• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Produk Pembiayaan Murabahah Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2. Implementasi Produk Pembiayaan Murabahah Dalam

35

merupakan Kantor Cabang dari Bank Syariah Mandiri Area Lampung yang beralamatkan di Jl. Diponegoro No. 189, Bandar Lampung.

2. Implementasi Produk Pembiayaan Murabahah Dalam

1) Membantu wirausaha usaha kecil, menegah, mikro dan yang belum dapat memperoleh kredit perbankan untuk memperoleh pembiayaan supaya mengembangkan usahanya.

2) Merangsang para generasi muda untuk memulai usaha.

Jenis pembiayaan usaha mikro ini dibagi menjadi 3 yaitu:

4. Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) Tunas.

a) Limit pembiayaan minimal Rp. 0 sampai dengan Rp.

10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

b) Margin 18%

c) Jangka waktu maksimal 36 bulan

d) Biaya administrasi sesuai dengan ketetapan BSM 5. Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) Madya

a) Limit pembiayaan di atas Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

b) Margin 20%

c) Jangka waktu maksimal 36 bulan

d) Biaya administrasi sesuai dengan ketetapan BSM 6. Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) Utama

a) Limit pembiayaan di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)

37

b) Margin 22%

c) Jangka waktu maksimal 48 bulan

d) Biaya administrasi sesuai dengan ketetapan BSM54

Sebelum nasabah memperoleh pembiayaan, terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian sampai dengan pembiayaan tersebut dikucurkan. Tahapan dalam pemberian pembiayaan disebut dengan prosedur pemberian pembiayaan. Prosedur pemberian pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung sangatlah mudah. Tujuan prosedur tersebut adalah untuk memastikan kelayakan suatu pembiayaan.

Prosedur pembiayaan usaha mikro di Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Nasabah mengajukan pembiayaan dengan mendatangi kantor Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung b. Nasabah mengisi aplikasi pembiayaan, kemudian

mengumpulkan syarat-syarat dokumen yang harus di lampirkan. Adapun persyaratan dokumen yang dilampirkan sebagai berikut:

1) Fotocopy KTP, kartu keluarga, surat nikah dan pas foto 4x6

2) Surat keterangan usaha (SKU) dari kelurahan

3) Copy SK terakhir, asli slip gaji 3 bulan (bagi pegawai)

54 Wawancara dengan Bpk. Nisbah Permana, Micro Financing Sales Bank Syariah Mandiri, Kedaton Bandar Lampung, Pada 07 November 2019

4) Copy PBB & Bukti bayar PBB tahun terakhir

5) Copy sertifikat HM/HGB (agunan tanah & bangunan) 6) Copy BPKB & STNK (agunan kendaraan)

7) Copy NPWP (diatas 50 juta)55

c. Setelah dokumen tersebut dikumpulkan, kemudian pihak marketing akan mengecek BI-cheking

d. Setelah itu di lanjutkan back office melakukan taksaksi jaminan

e. Apabila pembiayaan tersebut disetujui, maka back office membuat nota analisa pembiayaan dan membuat surat persetujuan pembiayaan yang akan ditandatangani oleh kepala cabang

f. Kemudian back office membuat surat persetujuan pembiayaan yang ditandatangani oleh nasabah disertai dengan:

1) Menyerahkan dokuen agunan asli sebagai pengikat 2) Menyerahkan dokumen asli lainya

3) Wajib membuka rekening tabungan

g. Setelah surat persetujuan pembiayaan ditandatangani oleh nasabah dan kepala cabang., kemudian back office akan membuat akad pembiayaan yang akan ditandatangani oleh kepala cabang dan nasabah pula.

55 Ibid.,

39

h. Setelah itu nasabah harus menandatangani dokumen legal berisi:

1) Akad pembiayaan 2) Pengikat agunan 3) Dokumen pendukung 4) Permohonan pencairan

Akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha mikro di Bank Syariah Madiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung adalah murabahah.

Bank menggunakan akad murabahah karena menyesuaikan keadaan yang ada di lapangan dimana pelaku usaha mikro belum memiliki sistem keuangan yang update sehingga murabahah cocok untuk para pelaku usaha dengan sistem jual beli guna untuk membantu dari segi pemenuhan dalam aspek permodalan.

Murabahah yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri adalah murabahah biasa dan murabahah bill wakalah menyesuaikan dengan keadaan pelaku usaha apabila pembiayaan untuk kendaraan, peralatan, rumah dan sebagainya, bank akan mencari atau memesan ke suplier dan akan diberikan ke nasabah namun apabila untuk barang-barang sembako, atau yang berkaitan dengan barang dagangan maka pihak bank akan menggunakan murabahah bill wakalah (mewakilkan) kepada nasabah untuk mencari sendiri atau bank hanya memberikan uang kepada nasabah tersebut, kemudian nasabah harus membayarnya secara berangsur kepada bank.

Biaya yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank adalah biaya dari harga pokok ditambah dengan margin yang telah ditentukan dari pihak Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung. Dalam setiap tahunya pembiayaan usaha mikro ini selalu mengalami peningkatan, peningkatan disini meliputi nasabah-nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan dan nasabah baru yang akan melakukan pembiayaan.

C. Analisis Produk Pembiayaan Murabahah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Di Bank Syariah KC. Kedaton Kota Bandar Lampung

Pembiayaan mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan limit hingga Rp. 200.000.000.

Dalam melakukan pembiayaan calon nasabah harus memiliki tujuan yang jelas dimana calon nasabah harus menyepakati dengan pihak bank bahwa pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk apa dan barang-barang apa saja yang akan dibeli. Akan tetapi pembiayaan usaha mikro disini lebih mengutamakan nasabah lama atau nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan sebelumnya di Bank Syariah Mandiri dibandingkan dengan calon nasabah-nasabah baru. Hal itu dilakukan karena untuk nasabah-nasabah baru masih sangat diragukan kepercayaanya dibandingkan dengan nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan sebelumnya, dan dalam melakukan penyaluran dana menggunakan prinsip kehati-hatian untuk meminimalisir akan

41

terjadinya pembiayaan bermasalah (macet). Namun tidak semua calon nasabah baru ditolak dalam pembiayaan tersebut, akan tetapi disini bank lebih banyak menyalurkan pembiayaan kepada nasabah-nasabah lama.

Tabel 2

Tabel Jumlah Pembiayaan Murabahah Untuk Usaha Mikro

No Nama

Produk

Tahun Total Pembiayaan Yang Disalurkan

Total Nasabah 1 Murabahah 2016 Rp.3.000.000.000 127 2 Murabahah 2017 Rp.4.000.000.000 169 3 Murabahah 2018 Rp.5.000.000.000 225

Sumber: Dokumentasi Bank Syariah Mandiri KC.

Kedaton Kota Bandar Lampung

Berdasarkan tabel diatas terdapat peningkatan pertahunya di dalam penyaluran pembiayaan usaha mikro. Peningkatan jumlah nasabah disini meliputi nasabah lama dan nasabah baru. Bagi nasabah baru yang melakukan pembiayaan disini mayoritas orang-orang yang dekat dengan para karyawan dan juga memiliki hubungan kekeluargaan dengan karyawan bank tersebut. Sehingga dalam pengajuan pembiayaan usaha mikro disini dapat dibantu atau dipermudahkan dalam pengajuan pembiayaanya.

Produk mikro Bank Syariah Mandiri juga seharusnya bisa memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha baru/ nasabah baru yang akan melakukan pembiayaan dalam peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para pelaku usaha agar dapat mengembangkan usahanya dan

dapat mengatasi kendala-kendala pada sektor permodalan. Sehingga dalam penyaluran dana kepada nasabah harus memperhatikan juga para calon nasabah-nasabah baru yang akan melakukan pembiayaan di bank tersebut. Para pelaku usaha baru juga masih sangat membutuhkan suntikan dana untuk memenuhi aspek permodalan, dan tidak semua calon nasabah baru itu mempunyai track record yang jelek, sehingga harusnya lebih diperhatikan dan dipertimbangkan kembali supaya penyaluran pembiayaan dapat tersalurkan secara meksimal ke para pelaku usaha-usaha mikro dalam hal mengembangkan usahanya.

Akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha mikro disini adalah akad murabahah. Implikasi dari penggunaan akad murabahah mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang yang dijual.

Sebagaimana diketahui dalam penyaluran dana dengan akad murabahah fungsi bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan harga beli ditambah keuntungan bank dan juga bank harus memberitahukan secara jujur harga perolehan barang berikut dengan tambahan keuntungan yang diambil dan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah, akan tetapi pada penerapanya bank tidak transparan dalam melakukan jual beli dengan akad murabahah. Bank membelikan barang yang dipesan oleh nasabah dan kemudian nasabah pun hanya diberitahukan besar angsuran yang

43

wajib dibayar ke bank, untuk penerapan marginya pun sudah di tetapkan oleh Bank Syariah Mandiri.

Pada aplikasinya bank menggunakan sistem murabahah biasa dan murabahah bill wakalah. Dengan menggunakan sistem murabahah biasa bank akan mencarikan barang yang diajukan oleh nasabah kemudian membelikan barang tersebut ke suplier lalu nasabah harus membayar barang tersebut ke bank dengan cara mengangsur. Sedangkan dengan sistem murabahah bill wakalah bank memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan nasabah. Walaupun bank telah menggunakan murabahah bill wakalah seharusnya bank tetap melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah agar tidak keluar dari koridor transaksi jual beli yang ada dalam syariat Islam. Hal ini dilakukan demi mencegah nasabah melakukan transaksi yang dilarang, misalnya mengunakan dana untuk membeli barang-barang yang termasuk barang haram. Namun pada faktanya apabila menggunakan sistem murabahah bill wakalah pihak bank hanya memberikan dana kepada nasabah dan nasabah pun diberi kekuasaan untuk mencari barang yang dibutuhkan tanpa ada pengawasan terhadap barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah.

Adapun tabel dibawah ini merupakan tingkat perkembangan pendapatan nasabah yang mengajukan pembiayaan usaha mikro di Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung:

Tabel 3

Pendapatan Nasabah

No

Nama Usaha Mikro

Jumlah Pembiayaa

n

Pendapatan Sebelum Pembiayaan

(Per tahun)

Pendapatan Sesudah Pembiayaan

(Per tahun)

Perkemban gan (Per tahun)

1

Jajanan Kue

60.000.000 21.600.000 42.000.000 20.400.000

2

Pedagang Sembako

40.000.000 18.000.000 24.00.000 6.000.000

3

Home Industri

Kripik Pisang

30.000.000 25.000.000 48.000.000 23.000.000

4

Service Motor

20.000.000 21.000.000 27.600.000 6.600.000

5

Home Industri

Tahu

25.000.000 36.000.000 48.000.000 12.000.000

Sumber: Wawancara Dengan Nasabah Pembiayaan Murabahah Di Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung

Setelah melihat pemaparan diatas, dapat diketahui bahwa dengan adanya pembiayaan usaha mikro yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung dapat memberikan

45

perkembangan bagi beberapa pelaku usaha atau nasabah Bank Syariah Mandiri. Salah satu contoh nasabah usaha jajanan kue, dengan modal awal sebesar Rp. 10.000.000 dan pendapatan awalnya sebesar Rp.

21.600.000 pertahun kemudian pendapatan meningkat menjadi sebesar Rp. 42.000.000 pertahun, maka usaha kue ini mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp. 20.400.000 pertahun. Dengan melakukan pembiayaan sebesar Rp. 60.000.000 dan margin 22% jangka waktu 24 bulan sehingga angsuran perbulan sebesar Rp. 3.600.000. Usaha jajanan kue ini mengalami perkembangan menjadi lebih baik. Hal ini ditunjukan dengan meningkatnya penjualan kue dan mempunyai pemasaran yang juga semakin luas.

Kemudian jenis usaha pedagang sembako, awalnya dengan memiliki modal Rp. 15.000.000 pendapatan awal usaha tersebut sebesar Rp.

18.000.000 pertahun kemudian pendapatan meningkat menjadi Rp.

24.000.000 pertahun, maka usaha pedagang sembako ini mengalami peningkatan pendapatan sebesar Rp. 6.000.000 pertahun. Dengan pembiayaan sebesar Rp.40.000.000 dan margin 20% jangka waktu 24 bulan sehingga angsuran perbulan sebesar Rp. 2.333.000. Peningkatan ini dapat dilihat dengan persediaan barang dagang sembako yang semakin banyak sehingga penjualan pun mengalami peningkatan yang cukup besar.

Selanjutnya usaha home industri keripik pisang, modal awal sebesar Rp. 10.000.000 dan pendapatan awalnya sebesar Rp. 25.000.000

pertahun kemudian pendapatan meningkat menjadi Rp. 48.000.000 pertahun. Maka usaha home industri kripik pisang ini mengalami peningkatan sebesar Rp. 23.000.000 pertahun. Dengan pembiayaan sebesar Rp. 30.000.000 dan margin 20% jangka waktu 24 bulan sehingga angsuran perbulan sebesar Rp. 1.750.000. peningkatan ini disebabkan dengan usaha kripik pisang mampu memproduksi lebih banyak dan mampu meningkatkan penjualanya ke pasaran yang lebih banyak pula/lebih luas.

Kemudian usaha jenis service motor, dengan modal awal sebesar Rp.

7.000.000 dan pendapatan awalnya sebesar Rp. 21.000.000 pertahun kemudian pendapatan meningkat sebesar Rp. 27.600.000 pertahun.

Pembiayaan sebesar Rp. 20.000.000 dengan margin 20% jangka waktu 12 bulan sehingga angsuran perbulan sebesar Rp. 2.000.000. Peningkatan ini disebabkan dengan persediaan sparepart yang cukup banyak sehingga untuk service motor ini sendiri semakin meningkat dan dapat menarik konsumen lebih banyak walaupun perkembangannya tidak begitu signifikan atau berkembang sedikit demi sedikit, pelanggan pun semakin puas dengan semakin lengkap alat-alat sparepart motor tersebut.

Lalu usaha home industri tahu yang modal awalnya sebesar Rp.

8.500.000 dan pendapatan awalnya sebesar Rp. 36.000.000 pertahun kemudian pendapatan meningkat sebesar Rp. 48.000.000 pertahun.

Pembiayaan sebesar Rp. 25.000.000 dan margin 20% jangka waktu 12 bulan sehingga angsuran perbulan sebesar Rp.2.500.000.

47

Peningkatan ini disebabkan karena dapat menambah pasokan bahan- bahan pembuatan tahu sehingga dapat memperluas pemasaran dan dapat menambah jumlah produksi tahu lebih banyak dari sebelumnya. Usaha home industri tahu ini mengalami peningkatan yang cukup baik, walaupun perkembangan usaha home industri tahu ini tidak begitu pesat atau tidak signifikan.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyaluran produk Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung sudah cukup baik. Para pelaku usaha atau nasabah yang awalnya memiliki usaha kecil-kecilan, kekurangan modal, hingga berkembang semakin meningkat pendapatannya yang mana itu semua tidak terlepas dari bantuan dari pihak bank dalam pemenuhan modal pelaku usaha sehingga penyaluran dana yang dilakukan oleh pihak bank mempunyai dampak yang begitu besar bagi para pelaku usaha atau nasabah.

Para pelaku usaha/nasabah Bank Syariah Mandiri mengalami perkembangan setiap tahunya walaupun perkembangan yang dialami tidak semuanya lancar atau tidak begitu signifikan. Disamping itu juga pihak bank harus lebih memperhatikan dalam penerapan sistem secara umum belum maksimal sesuai dengan prinsip syariah maka oleh sebab itu bank harus lebih memperhatikan penerapan-penerapan yang sesuai dengan Undang-undang dan Fatwa DSN-MUI yang telah diatur sesuai prinsip syariah.

Bank Syariah Mandiri diharapkan bisa meningkatkan pembiayaan sektor mikro khusus nya bagi para calon nasabah baru. Peningkatan pembiayaan mikro ini penting sebagai peningkatan ekonomi masyarakat. Penyaluran dalam segi pemenuhan modal bagi para pelaku usaha diharapkan dapat

49

melahirkan pengusaha-pengusaha baru. Perbankan syariah juga harus meningkatkan pembiayaan yang mudah, masuk pada daerah-daerah terpencil, supaya masyarakat dapat merasakan akan adanya kehadiran perbankan syariah.

B. Saran

Merujuk pada kesimpulan diatas maka penulis mencoba memberikan masukan atau rekomendasi bagi Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung yang kiranya dapat menjadi pertimbangan kedepanya. Bank syariah mandiri diharapkan lebih memberdayakan para pelaku usaha mikro (nasabah) untuk dibina dalam mengembangkan usaha mikro mereka sehingga menjadi pengusaha sukses dan bertaqwa serta dapat mengatasi kendala- kendala yang dihadapi khususnya dari segi aspek permodalan.

Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung harus memberikan kesempatan atau peluang bagi para pelaku usaha yang akan melakukan pembiayaan usaha mikro, dengan bagitu penyaluran produk pembiayaan usaha mikro ini dapat tersalurkan secara maksimal kepada para pelaku usaha mikro yang sangat membutuhkan suntikan dana, tidak hanya bagi para pelaku usaha (nasabah) yang sudah pernah menjadi mitra sebelumnya. Sehingga dengan tersalurkan pembiayaan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi pelaku usaha guna mengembangkan usahanya dan dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat khususnya para pelaku usaha mikro.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Beni, “Manajamen Penelitian”, Bandung: Pustaka Setia, 2013 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah. Jakarta:Rajawali Pers, 2013.

Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi, Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013

Chandra, Purdi E,” Trik Menuju Sukses,” Yogyakarta: Grafika Indah, 2000.

--- Metedologi Penelitian Kuantitatif;Komunikasi, Ekonomi dan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, Jakarta: Kencana,2004

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Terjemah, Bandung:JABAL, 2010.

--- Al-Qur’an Terjemah, Bandung:Syaamil Quran, 2012.

Fathoni, Abdurrahmat, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta, 2011

Ismail, Perbankan Syariah. Jakarta:Kencana, 2001.

Kara, Muslimin, “Kontribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Makasar.Jurnal Syariah Dan ilmu Hukum 47, no. 1 (Juni 2013).

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan. Jakarta:Rajawali Pers, 2010.

Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta:Rajawali Pers, 2015 Mujahidin, Akhmad, Hukum Perbankan Syariah. Jakarta:Rajawali Pers, 2016.

Mukti Fajar ND, UMKM di Indonesia Persepektif Hukum Ekonomi, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2016

Mustofa, Imam, Fiqih Mu’amalah Kontemporer. Yogyakarta:Kaukaba Dipantara, 2014

Niode, Idris Yanto, “Sektor UMKM Di Indonesia: Profil, Masalah Dan Strategi Pemberdayaan.” Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis OIKOS-NOMOS 2, no. 1 (Januari 2009).

51

Nursanti, Dwi, Peran BRI Syariah KCP Bandar Sribawono Lampung Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil (MIKRO), Tugas Akhir, IAIN Metro:2017.

Pasal 6 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam https://www.ojk.go.id diunduh Pada 21 November 2018.

Sholeh, Muhammad, “Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan,” Semarang: UNDIP

Suci, Yuli Rahmini, “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil, Dan Menengah) Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Canu Ekonomus 6, no. 1 (Januari 2017).

Sudirman, I Wayan, Manajemen Perbankan. Jakarta: Prenada Media Group, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D, Bandung:

Alfabeta, 2012

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014

Suharsaptra, Uhar, Metodologi Penelitian, Bandung: PT Refika Aditama, 2012 Sriwahyuni, Siti, Pemberian Pembiayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) Oleh

BMT Assyafi’iyah Kota Gajah, Tugas Akhir, IAIN Metro: 2016.

Sri Yuni Widowati, Adijati Utaminingsih, dan Teguh Ariefiantoro, “Menyingkap Rahasia Kesuksesan Usaha Tahu Baxo Bu Pudji Ungaran,” Jurnal Dinamika Sosial Budaya 18, no. 2, (Desember 2016)

Syafi’i Antonio, Muhammad, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Jakarta:Gema Insani, 2001.

UU No. 21 Tahun 2001 Pasal 12 Tentang Perbankan Syariah

Wardiah, Mia Lasmi, Dasar-dasar Perbankan. Bandung:CV Pustaka Setia, 2013.

Wasilah Dan Sri Nurhayati, Akutansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2008.

Dokumen terkait