• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Maqashid Syariah Dalam Produk Pembiayaan

Dalam dokumen PADA KSU BMT AL-IQTISHADY MATARAM (Halaman 56-90)

BAB II PENYAJIAN DATA PENELITIAN

C. Implementasi Maqashid Syariah Dalam Produk Pembiayaan

KSU BMT Al-Iqtishady merupakan lembaga keuangan nonbank yang menjalankan usahanya dalam skala mikro dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Awal mula berdirinya yaitu karena adanya keperihatinan terhadap kondisi ekonomi masyarakat terutama pada tingkatan mikro dan kecil di wilayah NTB, khususnya pulau Lombok. Dari sinilah muncul pemikiran untuk membuat suatu organisasi ekonomi yang bisa membantu meringankan beban tersebut. Sehingga pada tanggal 12 Juni 2010 disepakati bahwa akan dibentuk lembaga ekonomi ummat yang dapat membantu meringankan beban masyarakat terutama pelaku usaha kecil dan mikro dari jerat rentenir yang sudah berakar dalam sistem ekonomi masyarakat.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Awal berdirinya itu pada tahun 2010 dengan ditunjuknya bapak Muh.

Nasir Jailani, bapak Muhammad Syafarwadi dan bapak Iwan Wahyudi sebagai pengurusnya. Dasar awalnya itu mereka dari kampus yang mengikuti organisasi yang sama yaitu organisasi Forum Kajian Ekonomi Islam (FOKEI). Rata-rata pendirinya itu dari alumni organisasi itu. Dari situlah mereka mulai timbul rasa untuk membangun ekonomi syariah itu.

Semangat luar biasa karena memang sudah di dapat dari organisasi tadi tentang bagaimana ekonomi syariah itu.”6

KSU BMT Al-Iqtishady merupakan lembaga keuangan nonbank yang menjalankan usahanya untuk meghimpun dana dari masyarakat dan

6 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat untuk menjalankan usahanya dalam skala mikro. Dalam menjalankan usahanya, KSU BMT Al- Iqtishady tidak hanya menjalankan tugas operasionalnya untuk tujuan sosial saja tetapi untuk tujuan komersil juga seperti memberikan pembiayaan kepada anggota/masyarakat sehingga dengan pembiayaan itu dapat membantu kebutuhan masyarakat tersebut.

Bentuk pembiayaan umumnya dibagi menjadi tiga kategori menurut tujuan penggunaannya yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah, salam, dan istishna) yang ditujukan untuk membeli barang dengan tingkat keuntungan yang ditetapkan di awal, pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah dan IMBT) ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan tingkat keuntungan ditentukan di awal, dan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) digunakan untuk usaha kerja sama yang ditujukan guna mendapatkan barang dan jasa sekaligus, dengan tingkat keuntungan ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi hasil. Di KSU BMT Al-Iqtishady terdapat tiga macam produk pembiayaan yang ditawarkan yaitu pembiayan modal kerja, pembiayaan barang dan jasa dan pembiayaan konsumtif multiguna.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Pertama saya kenalkan produk pembiayaannya ya, biar enak kita ngomongnya. Di sini kita produk pembiayaannya ada dua jenis, yang pertama itu pembiayaan modal kerja, dan pembiayaan barang dan jasa.

Yang pembiayaan konsumtif itu masuk ke pembiayaan barang dan jasa ya”.7

7 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

Di setiap lembaga keuangan, pembiayaan merupakan hal yang sangat diperlukan oleh masyarakat. Dalam memberikan pembiayaan, KSU BMT Al-Iqtishady selalu memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sehingga dengan pembiayaan itu, nantinya dapat memenuhi kebutahan masyarakat itu sendiri baik itu untuk kebutuhan produktif maupun kebutuhan konsumtifnya.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Di setiap Lembaga Keuangan manapun yang paling banyak diminati itu pembiayaan konsumtif. Karena letak lembaga kami yang berada dekat dengan pasar, maka sasaran awalnya itu UMKM khususnya ibu-ibu yang jualan di pasar, kios-kios kecil, dan lain-lain. Lembaga keuangan seperti BMT itu, sasarannya ya masyarakat menengah ke bawah, beda sama bank yang menengah ke atas, belum lagi jaminannya di Bank tinggi kemudian banyak persyaratan dan sebagainya. Sehingga masyarakat yang ekonominya menegah ke bawah otomatis mereka memilih koperasi.

Disitulah kami menyediakan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, salah satunya yaitu dengan pembiyaan konsumtif itu tadi”.8

Sejalan dengan apa yang dikatakan Eka Hariani, menurut Pauzi yang merupakan salah satu anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Kelebihan mengambil pembiayaan di BMT itu persyaratannya sangat mudah, pelayanannya juga sangat baik dan ramah, serta yang terpenting itu jaminannya yang tidak memberatkan kami”.9

Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dari masyarakat/anggota.

8 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

9 Pauzi, Wawancara, Mataram, 17 Oktoberr 2020

Pembiayaan konsumtif yang diterapakan pada KSU BMT Al-Iqtishady yaitu pembiayaan dengan menggunakan akad murabahah dan ijarah multijasa.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Tadi sudah saya jelaskan bahwa pembiayaan konsumtif itu masuk ke pembiayaan barang dan jasa. Nah di pembiayaan ini kami menggunakan akad murabahah dan ijarah. Murabahah itu jual beli ya dan untuk ijarahnya itu sewa-menyewa dan jasa.”10

Adanya akad merupakan salah satu yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan lembaga keuangan syariah. Akad merupakan kesepakatan atau ijab kabul antara anggota/nasabah dengan lembaga keuangan yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing- masing pihak sesuai dengan prinsip syariah.

Wawancara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Di BMT kami mempunyai akad dalam setiap produk, beda dengan bank konvensional yang tidak menggunakan akad. Kebanyakan anggota yang mengajukan pembiayaan di BMT itu masih awam dengan adanya akad ini.

Nah inilah yang menjadi kewajiban kami untuk menjelaskan kepada anggota tentang akad apa yang digunakan, sistemnya bagaimana, keuntungan yang diinginkan berapa sehingga nantinya tidak terjadi penyalahgunaan akad.”11

KSU BMT Al-Iqtishady merupakan lembaga keuangan nonbank yang menjalankan kegiatannya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Salah satunya dengan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang berfungsi

10 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

11 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 21 November 2020

untuk menentukan keabsahan dari sebuah produk yang diluncurkan oleh lembaga keuangan. Dengan adanya DPS ini maka diharapkan semua produk yang ditawarkan lembaga keuangan tidak keluar dari prinsip syariah itu sendiri dan dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat.

Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Kebutuhan konsumsi dibedakan atas kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal maupun berupa jasa seperti pendidikan dasar dan kesehatan. Adapun kebutuhan sekunder adalah kebutuhan tambahan seperti kendaraan, alat-alat elektronik, dan lain-lain. Sedangkan kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang mengarah kepada kemewahan.

Dalam pembiayaan konsumtif multiguna, KSU BMT Al-Iqtishady memberikan dua jenis faslitas berupa pembiayaan dengan akad murabahah untuk membeli keperluan-keperluan seperti pembelian alat-alat elektronik, pembelian sepeda motor, dan lain lain. Sedangkan untuk pembiayaan dengan akad ijarah multijasa yang digunakan untuk membayar biaya pendidikan, biaya rumah sakit, dan lain-lain.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Di pembiayaan konsumtif, kami memberikan pembiyaan berupa pengadaan sepeda motor, mobil, rumah, barang-barang pokok, kemudian tambah barang di kiosnya, dan lain-lain. Tidak hanya membiayai kebutuhan konsumsi atau pokok dari anggota saja. Tapi kami juga membiayai keperluan akan pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Salah satu untuk menuju ke arah maqashid syariah tadi kan menjaga akal. Nah untuk

merealisasikannya itu dengan memberikan pembiayaan jasa berupa membayar biaya pendidikan atau SPP. Untuk akadnya itu akad ijarah karena kami membayar jasa gurunya di sana”.12

Sejalan dengan apa yang dikatakan Eka Hariani, menurut Pauzi yang merupakan salah satu anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Kemarin itu saya mengajukan pembiayaan untuk pengadaan motor. Alasan saya memilih BMT itu karena syariahnya, prosesnya juga tidak ribet, apalagi pelayanannya itu sangat baik. Sebelum melakukan pembiayaan awalnya saya pergi kerja itu kadang-kadang di antar keluarga dan naik ojek.

Namun setelah mendapatkan pembiayaan, jadinya saya sudah tidak memikirkan kendaraan untuk pergi kerja lagi karena sudah memiliki kendaraan pribadi. Intinya sangat mempermudah aktivitas saya sih.”13

Wawancara dengan Hilman selaku anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Di BMT saya mengajukan pembiayaan untuk pengadaan alat-alat elektronik seperti kamera, lensa kamera, dan HP. Memilih BMT itu karena akadnya menurut saya jelas, prosesnya juga cepat dan mudah seperti mengisi data diri, dan jumlah pengajuan yang kita mau ajukan, disertai identitas diri seperti KTP dan sebagainya. Setelah itu tinggal nunggu disetujui dan waktunya nunggunya juga tidak terlalu lama, ada yang 2 sampai 3 hari, ada yang maksimal 5 sampai 7 hari karena kadang butuh info detail juga dari yang mengajukan serta kalau pengajuannya besar perlu di survei juga. Dengan adanya pembiayaan ini sangat membantu meringankan pekerjaan saya, seperti ngak perlu nunggu lama saat pengajuan membeli smartphone karena di pekerjaan saya banyak konsumen komunikasi lewat WA (whatsaap) dan hal lainnya juga sehingga dengan smartphone ini sangat membantu sekali dalam hal pekerjaan saya”.14

Wawancara dengan Jumaher Kadir selaku anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Saya melakukan pembiayaan di BMT Al-Iqtishady untuk pengadaan sepeda motor. Saya mengambil pembiayaan itu untuk mempermudah pekerjaan saya dan kegiatan anak saya. Seperti misalnya saya gunakan

12 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

13 Pauzi, Wawancara, Mataram, 17 Oktober 2020.

14 Hilman, Wawancara, Mataram, 25 Oktober 2020.

untuk kerja, mengangantar sekolah anak, dan sebagainya. Di BMT, salah satu yang saya senang itu karena pelayanannya baik, karyawannya juga baik apalagi dalam menjelaskan akad pembiayaannya, karena kan kami masyarakat masih awam dengan akad tersebut”.15

Dalam aplikasinya, produk pembiayaan konsumtif awalnya diberikan kepada masyarakat khususnya para pedagang yang kekurangan modal dalam usahanya, sehingga mereka tidak kesulitan untuk mencari pinjaman. Karena dengan bertambahnya modal, usaha masyarakat mengalami kemajuan dalam hal modal maupun pendapatannya.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Sasaran kami awalnya itu kan pedagang-pedagang yang jualan di pasar.

Pada saat itu kami gencar-gencarnya memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang produk-produk yang ada di BMT. Kami memberikan pembiayaan kepada pedagang yang ingin tambah modal usanya, menambah barang dagangannya, memperluas usahnya, dan lain lain. Dari situlah, usaha yang dijalankan para pedagang itu semakin berkembang dan otomatis pendapatan mereka juga akan meningkat sehingga pedagang semakin sejahtera dan makmur. Inilah tujuan kami awalnya yaitu mensejahterkan para anggota”.16

Kondisi pandemi Covid-19 saat ini, banyak dari usaha masyarakat yang mengalami kesulitan, bahkan ada yang usahanya sampai berhenti.

Mayoritas pedagang-pedagang yang jualan di pasar merupakan masyarakat dari kalangan menengah ke bawah. Karena kondisi itu, banyak dari kalangan masyarakat yang membutuhkan pembiayaan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

15 Jumaher Kader, Wawancara, 22 Oktober 2020.

16 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Dalam kondisi korona, untuk pembiyaan kami batasi. Tidak semua pembiayaan kita berikan. Dalam memberikan pembiayaan BMT memprioritas anggota, karena pembiayaan di BMT itu fasilitasnya untuk anggota. Karena jika kami memberikan pembiayaan bukan kepada anggota atau tidak tercatat sebagai anggota maka kami melanggar peraturan dari koperasi. Kondisi sekarang kan kondisi yang serba sulit nih, apalagi semuanya serba online contohnya saja sekolah sekarang semuanya online.

Sehingga banyak dari anggota yang mengajukan pembiayaan untuk membeli hp anaknya yang sekolah”.17

Pada awalnya pembiayaan itu diperuntukkan untuk membiayai usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) khususnya pedagang-pedagang di pasar. Seiring berjalannya waktu, melihat kondisi masyarakat NTB khususnya pulau Lombok yang masih terkendala dengan biaya pendidikan yang lama-kelamaan semakin mahal, kurang mampunya para orang tua untuk membiayaai anaknya sekolah. Maka diberikanlah pembiayaan untuk membantu meringankan beban masyarakat dalam hal pendidikan tersebut.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Awalnya itu banyak anggota yang mengeluh tentang biaya pendidikan yang semakin lama semakin mahal. Dari situlah kami mulai berpikir untuk memberikan pembiayaan tetapi bukan untuk kebutuhan konsumsi saja seperti beras, sepeda motor dan lain-lain melainkan untuk kebutuhan akan pendidikan dari anggota. Karena itu kami memberikan solusi kepada anggota untuk mempermudah dalam membiayai pendidikan dan lain-lain.

Itupun sejalan dengan tujuan maqashid tadi kan yaitu mencapai kemaslahatan atau kesejahteraan banyak orang. Salah satunya dengan penjagaan terhadap akal itu tadi yaitu dengan membantu meringankan beban anggota dalam membayar biaya pendidikan”.18

17 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020.

18 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020.

Di pembiayaan konsumtif, tidak semua pembiayaan nasabah di setujui. KSU BMT Al-Iqtishady melakukan survey terhadap nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan dan memilih nasabah-nasabah yang benar- benar butuh dan kurang mampu. Untuk mengajukan pembiayaan, syarat utamanya yaitu menjadi anggota minimal 3 bulan.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Untuk masyarakat yang mau mendapatkan pembiayaan, syarat utamanya itu harus menjadi anggota minimal 3 bulan. Dari situlah kita bisa menilai karakter anggota itu seperti apa. Nanti untuk kewajiban anggota itu ada simpanan wajib. Nanti untuk melihat karakter nasabah itu dari lancar atau tidaknya simpanan wajib tersebut dan kita lihat juga yang mengenalkan nasabah itu siapa karna kebanyakan dapat informasi dari temannya yang sudah menjadi anggota di koperasi. Kalau teman yang mengenalkannya itu amanah, insyaAllah temannya juga amanah. Serta kita juga lihat dari penghasilannya berapa, pengeluarannya berapa. Kalau penghasilan dan pengeluarannya sama-sama besar kan sama aja bohong. Nanti juga sebelum kita memberikan pembiayaan, kami survey dulu apakah dia layak atau tidak”.19

Selain memberikan pelayanan pembiayaan, KSU BMT Al-Iqtishady juga memperhatikan setiap anggotanya dengan adanya Baitul Maal yang membantu memenuhi kebutuhan anggota yang benar-benar kurang mampu.

Dengan adanya Baitul Maal ini diharapkan mampu mencapai tujuan dari BMT yaitu mensejahterakan anggota.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Dalam memberikan pembiayaan BMT memilih nasabah yang benar-benar butuh. Di BMT kami juga memiliki baitul maal yang ketika ada angggota yang datang meminta pembiayaan konsumtif contohnya buat beli beras

19 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

untuk makan sedangkan kita tau bahwa dia sedang sulit maka kami tidak memberikan pembiayaan kepadanya tetapi kami memberikan bantuan beras dari baitul maal”.20

Setiap lembaga keuangan mempunyai limit pembiayaan yang berbeda-beda. Limit pembiayaan lembaga keuangan ditentukan sendiri oleh lembaga itu sendiri. Begitu pula KSU BMT Al-Iqtishady yang menetapkan limit pembiayaannya sebesar Rp. 50.000.000.000,.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Kalau pembiayaan konsumtif kami maksimalkan pembiayaan sebesar 50 juta. Karena aset yang kami punya kan tidak seberapa, beda sama aset yang dimiliki Bank. Tetapi tergantung kemampuan anggota juga sih, apabila anggotanya di lihat mampu dan amanah, maka kami bisa membiayai kebutuhan anggota tersebut. Contohnya kemarin ada anggota kami yang ingin membeli mobil yang harganya 90 juta dan kami lihat anggota itu mampu dan amanah, terus simpanan wajibnya lancar maka pembiayaan itu kami setujui. Tetapi limit pembiayaan yang kami maksimalkan itu 50 juta ya.”21

Dalam mengambil keuantungan, lembaga keungan yang berbasis syariah berbeda dengan lembaga keuangan konvensional. Kalau di lembaga keuangan konvensional, keuntungan diperoleh dengan sistem bunga atau balas jasa yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang memiliki simpanan dan yang harus dibayarkan nasabah kepada bank bila nasabah memiliki pinjaman kepada Bank. Sedangkan di lembaga keuangan syariah tidak menggunakan sistem bunga melainkan bagi hasil dan margin (keuntungan).

20 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

21 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

Sistem bagi hasil digunakan apabila nasabah mengajukan pembiayaan modal kerja dengan akad mudharabah dan musyarakah, sedangkan sistem margin digunakan untuk nasabah yang mengajukan pembiayaan barang dan jasa dengan akad murabahah, salam, istishna, dan ijarah. Dalam pembiayaan konsumtif, KSU BMT Al-Iqtishady mengambil keuntungan dengan menggunakan sistem margin.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Salah satu yang membedakan kami dengan bank yaitu pada pengambilan keuntungannya. Di bank keuntungan diambil dari bunga yang sudah ditetapkan. Nah kalau kami menggunakan sistem bagi hasil dan margin. Di pembiayaan konsumtif, kami menggunakan margin atau keuntungannya.

Kalau marginnya kami peroleh dari selisih harga jualnya. Misalnya nih, ada anggota yang pangen beli hp merknya ini terus harganya 1 juta misalnya.

Akad yang digunakan itu akad murabahah (jual-beli). Untuk keuntungan dari harga jual ditambah dengan margin yang diinginkan. Misalnya 1 juta yang tadi dengan margin misalnya 200 ribu dan anggota setuju dengan margin tersebut, maka kami pihak BMT yang beli hp nya ditemenin oleh nasabah langsung agar nantinya tidak terjadi salah beli barang”. Untuk besarnya margin yang diinginkan itu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.22

Sejalan dengan apa yang dikatakan Eka Hariani, menurut Hilman yang merupakan salah satu anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Alasan saya memilih BMT itu karena syariahnya dan bebas dari riba.

Menurut saya pengajuan pembiayaan di BMT itu mudah, untuk angsuran tiap bulan dan keuntungan yang diambil pun tidak memberatkan kami.

Untuk keuntungannya kami juga di jelaskan secara rinci oleh karyawannya, ini loh keuntungan yang diinginkan BMT dan kami juga bisa menego keuntungan sampai mencapai kesepakatan bersama.”23

22 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

23 Hilman, Wawancara, Mataram, 21 November 2020

Dalam ekonomi syariah, kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama yang ingin di capai. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan sebuah sistem ekonomi yang dapat menghidarkan masyarakat dari sistem bunga yang identik dengan perilaku riba. Riba dalam syariah Islam merupakan sesuatu yang sangan dilarang dan merupakan kategori dosa besar. Oleh karena itu, di setiap transaksi dalam lembaga keuangan syariah dilakukan dengan cara hati-hati dan dalam jangkauan transaksi yang halal.

Wawancaara dengan Eka Hariani selaku Costomer Service KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Tujuan maqashid syariah tadi kan mencapai kesejahteraan, yaitu dengan menjaga akal, harta, jiwa, dan lain-lainnya. Di BMT, kami sanggat menjaga harta anggota, baik itu dengan simpanan yang anggota berikan. Kemudian dengan simpanan itu kami kelola lagi dengan memberikan pembiayaan kepada anggota tapi untuk transaksi yang halal. Kami juga memberikan edukasi kepada anggota betapa bahayanya praktek riba. Dari situlah kami memberikan solusi kepada nasabah untuk menghidari praktek riba tersebut.

Tidak mungkin dong kita memberikan edukasi bahwa bunga bank itu haram tetapi kita tidak memberikan solusinya. Dalam pembiayaan konsumtif ya, untuk menghindari praktik riba itu yang pertama adalah barangnya harus jelas, bentuknya seperti apa, ukurannya berapa, tidak samar-samar, dan yang penting barangnya harus halal, serta juga akad yang digunakan harus jelas, harga awal dan margin yang ditetapkan dijelaskan di awal. Dalam pembiayaan konsumtif, amannya itu harus pihak BMT yang beli barangnya dan kalau bisa ditemenin oleh anggotanya agar tidak terjadi salah beli barang sehingga dapat merusak akad”.24

Sejalan dengan apa yang dikatakan Eka Hariani, menurut Jumaher Kadir yang merupakan salah satu anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

24 Eka Hariani, Wawancara, Mataram, 15 September 2020

“Salah satu alasan saya memilih BMT dalam melakukan pembiayaan itu karena unsur syariahnya dan pelayanan karyawannya. Di BMT pada saat pengajuan pembiayaan mereka menjelaskan tata cara pembiayaannya seperti apa, persyaratannya juga mudah, dan jaminannya juga tidak memberatkan.”25

Wawancara dengan Hilman yang merupakan anggota yang melakukan pembiayaan konsumtif di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram:

“Alasan saya memilih BMT itu karena akadnya menurut saya jelas, selain itu mengurangi resiko dengan urusan akhirat, maksud saya mengurangi resiko dalam masalah riba.”26

25 Jumaher Kader, Wawancara, Mataram 22 Oktober 2020

26 Hilman, Wawancara, Mataram 25 Oktober 2020.

58 BAB III ANALISIS DATA

A. Analisis Implementasi Maqashid Syariah Dalam Produk Pembiayaan Konsumtif Multiguna Pada Koperasi Serba Usaha BMT Al-Iqtishady

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) adalah lembaga keuangan yang menjalankan kegiatannya berdasarkan prinsip syariah dan dalam skala mikro atau menengah ke bawah. Salah satu bagian dari LKMS ini adalah Baitul Maal wat Tamwil. KSU BMT Al-Iqtishady merupakan lembaga keuangan bukan bank yang berfungsi untuk meghimpun dana dari masyarakat dan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat untuk menjalankan usahanya dalam skala mikro.

Terdapat dua jenis pembiayaan di KSU BMT Al-Iqtishady Mataram yaitu pembiayaan modal kerja serta pembiayaan barang dan jasa.

Pembiayaan konsumtif merupakan pembiayaan yang termasuk dalam bagian pembiayaan barang dan jasa. Pembiayaan sangat penting dilakukan guna untuk mencapai tujuan dari BMT yaitu memajukan kesejahteraan anggota dan masyarkat pada umumnya. Pembiayaan konsumtif merupakan salah jenis pembiayaan yang diberikan oleh BMT untuk mencapai kesejahteraan anggota dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya baik kebutuhan primer maupun sekundernya.

Berdasarkan hasil analisis wawancara dengan informan, pembiayaan konsumtif di BMT diterapkan dengan menggunakan akad murabahah dan akad ijarah multijasa. Akad murabahah adalah jual beli

Dalam dokumen PADA KSU BMT AL-IQTISHADY MATARAM (Halaman 56-90)

Dokumen terkait