• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Pengembangan Usaha

2. Indikator Pengembangan Usaha

Sebagaimana yang dikutip oleh Adijati Utaminingsih, Teguh Ariefiantoro, dan Sri Yuni Widowati didalam penelitian Suryana bahwa faktor penyebab keberhasilan berwirausaha ditentukan oleh beberapa indikator yaitu:

a. Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.

b. Tekad yang kuat dan kerja keras.

34 Purdi E Chandra,” Trik Menuju Sukses,” (Yogyakarta: Grafika Indah, 2000), 121

35 Muhammad Sholeh, “Analisis Strategi Inovasi dan Dampaknya terhadap Kinerja Perusahaan,” (Semarang: UNDIP), 25

23

c. Mengenal peluang yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.36

Kemudian faktor penyebab kegagalan berwirausaha ditentukan oleh beberapa indikator yaitu :

a. Tidak kompeten dalam hal menejerial.

b. Kurang berpengalaman.

c. Kurang dapat mengendalikan keuangan.

d. Gagal dalam perencanaan.

e. Lokasi yang kurang memadai.

f. Kurangnya pengawasan peralatan.

g. Sikap yang kurang sunggu-sungguh.

h. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan kewirausahaan.37

36 Adijati Utaminingsih, Teguh Ariefiantoro, dan Sri Yuni Widowati, “Menyingkap

Rahasia Kesuksesan Usaha Tahu Baxo Bu Pudji Ungaran,” Jurnal Dinamika Sosial Budaya 18, no. 2, (Desember 2016):186-187.

37 Ibid.,

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian 1. Jenis Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan yang ditetapkan, mulai dari penetuan jenis dan sifat penelitian, sumber data yang dijadikan pokok penelitian, teknik pengumpulan data.

Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research). Ide penting penelitian lapangan adalah peneliti berangkat ke lapangan untuk mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah.38

Untuk memecahakan permasalahan dan mengetahui tentang bagaimana analisis produk pembiayaan murabahah dalam pengembangan usaha mikro, peneliti mengadakan penelitian langsung di, Bank Syariah Mandiri Kedaton Kota Bandar Lampung.

38 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2012), Eds Revisi, 26.

25

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencaindraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.39

Pada penelitian ini, peneliti berupaya menguraikan atau memaparkan situasi atau kejadian yang diteliti berdasarkan data hasil survei dan membandingkan dengan pustaka yang ada.

Data yang dihasilkan dari penelitian ini, yaitu data kualitatif.

penelitian kualitatif. Penelitian bersifat kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.40Dalam hal ini peneliti bermaksud memberikan deskripsi mengenai analisis produk pembiayaan murabahah dalam pengembangan usaha mikro di Bank Syariah Mandiri Kedaton Kota Bandar Lampung.

B. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang penting dalam penelitian. Dengan data inilah seseorang dapat menganalisis suatu masalah, menarik kesimpulan dan mencarikan solusi-solusi atas permasalahan yang sedang diteliti.

Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi dua yakni sumber data primer dan sekunder. 41

39Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), Eds. 2, 76.

40Uhar Suharsaptra, Metodologi Penelitian, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012),. 181.

41Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,. 8.

1. Sumber Data Primer

Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber aslinya yaitu instansi atau perusahaan yang menjadi objek penelitian yang berupa kata-kata atau tindakan dari informan.42Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung pada Bank Syariah Mandiri Kedaton Kota Bandar Lampung. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah 1 orang (Micro Banking Manager), 1 orang (Micro Financing Sales) dan 5 nasabah pembiayaan murabahah Bank Syariah Mandiri Kedaton Bandar Lampung.

Pemilihan nasabah sebagai sumber data primer pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Walaupun demikian, untuk menggunakan teknik ini peneliti seharusnya orang yang pakar dalam karakteriistik populasi. Berdasarkan pengetahuan yang jeli terhadap populasi, maka unit-unit dianggap “kunci”, diambil sebagai sampel penelitian. 43

Sumber data primer sangatlah dibutuhkan karena akan menjadi sumber informasi penting yang bersumber dari seseorang yang berkaitan langsung dengan lembaga keuangan atau bank yang diteliti. Adapun kriteria-kriteria nasabah yang dijadikan sampel sebagai berikut:

42M Burhan Bungin, Metedologi Penelitian Kuantitatif;Komunikasi, Ekonomi dan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial lainnya, (Jakarta: Kencana,2004), 122

43M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi , (Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri, 2013), 118.

27

a) Nasabah bersedia menjadi informan b) Sudah menjadi nasabah selama 1 tahun c) Nasabah tidak pernah macet (lancar) 2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Jadi Sumber data sekunder adalah sumber data penunjang atau pendukung yang berupa tulisan dan penelitian yang berkaitan dengan pembahasan penelitian ini. Adapun yang menjadi acuan sumber data sekunder dalam penelitian adalah buku-buku dari karangan Imam Mustofa yang berjudul Fiqih Mu’amalah Kontemporer, Kasmir yang berjudul Dasa-Dasar Perbankan dan Mukti Fajar ND yang berjudul UMKM Di Indonesia Persepektif Hukum Ekonomi.

Sumber data sekunder dibutuhkan untuk menambah informasi yang sebelumnya sudah dijelaskan pada sumber data primer. Sumber data sekunder dapat menjadi penguat suatu informasi karena penjelasan yang di dapatkan bersumber dari buku-buku yang berkaitan dengan judul yang peneliti teliti.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data.44 Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.45 Data-data yang diharapkan didapat oleh peneliti dalam wawancara ini adalah, hal-hal yang berkaitan dengan produk pembiayaan murabahah dalam pengembangan usaha mikro.

Jenis wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu, wawancara semistruktur. Peneliti mengadakan tanyajawab kepada Thawap Nasution (Micro Banking Manager), Nisbah Permana (Micro Financing Sales) dan 5 nasabah (SM, NS, FY, FP, MG) nasabah pembiayaan murabahah di Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung.

2. Dokumentasi

Dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden.46 Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data dengan cara penelusuran terhadap bahan pustaka yang menjadi sumber penelitian secara langsung yang meliputi arsip-arsip, produk-produk, profil Bank Syariah Mandiri

44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 224.

45 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2011), 105.

46Ibid., 112

29

Kedaton Kota Bandar Lampung, mencatat saat diadakan tanya jawab yang dilakukan dengan pihak Bank Syariah Mandiri Kedaton Kota Bandar Lampung, dan dengan mengutip artikel di website Bank Mandiri Syariah. Dokumen yang dimaksud seperti brosur-brosur pembiayaan usaha mikro yang sedang peneliti teliti .

D. Teknik Analisis Data

Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumetasi dengancara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang lain.47 Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kualitatif. Analisis data kualitataif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu.48

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan cara berfikir induktif yang berangkat dari informasi tentang analisis produk pembiayaan murabahah dalam pengembangan usaha mikro di Bank Syariah Mandiri Kedaton Kota Bandar Lampung.

47 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D, (Bandung: Alfabeta, 2012), 244.

48 Ibid.,245

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung 1. Sejarah Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung

PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual.

Bank Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya, yang melandasi kegiatan operasionalnya.

Harmonisasi idealisme usaha dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Per Desember 2017 Bank Syariah Mandiri memiliki 737 kantor layanan di seluruh Indonesia, dengan akses lebih dari 196.000 jaringan ATM. 49

PT. Bank Syariah Mandiri selama tahun 2017 banyak mendapatkan sejumlah penghargaan diantaranya penghargaan sebagai TOP CSR Award 2017 Kategori TOP CSR Improvement 2017 pada 5 April 2017 yang diberikan oleh Majalah Business News Indonesia, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dan Masyarakat CSR Indonesia.

Peringkat I Digital Brand Bank Umum Syariah untuk kategori bank umum syariah 2012-2016 pada 30 Maret 2017 yang diberikan oleh

49www.bsm.co.id

31

Majalah Info bank bekerja sama dengan Isentia Research dan sejumlah penghargaan lainya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industry perbankan nasional yang didominasi oleh bank–bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank–bank di Indonesia.

Salah satu Bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa Bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat Bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu Bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan

menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas baru BSB. 50

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang Bank Umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Dengan melakukan penggabungan (merger) dengan beberapa bank dan mengundang investor asing. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi Bank Umum Syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI\No.1/24/\ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/

50 Ibid.

33

Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.51

Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan baru yang disepakati bersama untuk dijadikan pedoman oleh seluruh pegawai Bank Syariah Mandiri yang disebut Bank Syariah Mandiri Shared Values. BSM Shared Values disingkat “ETHIC”. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Excellence

Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan, meningkatkan keahlian sesuai dengan tugas yang diberikan dan sesuai dengan tuntutan profesi bankir, serta berkomitmen pada kesempurnaan.

51 Ibid.

2. Teamwork

Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi dengan cara mewujudkan iklim lalu lintas pesan yang lancar dan sehat, menghargai pendapat dan kontribusi orang lain, serta memiliki orientasi pada hasil dan nilai tambah bagi stakeholders.

3. Humanity

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius danmeluruskan niat untuk mendapatkan ridha Allah.

4. Integrity

Menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku terpuji dengan cara menerima tugas dan kewajiban sebagai amanah dan menjalankannya dengan penuh tanggung jawab sesuai ketentuan dan tututan perusahaan.

5. Customer Focus

Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan dengan cara proaktif dalam menggali dan mengimplementasikan ide-ide baru untuk memberikan layanan yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan kompetitor.52

Nilai-nilai tersebut diupayakan untuk selalu ditanamkan dalam organisasi Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri yang beralamatkan di Jl. Teuku Umar No. 6 A-B, Kedaton, Bandar Lampung

52 Ibid.

35

merupakan Kantor Cabang dari Bank Syariah Mandiri Area Lampung yang beralamatkan di Jl. Diponegoro No. 189, Bandar Lampung.

2. Implementasi Produk Pembiayaan Murabahah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Di Bank Syariah KC. Kedaton Kota Bandar Lampung

Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung menyediakan produk penyaluran dana berupa modal kerja dengan akad murabahah dan ijarah. Modal kerja ini termasuk didalamnya yaitu pembiayaan usaha mikro. Pembiayaan usaha mikro merupakan suatu produk alternative diberikan oleh Bank Syariah Mandiri kepada pengusaha yang memiliki keterbatasan modal dalam pengembangan pembiayaan mikro adalah pembiayaan kepada calon nasabah atau usahanya.

Usaha yang dibiayai harus sesuai dengan prinsip syariah, bank tidak akan memberikan pembiayaan apabila digunakan untuk usaha yang sifatnya haram, seperti menjual minuman keras, berjudi, jual rokok dll.

Usaha mikro yang Menurut surat edaran No. 11/009/PEM 13 Februari tahun 2009, nasabah perorangan atau badan uaha untuk membiayai kebutuhan usahanya melalui pembiayaan modal kerja dan atau pembiayaan investasi dengan maksimal limit hingga Rp. 200 juta.53

Adapun tujuan pembiayaan usaha mikro adalah sebagai berikut:

53 Wawancara dengan Bpk. Thawap Nasution Micro Banking Manager Bank Syariah

Mandiri, Kedaton Bandar Lampung, Pada 28 September 2019

1) Membantu wirausaha usaha kecil, menegah, mikro dan yang belum dapat memperoleh kredit perbankan untuk memperoleh pembiayaan supaya mengembangkan usahanya.

2) Merangsang para generasi muda untuk memulai usaha.

Jenis pembiayaan usaha mikro ini dibagi menjadi 3 yaitu:

4. Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) Tunas.

a) Limit pembiayaan minimal Rp. 0 sampai dengan Rp.

10.000.000 (sepuluh juta rupiah).

b) Margin 18%

c) Jangka waktu maksimal 36 bulan

d) Biaya administrasi sesuai dengan ketetapan BSM 5. Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) Madya

a) Limit pembiayaan di atas Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)

b) Margin 20%

c) Jangka waktu maksimal 36 bulan

d) Biaya administrasi sesuai dengan ketetapan BSM 6. Pembiayaan Usaha Mikro (PUM) Utama

a) Limit pembiayaan di atas Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 200.000.000 (dua ratus juta rupiah)

37

b) Margin 22%

c) Jangka waktu maksimal 48 bulan

d) Biaya administrasi sesuai dengan ketetapan BSM54

Sebelum nasabah memperoleh pembiayaan, terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian sampai dengan pembiayaan tersebut dikucurkan. Tahapan dalam pemberian pembiayaan disebut dengan prosedur pemberian pembiayaan. Prosedur pemberian pembiayaan di Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung sangatlah mudah. Tujuan prosedur tersebut adalah untuk memastikan kelayakan suatu pembiayaan.

Prosedur pembiayaan usaha mikro di Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Nasabah mengajukan pembiayaan dengan mendatangi kantor Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung b. Nasabah mengisi aplikasi pembiayaan, kemudian

mengumpulkan syarat-syarat dokumen yang harus di lampirkan. Adapun persyaratan dokumen yang dilampirkan sebagai berikut:

1) Fotocopy KTP, kartu keluarga, surat nikah dan pas foto 4x6

2) Surat keterangan usaha (SKU) dari kelurahan

3) Copy SK terakhir, asli slip gaji 3 bulan (bagi pegawai)

54 Wawancara dengan Bpk. Nisbah Permana, Micro Financing Sales Bank Syariah Mandiri, Kedaton Bandar Lampung, Pada 07 November 2019

4) Copy PBB & Bukti bayar PBB tahun terakhir

5) Copy sertifikat HM/HGB (agunan tanah & bangunan) 6) Copy BPKB & STNK (agunan kendaraan)

7) Copy NPWP (diatas 50 juta)55

c. Setelah dokumen tersebut dikumpulkan, kemudian pihak marketing akan mengecek BI-cheking

d. Setelah itu di lanjutkan back office melakukan taksaksi jaminan

e. Apabila pembiayaan tersebut disetujui, maka back office membuat nota analisa pembiayaan dan membuat surat persetujuan pembiayaan yang akan ditandatangani oleh kepala cabang

f. Kemudian back office membuat surat persetujuan pembiayaan yang ditandatangani oleh nasabah disertai dengan:

1) Menyerahkan dokuen agunan asli sebagai pengikat 2) Menyerahkan dokumen asli lainya

3) Wajib membuka rekening tabungan

g. Setelah surat persetujuan pembiayaan ditandatangani oleh nasabah dan kepala cabang., kemudian back office akan membuat akad pembiayaan yang akan ditandatangani oleh kepala cabang dan nasabah pula.

55 Ibid.,

39

h. Setelah itu nasabah harus menandatangani dokumen legal berisi:

1) Akad pembiayaan 2) Pengikat agunan 3) Dokumen pendukung 4) Permohonan pencairan

Akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha mikro di Bank Syariah Madiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung adalah murabahah.

Bank menggunakan akad murabahah karena menyesuaikan keadaan yang ada di lapangan dimana pelaku usaha mikro belum memiliki sistem keuangan yang update sehingga murabahah cocok untuk para pelaku usaha dengan sistem jual beli guna untuk membantu dari segi pemenuhan dalam aspek permodalan.

Murabahah yang digunakan oleh Bank Syariah Mandiri adalah murabahah biasa dan murabahah bill wakalah menyesuaikan dengan keadaan pelaku usaha apabila pembiayaan untuk kendaraan, peralatan, rumah dan sebagainya, bank akan mencari atau memesan ke suplier dan akan diberikan ke nasabah namun apabila untuk barang-barang sembako, atau yang berkaitan dengan barang dagangan maka pihak bank akan menggunakan murabahah bill wakalah (mewakilkan) kepada nasabah untuk mencari sendiri atau bank hanya memberikan uang kepada nasabah tersebut, kemudian nasabah harus membayarnya secara berangsur kepada bank.

Biaya yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank adalah biaya dari harga pokok ditambah dengan margin yang telah ditentukan dari pihak Bank Syariah Mandiri KC. Kedaton Kota Bandar Lampung. Dalam setiap tahunya pembiayaan usaha mikro ini selalu mengalami peningkatan, peningkatan disini meliputi nasabah-nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan dan nasabah baru yang akan melakukan pembiayaan.

C. Analisis Produk Pembiayaan Murabahah Dalam Pengembangan Usaha Mikro Di Bank Syariah KC. Kedaton Kota Bandar Lampung

Pembiayaan mikro Bank Syariah Mandiri adalah pembiayaan bank kepada nasabah perorangan atau badan usaha yang bergerak di bidang UMKM untuk membiayai usahanya melalui pembiayaan modal kerja atau pembiayaan investasi dengan limit hingga Rp. 200.000.000.

Dalam melakukan pembiayaan calon nasabah harus memiliki tujuan yang jelas dimana calon nasabah harus menyepakati dengan pihak bank bahwa pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk apa dan barang-barang apa saja yang akan dibeli. Akan tetapi pembiayaan usaha mikro disini lebih mengutamakan nasabah lama atau nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan sebelumnya di Bank Syariah Mandiri dibandingkan dengan calon nasabah-nasabah baru. Hal itu dilakukan karena untuk nasabah-nasabah baru masih sangat diragukan kepercayaanya dibandingkan dengan nasabah yang sudah pernah melakukan pembiayaan sebelumnya, dan dalam melakukan penyaluran dana menggunakan prinsip kehati-hatian untuk meminimalisir akan

41

terjadinya pembiayaan bermasalah (macet). Namun tidak semua calon nasabah baru ditolak dalam pembiayaan tersebut, akan tetapi disini bank lebih banyak menyalurkan pembiayaan kepada nasabah-nasabah lama.

Tabel 2

Tabel Jumlah Pembiayaan Murabahah Untuk Usaha Mikro

No Nama

Produk

Tahun Total Pembiayaan Yang Disalurkan

Total Nasabah 1 Murabahah 2016 Rp.3.000.000.000 127 2 Murabahah 2017 Rp.4.000.000.000 169 3 Murabahah 2018 Rp.5.000.000.000 225

Sumber: Dokumentasi Bank Syariah Mandiri KC.

Kedaton Kota Bandar Lampung

Berdasarkan tabel diatas terdapat peningkatan pertahunya di dalam penyaluran pembiayaan usaha mikro. Peningkatan jumlah nasabah disini meliputi nasabah lama dan nasabah baru. Bagi nasabah baru yang melakukan pembiayaan disini mayoritas orang-orang yang dekat dengan para karyawan dan juga memiliki hubungan kekeluargaan dengan karyawan bank tersebut. Sehingga dalam pengajuan pembiayaan usaha mikro disini dapat dibantu atau dipermudahkan dalam pengajuan pembiayaanya.

Produk mikro Bank Syariah Mandiri juga seharusnya bisa memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha baru/ nasabah baru yang akan melakukan pembiayaan dalam peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para pelaku usaha agar dapat mengembangkan usahanya dan

dapat mengatasi kendala-kendala pada sektor permodalan. Sehingga dalam penyaluran dana kepada nasabah harus memperhatikan juga para calon nasabah-nasabah baru yang akan melakukan pembiayaan di bank tersebut. Para pelaku usaha baru juga masih sangat membutuhkan suntikan dana untuk memenuhi aspek permodalan, dan tidak semua calon nasabah baru itu mempunyai track record yang jelek, sehingga harusnya lebih diperhatikan dan dipertimbangkan kembali supaya penyaluran pembiayaan dapat tersalurkan secara meksimal ke para pelaku usaha-usaha mikro dalam hal mengembangkan usahanya.

Akad yang digunakan dalam pembiayaan usaha mikro disini adalah akad murabahah. Implikasi dari penggunaan akad murabahah mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang yang dijual.

Sebagaimana diketahui dalam penyaluran dana dengan akad murabahah fungsi bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan harga beli ditambah keuntungan bank dan juga bank harus memberitahukan secara jujur harga perolehan barang berikut dengan tambahan keuntungan yang diambil dan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah, akan tetapi pada penerapanya bank tidak transparan dalam melakukan jual beli dengan akad murabahah. Bank membelikan barang yang dipesan oleh nasabah dan kemudian nasabah pun hanya diberitahukan besar angsuran yang

Dokumen terkait