• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

A. Penyajian dan Temuan Data

1. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal berdasarkan

Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Di SMP Muhammadiyah Al Mujahidin Gunung Kidul Yogyakarta, Lilis rohmayati, 2020

Implementasi SPMI di SMP

Muhammadiyah Al Mujahidin dapat dianalisa dalam 5 aspek sebagai berikut 1) Aspek Input, indikator dalam instrumen pemetaan mutu yang dikembangkan oleh sekolah belum sepenuhnya sesuai dengan indikator mutu 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), 2) Aspek Proses, sasaran dalam rencana pemenuhan mutu belum sepenuhnya berprinsip agressive and attainable, 3) Aspek Output, sudah terpenuhinya sasaran terkait pemenuhan 8 SNP 4) Aspek Outcome, terdapat peningkatan kualitas proses pembelajaran dan manajemen sekolah, 5) Aspek

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan Fokus

penelitian

1 2 3 4 5 Impact, terdapat

peningkatan mutu hasil belajar, terbangunnya budaya mutu di sekolah dan peningkatan mutu secara berkelanjutan.

2. Manajemen sistem penjaminan mutu internal (SPMI) dalam meningkatkan kualitas lulusan studi kasus di SMP terpadu Ar-Risalah Lirboyo Kota Kediri, Imam Muslim, 2020

1) Perencanaan penjaminan mutu internal dalam meningkatkan kualitas lulusan dilakukan sesuai prosedur yang diterapkan oleh Kemendikbud sesuai dengan siklus SPMI, mulai dari evaluasi diri sekolah yang melibatkan semua komponen yang ada, sehingga

menghasilkan RKS dan RKAS yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sekolah.; 2) Pelaksanaan penjaminan mutu internal dalam meningkatkan kualitas lulusan dilakukan dengan mengikuti arahan yang sudah

disepakati bersama dalam RKS dan RKAS yang ada, dan direalisasikan dengan penuh komitmen bersama dalam mensukseskan segala program; 3) Audit mutu dalam penjaminan mutu internal dilakukan secara mandiri, dan

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan hanya fokus pada kualitas lulusan sendangkan peneliti fokus pada

keseluruhan Standar Pendidikan

1 2 3 4 5 berguna untuk

menetapkan apakah kegiatan tersebut berorientasi pada mutu.

3. Evaluasi Program sekolah Model sistem penjamin mutu internal di SMP Negeri 9 Purworejo, Angela Retno Suryandari Hayu Saputri, 2019

(1) Keberhasilan pelaksanaan program sekolah model di SMP Negeri 9 Purworejo ditinjau dari aspek proses, (2)

Keberhasilan pelaksanaan program sekolah model di SMP Negeri 9 Purworejo ditinjau dari aspek produk, (3) Kendala yang ditemui ditinjau dari aspek input : (a) standar kompetensi lulusan : mengoptimalkan kehadiran guru untuk datang lebih awal dan turut berpartisipasi dalam segala kegiatan berorientas

kemajuan lembaga.

(b) standar isi : masih banyak guru yang membuat perangkat pembelajaran dengan menyalin belum meneliti betul. (c) standar proses : guru belum merencanakan proses pembelajaran dengan baik,

mengoptimalkan guru dalam memahami teknik penilaian, serta mengoptimalkan guru dalam

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Angela fokus pada evaluasi SPMI

sedangkan peneliti fokus pada

pelaksanaan SPMI

1 2 3 4 5 memahami teknik

mengajar 4. Analisis

Pelaksanaan Penjaminan Mutu Internal Satuan Pendidikan SMP Kolese Kanisius Jakarta, Maria Imaculata Indah Cristianti, 2020

Hasil analisis menunjukkan bahwa pelaksanaan

penjaminan mutu internal di SMP Kolese Kanisius sudah berjalan namun belum terbentuk sebuah sistem yang baku dan terstruktur.

Penjaminan mutu internal dijalankan secara konvensional dipimpin oleh Kepala Sekolah.

Panduan mutu yang dimiliki sudah cukup lengkap karena SMP Kolese Kanisius termasuk sebagai Sekolah Yesuit sehingga standar pengelolaan sebagai sekolah Yesuit dalam beberapa aspek sudah berjalan dengan baik. Namun masih terdapat beberapa faktor penghambat pelaksanaan penjaminan mutu internal yakni faktor kebijakan internal sekolah, sumber daya manusia yang sebagian kurang adaptif, serta tuntutan akademis yang masih menjadi mayoritas utama.

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Hanya di subjek penelitian

5. Sistem Penjaminan Mutu Internal di SMA Negeri 1

Tujuan sistem penjaminan mutu internal di SMA N 1 Kemangkon adalah

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu

Subjek penelitian dan Triawati fokus pada

1 2 3 4 5 Kemangkon

Purbalingga, Triawati Agusnila, 2021

pencapaian visi dan misi secara

sistematik, sehingga berkembang budaya mutu dengan baik dalam upaya pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Prinsip sistem penjaminan mutu internal di SMA N 1 Kemangkon ada tiga yaitu berkelanjutan, terencana dan sistematik, terbuka.

Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

implementasi SPMI sedang peneliti fokus pada

pelaksanaan SPMI

6. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Sekolah Model Kabupaten Tabanan (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Penebel), I Nengah Sumeyasa, 2020

Implementasi program sistem penjaminan mutu internal (SPMI) di SMP Negeri 1 penebel tergolong dalam kategori efektif dilihat dari variabel konteks, input, proses dan produk setelah ditrasformasikan ke dalam kuadran Glickman yakni berada pada kuadran I yakni: konteks (+), input (+), proses (+) dan produk (+).

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan Sumeyasa fokus pada evaluasi SPMI sedang peneliti masih fokus pada pelaksanaan SPMI

7. Analisis Sistem Penjaminan Mutu Internal Dalam

Meningkatkan Kinerja Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMSU, Wahidah Yati Nur Berutu, 2019

Penjaminan mutu internal di Program Studi dilaksanakan oleh pimpinan program studi dan dibantu oleh Unit Penjaminan Mutu (UPM) yang berkoordinasi dengan Gugus Penjaminan Mutu (GPM) Universitas dan Badan

Penjaminan Mutu

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan Nur Berutu fokus pada pelaksanaan SPMI dalam meningkatkan kinerja Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMSU

1 2 3 4 5 (BPM) Universitas

Pelaksanaan sistem penjaminan mutu internal memiliki dampak terhadap pelaksanaan pendidikan di program studi Bahasa Inggris FKIP UMSU dengan mencakup, dosen wajib melaksanakan kegiatan kuliah tatap muka sebanyak 14 kali dalam 1 semester

Penjaminan Mutu pelaksanaan

pengajaran memiliki dampak terhadap pelaksanaan pendidikan di program studi Bahasa Inggris FKIP UMSU

Sistem penjaminan mutu internal yang dilakukan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMSU sangat mendukung bagi peningkatan kinerja dosen di Program Studi

sedang peneliti fokus pelaksanaan SPMI dalam meningkatkan mutu

lembaga pendidikan (sekolah)

8. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Untuk

Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMP Negeri 21 Malang, Ika Rahmania, 2020

Pengimplementasian sistem penjaminan mutu internal diharapkan terus dilakukan oleh pihak sekolah dengan harapan akan terciptanya sekolah yang

mengedepankan kualitas pendidikan dan budaya sekolah yang baik yang berpatokan pada

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan Ika fokus pada

implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal untuk

meningkatkan Mutu

Pendidikan, sedang peneliti fokus

1 2 3 4 5 standar yang ada

Pihak sekolah terus melakukan evaluasi hasil penjaminan mutu sebagai upaya dalam memperbaiki masalah-masalah yang timbul pada lembaga baik internal maupun eksternal dengan tujuan untuk meningkatkan mutu lembaga pendidikan Pihak sekolah dan para stakeholder ikut berpartisipasi dalam melakukan

peningkatan mutu pendidikan salah satunya melalui sistempenjaminan mutu internal pada lembaga pendidikan

pelaksanaan SPMI dalam meningkatkan mutu

lembaga pendidikan (sekolah)

9. Sistem Penjaminan Mutu Internal Madrasah Berbasis Nilai- Nilai Pesantren (Studi Kasus di Madrasah Aliyah Darul Huda Mayak Ponorogo), Khamilatul Khusna, 2020

Hasil dari penelitian ini ialah Studi ini bahwa penetapan standar mutu MA Darul Huda

mengacu pada SNP yang disesuaikan dengan visi misi dan kondisi madrasah.

Pada pemetaan mutu, madrasah melakukan EDM untuk

mengidentifikasi kelebihan,

kelemahan, peluang, ancama dan

rekomendasi yang tepat. Perencanaan pemenuhan mutu disusun berdasarkan hasil pemetaan mutu dalam bentuk RKM dan RKTM dalam berisi sasaran mutu,

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan Khusna fokus Sistem Penjaminan Mutu Internal Madrasah Berbasis Nilai-Nilai Pesantren, sedang peneliti fokus pelaksanaan SPMI dalam meningkatkan mutu

lembaga pendidikan (sekolah)

1 2 3 4 5 program, indikator

keberhasilan penanggung jawab dan jadwal kegiatan serta sumber pendanaan dan anggaran.

Pemenuhan mutu dirancang oleh penanggung jawab kegiatan dengan membentuk tim pelaksana kegiatan, teknis kegiatan, jadwal dan rincian anggaran. Evaluasi pemenuhan mutu didasarkan pada laporan terkait pelaksanaan kegiatan dan hasilnya 10. Implementasi

Sistem penjaminan mutu internal Sekolah (Studi Kasus Analisis Pemetaan dan Perencanaan Peningkatan Mutu di Darul Hikam International Shcool Secondary- Lembang, Asep Rosidin, 2017

1) Pemetaan dan perencanaan peningkatan mutu dilaksanakan melalui Evaluasi Program Sekolah berbasis SWOT Analisys dan Balanced Scorecard.

Pemetaan mutu dilakukan melalui;

pengembangan instrumen evaluasi program sekolah berbasis BSC;

pengumpulan data dan informasi sebagai proses evaluasi diri sekolah, pengelolaan dan analisis data dilaksanakan oleh lembaga penjaminan mutu internal

(Yayasan/Perguruan) Darul Hikam;

penyusunan dokumen hasil

Menkaji Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Jenis Penelitian

Subjek penelitian dan Asep fokus Analisis Pemetaan dan Perencanaan Peningkatan Mutu, sedang peneliti fokus pelaksanaan SPMI dalam meningkatkan mutu

lembaga pendidikan (sekolah)

1 2 3 4 5 capaian mutu

berbasis BSC. 2) Perencanaan peningkatan mutu dilakukan melalui;

penentuan kondisi saat ini mengacu pada hasil pemetaan mutu sebagai dasar rumusan kebijakan mutu anggaran. 3) Faktor penghambat utama yaitu; adanya aspek yang belum terukur kinerjanya, pengelolaan data dan penggunaan SWOT dan BSC secara terpisah.

Posisi peneliti adalah menyempurnakan penelitian-penelitian terdahulu. Walaupun antara peneliti dan penelitian terdahulu terdapat beberapa kesamaan yakni berkaitan dengan tema penelitian; Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), metode penelitian yang memakai pendekatan kualitatif dan instrumen yang sama. Akantetapi, peneliti memiliki fokus penelitian yang berdeda dengan peneliti terdahulu, lebih spesifik terhadap langkah-langkah SMPI.

dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan.

Menurut Cornick16, antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi, agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam dalam artian hasil (out put) harus dirumuskan lebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas target yang akan dicapai setiap tahun atau kurun waktu lainnya17.

Menurut Patel18 pendidikan yang bermutu adalah Pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial. Rahmah19 menambahkan bahwa mutu pendidikan tidak hanya pada kompetensi dalam pekerjaan akan tetapi kompetensi yang mengandung nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill), pendidikan yang mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral

16 Tim Cornick, Quality Management for Building Design (Butterworth Architecture, 1991), 12.

17 Mary Pellettieri, Quality Management: Essential Planning for Breweries (Brewers Publications, 2015), 8.

18 Anoop Patel, ―Quality Assurance (BS 5750) in Social Services Departments,‖

International Journal of Public Sector Management 7, no. 2 (1 April 1994): 10, https://doi.org/10.1108/09513559410055198.

19 Ulfatur Rahmah, ―The Implementasi Total Quality Management (TQM) di SD Al- Hikmah Surabaya,‖ MANAGERIA: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 3, no. 1 (19 Juli 2018):

111–31, https://doi.org/10.14421/manageria.2018.31-06.

(integrated personality) mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu, dan amal20.

Dari uraian pendapat di atas jelas bahwa mutu pendidikan adalah suatu pilar untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Yang mana suatu masa depan bangsa itu terletak pada keberadaan kualitas pendidikan yang berada pada masa kini. Suatu pendidikan yang berkualitas akan muncul apabila terdapat manajemen sekolah yang bagus. Mutu juga merupakan suatu ajang berkompetisi yang sangat penting, karena itu merupakan suatu wahana untuk meningkatkan mutu produk layanan jasa. Dengan demikian, mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu adalah penting, sebagai upaya peningkatan masa depan bangsa sekaligus sebagian dari produk layanan jasa.

b. Faktor-Faktor Utama Peningkatan Mutu Pendidikan

Untuk mningkatkan mutu pendidikan di sekolah, Sudarwan Danim meengatakan bahwa jika sebuah institusi hendak meningkatkan mutu pendidikannya maka minimal harus melibatkan lima faktor yang dominan, yaitu:

1) Kepemimpinan kepala sekolah

Yang mana kepala sekolah harus memiliki dan memahami visi kerja secara jelas, mampu dan mau bekerja keras, mempunyai dorongan kerja yang tinggi, tekun dan tabah dalam bekerja, memberikan layanan yang optimal, dan disiplin kerja yang kuat.

20 Sallis Edward, Total Quality Management in Education (IRCiSoD, 2011), //bpmpbabel.kemdikbud.go.id%2Fperpustakaan%2Findex.php%3Fp%3Dshow_detail%26id%3D6 93%26keywords%3D.

2) Guru

Perlibatan guru secara maksimal, dengan meningktakan kompetensi dan profesi kerja guru dalam kegiatan seminar, lokakarya serta pelatihan sehingga hasil dari kegiatan tersebut diterapkan di sekolah.

3) Siswa

Pendekatan yang harus dilakukan adalah ―anak sebagai pusat‖

sehingga kompetensi dan kemampuan siswa dapat digali sehingga sekolah dapat mengiventarisir kekuatan yang ada pada siswa.

4) Kurikulum

Adanya kurikulum yang konsisten, dinamis, dan terpadu dapat memungkinkan dan memudahkan standar mutu yang diharapkan sehingga goals (tujuan) dapat dicapai secara maksimal.

5) Jaringan kerjasama

Jaringan kerjasama tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan masyarakat semata (orang tua dan masyarakat) tetapi dengan organisasi lain, seperti perusahaan atau instansi pemerintah sehingga output dari sekolah dapat terserap didalam dunia kerja.

c. Indikator Standar Mutu Pendidikan

Secara nasional standar mutu pendidikan merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) meliputi21:

1) Standar kompetensi lulusan kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan.

2) Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

3) Standar proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria mengenai pendidikan penjabatan dan kelayakan maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.

5) Standar sarana dan prasarana adalah kriteria mengenai ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustkaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.

6) Standar pengelolaan adalah kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegatan pendidikan pada tingkat

21 Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi [JDIH BPK RI].

satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.

7) Standar pembiayaan adalah kriteria mengenai komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.

8) Standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

2. Penjaminan Mutu Pendidikan

a. Definisi Penjaminan Mutu Pendidikan

Pelaksanaan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan bertujuan untuk memasti-kan bahwa keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait pada satuan pendidikan dapat berjalan sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk menjamin terwujudnya budaya mutu di satuan pendidikan22. Petunjuk pelaksanaan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan diberikan untuk membantu satuan pendidikan dalam melaksanakan sistem penjaminan mutu dan pengembangannya. Hal-hal yang dapat dipelajari dalam petunjuk ini meliputi23:

22 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), https://repositori.kemdikbud.go.id/4859/, 4.

23 Ridwan Abdullah Sani dkk., Sistem Penjaminan Mutu Internal (Tsmart Printing, 2018).

1) Mengembangkan visi, misi, kebijakan dan strategi penjaminan mutu;

2) Menerapkan dan mengembangkan siklus penjaminan mutu;

3) Mengembangkan kegiatan yang dapat mendorong semua komponen satuan pendidikan terlibat dalam penjaminan mutu;

4) Mengembangkan kerjasama antara satuan pendidikan, masyarakat dan lembaga/instansi dalam rangka menjamin mutu pendidikan.

Sedangkan hal-hal yang harus diikuti dan dipenuhi dalam pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan adalah:

b. Acuan Mutu Pendidikan

Pelaksanaan sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah mengacu pada standar sesuai peraturan yang berlaku.

Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). SNP adalah standar minimal yang ditetapkan pemerintah dalam bidang pendidikan yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan dan semua pemangku kepentingan dalam mengelola dan menyelenggarakan pendidikan, yang terdiri atas24:

a) Standar Kompetensi Lulusan;

b) Standar Isi;

24 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, 9.

c) Standar Proses;

d) Standar Penilaian;

e) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

f) Standar Pengelolaan;

g) Standar Sarana dan Prasarana; dan h) Standar Pembiayaan.

Satuan pendidikan yang telah atau hampir memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan dapat menggunakan atau menetapkan standar di atas SNP sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan sistem penjaminan mutu pendidikan. Standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan harus lebih tinggi dari SNP.Penetapan standar dan indikatornya harus disesuaikan dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan di Indonesia yang diatur pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 4 yang diuraikan sebagai berikut25. a) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keragamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

b) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.

25 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional [JDIH BPK RI].

c) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

d) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

e) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

f) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

c. Sistem Penjaminan Mutu Oleh Satuan Pendidikan

Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen besar yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen satuan pendidikan. Sedangkan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) adalah sistem penjaminan mutu yang dijalankan oleh pemerintah, pemerintah daerah, badan akreditasi dan badan standarisasi. Sistem ini dijelaskan pada

Pedoman Umum Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah26.

Gambar 1.1 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah

Satuan pendidikan berperan dalam melaksanakan sistem yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan untuk menjamin terwujudnya pendidikan yang bermutu dalam rangka memenuhi atau melampaui SNP27. Sistem tersebut memiliki prinsip-prinsip pada tabel berikut ini.

Tabel 1.2 Prinsip-prinsip SNP

No. Prinsip Keterangan

1. Mandiri dikembangkan dan

diimplementasikan secara mandiri

26 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, 11.

27 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 12.

No. Prinsip Keterangan oleh setiap satuan pendidikan;

2. Terstandar menggunakan SNP yang ditetapkan pemerintah pusat dan standar yang ditetapkan oleh satuan pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah memenuhi SNP;

3. Akurat menggunakan data dan informasi yang akurat;

4. Sistemik dan berkelanjutan

dilaksanakan secara berkelanjutan mengikuti lima langkah penjaminan mutu yang membentuk suatu

siklus;

5. Akurat dilaksanakan terhadap keseluruhan unsur yang meliputi organisasi, kebijakan, dan proses-proses yang terkait;

6. Terdokumentasi seluruh aktivitas dalam pelaksanaan didokumentasikan.

d. Tim Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan

Gambar 2.2 Struktur Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Pada Satuan Pendidikan

Sistem penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik di satuan pendidikan jika terdapat unsur penjaminan mutu di dalam manajemennya28. Unsur penjaminan mutu tersebut dapat dalam bentuk Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Sekolah (TPMPS) yang merupakan tim independen di luar manajemen sekolah yang minimal berisi perwakilan pimpinan satuan pendidikan, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya serta komite di satuan pendidikan tersebut. Jika sumberdaya satuan pendidikan tidak mencukupi, fungsi penjaminan mutu ini menjadi tugas dari tim manajemen yang sudah ada dalam satuan pendidikan.

Pembagian tugas dalam sistem penjaminan mutu pada satuan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Satuan pendidikan dalam melaksanakan tugas pada sistem penjaminan mutu pendidikan dapat melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD) yang dibentuk oleh pemerintah daerah.

Tabel 2.2 Pembagian Tugas dalam Sistem Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan

Satuan Pendidikan Tim Penjamin Mutu

 Merencanakan, melaksanakan, mengendelikan, dan mengembangkan sistem penjamin mutu pendidikan;

 Mengkoordinasikan

pelaksanaan penjaminan mutu di tingkat satuan pendidikan;

 Melakukan pembinaan,

pembimbingan, pendampingan,

28 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 16.

Satuan Pendidikan Tim Penjamin Mutu

 Menyusun dokumen penjamin mutu yang terdiri atas dokumen kebijakan, dokumen standar, dan dokumen formulir;

 Membuat perencanaan mutu yang dituangkan dalam rencana kerja satuan pendidikan;

 Melaksanakan pemenuhan mutu baik dalam pengelolaan satuan pendidikan maupun proses pembelajaran;

 Membentuk tim penjamin mutu pada satuan pendidikan;

dan

 Mengelola data mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

dan supervisi terhadap pelaku pendidikan di satuan

pendidikan dalam

pengembangan dan penjaminan mutu pendidikan;

 Melaksanakan pemetaan berdasarkan data mutu pendidikan di satuan pendidikan;

 Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang telah dilakukan; dan

 Memberikan rekomendasi strategi pemenuhan mutu berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kepada kepala satuan pendidikan.

e. Ukuran Keberhasilan Penjaminan Mutu Pada Satuan Pendidikan Ukuran keberhasilan penjaminan mutu oleh satuan pendidikan terdiri dari indikator proses, output, outcome dan dampak29.

a) Indikator proses

Meningkatnya kemampuan satuan pendidikan dalam menjalankan siklus penjaminan mutu pendidikan yang dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pengelolaan satuan

29 Joseph M. Juran dan Frank M. Gryna, Juran’s Quality Control Handbook (McGraw-Hill, 1988).

Dokumen terkait