Lingkungan Hidup
Program perlindungan dan konservasi SDA
Penghijauan dan laut lestari
Pembuatan Embung
Pembuatan lubang resapan Biopori
Pembangunan taman Hijau
Pengadaan bibit tanaman untuk lahan kritis dan
pantai kritis Program Rehabilitasi dan pemulihan
cadangan SDA
Pembuatan IPAL Comunal Domestik
Pengadaan lahan untuk IPAL Domestik
Dinas Kelautan, Pertanian dan Kehutanan Program Peningkatan Ketahanan
Pangan pertanian/perkebunan
Pemanfaatan Pekarangan untuk pengembangan pangan Cadangan Pangan daerah
Pengembangan desa mandiri pangan
Pengembangan lumbung pangan desa
Pembangunan Gudang Cadangan Pangan Daerah
Program peningkatan mitigasi bencana alam laut dan prakiraan iklim laut
Sosialisasi Mitigasi Bencana Alam Laut dan Prakiraan Iklim Laut
Program pengembangan budidaya perikanan
Kaji terap teknologi pembenihan ikan/udang dengan sistem bak plastik
Kajian kawasan budidaya laut air payau dan air
tawar Program Pengembangan produksi
pertanian
Pengembangan varietas tahan banjir
Pengembangan teknologi pencegahan hama
penyakit tanaman Program peningkatan produksi
perkebunan
Pengendalian OPT Tanaman Perkebunan
50
Program Kegiatan
Pembangunan Sumber Sumber Air (Pembangunan
irigasi air tanah dangkal) DAK
Rehabilitasi saluran irigasi
Pembangunan Jaringan Irigasi Pedesaan
Pembuatan Pupuk Organik
Pengembangan Padi Organik
Dinas Pariwisata, Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Program pengembangan pemasaran
pariwisata
Sosialisasi potensi objek wisata untuk paket wisata unggulan
DISHUBKOMINFO Rehabilitasi jalan dalam kondisi
tanggap darurat Pembuatan jalan menuju jalur evakuasi Dinas Kesehatan
program pembangunan lingkungan
sehat Pemeriksaan kualitas air bersih
Program Upaya Kesehatan Masyarakat Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Diluar Kuota Jamkesmas/Jamkesda(Yankesdas Miskin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Program pencegahan dini dan
penanggulangan korban bencana alam
Pelatihan Forum Relawan Pengurangan Risiko Bencana (PRB), Tingkat Kabupaten, Kecamatan
Pembentukan Forum Kesiapsiagaan Dini
Masyarakat (FKDM) dan Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana dalam PRB (Pengurangan Resiko
Bencana) Program Penanganan Daerah-Daerah
Pasca Bencana
Pemberian bantuan Sosial untuk Rehabilitasi Rumah Korban
Relokasi rumah korban bencana
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Program perencanaan prasarana
wilayah dan SDA
Koordinasi penyusunan masterplan pengendalian SDA dan Lingkungan Hidup
Usulan Ahli
Pengembangan blue green algae, i.e. Azolla Pinata Sp
Pengembangan padi apung
Pengembangan Padi Tahan Air asin
51 Program Kegiatan
Usulan SKPD Program Pengendalian dan pencemaran
dan peruskan Lingkungan Hidup
Pengadaan Alat uji kualitas udara
Pengadaan alat uji kualitas Air
Program Peningkatan Pendapatan Asli
Desa Penggalian Potensi desa
Program pembangunan drainase/
gorong-gorong
Pembuatan drainase baru yang lebih sesuai dan memadai untuk kondisi seempat
Normalisasi aliran sungai
Bantuan pengadaan air bersih
Pembangunan jaringan jalan Pengembangan akses ke destinasi wisata Program peningkatan instalasi
pengolahan air limbah Sterilisasi air limbah di setiap puskesmas
Gambar 7-6 Grafik Prioritas Opsi aksi adaptasi dari masing-masing SKPD dan usulan ahli.
Gambar 7-6 menunjukkan bahwa sebagian besar aksi/kegiatan aksi adaptasi prioritas bersumber dari dinas KPK (Kelautan-Pertanian-Kehutanan), BPLH dan dari usulan SKPD terkait serta usulan ahli. Semua aksi / kegiatan tersebut baik yang bersumber dari SKPD dan usulan ahli banyak menangani aspek pembangunan dan sekaligus menangani secara langsung masalah kerentanan perubahan iklim. Selanjutnya, aksi/kegiatan prioritas tersebut perlu diintegrasikan kedalam RPJMD Kabupaten Pangandaran.
52