• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI AKAD MUSYARAKAH PADA ASOSIASI

Dalam dokumen implementasi akad musyarakah pada asosiasi (Halaman 73-78)

59

60 pinjaman dan waktu pelunasan juga tertuang untuk apa modal tersebut digunakan, semuanya jelas dituangkan dalam MOU.50

Praktik (deskripsi hasil wawancara dan observasi) pinjaman di asosiasi oleh Ibu Fatimah sudah sesuai dengan hukum Islam dimana telah memenuhi syarat rukun musyarakah yaitu ada objek akad, ada orang yang berakad (asosiasi dan Ibu Fatimah), ada tujuan akad (untuk meningkatkan penghasilan melalui peningkatan modal usaha), dan ada ijab qabul dalam hal ini berupa surat perjanjian maupun data-data pinjaman. Adapun penerapan akad musyarakah dari segi cara peminjaman, Ibu Fatimah meminjam modal kepada asosiasi untuk menjalankan atau meningkatkan usaha lapak yang dimilikinya, Ibu Fatimah mengajukan pinjaman modal kepada asosiasi dan selanjutnya modal itu digunakan untuk usaha (tidak digunakan untuk keperluan yang lain) sesuai dengan akad musyarakah.

Adapun dari segi usaha Ibu Fatimah telah menerapkan akad musyarakah karena ibu Fatimah sebagai pemilik usaha yang menjadi orang yang meminjam dan asosiasi sebagai orang yang memberi pinjaman, dalam hal ini terjadi kerja sama (musyarakah) antara ibu Fatimah dengan asosiasi.

Pada kasus Ibu Rukiyah, tinjauan hukum Islam hampir sama dengan yang terjadi pada Ibu Fatimah dimana asosiasi menjadi pemberi modal dan Ibu Rukyah sebagai peminjam modal dan kedua belah pihak mengadakan perjanjian kerja sama permodalan (akad musyarakah) untuk meningkatkan penghasilan.

50Ahmad Jupri. (wawancara) Desa Pagutan 16 September 2021.

61 Begitu juga dengan kasus Pak Supyan Hadi, asosiasi mengadakan perjanjian kerja sama (akad musyarakah) ketika Pak Supyan Hadi meminjam modal untuk kepentingan usaha dan uang tersebut memang benar-benar digunakan untuk usaha.

Berbeda dengan kasus yang dilakukan oleh Abdul Hamid dimana uang itu hanya digunakan sebagian dan sebagian lainnya tidak digunakan untuk usaha melainkan untuk membayar cicilan motor, tidak sesuai dengan perjanjian awal dimana ketika akad musyarakah uang itu akan digunakan untuk usaha meskipun pengembaliannya sesuai dengan waktu dan jumlah yang disepakati di awal. Adapun praktik pada kasus Abdul Hamid belum memenuhi syarat rukun musyarakah yaitu ada objek akad, ada orang yang berakad, dan ada tujuan akad, melencengnya dari segi ijab qabul dimana Abdul Hamid tidak menjalankan isi perjanjian tersebut dengan sepenuhnya tetapi tujuan akad sedikit diselewengkan meskipun pengembaliannya tetap.

Dalam hal ini tinjauan hukum Islam belum memenuhi syarat rukun musyarakah.

Pada kasus yang dialami oleh H. Wajdi Anwar dimana beliau membayar tidak tepat waktu dalam hal ini karena ada suatu penyebab yaitu covid-19 asosiasi tidak mempermasalahkan hal tersebut dikarenakan ketidak sengajaan dari peminjam modal melainkan hal tersebut merupakan musibah yang tidak pernah direncanakan juga waktu pembayarannya hanya berselang 1 (satu) bulan, tinjauan hukum Islam telah memenuhi syarat rukun musyarakah.

Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Shad ayat 24:

62 Artinya: Dia (Daud) berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang- orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.51

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman Quran surat An Nisa (4) ayat 12 mengenai konsep syirkah dalam konteks pembagian waris :

Artinya: Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat [kepada ahli waris]. [Allah menetapkan yang demikian itu sebagai] syari’at yang benar- benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. 52

Rasulullah tidak melarang bahkan menyatakan persetujuannya dan ikut menjalankan metode ini. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abi Hurairah dari Nabi Muhamad Saw, bersabda:

51 QS Shad [38]: 24

52 QS An Nisa [4]: 2

63 Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman Al Mishshishi, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Az Zibriqan, dari Abu Hayyan At Taimi, dari ayahnya dari Abu Hurairah dan ia merafa'kannya. Ia berkata; sesungguhnya Allah berfirman: "Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang bersekutu, selama tidak ada salah seorang diantara mereka yang berkhianat kepada sahabatnya. Apabila ia telah mengkhianatinya, maka aku keluar dari keduanya." (HR. Abu Daud dan disahkan oleh Hakim).53

Dari berbagai dalil di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan kerja sama permodalan (musyarakah) dalam hal perserikatan modal diperbolehkan selama kerja sama tersebut tidak merugikan salah satu pihak, seperti yang telah diterapkan pada asosiasi pedagang bersyariah yang meminjamkan modal kepada anggota asosiasi lainnya. Musyarakah dalam hal bisnis tidak hanya untuk menguntungkan satu pihak tetapi bertujuan untuk saling membantu baik dalam hal materil (modal berupa uang) maupun muril (modal berbentuk pemikiran). Modal itu tidak hanya berupa uang tetapi modal berupa pemikiran sangat penting supaya makin berkembang tidak hanya monoton dengan pemikiran yang jadul, namun inovasi-inovasi mutlak selalu dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas usaha yang dijalankan oleh anggota asosiasi.

53 Mohammad Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, Karya Toha Putra, Semarang, 1978, hlm 423

64 BAB IV

PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian ini telah dilaksanakan dengan lancer dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.Implementasi akad musyarokah terhadap penerapan kerja sama permodalan (musyarakah) dalam hal perserikatan modal diperbolehkan selama kerja sama tersebut tidak merugikan salah satu pihak, seperti yang telah diterapkan pada asosiasi pedagang bersyariah yang meminjamkan modal kepada anggota asosiasi lainnya.

2. Jenis akad yang digunakan yaitu akad musyarakah, dapat dilihat dari kerjasama yang diterapkan ketika ada anggota yang meminjam kepada asosiasi di sana jelas tertulis dan jelas tertuang dengan adanya ikatan kerjasama.

B. Saran-Saran

Dari beberapa kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran yang diharapkan akan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau informasi bagi pihak-pihak terkait:

1. Untuk pengurus asosiasi untuk lebih meningkatkan pelayanan, pembinaan, kepengurusan, kepada semua anggota tanpa dibeda- bedakan dan lebih memperhatikan peruntukan modal yang dipinjam oleh anggota.

2. Untuk anggota asosiasi agar lebih meningkatkan usahanya supaya menjadi pedagang yang sukses dan menjadi pedagang syar’ih.

65 DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, Desa Pagutan: 20 Juni 2021

Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat, Jakarta : Kencana, 2010.

Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy‟ats As-Sijistani Sunan Abu Dawud, Indonesia: Maktabah Dahlan jus III Kitab Buyu, Bab Syirkah.

Aida Fauziyah Fitriyani, Praktek Akad Musyarakah dam Pembiayaan Modal Kerja Di BRI Syariah Cabang Malang Presepektif Fatwa DSN-MUI No:08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Akad Musyarakah, Skripsi, FSUIN MMI Malang, Malang, 2018, hlm. xvi.

Aisyah, Binti Nur, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta:

Kalimedia, 2015.

Ahmad Jupri, Desa Pagutan: 15 Juni 2021.

Ahmad Jupri, Desa Pagutan: 16 September 2021.

Anonym, Pengertian struktur organisasi fungsi, jenis dan faktor yang mempengaruhinya https://accurate.id/marketing-

manajemen/struktur-organisasi/, diakses tanggal 25 juli 2021, pukul 08,30.

Anonym, Ayat dan Hadist Tentang Musyarakah

https://www.syariahpedia.com/ 2019/12/ayat-dan-hadist-tentang- musyarakah.html. diakses tanggal 24 Juli 2021 pukul 21.21.

Asmuni, “Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan Islam”, Al Mawarid, Jurnal Hukum Islam cet ke-3. 2011, hlm. 56.

Dian, Desa Pagutan 20 Juni 2021.

Fatimah, Desa Pagutan: 20 Juni 2021

Gustani, Pengertian dan Jenis Akad Musyarakah,

https://www.syariahpedia.com /2017/10/musyarakah-definisi-jenis- dan-syarat.html, 2017, diakses tanggal 30 maret 2021, pukul 8.00.

H. Muhammad Yusuf, Desa Pagutan: 25 Juni 2021.

Hasan, M. Ali, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003.

Hatch,M.j, Organization Theory: Modern, Syambolic, and Post-modrn Perpektive, Oxford: Oxford Univ press 1997.

66 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keangan Syariah, Yogyakarta : Sinar

Grafika 2004.

Ibnu Qudamah, Al-Mughni. Jilid 12 Tentang Sanksi/Hukum. 2002.

Jaziri, Abdurrahman, Kitab Al-Fiqh’ala Mazhab Al-Arba’ah.Juz III, Lebanon: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1990.

LexyJ. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi), Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005.

Mas,Adi, Ghufron A, Fiqh Muamalah Kontekstual, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.

Maulana Hasanuddin dan Jaih Mubarak, Perkembangan Akad Musyarakah, Jakarta: Kencana,2012.

Muhammad Nasir, Penelitan Metodologi Kualtatif, Jakarta: Bina Aksara, 1986.

Mohammad Rifa‟i, Fiqih Islam Lengkap, Karya Toha Putra, Semarang, 1978.

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, Jakarta: Grafindo Persada, 2008.

Munawwir, Ahmad Warson. Al-Munawwir, Kamus Arab-Indonesia.

Yogyakarta: Al-Munawwir 1984.

Muhammad Syafii Antono, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta:

Gema Insani, 2001.

Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, Jakarka:

Kencana, 2007.

Naf'an, Pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah, Yogyakarta: Graha Ilmu 2014.

Pasal 1 ayat (25) uu No.21 tahun 2008 tentang Perbangkan Syariah.

Q.S. Al-Maidah [5]: 2.

Q.S. Shaad [38]: 24.

QS An Nisa [4]: 2

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah 13, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1987.

67 Sa’diyah Muhammad, Musyarakah Dalam Fiqih dan Perbankan Syariah,

Indonesia: SMK Walisongo Jepara, 2014.

Sudiarti, Sri, Fiqh Muamalah Kontemporer, Padang: Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, 2018.

Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Premedia Group, 2016.

Suharsini, Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

Supyan Hadi, Desa Pagutan: 20 Juni 2021

Suryana, Metodologi Penelitian Model Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2010.

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

68 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Dalam dokumen implementasi akad musyarakah pada asosiasi (Halaman 73-78)

Dokumen terkait