BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan
2. Faktor pendukung dan penghambat metode bermain melompat
usia 4-5 tahun di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo
Secara garis besar dalam proses meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar pada anak tidak selalu berjalan sempurna sesuai dengan yang diharapkan ada faktor pendukung dan penghambat yang terjadi selama proses pembelajaran untuk meningkatkan fisik motorik kasar pada anak.
Faktor pendukung merupakan hal yang terpenting dalam rangka mensukseskan kegiataan pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan fisik motorik kasar pada anak.
faktor penghambat segala hal yang dalam menghambat segala proses kegiatan pembelajaran dalam meningkatkan
perkembangan fisik motorik kasar anak. adapun yang disampaikan oleh wali kelas TK A1 Ibu Imroatus Solihah, M.Pd. sebagai berikut:
“rata-rata anak senang melakukan kegiatan tersebut, mereka itu melakukan kegiatan fisik itu senang, kecuali memang ada yang sudah dari rumah itu ada masalah mereka mau melakukan kegiatan tapi harus dirayu terlebih dahulu.
Dibilang senang, mereka senang melakukan kegiatan melompat. Mungkin itu faktor penghambatnya mood masing-masing anak. kelebihannya kesehatan fisik anak baik dengan melakukan kegiatan gerak fisik anak menjadi sehat.” 54
Dari yang disampaikan diatas, bahwa faktor penghambat yang dihadapi adalah mood masing-masing anak, beberapa anak ada yang moodnya tidak baik dari rumah ada anak yang moodnya sudah baik dari rumah sehingga tiba di sekolah anak ceria dan senang bermain dengan teman-temannya dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Adapun faktor pendukung yaitu guru, guru harus bisa merayu anak membujuk anak agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, faktor pendukung lainnya yaitu sarana prasana yang menarik untuk anak, hal itu dapat menaikan mood anak sehingga anak termotavsi dan tertarik dengan pembelajaran tersebut.
Adapun suber dari orang tua yang menyebutkan apa yang orang tua lakukan untuk mendukung kegiatan bermain melompat anak dirumah. Jika disekolah akan dirayu atau
54 Lihat Transkip Wawancara Nomor 01/W/20-02/2023
dibujuk oleh sang guru, ini lah yang disampaikan oleh orang tua I sebagai berikut:
“kaka dirumah sering melakukan kegiatan melompat seperti lari-lari, untuk mendukung itu terkadang saya memberi saran yang baik saat kaka tidak bisa melakukan kegiatan melompat tersebut memberi motivasi yang baik” 55
Adapun yang disampaikan orang tua II sebagai berikut:
“kaka sering menirukan gerakan hewan yang melompat seperti kodok, kangguru, dan kelinci, terkadang juga saat melihat genangan air di halaman rumah kaka juga sering melompati untuk melewati genangan air tersebut. Adapun yang saya lakukan untuk mendukung kegiatan anak yaitu memberi saran yang baik dan memberi contoh kepada anak bagaimana melakukan yang baik”. 56
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa faktor pendukung terdapat dua faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Faktor dari dalam yaitu anak-anak ceria saat berada disekolah, faktor dari luar yaitu dukungan dari orang tua saat dirumah ketika anak melakukan kegiatan bermain melompat, orang tua juga memberi contoh serta memberi saran yang baik kepada anak saat anak melakukan kegiatan bermain dirumah, serta dukungan dari guru di sekolah saat anak kesulitan atau setdikit rewel maka guru dengan sigap memberi contoh serta merayu anak agar kembali ceria.
Adapun faktor penghambat yang menghambat saat proses pembelajaran melompat dilaksanakan, sama dengan faktor
55 Lihat Transkip Wawancara Nomor 06/W/20-02/2023
56 Lihat Transkip Wawancara Nomor 05/W/20-02/2023
pendukung, faktor penghambat juga terdapat dua faktor yaitu faktor penghambat dari dalam dan dari luar. Faktor penghambat dari dalam yaitu emosional pada diri anak, anak lebih mudah tidak mood saat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya, faktor penghambat dari luar yaitu saat anak sedang tidak mood biasanya di kelas anak tidak ceria dan sering mudah nangis saat bermain dengan temannya biasanya anak akan rebutan mainan dan tidak mau kalah, itu menjadi salah satu faktor penghambat pembelajaran karena guru harus membujuk sang anak terlebih dan menahan pembelajaran sampai anak-anak sudah dalam keadaan stabil lalu guru dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran yang tertunda sebelumnya.
3. Pencapain perkembangan fisik motorik kasar anak di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perkembangan fisik motorik anak sangatlah penting bagi tumbuh kembang anak, salah satunya yaitu perkembangan fisik motorik kasar yaitu yang berhubungan dengan gerak kasar otot pada tubuh anak. Di umur anak 4-5 tahun atau di TK A dalam kurikulum memang sudah ditetapkan tentang pembelajaran motorik pada anak. di TKIT 1 Qurrota A’yun memiliki sekitar 40 siswa anak 4-5 tahun yang masih perlu pembimbingan baik dari orang tua atau guru agar dalam menerapkan pembelajaran yang berhubungan
dengan perkembangan anak usia dini dapat berjalan dengan baik dan optimal untuk tumbuh kembang anak.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti mengenai pencapaian perkembangan fisik motorik kasar anak di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo, yaitu:
Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti mengenai motorik kasar anak pada anak di TKIT 1 Qurrota A’yun, bahwasanya perkembangan fisik mtorik kasar pada anak usia 4-5 tahun penting untuk tumbuh kembang anak.
Hal tersenut disampaikan oleh wali kelas dari TK A1 Ibu Imroatus Solihah, M.Pd. sebagai berikut:
”untuk perkembangan fisik motorik anak melalui metode bermain melompat, kategorinya begini mbak, misalkan A,B,C rata-rata mendapat nilai A tapi ada juga mendapat nilai B pun ada. Ada yang nilai 8 tapi ada juga yang nilainya 7 tapi rata-rata mendapat nilai 8.
Kan semua anak tidak sama mbak, seperti ada salah satu anak kecil badannya mbak dia memang lincah mbak, tapi saat melompat dia kurang bisa karena kan harus mengangkat tubuhnya dan itu membuat dia kurang seimbang tapi bukan berarti dia tidak bisa melakukan tapi tidak semua begitu.”57
Dari penjelasan diatas disebutkan bahwa perkembangan masing-masing anak itu berbeda, semua disesuaikan dengan porsi masing-masing anak. Ibu Imroatus Sholihah, M.Pd. menambahkan sebagai berikut:
“Ada salah satu anak dia kurang mau jika disuruh melompat tapi dia unggul saat menendang bola keatas menggunakan kaki teman-temannya belum mampu atau
57 Lihat Transkip Wawancara Nomor 01/W/20-02/2023
bisa tapi dia sudah jago melakukan itu. Ada juga yang keliatannya anak nangis karena tidak mau tetapi sebenernya dia bisa melakukan cuman karena mungkin kondisinya tidak baik jadi tidak mau. Tidak semua kita anggap yang tidak mau melakukan bukan berarti dia tidak bisa . tingkat keseimbangan, kemampuan, dan perkembangan anak-anak berbeda-beda mbak”58
Dari pernyataan dari wali kelas TK A1 Ibu Imroatus Solihah bahwa perkembangan fisik motorik kasar pada setiap anak itu berbeda-beda semua anak bisa melakukan kegiatan fisik motorik, belum tentu saat anak tidak mau melakukan berarti dia tidak bisa. Ada anak yang unggul dalam melompat. Menurut observasi yang dilaklukan peneliti pada 18 januari 2023 di TKI 1 Qurrota A’yun, anak-anak mendapat pembelajaran melompat dengan menebak arah.
Peneliti mengikuti kegiatan pembelajaran dari awal bahwa anak-anak sangat senang saat melakukan kegiatan melompat bahkan ada anak-anak hingga tertawa ceria saat mengikuti kegiatan tersebut. Saat jam istirahat pun tiba anak-anak juga bermain dihalam melakukan lompat kesana kemari bersama teman-temannya, ada yang lompat di lingkaran ada yang lompat melewati rintangan. 59
Adapun anak yang unggul dalam kegaiatan menedang seperti menendang bola. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 januari 2023, pada saat jam istirahat anak-anak bermain dilapangan ada beberapa
58 Lihat Transkip Wawancara Nomor 01/W/20-02/2023
59 Lihat Transkip Observasi Nomor 01/O/20-02/2023
anak yang melakukan kegiatan bermain menendang bola, dan peneliti melihat anak sudah mampu menendang bola dengan baik menggunakan kaki mengoper ketemannya, ada juga yang melakukan tendangan ke atas sehingga bola melambung keatas.
Adapun yang unggul dalam kegiatan memanjat, pada observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 januari 2023, pada saat jam istirahat banyak anak-anak yang melakukan kegiatan bermain dihalaman salah satunya memanjat, dihalaman sekolah terdapat permainan memanjat dengan jaring, anak-anak sangat mampu melakukan kegiatan tersebut tentunya itu membantu perkembangan fisik motorik kasar pada anak. Adapun kegiatan naik-turun tangga, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 18 januari 2023 anak-anak sangat senang naik-turun tangga dan selanjutnya melakukan perusutan, permainan itu saat digemari oleh anak-anak baik laki-laki atau perempuan, tentunya kegiatan itu juga membantu mengembangkan fisik motorik kasar pada anak.
Pembelajaran-pembelajaran yang dilakukan di TKIT 1 Qurrota A’yun sudah sangat mengikuti kurikulum yang ada guna meningkatkan dan membantu tumbuh kembang anak secara optimal khususnya di perkembangan fisik motorik.
Guru menyiapkan pembelajaran yang tepat untuk anak-anak.
contohnya saat peneliti melakukan observasi di tempat, guru sedang memberikan pembelajaran melompat dengan arah dan melompat didalam lingkaran hulahup. Saat peneliti melakukan observasi di tempat penliti melihat sendiri anak- anak banyak yang sudah mampu melakukan gerakan tersebut tapi ada beberapa anak yang kurang mau melakukan.
Dijelaskan oleh wali kelas TK A1 Ibu Imroatus Solihah, M.Pd. sebagai berikut:
“Semua mau melakukan kegiatan yang diberikan oleh guru, semua mampu mengikuti tapi kan ada beberapa anak yang memang mungkin dari rumah dia mengalami masalah sehingga kita sebagai guru ya harus memnujuk dulu membuat anak merasa baik moodnya jadi saat pembelajaran anak kembali ceria. Soalnya tidak semua anak datang ke sekolah dengan mood yang baik ada juga yang tidak baru datang sudah nangis tidak mau ditinggal oleh ayah/bundanya”.60
Tabel 4.2 Hasil Capaian Perkembangan Fisik Motorik Kasar Anak di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo
No Nama Indikator
Melompat ke Kanan dan Kiri
Melompat dengan 1 kaki
Melompat tinggi dan mendarat dengan 2 kaki
Melompat maju dengan 2 kaki tanpa terjatuh
Keseimbangan
1. Firaz BSH BSH BSH BSH BSH
2. Qiandra BSH BSH BSH BSH MB
3. Aretha BSH BSH BSH BSH MB
4. Louriss BSH BSH BSH BSH BSH
5. Zidan BSH BSH BSH BSH BSH
6. Diva BSH BSH BSH BSH MB
7. Sachi BSH BSH BSH BSH BSH
8. Elki BSH BSH BSH BSH BSH
9. Syakish BSH BSH BSH BSH MB
10. Fakhry BSH BSH BSH BSH MB
60 Lihat Transkip Wawancara Nomor 01/W/20-02/2023
No Nama Indikator Melompat
ke Kanan dan Kiri
Melompat dengan 1
kaki
Melompat tinggi dan mendarat dengan 2
kaki
Melompat maju dengan 2 kaki tanpa
terjatuh
Keseimbangan
11. Nafia BSH BSH BSH BSH MB
12. Akbar BSH BSH BSH BSH BSH
13. Laila BSH BSH BSH BSH MB
14. Azzam BSH BSH BSH BSH MB
15. Zey BSH BSH BSH BSH MB
Kriteria Penilaian
1. BSB : Berkembangan Sangat Baik 2. BSH : Berkembang Sesuai Harapan 3. MB : Mulai Berkembang
4. BB : Belum Berkembang
Dari wawancara dan observasi diatas, disampaikan bahwa semua anak mampu melakukan kegiatan yang dilakukan oleh guru, tetapi ada beberapa yang mungkin anak tersebut tidak mood saat ingin berangkat kesekolah sehingga menyebabkan anak menjadi kurang mau dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran disekolah.
C. Pembahasan
1. Implementasi metode bermain melompat dalam mengembangkan fisik motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo
Pembelajaran yang dilaksanakan di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo yaitu melompat dengan mengikuti arah yang diinstruksikan dengan menutup mata oleh guru dan melompati
lubang hula hup. Kegiatan pertama melompat dengan mengikuti arah serta mata ditutup, contohnya guru menutup mata anak menggunakan selendang, lalu anak disuruh berdiri sedikit diberi jarak, setelah itu guru memberikan intruksi untuk melompat kekanan maka nanti anak akan mengikuti melompat kekanan, sebaliknya saat guru memberi intruksi melompat kekiri maka anak-anak melompat kekiri. Saat melakukan kegiatan tersebut ada beberapa anak yang masih kebingungan menetukan arah saat guru memberikan intruksi pertama, tapi setelah intruksi kedua ketiga dan seterusnya anak sudah mampu melakukan kegiatan tersebut, anak-anak hanya bingung menentukan arah tapi untuk kegiatan melompat anak sudah mampu melakukan.
Kegiatan kedua yaitu melompat didalam lubang hula hup, contohnya guru menyiapkan beberapa hula hup lalu ditaruh dilantai, kemudian anak-anak disuruh berbaris rapi seperti kereta dan guru memanggil namanya satu-satu untuk maju. Anak melakukan gerakan melompat dua kaki kemudian masuk kelubang pertama lalu melompat kelubang kedua dan seterusnya sampai finish diujung. Pada kegiatan kedua anak sudah mampu melakukan kegiatan melompat menggunakan 2 kaki namun ada beberapa anak yang kesusahan karena jarak yang sedikit jauh sehingga anak tidak sampai melompat antar lubang, tapi anak tetap mampu melakukan kegiatan melompat
dan menyelesaikan kegiatan pembelajaran melompat dengan baik.
Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 berbunyi “pendidkan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar”.61
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang memfokuskan pada dasar yang menuju kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.62
Bermain sendiri pun merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir dari permainan tersebut.
Bermain adalah hal penting bagi seorang anak, permainan dapat memberikan kesempatan untuk melatih keterampilannya secara berulang-ulang dan dapat mengembangkan ide-ide
61Ibid, hal. 2
62Ibid, hal. 2
sesuai dengan cara dan kemampuannya sendiri. Bermain sangat berguna dalam memahami tahap perkembangan anak.63
Bermain merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain menjadi menyenangkan yang akan mengahsilkan proses belajar pada anak.64
Metode bermain merupakan salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran di TK. Mengingat masa anak- anak khususnya anak usia dini adalah masa bermain, maka kiranya metode yang teapt diterapkan dalam pembelajaran di TK adalah Metode Bermain.65
Sedangkan metode bermain Melompat merupakan gerakan dasar yang terjadi ketika tubuh diangkat ke udara karena tekanan yang berasal dari satu atau dua tungkai dan tubuh mendarat menggunakan satu atau dua kaki.66
Berdasarkan penjelasan diatas hasil temuan yang didapatkan oleh peneliti saat melakukan observasi di TKIT 1 Qurrota A’yun dengan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pendidikan anak suai dini mencakup semuanya seperti perkembangan fisik dan pertumbuhan (koordinasi motorik
63Naili Rohmah, “Bermain dan Pemanfaatannya Dalam Perkembangan Anak Usia Dini”, Jurnal Tarbawi, Vol. 13, No. 2, 2016. Hal 29
64Salmon Amiran, ”Efektifitas Penggunaan Metode Bermain di PAUD Nazaret Oesapa”.
Jurnal Pendidikan Anak, Vol.5 No. 1, Tahun 2016.
65Novi Yuliani, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Kalimedia, 2016),
Hal. 80
66Yudha M. Saputra, Dasar-Dasar keterampilan Atletik : Pendekatan Bermain Untuk SLTA, (Jakarta: Direktorak Jenderal Olahraga, Depdiknas 2004)
halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama), bahasa dan komunikasi.
Maka dari itu perkembangan fisik baik fisik motorik halus atau kasar sangat penting bagi pendidikan anak usia dini.
Pendidikan usia dini bertujuan juga untuk mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini, sebagai persiapan untuk kehdidupan kedepannya.
Pendidikan anak usia dini juga tidak selalu belajar dikelas bisa juga dengan metode yang lain contohnya metode bermain, metode ini menjadi salah satu yang disenangi anak- anak, mengapa demikian karena anak-anak bebas berekspresi apapun seperti apa, dengan bermain anak juga mendapat kesenangan sendiri saat menjalaninya karena anak mendapat suasan belajar yang baru tentunya bisa sambil bermain.
Bermain juga menjadi salah satu kegiatan yang penting baik perkembangan fisik motorik kasar anak, karena kurang lebih seluruh kegiatan bermain menggunakan otot kasar pada anak. metode bermain sudah banyak dilaksanakan dan diterapkan dalam pembelajaran di TK. Salah satu kegiatan yang menggunakan metode bermain yaitu melompat.
Berdasarkan penejelasan dari hasil observasi dan teori maka temuan yang didapatkan oleh peniliti sangat cocok dengan teori ataupun realitanya. Implementasi metode bermain
melompat untuk mengembangkan fisik motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di TKIT 1 Qurrota A’yun menurutu peneliti sudah berjalan dengan baik dan optimal.
TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo juga sudah menerapkan pembelajaran tersebut, dapat dilihat saat peneliti melakukan wawancara serta observasi, bahwa anak-anak di TKIT 1 Qurrota A’yun khususnya kelas TK A1 sudah mampu melakukan gerakan fisik motorik kasar dengan baik, banyak kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak disekolah yang berhubungan dengan fisik motorik kasar anak. Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh anak seperti melompat, dapat dilihat sata observasi pada tanggal 18 januari 2023 bahwa anak-anak senang melakukan kegiatan melompat bersama teman-temannya. Kegiatan melompat ini seperti anak melompat digambar lingkaran yang sudah tersedia di halaman sekolah. Berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 januari 2023, peneliti menemukan kecocokan antara teori yang disampaikan diatas dengan yang terjadi dilapangan.
Disebutkan saat wawancara dengan guru wali kelas TK A1 bahwa perkembangan fisik motorik sangat penting bagi anak usia dini, salah satunya yang penting yaitu perkembangan fisik motorik kasar pada anak. Pada kurikulum saat ini memang sudah ditetapkan tentang pembelajaran fisik motorik
pada anak usia 4-5 tahun, maka dari itu di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo pembelajaran di TK A mewajibkan adanya pembelajaran fisik motorik terlebih fisik motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa perkembangan fisik motorik anak di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo sudah berkembang cukup baik pada anak-anak. salah satu perkembangan fisik motorik kasar yang disebutkan diatas adalah melalui kegiatan melompat, oleh karena itu untuk memperkuat bahwa perkembangan fisik motorik kasar pada anak berkembang dengan baik di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo maka peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan metode bermain melompat dalam mengembangkan fisik motorik kasar pada anak khususnya usia 4-5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa implementasi metode bermain melompat untuk mengembangkan fisik motorik kasar pada anak usia 4-5 tahun di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo sudah berjalan sesuai harapan.
2. Faktor pendukung dan penghambat metode bermain melompat dalam mengembangkan fisik motorik kasar anak usia 4-5 tahun di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo
Pembelajaran fisik motorik kasar tidak selamanya berjalan dengan baik atau lancar, pasti ada faktor penghambat dalam pembelajaran tersebut. Berdasarkan observasi pada tanggal 18
januari 2023 serta wawancara pada tanggal 20 februari 2023, peneliti menemukan faktor penghambat baik dari luar atau dalam dalam proses pembelajaran. Faktor penghambat dari luar yaitu saat anak sedang tidak mood biasanya di kelas anak tidak ceria dan sering mudah nangis saat bermain dengan temannya biasanya anak akan rebutan mainan dan tidak mau kalah, itu menjadi salah satu faktor penghambat pembelajaran karena guru harus membujuk sang anak terlebih dan menahan pembelajaran sampai anak-anak sudah dalam keadaan stabil lalu guru dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran yang tertunda sebelumnya.
Faktor penghambat dari dalam yaitu emosional pada diri anak, anak lebih mudah tidak mood saat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Adapun faktor pendukung yang mampu mendukung setia proses pembelajaran yang terjadi dikelas atau diluar kelas, faktor pendukung pun ada yang datang dari luar dan dari dalam. Faktor pendukung dari luar yaitu dukungan dari orang tua saat dirumah ketika anak melakukan kegiatan bermain melompat, orang tua juga memberi contoh serta memberi saran yang baik kepada anak saat anak melakukan kegiatan bermain dirumah, serta dukungan dari guru di sekolah saat anak kesulitan atau setdikit rewel maka guru dengan sigap memberi contoh serta merayu anak agar kembali ceria. Faktor pendukung dari dalam yaitu
anak-anak ceria saat berada disekolah dan mudah bersosialisadi dengan teman-teman lainnya.
Dalam kegiatan bermain akan melibatkan lebih dari satu anak, maka dari itu anak akan belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, bermain bersama teman-teman juga dapat membentuk kerjasama tim menumbuhkan sikap tanggung jawab, disiplin, dan kejujuran.67
Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar dari apa yangdilakukan orang dewasa di sekitarnya, oleh karena itu kita harus menunjukandan memberikan contoh yang baik agar anak meniru apa yang kita lakukan danmengamalkannya di kemudian hari.68 Maka dari itu orang tua serta guru harus mampu memberikan contoh serta saran yang baik anak, apalagi dalam menyikapi sifat anak yang rewel atau sedang emosional, maka orang tua atau guru harus bisa mencari cara untuk membujuka anak kembali agar kembali ceria serta mengikuti pembelajaran seperti biasa.
3. Pencapaian perkembangan kemampuan fisik motorik kasar anak di TKIT 1 Qurrota A’yun Ponorogo
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak, melalui keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya sendiri.
67Naili Rohmah, “Bermain dan Pemanfaatannya Dalam Perkembangan Anak Usia Dini”, Jurnal Tarbawi, Vol. 13, No. 2, 2016. Hal 32
68Mansur. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)