• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Supervisi Akademik Pengawas

Dalam dokumen NURUL HUDA (Halaman 60-85)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Kajian Teori

4. Implementasi Supervisi Akademik Pengawas

a. Perencanaan Supervisi Akademik Pengawas

Menurut G.R Terry bahwa perencanaan adalah memilih, menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan

kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.29

Menurut Sobry Sutikno perencanaan ialah rangkaian kegiatan yang diambil untuk melakukan tindakan pada masa yang akan datang. Dalam perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan berapa banyak biayanya.30

Setiap perencanaan setidaknya memiliki tiga unsur terpenting yaitu:

1) Perumusan tujuan yang ingin di capai.

2) Pemilihan program untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3) Identifikasi dan pengerahan sumber daya yang ada dan dimiliki baik oleh perorangan, kelompok atau suatu komunitas tertentu.31

Menurut Glickman dan Daresh bahwa supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu tugas pengawas adalah merencanakan supervisi akademik. Agar pengawas dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka pengawas harus memiliki kompetensi membuat rencana program supervisi akademik. Adapun langkah-langkah

29Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan Yang Unggul (Tinjauan umum san Islam), (Holistica: Lombok, 2012), 379.

30G.R Terry, Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah,(Jakarta: Penerbit bumi Aksara, 2001), 92.

31Suhadi Winoto, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep dan Aplikasi dalam Aktivitas Manajerial disekolah atau Madrasah, (Jember: Pena Salsabila, 2011), 44.

pengawas dalam membuat perencanaan supervisi akademik adalah sebagai berikut:

1) Analisis Kebutuhan Guru

Kegiatan perencanaan mengacu pada kegiatan identifikasi permasalahan, yakni mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu disupervisi. Identifikasi dilaksanakan dengan menganalisis kelebihan, kekurangan, peluang dan ancaman dari aspek-aspek kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru agar supervisi lebih efektif dan tepat sasaran sebab supervisi itu bukan kebutuhan pengawas melainkan kebutuhan guru, maka perlu dianalisis kebutuhan guru. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam menganalisis perencanaan kebutuhan guru diantaranya:

a) Mengumpulkan data melalui kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat.

b) Mengolah data dengan melakukan koreksi kebenaran terhadap data yang dikumpulkan.

c) Mengklasifikasi data sesuai dengan bidang permasalahan.

d) Menarik kesimpulan tentang permasalahan, sasaran sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

e) Menetapkan teknik yang tepat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu tenaga pendidik.32

32Tim Pakar Manajemen Pendidikan UM. Perspektif Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.

(Malang: Universitas Negeri Malang. 2004), 53.

2) Proses Perencanaan Supervisi

Hal-hal yang dilakukan pengawas/supervisor dalam proses perencanaan supervisi berpedoman pada kriteria SMART (Specific, Measureable, Achieveable, Realistic, Time) yakni:

a) Menentukan Pokok Masalah (Specific)

Pokok masalah yang dijadikan program dalam penyusunan program supervisi bersifat spesifik, jelas dan terfokus pada pencapaian tujuan.

b) Menentukan Program dan Kegiatan-kegiatan (Measureable) Program-program dan kegiatan-kegiatan yang telah

direncanakan didalam perencanaan supervisi yang dipilih hendaknya dapat diukur pencapaiannya

c) Mengukur Ketercapaian Program dan Ketercapaian Kegiatan- kegiatan (Achieveable)

Program-program dapat dicapai dan kegiatan-kegiatan selain dapat diukur juga harus dapat disesuaikan dengan berbagai kondisi dimadrasah.

d) Pemilihan Program dan Kegiatan-kegiatan (Realistic)

Program-program dan kegiatan-kegiatan yang dipilih harus realistis (apa adanya) sesuai dengan kebutuhan dan keadaan/kondisi madrasah binaannya dalam pencapaian hasilnya.

e) Menentukan Waktu (Time) artinya jelas tepat waktu pencapaiannya dalam setiap langkah-langkah kegiatan .33

3) Jenis-Jenis Perencanaan

Perencanaan yang dibuat pengawas terdapat 2 jenis perencanaan yakni:

a) Program Tahunan

Program Tahunan disusun dengan cakupan kegiatan pengawasan pada semua madrasah ditingkat kabupaten/kota dalam kurun waktu satu tahun, program ini disusun melibatkan sejumlah pengawas dalam satu kabupaten untuk setiap jenjang pendidikan. Program tahunan ini menjadi acuan bagi pengawas didaerah tersebut untuk menyusun progrm semester. Dalam penyusunan program tahunan pengawasan madrasah tingkat kabupaten/kota ialah bersifat penugasan yang diberikan kepada pengawas madrasah yang bersangkutan sesuai dengan kewenangannnya oleh koordinator pengawas madrasah (Ketua POKJAWAS). Isi pokok rencana kegiatan penyusunan program kerja pengawasan tahunan ada empat macam yang tergambar pada bagan dibawah ini:

33Depdiknas. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009 (Jakarta : Pusat Informasi dan Humas Depdiknas. 2007), 34.

Bagan 2.3 Alur Penyusunan Program Tahunan

Adapun penjelasan dari alur proses penyusunan Langkah-langkah penyusunan Program Tahunan pengawas yaitu

sebagai berikut:

1) Identifikasi hasil pengawasan sebelumnya dan kebijakan bidang pendidikan.

Identifikasi hasil pengawasan yang dilakukan tahun sebelumnya melaui analisis kesenjangan dengan mengacu pada kebijakan dibidang pendidikan yang digunakan. Identifikasi hasil pengawasan menggambarkan sejauh mana ketercapaian tujuan pengawasan yang dilakukan sebelumnya. Sebagai acuan penyusunan program pengawasan, dikemukakan pula berbagai kebijakan dibidang pendidikan.

Hasil identifikasi tersebut merupakan tolak ukur dalam menentukan tujuan serta tindakan yang harus dilakukan pengawas madrasah tahun berikutnya. Identifikasi dilakukan untuk menjaga kesinambungan kegiatan pengawasan. Hasil pengawasan yang dianggap kurang/lemah harus ditingkatkan,

KEBIJAKAN PENDIDIKAN HASIL PENGAWASAN TAHUN

SEBELUMNYA

IDENTIFIKASI ANALISIS DATA TAHUN SEBELUMNYA

IDENTIFIKASI

PERUMUSAN RANCANGAN PROGRAM

PEMANTAPAN/PENYEMPURNAAN PROGRAM

sedangkan hasil pengawasan yang dianggap sudah baik harus dipertahankan atau standarnya lebih ditingkatkan.

Selain analisis hasil pengawasan tahun lalu dengan segala aspeknya, juga dilakukan analisis terhadap kebijakan yang berlaku. Kebijakan itu dapat bersumber dari undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan presiden, keputusan menteri serta keputusan-keputusan lain ditingkat kabupaten/kota yang terkait dengan pendidikan.

2) Mengelola dan menganalisis hasil pengawasan sebelumnya.

Mengolah dan menganalisis hasil pengawasan tahun lalu meliputi berbagai kegiatan diantaranya:(a) Mengelompokkan masalah berdasarkan ruang lingkupnya, (b) Menganalisis (menguraikan) masalah menjadi lebih rinci, (c) Mencari faktor- faktor penyebab setiap masalah yang dianalisis.

3) Merumuskan Rancangan Program Tahunan

Rancangan program tahunan (Prota) pengawasan madrasah disusun dengan isi (komponen atau unsur-unsur) yang lengkap. Unsur-unsur tersebut diantaranya: latar belakang, tujuan, sasaran, hasil yang diharapkan, metodologi, jadwal pelaksanaan, pelaksanaan, biaya, sarana, dan kriteria keberhasilan.

4) Memantapkan dan menyempurnakan rancangan program.

Memantapkan dan menyempurnakan Rancangan Program Tahunan ialah pekerjaan terakhir dalam penyusunan program tahunan kepengawsan. Kegiatan tahap ini adalah merevisi program, semua masukan terutama yang datang dari atasan dijadikan bahan untuk merivisi program.34

b) Program Semester.

Program pengawasan semester merupakan penjabaran program pengawasan tahunan pada masing-masing madrasah binaan selama satu semester yang disusun oleh masing-masing pengawas dan program semester disusun sesuai dengan kondisi obyektif madrasah binaannya masing-masing. Program pengawasan semester mencakup rincian teknis kegiatan yang dilakukan pengawas madrasah pada setiap madrasah binaannya.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan input, proses dan hasil pendidikan pada setiap madrasah binaannya dalam jangka pendek (selama satu semester).35 Program pengawasan semester dapat disusun dalam bentuk matrik kegiatan yang akan dilakukan oleh pengawas pada setiap sekolah binaannya. Adapun substansi

34Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan Pengembangan sumber Daya Manusia.

Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Buku Kerja Pengawas Sekolah, (Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional. 2011), 26-30.

35Direktorat Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional, Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial. (Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional.

2011), 74.

yang harus dikembangkan dalam program pengawasan semester meliputi:

1) Identifikasi masalah yang dihadapi madrasah binaan serta upaya pemecahannya. Dan hasil identifikasi masalah dijadikan skala prioritas dalam rencana pengawasan (pembinaan, pemantauan, penilaian).

2) Sasaran pengawasan yaitu komponen sistem pendidikan dimadrasah yang dianggap paling penting mendapatkan perhatian khusus berdasarkan hasil pengawasan pada tahun sebelumnya dan indikator keberhasilan berupa target yang ingin dicapai.

3) Deskripsi strategi/metode kerja/teknik supervisi meliputi metode kerja yang digunakan, serta langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pengawasan seperti monitoring dan evaluasi, refleksi dan focus group discussion, metode delphi, workshop, kunjungan kelas, pertemuan invidual, kunjungan antar kelas, supervisi kelompok dll.

4) Sumber daya yang diperlukan dapat berupa bahan, fasilitas, manusia.

5) Penilaian, instrumen, jenis, dan bentuk disesuaikan dengan aspek/masalah yang akan diselesaikan.

6) Rencana tindak lanjut berupa pemantapan, perbaikan berkelanjutan disesuaikan dengan metode pengawasan

7) Jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dapat disusun dalam format time schedule tersendiri untuk semua madrasah binaannya.

8) Program semester pengawasan madrasah disusun oleh masing- masing pengawas.36 Adapun langkah-langkah penyusunannya ialah:

1) Menjabarkan program tahunan dan dikaitkan dengan identifikasi masalah dari madrasah binaannya. Semua masalah dari madrasah binaannya dikelompokkan: sumberdaya manusia, sumber daya sarana prasarana, sumber daya lingkungan, program sekolah, proses pembelajaran dan hasil belajar.

2) Mengolah dan menganalisis hasil identifikasi yang dikaitkan dengan hasil penjabaran program madrasah.

3) Merumuskan rancangan program semester dengan kriteria :(a) Disusun berdasarkan ketentuan yang ada (b) Sekurang- kurangnya berisi madrasah yang dikunjungi, waktu/jadwal kunjungan, alat pengumpul data/instrumen, teknis analisis data, objek yang akan disupervisi, pendekatan atau metode yang digunakan.37

36Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Badan Pengembangan sumber Daya Manusia.

Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Buku Kerja Pengawas Sekolah.

(Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional. 2011)

37Direktorat Pengembangan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Dimensi Kompetensi Supervisi Manajerial, (Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional.

2011), 74.

Isi pokok rencana kegiatan penyusunan program kerja pengawasan semester tergambar pada bagan dibawah ini:

Bagan 2.4 Alur Penyusunan Program Semester

Aspek penting dalam program supervisi akademik baik dalam program tahunan maupun program semester adalah:

1) Masalah

Supervisi akademik yang dilakukan pengawas menitikberatkan pengamatan supervisor pada masalah-masalah akademik yaitu:

a) Hal-hal yang berlangsung berada dalam lingkungan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses mempelajari sesuatu.

b) Supervisi administrasi, yang menitikberatkan pengamatan supervisor pada aspek-aspek administratif yang berfungsi sebagai pendukung dan pelancar terlaksananya pembelajaran.

PROGRAM PENGAWASAN TAHUNAN KAB. JEMBER

VISI DAN MISI MADRASAH BINAAN

ANALISIS HASIL PENGAWASAN PADA MADRASAH BINAAN TAHUN SEBELUMNYA PROGRAM PENGAWASAN

TAHUNAN KAB/KOTA

IDENTIFIKASI MASALAH MADRASAH BINAANNYA

DESKRIPSI KEGIATAN PENGAWASAN SEMESTER PADA MADRASAH BINAAN

c) Supervisi lembaga yang menebar atau menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek yang berada pada madrasah binaannya.

2) Tujuan

Memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran.

3) Indikator

Indikator-indikator program perencanaan supervisi akademik pengawas adalah:

a) Memberikan bantuan teknik dalam pembuatan perangkat pembelajaran

b) Memberikan bimbingan lainnya kepada guru dan staf sekolah yang lain.

4) Teknik supervisi

Pengawas dalam melakukan supervisi akademik memakai dua teknik yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok.38

5) Langkah-langkah kegiatan

Prosedur pelaksanaan supervisi akademik yaitu:

38Siti Husnul Fatimah, Observasi dan wawancara, Jember, 02 Pebruari 2017.

a) Tahap Persiapan meliputi:menyiapkan instrumen dan menyiapkan jadwal bersama.

b) Tahap Pelaksanaan yaitu pelaksanaan observasi supervisi baik secara langsung maupun tidak langsung.

c) Tahap Pelaporan meliputi:

1) Mengidentifikasi hasil pengamatan pada saat observasi, 2) Menganalisishasil supervisi.

3) Mengevaluasi bersama antara supervisor dengan kepala sekolah dan guru.

4) Membuat catatan hasil supervisi yang didokumentasikan sebagai laporan

d) Tahap Tindak Lanjut, meliputi: mendisukusikan dan membuat solusi bersama, memberitahukan hasil dari pelaksanaan supervisi akademik pengawas, dan mengkomunikasikan hasil pelaksanaan supervisi akademik kepada kepala sekolah dan guru.

6) Penilaian

Dari kegiatan supervisi akademik hendaknya dilakukan penilaian atau evaluasi sehingga supervisor mengetahui kelemahan atau kekurangan dari guru atau lembaga binaannya.

7) Tindak lanjut.

Hasil supervisi perlu ditindaklanjuti agar dapat memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan mutu

guru. Tindak lanjut tersebut berupa penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar, teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum memenuhi standar, dan guru diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau penataran lebih lanjut.

4) Substansi dalam Perencanaan

Substansi yang terdapat dalam perencanaan supervisi akademik pengawas diantaranya :

a) Rencana Kepengawasan Akademik

Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) merupakan penjabaran dari program semester pengawasan sekolah agar pengawasan sekolah lebih rinci dan terarah dengan kriteria SMART (Specific, Measureable, Achieveable, Realistic, Time) dari ruang lingkup supervisi akademik serta sasarannya yakni tenaga pendidik dan kepala madrasah.

Komponen dalam Rencana Kepengawasan Akademik (RKA) sekurang-kurangnya memuat : aspek/masalah, tujuan/sasaran, indikator keberhasilan, strategi/metode kerja (teknik supervisi), skenario kegiatan, sumber daya yang diperlukan, penilaian dan instrumen pengawasan serta jadwal/waktu yang diperlukan.39 Setiap pengawas harus memiliki rencana penyusunan supervisi akademik, adapun gambaran tugas dan kinerja

39Direktorat Pengembangan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional, Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik, (Jakarta:Kementerian Pendidikan Nasional.

2011), 76.

pengawas dalam supervisi akademik maupun manajerial dapat dilihat pada kolom berikut :

Tabel 2.5 Pengaturan distribusi beban kerja berdasarkan kegiatan tatap muka dan non tatap muka untuk pengawas sekolah/madrasah.40

NO Tugas Pokok Tatap

Muka

Non Tatap Muka

Distribusi Jam/

Minggu

1 Menyusun program pengawasan  4

2 Melaksanakan pembinaan guru  4

3 Memantau pemenuhan SNP  4

4 Melaksanakan supervisi atas kinerja

guru  6

5 Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada guru

 6 6 Menyusun program bimbingan dan

pelatihan profesional   4

7 Mengevaluasi hasil bimbingan dan

pelatihan profesional  5.5

Jumlah Jam 37.5

b) Rencana Pengawasan/Penilaian Madrasah, terdiri dari : 1) Penilaian Kinerja Guru.

Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya meliputi perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan melakukan penilaian hasil belajar. Kriteria kinerja guru menurut Castetter sebagaimana dikutip oleh E. Mulyasa, ada empat yaitu (a).

40Tim Penyusun, Pedoman Pengawas Madrasah/Sekolah,( Jakarta: Kemenag, 2012), 23-29.

Karakteristik individu, (b). Proses, (c). Hasil dan (d).

Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil

.

41

Sasaran penilaian kinerja dari pelaksanaan supervisi pendidikan baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial adalah kepala madrasah dan guru serta tenaga kependidikan lainnya

2) Pembinaan Guru.

Setelah melakukan penilaian langkah selanjutnya adalah mengadakan pembinaan adapun sasaran dalam kegiatan pembinaan supervisi pendidikan adalah kepala madrasah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya.

3) Pemantauan.

Setelah melakukan penilaian dan dilanjutkan dengan pembinaan maka kegiatan yang dilakukan pengawas yakni pemantauan terhadap administrasi yang dimiliki madrasah termasuk administrasi guru, pelaksanaan Standart Nasional Pendidikan (SNP) dan kegiatan-kegiatan madrasah seperti ujian sekolah, PPDB (penerimaan peserta didik baru)

b) Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas

Pentingnya pelaksanaan supervisi akademik pengawas untuk meningkatkan mutu guru melalui proses pembelajaran yang baik serta

41Abd. Wahab H.S. dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual ( Jogjakarta : Ar-Ruzz Media, 2011), 119.

membantu guru menciptakan lulusan yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kegiatan supervisi merupakan sarana perekat yang menentukan keberhasilan sekolah, sebagaimana ungkapan Glickman &

Ross Gordon bahwa Supervision can be defined as the glue of a succesful school.42 Pelaksanaan supervisi akademik bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.

Pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.43

Peranan pengawas sekolah/madrasah menurut Wiles & Bondi adalah The role of the supervisor is to help teachers and other education leaders understand issues and make wise decisions affecting student education. 44 Maksudnya peran pengawas adalah untuk membantu guru dan pemimpin pendidikan lainnya untuk memahami isu-isu dan membuat keputusan yang bijaksana serta mempengaruhi pendidikan siswa.

Pelaksanaan kegiatan supervisi akademik pengawas menggunakan:

1) Pendekatan Supervisi Akademik

Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi pendidikan sering didasarkan pada prinsip prinsip psikologis. Suatu pendekatan supervisi pendidikan sangat bergantung pada prototype guru. Ada satu paradikma yang dikemukakan oleh Glickman (1981)

42Glickman. CD Gordon, S.P. & Ross-Gordon, JM. Supervision of Instruction: A developmental approach. ( Needham Heights, MA: Allyn and Bacon.2007), 15.

43Nurudin Usman, Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum, (Bandung: Pustaka Buana,2002). 70

44Wiles, J & Bondi, J. Supervision A Guide to Practice. (Second Edition. London: Charles E.

Merrill Publishing Company A Bell & Hawwel Company.2003)

dalam sahertian (2008) bahwa memilih milih guru kedalam empat prototype guru.45 Ia mengemukakan bahwa setiap guru memiliki empat kemampuan dasar yaitu berfikir abstrak dan komitmen. Kalau kedua kemampuan itu digambarkan secara silang, akan terdapat dalam empat kuadran sisi, tiap sisinya terdapat dua kemampuan yang singkat A(daya abstrak), K (komitmen). Setiap sisi yang terdapat disebelah kanan garis abstrak ( garis tegak lurus / vertikal maka komitmennya tinggi (K+). Setiap sisi yang terdapat diatas garis komitmen ( horisontal) daya abstraknya tinggi (A+). Sisi semuanya rendah (-). Mencermati pendapat tersebut maka terdapat empat prototype guru yang harus difahami oleh supervisor pendidikan sebagi berikut :

a) Pada sisi 1, daya abtrak tinggi (A+) dan komitmen tinggi (K+) artinya prototype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang profesional.

b) Pada isi 2 , daya abtrak tinggi (A+) tetapi komitmen rendah (K-) artinya prototype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang suka mengkritik

c) Pada sisi 3, daya abstrak rendah (A-) tetapi komitmen tinggi (K+) artinya prototype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang terlalu sibuk

45Sahertian Piet, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta, Rineka cipta. 2008). 47

d) Pada sisi 4, daya abtrak rendah (A-) tetapi komitmen rendah (K-) artinya prototype guru seperti ini dapat dinyatakan dan disebut guru yang tidak bermutu.

Tabel 2.6

Empat Prototype Guru Komitmen ( K)

Daya abstrak (A) (I)

A+/K+

(II) A+/K- (III)

A-/K+

(IV) A-/K-

Berbagai macam dan perbedaan prototype guru seperti penjelasan diatas perlu difahami supervisor madrasah dengan harapan pendekatan supervisi yang dijadikan acuan menjadi sesuai dan cocok dengan kondisi riil prototype guru diantaranya:

a) Apabila guru berprototype profesional maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan non direktif.

b) Apabila guru berprototype tukang kritik/ terlalu sibuk maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kolaboratif.

c) Apabila guru berprototype tidak mutu maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan direktif.

Menurut St. Rodliyah bahwa terdapat tiga pendekatan supervisi pendidikan yaitu:

a) Pendekatan Langsung (Direct Service to Teachers) artinya pendekatan terhadap masalah guru dengan cara langsung.

b) Pendekatan Tidak Langsung(Non Directif/Indirect Service to Teachers) artinya pendekatan masalah pembelajaran yang bersifat tidak langsung menunjukkan permasalahannya, melainkan seorang guru bercerita mengemukakan permasalahan yang mereka alami.

c) Pendekatan Kolaboratif (Colaborative) adalah pendekatan yang memadukan antara pendekatan directif dan pendekatan non directif menjadi pendekatan baru.46

Dari berbagai macam pendekatan yang dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa maksud dari penggunaan beberapa macam pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melakukan supervisi akademik adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru secara langsung sedang pengawas memberikan alternatif pemecahan masalahnya.

2) Teknik-Teknik Supervisi Akademik

Dalam pelaksanaan supervisi akademik terdapat beberapa teknik supervisi akademik antara lain:

a) Teknik Supervisi Individual terdiri dari pertemuan individu, kunjungan kelas, observasi kelas, menilai diri sendiri.

b) Teknik Supervisi Kelompok terdiri dari mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), mengadakan diskusi kelompok (group

46Siti Rodliyah. Supervisi Pendidikan dan Pembelajaran (STAIN Jember Press: 2014), 22.

discussions) seperti KKG/MGMP, mengadakan penataran- penataran (inservice-training).

3) Strategi Supervisi Akademik

Strategi yang dilakukan dalam pelaksanaan supervisi akademik yaitu:

a) Pra supervisi (tahap pertemuan pendahuluan).

Dilaksanakannya supervisi itu karena atas dasar kebutuhan semua, bukan kebutuhan supervisor atau pengawas. Untuk itu pada tahap pra supervisi/tahap pendahuluan supervisor membicarakan kemampuan mengajar yang ingin ditingkatkan oleh guru, ditentukan aspek-aspeknya, kemudian disepakati bersama oleh guru dan supervisor sehingga pada tahap pendahuluan ini membutuhkan kiat-kiat supervisor dalam menciptakan suasana yang menyenangkan, suasana kekeluargaan, guru tidak merasa takut atau tertekan sehingga guru mau dan berani mengungkapkan permasalahan dan kebutuhan dalam mengajar dikelas.

b) Pelaksanaan supervisi.

Pada tahap pelaksanaan supervisi, supervisor mengobservasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas karena observasi sangat perlu dilakukan oleh supervisor. Pada pelaksanaan observasi difokuskan pada aspek yang telah disepakati, menggunakan instrumen observasi (RPP dan lain-

lain), catatan observasi meliputi perilaku guru dan siswa, tidak mengganggu proses pembelajaran.

c) Refleksi/Diskusi.

Kegiatan yang dilakukan pasca observasi pembelajaran adalah pertemuan balikan, hal ini dilakukan dengan maksud menanyakan bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran yang baru berlangsung, guru diberi kesempatan mencermati dan menganalisanya, guru diusahakan menemukan sendiri kekurangannya, mendiskusikan secara terbuka hasil observasi terutama pada aspek yang telah disepakati setelah itu baru supervisor memberikan penguatan terhadap penampilan guru, memberikan dorongan moral bahwa guru mampu memperbaiki kekurangannya.

c) Evaluasi Supervisi Akademik Pengawas

Evaluasi ialah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.47 Suharsimi Arikunto mengatakan proses evaluasi bukan hanya sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.48 Evaluasi supervisi akademik dilakukan untuk menindak lanjuti hasil supervisi yang telah dilakukan oleh pengawas. Tujuanya untuk memperbaiki segala kekurangan baik dari teknik dankemampuan guru mengajar di kelas. Serta untuk memberikan dorongan semangat kepada guru saat menjalankan tugas mengajarnya.

47Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Press, 2005), 23.

48Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 32.

Dalam melakukan tugas, seorang supervisor menggunakan 2 jenis evaluasi yaitu:

1) Evaluasi formatif

Arikunto dan Yuliana mengemukakan bahwa bentuk evaluasi formatif ditandai dengan adanya kegiatan evaluasi yang dilakukan supervisor untuk melihat suatu rangkaian kegiatan dengan kegiatan sebelum dan sesudahnya pada tingkat ketercapaiannya.49 Menurut George E. Pawlas dan Peter F. Olivia bahwa Formative evaluation as applied to intruction makes up those assessment ,procedures the teacher uses during the course of instruction artinya Evaluasi formatif diterapkan dalam membuat penilaian, prosedur yang digunakan guru selama proses pengajaran.50

2) Evaluasi sumatif

Menurut George E. Pawlas dan Peter F. Olivia bahwa Sumative evaluation refers to those evaluation techniques the teacher uses at the end of instruction. In the cognitive domain , formative evaluation maybe equated with progress tests and sumative evaluation with final examinations artinya Evaluasi sumatif merupakan teknik evaluasi yang digunakan guru pada akhir pengajaran. Dalam domain kognitif, evaluasi formatif mungkin disamakan dengan uji kemajuan

49Arikunto, Suharsimi & Lia Yuliana. Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta:Aditya Media. 2009), 396.

50George E. Pawlas & Peter F. Olivia. Supervision for To day’s Schols. (USA: Thomson Press.

2008), 218.

Dalam dokumen NURUL HUDA (Halaman 60-85)

Dokumen terkait