• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Nilai Etika Bisnis Islam terhadap Perilaku Pedagang Sembako di Pasar Sentral Pinrang

Dalam dokumen Etika Bisnis Islam (Halaman 53-87)

PEMBAHASAN

D. Implementasi Nilai Etika Bisnis Islam terhadap Perilaku Pedagang Sembako di Pasar Sentral Pinrang

mengenai nilai-nilai ekonomi syariah. Maka dapat disimpulkan Bahwa, pedagang sembako sangat perlu dan penting mengetahuai serta memahami nilai-nilai ekonomi syariah. Namun ada pula pedagang sembako yang kurag menerapkan mengenai hal tersebut, mereka melihat bahwa mengetahui nilai-nilai ekonomi syariah tidak mempunyai peranan apa-apa dalam dunia bisnis yang dijalankan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebahagian besar pedagang sembako di Pasar Sentral Pinrang tidak mengetahuai nilai nilai ekonomi syariah tapi mereka memahami tata cara dan aturan berdagang yang di contohkan Rasulullah. Meskipun secara teori masih terdapat pedagang sembako yang kurang memahami nilai-nilai ekonomi syariah, kerena rendahnya pendidikan dan minimnya pengetahuan yang mereka miliki tentang agama. Namun secara praktek mereka telah memahami seperti yang di contohkan oleh Rasulullah saw. berdasarkan dari pengalaman dan kebiasaan mereka dalam berdagang. Serta pengalaman yang didapatkan dari orang tua, kerabat, saudara dan teman yang menekuni pekerjaan sebagai seorang pedagang dan telah lama berkecimpung dalam dunia bisnis.

D. Implementasi Nilai Etika Bisnis Islam terhadap

diungkapkan oleh Hj .Nanni selaku pedagang campuran dalam wawancara dengan pemeliti mengatakan bahwa :

“Zakat dari hasil usaha ini selalu saya keluarkan tiap bulannya, tapi bukan dalam bentuk uang, saya biasanya menyalurkan ke panti asuhan berupa beras,terigu, dan gula pasir, sebab dengan begitu mereka bisa menjadi pembuka pintu reseki kita setiap harinya.”

Berdasarkan pernyataan ibu Hj.Nanni dijelaskan bahwa zakat yang ia keluarkan tidak berupa uang tetapi dalam bentuk barang dimana barang yang ia berikan merupakan barang yang dijual di tokonya.

Namun lain halnya yang diungkapkan Aswa selaku pedagang ikan, dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa :

Dulu waktu masih sedikit persaingan , pendapatan yang saya peroleh dari menjual ikan biasanya 5x lebih banyak dari pendapatan sekarang jadi biasa saya keluarkan zakatnya dalam bentuk uang untuk pembangunan mesjid di kampung saya setiap hari jumat, tpi sekarang sudah banyak pesaing dan pendapatan menurun jadi zakatnya hanya saya keluarkan pada saat hari raya syariah.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Ihabi pedagang sayuran ,dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa :

“Bukannya saya tidak mau mengeluarkan zakat dari usaha saya dek, tpi saya punya 4 orang anak yang masih sekolah, dan suami saya hanya buru tani yang penghasilannya di dapat dalam waktu kurang lebih 6 bulan, jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga hanya dengan penghasilan yang saya peroleh dari menjual sayur ini, saya selalu berdoa

semoga jualan saya laku supaya bisa juga mengeluarkan zakat yang diperintahkan Allah swt.”

Berdasarkan pernyataan dari Aswa dan Ihabi sebagai salah satu pedagang sembako yang ada di pasar sentral Pinrang, peneliti penyimpulkan bahwa zakat perdagangan adalah perintah Allah swt. yang wajib dijalankan ketika telah memenuhi nisab dan haulnya, tetapi jika belum nafkahi keluarga dan berdoa diberikan reseki yang melimpah sehingga bisa mengeluarkan zakat sesuai perintah Allah swt.

Sebagai seorang muslim, diketahui bahwa membayar zakat merupakan salah satu yang terdapat dalam rukun islam.

Dengan membayar zakat sesuai ketentuannya, baik zakat fitrah maupun zakat maal yang termasuk zakat penghasilan di dalamnya, kita secara sadar juga telah memaksimalkan upaya pada diri sendiri untuk meningkatkan iman sebagai muslim yang taat. Zakat sendiri merupakan hukum yang wajib dilakukan oleh seorang individu yang memiliki harta atau dianggap mampu di dalam ajaran agama islam.

Keterangan hasil wawancara di atas menggambarkan bahwa masih ada informan yang tidak mengeluarkan zakat dari hasil usahanya, karena menurutnya hasil yang mereka peroleh dari berdagang itu juga masih belum cukup untuk menghidupi keluarganya. Zakat penghasilan wajib dikeluarkan jika memang sudah mencapai Nisab nya (batasan minimal harta yang wajib dikeluarkan zakatnya).

Ekonomi syariah menyatakan bahwa kepemilikan harta disandarkan pada konsep Illahiah, dimana tata cara pelaksanaan penerapan segala jenis kegiatan ekonomi di dasarkan pada aturan-aturan Syariah. Proses pemilikan harta dalam ekonomi Syariah di atur tentang sebab-sebab mendapatkannya, bagaimana memeliharanya, serta pengembangan harta tersebut telah di atur oleh aturan-aturan

yang ada pada manusia. Bahwa kepemilikan harta pada sistem ekonomi Syariah menganut paham keseimbagan dan keadilan, dimana Syariah pada hakikatnya mengakui kepemilikan atas harta pada manusia tetapi bukan kepemilikan yang mutlak. Hal itu sesuai dengan QS Al- Baqarah/2:195

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.

Syariah menolak jika kepemilikan harta dikuasai oleh masyarakat atau negara penuh karena sebenarnya setiap manusia memiliki kebebasan untuk memilih dan memiliki.Pada kepemilikan harta dalam Syariah terdapat ciri di mana dari sebagian harta yang dimiliki manusia terdapat hak atas orang lain. Oleh karena itu Syariah menganjurkan kepada umatnya untuk memberikan shadaqah, infaq, zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Juga dalam Syariah harta digunakan untuk bekal ibadah sebagai bahan pertanggung jawaban terhadap Allah swt.

2 Nilai Keadilan

Bentuk nilai keadilan yang ditunjukkan pedagang sembako di pasar sentral Pinrang yaitu pada saat menakar atau menimbang barang dagangan, menjelaskan tentang spesifikasi barang, tidak menyembunyikan barang yang cacat/rusak kepada pembeli, tidak memaksa pembeli untuk membeli barang dagangannya.

Seperti halnya yang dilakukan Asrul selaku pedagang ikan, dalam wawancaranya dengan peneliti mengatakan :

“Kalau ada pembeli yang berkunjung ke tempat saya, sebelum melakukan pembelian , saya jelaskan memang mi bilang ini ikan yang saya jual ikan yang baru di ambil dari empang, sebab dengan kujelaskan begitu tidak akan kesulitan ma kalau kutawarkan ikanku, jika nasuka ii nabeli jika tidak silahkan cari ditempat lain.”

Hal senada juga dikatakan pula oleh Hasrina, pedagang sayuran sebagai berikut :

“Kan itu ,kalau menjualki tidak tentu bilang laku semua ga ini yang dibawah kepasar atau tidak, apalagi kalau tomat tinggal beberapa hari pasti ada perubahan dalam bentuknya to, bahkan ada juga yang rusak, jadi kalau begitu saya kupisahkan mi tempatnya yang baru saya ambil dengan yang sudah tinggal beberapa hari, kujual dengan harga yang berbeda antara kualitas bagus dengan tidak, jadi pembeli yang pilih mi mana yang mau nabeli.”

Berdasarkan pernyataan dari Asrul dan Hasrini sebagai salah satu pedagang sayuran di pasar sentral pinrang peneliti menyimpulkan bahwa adanya informasi yang diberikan oleh pedagang akan mempermudah pembeli untuk menentukan pilihannya dalam membeli sesuatu, sehingga para pembeli tidak kecewa terhadap barang yang dibelinya

Sedangkan bentuk keadilan dalam menimbang atau menakar yaitu tidak melakukan mengurangi takaran dan penyetelan timbangan dalam melakukan transaksi dengan pembeli. Berikut pernyataan Hj Anti pedagang campuran dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa :

“Saya kalau menimbang ka kusuruh pembeliku liat ki

barangnya, supaya percaya pembeli dengan kita, karena satu kali ji naliat orang kecuranganta pasti tidak mau mi datang ke toko ta membeli dan berdampak buruk juga bagi usahaku kalau begitu karena tidak di berkahi sama Allah saw.”

Berdasarkan pernyataan Hj.Anti sebagai salah satu pedagang campuran di pasar sentral pinrang penelit i menyimpulkan bahwa pentingnya memperlihatkan tata cara menimbang kepada pembeli sebelum melakukan pengemasan supaya pembeli percaya dan bisa melakukan pembelian kembali.

Terkait mengenai nilai keadilan, bapak Ibrahim selaku Pedagang campuran mengatakan bahwa :

“Saya menawarkan barang tanpa ada paksaan dalam menjual barang kepada pelanggan, dan saya sangat setuju apabila pedagang dan pembeli terbebas dari segala macam penipuan yang dapat merugikan diri sendiri, makanya saya tidak mau merugikan pelanggan, dengan menipu atau memaksanya untuk membeli barang yang ada mengalami kerusakan atau cacat, karena pembeli pasti tidak akan melakukan pembelian kedua kalinya jika terdapat kerusakan terhadap barang yang dibelinya.”` Berdasarkan pernyataan bapak ibrahim sebagai salah satu pedagang campuran peneliti menyimpulkan bahwa membangun kepercayaan sangat penting apalagi dalam kegiatan perdagangan, pembeli yang mendapatkan kekurangan atau kerusakan dari barang yang dibeli kemungkinan besar tidak akan datang kedua kalinya untuk melakukan transaksi di tempat kita.

Selain yang dikatakan oleh informan tersebut, maka hal ini dikatakan pula oleh informan yaitu muh aswar selaku pendagang ikan sebagai berikut :

“Pembeli sekarang cerewet, jadi Perlu dijelaskan bahwa ikan yang dijual adalah ikan yang baru saja dibeli, akan tetapi untuk lebih meyakinkan pembeli maka saya memperbolehkan untuk memeriksanya sendiri. Selain itu, perlu pula dijelaskan tentang harga ikan kepada pembeli, jika pembeli sepakat dengan harga maka terjadi transaksi. Hal ini saya lakukan supaya pembeli tidak merasa dirugikan, dengan bersikap jujur saya yakin memperoleh pendapatan yang halal dan baik, untuk mencukupi kebutuhan keluarga.”

Berdasarkan pernyataan muh. Aswar selaku pedagang ikan peneliti menyimpulkan bahwa menyakinkan pembeli akan kualitas barang yang kita jual itu penting, supaya pendapatan yang kita peroleh halal dan diridho oleh Allah swt.

Peneliti sangat mengharapkan pedagang sembako di pasar sentral pinrang menerapkan nilai keadilan dalam memberikan pelayanan yang baik dalam menawarkan dan bertransaksi dengan calon pembeli, karena Agama mengajarkan kita untuk bersikap sopan santun dan ramah tamah kepada sesama. Apalagi sebagai seorang pedagang dalam melayani seorang pembeli harus bersikap ramah dan tidak memaksa calon pembeli untuk membeli dagangannya, dengan begitu calon pembeli akan merasa senang dan tidak malas untuk mampir sekedar melihat-lihat barang yang tersedia.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Anwar, pedagang campuran hasil bumi dalam keterangan hasil

“Kunci utama keberhasilan suatu bisnis adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada calon pembeli , meskipun hanya sekedar bertanya tanya juga tetap harus dilayani dengan sopan dan ramah.”

Senada yang dikatakan oleh pak Anwar, H.Juma, pedagang campuran juga mengatakan bahwa :

“Saya selalu mengatakan kepada karyawan saya untuk ramah dan sopan kepada calon pembeli, meskipun terkadang ada pembeli yang marah marah, terburu-buru, dan kurang sopan, kita tetap memberikan pelayanan yang baik, supaya mereka tetap datang ke toko saya. Pembeli adalah raja yang harus dilayani dengan baik.”

Hal ini juga diungkapkan oleh Rasidah, pedagang Ikan dalam keterangan wawancara oleh peneliti mengatakan bahwa :

“Pelayanan memang penting dan harus, tapi terkadang memang ada pembeli yang tidak sopan, banyak bertanya, menawar harga dibawah harga pokok dan membandingkan harga yang saya tawarkan dengan harga tempat lain padahal kualitasnya jelas berbeda, pembeli yang seperti itu biasa saya tidak layani dengan baik.”

Berdasarkan pernyataan mengenai pelayanan dari ketiga informan yaitu Anwar, H.Juma, dan Rasidah selaku pedagang sembako di pasar sentral pinrang peneliti menyimpulkan bahwa Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan, kita akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa bagi usaha kita. Karena pembeli tidak hanya melihat kualitas dari produk yang anda tawarkan, namun mereka juga melihat cara kita bersikap kepada mereka, baik atau buruk.

Lain halnya yang diungkapkan oleh Ibu Baya selaku pembeli dalam mengkomfirmasi tanggapan pedagang terkait hal di atas. Dalam wawancara oleh peneliti mengatakan bahwa:

“Saya pernah mendapatkan pelayanan yang kurang baik sewaktu membeli gula pasir, awalnya saya membeli 3 liter gula, setelah saya membayar pesanan saya, pedagang itu hanya memberikan kantongan kepada saya dan menyuruh saya untuk memasukkan sendiri barang saya ke kantongan itu, tapi tak disangka waktu saya memasukkan gula pasir itu ke kantongan ada satu liter yang jatuh ke lantai karena saya kira sudah pas masuk ke kantongan namun ternyata belum sehingga jatuh dan tidak bisa di ambil kembali, dan penjual tidak mau mengganti gula pasir saya yang jatuh itu dengan alasan karena kelalaian saya sendiri, sehingga saya hanya membawa pulang 2 liter gula pasir. Setelah itu saya berpikir berkali kali untuk melakukan pembelian di toko itu lagi.”

Berdasarkan pernyataan Ibu Baya selaku pembeli, peneliti menyimpulkan bahwa pelayanan yang diberikan kepada pelanngan baik atau buruknya akan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Hal senada diungkapkan pula oleh Aulia (mahasiswi) selaku pembeli yang sempat peneliti wawancarai seputar permasalahan tersebut di atas menyatakan bahwa:

“Penjual ikan biasanya laki-laki, saya merasa risih jika mendapatkan penjual yang cerewet dan genit sama pembeli, apalagi jika pembelinya seorang wanita yang masih sekolah. Maksud saya penjual harus melihat situasi dan kondisi pembeli karena pembeli memiliki karakter yang berbeda beda. Ada

pembeli yang suka di gombal dan ada pembeli yang merasa risih dan hal tersebut.”

Berdasarkan pernyataan Aulia selaku pembeli, peneliti menyimpulkan bahwa pembeli memiliki karakter yang berbeda, olehnya itu pedagang harus memahami karakter masing-masing pembeli.

Konsumen atau pembeli merupakan stakeholder yang hakiki dalam bisnis modern. Bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya konsumen yang membeli dan menggunakan barang yang ditawarkan oleh penjual. Slogan ‚The customer is king‛,Pembeli adalah Raja, konsumen sebagai pembeli sekaligus sebagai pelanggan yang loyal tentunya seringkali berinteraksi dengan para pedagang khususnya pedagang sembako yang ada di Pasar Sentral Pinrang. Oleh kerena konsumen selain sebagai pengamat juga mempunyai andil yang besar dalam memahami tingkah laku, watak sampai kepada cara dan gerak-gerik pelaku bisnis dalam berdagang.

Perkembangan dan penerapan empat sikap yang menjadi sistem bisnis dalam berdagang, mampu menghantarkan setiap orang dan badan usaha menjadi kekuatan.

Seorang pedagang harus meberikan pelayanan yang baik, dilandasi keinginan agar orang lain mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan sebagaimana ia menginginkannya dengan cara saling menghormati sesama manusia.Akan tetapi, masih ada pedagang sembako di pasar sentral Pinrang yang tidak bersikap ramah kepada calon pembeli atau pembeli.

Dari hasil wawancara peneliti dengan pedagang sembako di pasar sentral pinrang sebagian besar mengatakan bahwa keadilan diterapkan dalam usahanya dengan memperlakukan pembeli atau konsumen secara adil dalam menawarkan barangnya. Namun disisi lain terdapat juga beberapa pedagang yang lalai dan curang terhadap barang

yang dijualnya yang dibuktikan dalam pernyataan salah satu narasumber yang merupakan pembeli di pasar sentral Pinrang. Hal ini dibenarkan dari wawancara peneliti dengan ibu Nurdiana selaku pembeli mengatakan bahwa :

“Saya pernah membeli tomat yang kualitasnya kurang baik waktu saya lihat di pasar, tomat yang diperlihatkan pedagang kualitasnya baik namun setelah sampai di rumah saya membuka kantong plastiknya ternyata ada beberapa tomat dengan kualitas yang kurang baik bercampur dengan tomat yang kualitasnya baik, karena memang waktu nabungkus tidak saya liat ki karena ambil uangka di tas.”

Berdasarkan pernyataan Ibu Nurdiana selaku pembeli, peneliti menyimpulkan perlunya memperhatikan hal yang dilakukan pedagang supaya mencegah kemungkinan hal yang tidak diinginkan terjadi.

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu Nur selaku pembeli, mengatakan bahwa :

“Saya pernah membeli ikan bandeng ukuran sedang, penjualnya mengatakan bahwa ikan yang ia jual adalah ikan segar yang baru ditangkap di empangnya, jadi saya sebagai pembeli percaya soal itu karena kebetulan memang tempatnya ramai dikunjungi pembeli, tapi pas saya dirumah dan memasak ikan itu untuk makan siang keluarga saya, suami saya langsung mengatakan bahwa ikan yang saya beli bau rumput (mabbau serri, dalam bahasa bugis), padahal saya membeli banyak untuk simpanan lauk 3 hari kedepan terpaksa saya tidak masak lagi daripada dimasak orang dirumah tidak ada yang suka.”

Berdasarkan pernyataan ibu Nur selaku pembeli ikan di pasar sentral pinrang, peneliti menyimpulkan bahwa membangun kepercayaan itu penting, jangan mudah percaya hanya dengan melihat kondisi dan keadaan suatu barang dari bentuk luarnya.

Jadi masih ada beberapa pedagang sembako di pasar sentral Pinrang yang melakukan kecurangan terhadap usaha yang djalankannya sehingga merugikan pembeli, hal ini tentunya bertentangan dengan nila keadilan dalam ekonomi syariah yang dimana dalam jual beli tidak ada pihak yang dirugikan atau didzholimi.

Terkait mengenai nilai keadilan dalam bertransaki di pasar sentral pinrang, Selain melakukan wawancara dengan pedagang dan pembeli, peneliti juga melakukan wawancara dengan petugas yang bekerja di pasar yaitu bapak Yusuf selaku Security mengatakan bahwa :

“Saya pernah menemukan pedagang yang berlaku curang , terutama pada pedagang sayuran. Saya pernah mendapatkan dia menyetel timbangannya, tapi tidak saya tegur ji karena saya menganggap itu hak dia, dan saya tidak mau memberitahukan bilang ini dan disini tempatnya, cukup saya saja yang tahu”

Berdasarkan pernyataan dari Yusuf peneliti menyimpulkan bahwa ditemukan pedagang yang menyetel timbangan, dan itu hak kita untuk menegur, cukup mengetahui siapa dan dimana tempatnya.

Ibu hasna selaku petugas kebersihan pagi yang ada di pasar sentral pinrang dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa :

“Tidak pernah saya temukan pedagang berlaku curang, karena saya disini selesai pi pasar pagi baruka datang, jadi otomatis pedagang kebanyakan yang pulang atau sedang membereskan barangnya.

Tapi kalau membersihkan ka banyak saya dapat tomat atau cabai yang dibuang sembarang oleh pedagang, jadi saya beranggapan bahwa barang yang ia jual bagus karena yang rusak ee na buangji.”

Berdasarkan pernyataan dari Hasna selaku petugas kebersihan di pasar sentral pinrang peneliti menyimpulkan bahwa ibu hasna datang ke pasar setelah pedagang pulang atau sedang membereskan jualannya, jadi tidak pernah menemukan pedagang yang berlaku tidak adil atau menzolimi orang lain.

Syariah memandang keadilan adalah sebuah ketentuan yang wajib dan mutlak sebagai salah satu unsur penting dalam kehidupan sosial dan kemanusiaan. Keadilan adalah sebuah ketentuan yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk semua manusia di dunia tanpa pengecualian. Ekonomi Syariah atau ekonomi syariah telah memberikan pelajaran bahwa mengambil keuntungan yang berlebih dari pembeli maupun pedagang yang tidak mengetahui harga sebenarnya sekalipun, itu dilarang. Apalagi jika dilakukan secara sengaja tentu ini sangat merugikan bagi kedua belah pihak dan hanya mementingkan keuntungan sesaat.

Selanjutnya dapat disimpulkan bahwa nilai keadilan harus diterapkan dalam setiap kegiatan ekonomi, salah satunya dalam hal berusaha. Islam mendorong manusia untuk bekerja dan berusaha sesuai dengan Q.S. Al-jumu`ah/62:10.

“Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Dunia kerja dan bisnis, syariah mengharuskan untuk berbuat adil,tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.

Adil dalam syariah diarahkan hak orang lain, hak lingkungan sosial, hak alam semesta dan hak Allah dan Rasulnya berlaku sebagai stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak- hak tersebut harus ditempatkan sebagaimana mestinya (sesuai aturan syariah). Tidak mengakomodir salah satu hak diatas, menempatkan seseorang tersebut pada kezaliman.

Karenanya orang yang adil akan lebih dekat kepada ketakwaan.

3 Nilai Keseimbangan

Keseimbangan adalah tidak berat sebelah, baik itu usaha-usaha kita sebagai individu yang terkait dengan keduniaan dan keakhiratan, maupun yang terkait dengan kepentingan diri dan orang lain. Keseimbangan yang peneliti maksud disini adalah Keseimbangan antara Kebutuhan Jasmani dan RohaniBerikut penjelasan ibu Hj. Anti selaku pedagang campuran dalam wawancaranya mengatakan bahwa :

“Toko ini dua tingkat, dibawah saya pakai untuk berjualan, dan di tingkat atas saya jadikan rumah, saya tinggal bersama suami saya disini, kalau anak anak tinggal di rumah saya yang satu dekat lapangan, jadi jika waktu sholat tiba saya tidak pernah menutup toko, bukan karena menghiraukan perintah Allah swt. tapi karena saya bergantian menjaga toko dengan suami saya jika waktu sholat tiba.”

Berdasarkan pernyataan ibu Hj. Anti sebagai salah satu pedagang campuran di pasar sentral pinrang, carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan

kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia yaitu mencari reseki.

Hal senada juga diungkapkan oleh ibrahim selaku pedagang campuran mengatakan bahwa :

“Sholat itu wajib, mencari reseki juga wajib, sholat tidak bisa diwaliki klo di toko banyak ji karyawan saya yang bisa bergantian jaga toko kalau waktu sholat tiba, harus di imbangi dek antara kewajiban sholat dengan mencari rezeki, supaya diberikan keberkahan dalam usaha, kita harus melaksanakan kewajiban kita sebagai hamba Allah swt.”

Berdasarkan pernyataan Ibrahim sebagai salah satu pedagang campuran di pasar sentral pinrang sholat dan mencari reseki itu hukumnya wajib, tetapi dahulukan sholatmu ketika tiba waktunya sebab sholat adalah bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah swt kepada kita.

Berbeda dengan yang diungkapkan H. Muh Yakub, pedagang campuran dalam wawancaranya mengatakan bahwa :

“Saya menutup toko jika waktu sholat tiba, karena hanya saya yang menjaga toko ini, jika tidak di tutup pada waktu sholat saya tidak menjalankan ibadah, karena klo dibiarkan terbuka padahal waktu sholat tiba, tidak bisa dipungkiri tidak ada barang yang hilang, reseki sudah di atur oleh Allah swt.”

Berdasarkan pernyataan H.Muh.Yakub sebagai salah satu pedagang campuran yang ada di pasar sentral pinrang, reseki sudah di atur oleh Allah swt jadi jangan takut pembeli hilang jika toko di tutup karena ingin menunaikan ibadah sholat.

Dengan demikian, peneliti memberikan kesimpulan

Dalam dokumen Etika Bisnis Islam (Halaman 53-87)