• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indikator Keberhasilan

Dalam dokumen SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 49-67)

BAB III METODE PENELITIAN

H. Indikator Keberhasilan

Untuk memberikan gambaran tentang keberhasilan hasil penelitian ini, maka penulis menetapkan indikator keberhasilan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Dalam penelitian ini diterapkan ketuntasan belajar secara individual, dengan kriteria minimal 70

2. Secara klasikal dinyatakan tuntas apabila nilai murid mencapai 71%

dari jumlah keseluruhan murid.

Rumus =

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 November 2019 – 23 Januari 2020 dan penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada tanggal 04-07 Desember 2019 untuk siklus I dan 15-18 Januari 2020 untuk siklus II. Data penelitian diperoleh dari 2 siklus yang terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun hasil penelitian dapat peneliti uraikan sebagai berikut:

1. Paparan kegiatan siklus I

Siklus I dilaksanakan melalui empat tahap yaitu:

a. Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti meliputi permintaan ijin kepada kepala sekolah serta para guru untuk melaksanakan penelitian di kelas IV SD Inpres Tala‟borong.

Peneliti dan guru kelas IV melakukan diskusi seputar kondisi kelas dan membahas rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode yang akan dibawakan oleh peneliti.

Peneliti membuat RPP sesuai dengan format yang digunakan oleh SD Inpres Tala‟borong dan menerapkan Strategi PAIKEM sesuai dengan materi pembelajaran untuk melihat keefisienan dan ketercapaian hasil belajar dari penelitian yang dilakukan peneliti.

b. Tindakan

Pada tahap pelaksanaan siklus I peneliti melakukan pertemuan sebanyak empat kali yaitu pada tanggal 04 – 06 Desember 2019 proses pemberian tindakan diterapkan strategi PAIKEM dan pada tanggal 07 Desember 2019 dilakukan tes untuk siklus I.

c. Observasi dan Evaluasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dicatat dalam suatu lembar observasi. Hasil observasi aktivitas siswa dibagi menjadi dua kategori, yaitu : aktivitas positif siswa dan aktivitas negatif siswa. Hasil observasi aktivitas positif dan negatif siswa pada siklus I dinyatakan dalam tabel. Berikut tabel aktivitas siswa :

Tabel 4.1 Aktivitas Positif siswa

No. Aktivitas Positif Siswa

Pertemuan Ke-

Rata-Rata Persentase 1 2 3 (%)

1 Berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran

5 8 12 31,67 75,40

2 Mencatat materi 6 9 11 27,33 65,08

3 Menanggapi bahan ajar yang ditampilkan guru

4 8 8 26,67 63,49

4 Memberi respon positif terhadap bahan ajar yang telah dibagikan

4 7 9 28,33 67,46

5 Kerjasama kelompok 7 7 10 33,00 78,57

6 Kerjasama pada fase berfikir bersama

6 6 7 27,67 65,87

7 Memberi respon positif pada fase menjawab pertanyaan

4 6 11 26,67 63,49

Rata-rata persentase aktivitas positif siswa pada siklus I 68,48

Berdasarkan data pada tabel 4.1 tersebut maka dapat dideskripsikan bahwa pada pertemuan pertama, siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran ada 5 orang siswa dan mencatat materi yang diberikan ada 6 siswa, menanggapi bahan ajar yang ditampilkan hanya 4 orang, memberi respon positif terhadap bahan ajar yang dibagikan ada 4 orang dan pada saat mengerjakan suatu kegiatan dengan berkelompok ada 7 orang siswa yang berperan. Sedangkan pada fase berfikir bersama hanya 6 orang siswa yang aktif dan yang memberikan respon positif pada fase menjawab pertanyaan pada pertemuan pertama ini hanya ada 4 orang siswa.

Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan ke dua di siklus I ini siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran ada 8 orang siswa dan mencatat materi yang diberikan ada 9 siswa, menanggapi bahan ajar yang ditampilkan bertambah menjadi 8 orang, memberi respon positif terhadap bahan ajar yang dibagikan ada 7 orang dan pada saat mengerjakan suatu kegiatan dengan berkelompok dan fase berfikir bersama masih sama di hari sebelumnya dan yang memberikan respon positif pada fase menjawab pertanyaan pada pertemuan kedua ini ada 6 orang siswa.

Dan pada pertemuan ke tiga, siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran bertambah menjadi 12 orang siswa dan mencatat materi yang diberikan ada 11 siswa, menanggapi bahan ajar yang ditampilkan sama dengan hari ke dua, yang memberi respon positif

terhadap bahan ajar yang dibagikan ada 9 orang dan pada saat mengerjakan kegiatan dengan berkelompok ada 10 orang siswa yang berperan. Dan pada fase berfikir bersama hanya bertambah 1 orang di hari sebelumnya menjadi 7 orang siswa yang aktif dan yang memberikan respon positif pada fase menjawab pertanyaan pada pertemuan ke tiga ini meningkat dari 6 orang menjadi 11 orang siswa.

Dari tabel 4.1 di atas menunjukkan persentase aktivitas positif siswa yang dicapai saat proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan strategi PAIKEM pada siklus I adalah 68,48% atau 6 orang siswa dari 14 siswa, dengan standar minimal 70% 6 orang siswa dari 14 siswa untuk berada dalam kategori tuntas.

Tabel 4.2 Aktivitas Negatif siswa No. Aktivitas Positif Siswa

Pertemuan

Ke- Rata-Rata Persentase 1 2 3 (%)

1 Bermain-main 9 6 5 7 16,67

2 Keluar masuk kelas 3 0 0 1 2,38

3 Ribut 5 3 4 4 9,52

4 Mengganggu teman 3 1 2 2 4,76

5 Acuh tak acuh saat KBM berlangsung

3 2 2 2,33 5,56

6 Mengantuk 2 2 1 1,67 3,97

Rata-rata persentase aktivitas negatif siswa pada siklus I 7,14

Berdasarkan data pada tabel 4.2 tersebut maka dapat dideskripsikan bahwa aktivitas negatif siswa pada pertemuan pertama sekitar 9 orang siswa yang bermain-main, 3 orang siswa yang sering keluar masuk ruang kelas dan ribut saat proses pembelajaran berlangsung ada 5 orang, mengganggu teman saat belajar ada 3 orang, kurang memperhatikan/acuh tak acuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ada 3 dan mengantuk dalam kelas ada 2 orang siswa.

Pada pertemuan ke dua, siswa yang bermain-main ada 6 orang dan sudah mulai tidak ada siswa yang keluar masuk kelas, tetapi masih ada 3 orang siswa yang ribut dalam kelas begitu pula yang mengganggu temannya masih ada 1 orang. Acuh tak acuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dipertemuan ke dua ini masih ada 2 orang siswa dan yang mengantuk dalam kelas masih sama pada pertemuan pertama.

Dan pada pertemuan ke tiga, ada 5 orang siswa yang bermain-main, tidak ada lagi siswa yang keluar masuk kelas tetapi ribut di kelas masih ada 4 orang dan juga masih ada 2 orang yang mengganggu temannya, 2 orang yang acuh tak acuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan 1 orang siswa yang mengantuk dalam kelas.

Data pada tabel 4.2 menunjukkan persentase aktivitas negatif siswa saat diajar menggunakan strategi PAIKEM adalah 7,14% atau 3 orang siswa dari 14 siswa, dengan standar maksimal 5% atau 2 orang dari 14 siswa untuk masuk dalam kategori tuntas.

Berdasarkan skor rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I di atas, terlihat bahwa aktivitas positif belajar siswa lebih banyak jika dibandingkan dengan aktivitas negatif siswa saat kegiatas belajar mengajar (KBM) berlangsung.

2) Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus I

Pada siklus I, tes hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang berbentuk pilihan ganda dan isian dilaksanakan setelah menyelesaikan satu subtema yaitu perjuangan para pahlawan dengan penerapan strategi PAIKEM. Adapun data hasil analisis skor hasil pembelajaran IPS siswa pada akhir siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 statistik skor hasil pembelajaran IPS akhir siklus I

Statistik Nilai statistik

Subjek penelitian 14

Skor ideal 100

Skor tertinggi 90

Skor terendah 25

Rentang skor 65

Rata-rata 63,36

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 63,36 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dan skor terendah yaitu 25.

Apabila skor dikelompokkan kedalam empat kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor pada tabel berikut :

Tabel 4.4 distribusi frekuensi skor hasil belajar IPS siklus I

No

Presentase Frekuensi Kategori

1

91-100 0 (Sangat Baik)

2

81-90 2 (Baik)

3

70-80 5 (Cukup)

4 0-69 7 (Perlu Bimbingan)

Jumlah 14

Berdasarkan tabel 4.4 maka dapat dikemukakan bahwa skor hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa pada siklus I yaitu dari 14 orang siswa yang menjadi subjek penelitian terdapat 7 orang siswa yang berada pada kategori sangat rendah (perlu bimbingan), 5 orang siswa yang berada dikategori rendah (cukup), 2 orang siswa dikategori sedang (Baik) dan belum ada siswa yang berada dikategori tinggi (sangat baik).

Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong pada siklus I

Skor Frekuensi Kategori

0-69 7 Tidak tuntas

70-100 7 Tuntas

Berdasarkan tabel 4.5 di atas bahwa hasil belajar yang diperoleh setelah diadakan tes untuk siklus I pada siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong terdapat sebanyak 7 orang siswa yang tuntas dan terdapat 7 orang siswa yang belum tuntas. Karena ketuntasan hasil belajar siswa belum sesuai yang diharapkan maka peneliti melanjutkan ke siklus II.

d. Refleksi siklus I

Rangkaian berupa perencanaan, pemberian tindakan dan observasi yang telah dilakukan menghasilkan refleksi untuk melihat sejauh mana hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan siklus I. Dan terlihat bahwa adanya keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam proses belajar mengajar.

Pada siklus I, penelitian yang dilaksanakan di kelas IV SD Inpres Tala‟borong berlangsung selama empat kali pertemuan. Kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yaitu:

1) Pada siklus I terlihat bahwa siswa belum dapat menyesuaikan diri dengan model pembelajaran PAIKEM yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang bertanya dan

mengerjakan soal dalam kelas masih sangat kurang. Bahkan banyak dari mereka yang kurang memperhatikan materi pelajaran pada saat pembelajaran berlangsung.

2) Masih banyak siswa yang belum terbiasa dalam belajar secara berkolompok dan bekerjasama.

3) Umumnya masih malu-malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan karena takut salah. Begitu pula jika ada soal yang diberikan, siswa sangat sulit untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas karena siswa merasa malu jika pekerjaannya salah.

4) Masih banyak pula siswa yang belum memahami langkah-langkah model pembelajaran PAIKEM yang diterapkan oleh guru.

5) Dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran PAIKEM, siswa mengalami kesulitan karena kurangnya pengetahuan awal (materi prasyarat), sehingga guru kadang harus mengulanginya.

6) Masih ada 7 orang siswa yang nilainya belum mencapai KKM yang ditentukan (dibawah 70).

7) Hasil belajar siswa secara klasikal dengan rata-rata 63,36 tergolong dalam kategori sedang sehingga masih perlu ditingkatkan.

Sebagaimana paparan refleksi siklus I di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat rencana perbaikan. Perbaikan dilakukan sebelum kegiatan pelaksanaan

siklus II, guru harus menjelaskan kembali kepada siswa tentang model pembelajaran yang diterapkan, serta lebih memotivasi siswa dalam belajar berkolompok dan membimbing siswa agar lebih mudah dan kompak dalam bekerja sama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

2. Paparan kegiatan siklus II

Siklus II dilaksanakan melalui empat tahap yaitu:

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial belum tercapai secara maksimal karena masih ada 7 orang siswa yang belum tuntas mencapai KKM. Maka pada siklus II perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai hasil yang diharapkan pada penerapan strategi pembelajaran PAIKEM yang diterapkan peneliti.

Merancang RPP yang akan digunakan, menguasai dan mendalami materi yang akan diberikan kepada siswa, membuat lembar observasi dan membuat instrumen tes akhir yang akan dilaksanakan setelah pelaksanaan KBM pada siklus II.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah mengulang langkah kerja pada siklus I. Tindakan-tindakan pada siklus II adalah pengembangan tindakan dari siklus I yang telah dilakukan sebelumnya.

Mulai dari observasi, evaluasi dan refleksi.

c. Observasi dan Evaluasi

1) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus II

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II dicatat dalam suatu lembar observasi. Hasil observasi aktivitas siswa dibagi menjadi dua kategori, yaitu : aktivitas positif siswa dan aktivitas negatif siswa. Hasil observasi aktivitas positif dan negatif siswa pada siklus II dinyatakan dalam tabel. Berikut tabel aktivitas siswa :

Tabel 4.6 Aktivitas Positif siswa

No. Aktivitas Positif Siswa

Pertemuan Ke-

Rata-Rata Persentase 1 2 3 (%)

1 Berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran

9 11 13 36,33 86,51

2 Mencatat materi 7 10 12 32,67 77,78

3 Menanggapi bahan ajar yang ditampilkan guru

9 10 12 34,33 81,75

4 Memberi respon positif terhadap bahan ajar yang telah dibagikan

8 9 12 32,67 77,78

5 Kerjasama kelompok 8 9 13 33,67 80,16

6 Kerjasama pada fase berfikir bersama

7 8 11 33,33 79,37

7 Memberi respon positif pada fase menjawab pertanyaan

8 10 13 34,33 81,75

Rata-rata persentase aktivitas positif siswa pada siklus II 80,73

Berdasarkan data pada tabel 4.6 tersebut maka dapat dideskripsikan bahwa pertemuan pertama pada siklus II ini, siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran ada 9 orang siswa dan mencatat materi yang diberikan ada 7 siswa, menanggapi bahan ajar yang ditampilkan ada 9 orang, memberi respon positif terhadap bahan ajar yang dibagikan ada

8 orang dan pada saat mengerjakan suatu kegiatan bersama dengan berkelompok ada 8 orang siswa yang berperan. Sedangkan pada fase berfikir bersama ada 7 orang siswa yang aktif dan yang memberikan respon positif pada fase menjawab pertanyaan pada pertemuan pertama ini ada 8 orang siswa.

Pada pertemuan selanjutnya yaitu pertemuan ke dua di siklus II ini siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran ada 11 orang siswa dan mencatat materi yang diberikan ada 10 siswa, menanggapi bahan ajar yang ditampilkan juga ada 10 orang, memberi respon positif terhadap bahan ajar yang dibagikan ada 9 orang dan pada saat mengerjakan suatu kegiatan bersama dengan berkelompok ada 9 orang dan fase berfikir bersama ada 8 siswa dan yang memberikan respon positif pada fase menjawab pertanyaan pada pertemuan kedua ini ada 10 orang siswa.

Dan pada pertemuan ke tiga, siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran meningkat menjadi 13 orang siswa, 12 siswa yang mencatat materi yang diberikan, menanggapi bahan ajar yang ditampilkan dan memberi respon positif terhadap bahan ajar yang dibagikan juga 12 orang siswa dan pada saat mengerjakan kegiatan dengan berkelompok meningkat menjadi 13 orang siswa yang berperan.

Pada fase berfikir bersama juga meningkat dari hari sebelumnya 8 orang siswa menjadi 11 orang siswa dan ada 13 orang siswa yang memberikan

respon positif pada fase menjawab pertanyaan pada pertemuan ke tiga di siklus II ini.

Data dari tabel 4.6 menunjukkan persentase aktivitas positif siswa yang dicapai saat proses pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan strategi PAIKEM pada siklus II. Berdasarkan standar persentase aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya (minimal 70%) maka semua aktivitas positif berada pada kategori tuntas dengan rata-rata persentase sebesar 80,73% berdasarkan hasil persentase aktivitas positif siswa meningkat sehingga dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Tabel 4.7 Aktivitas Negatif siswa

No. Aktivitas Positif Siswa

Pertemuan

Ke- Rata-Rata Persentase (%)

1 2 3

1 Bermain-main 3 2 1 2 4,76

2 Keluar masuk kelas 0 0 0 0 0,00

3 Ribut 2 1 1 1,33 3,17

4 Mengganggu teman 1 1 0 0,67 1,59

5 Acuh tak acuh saat PBM berlangsung

2 1 0 1 2,38

6 Mengantuk 1 1 0 0,67 1,59

Rata-rata persentase aktivitas negatif siswa pada siklus II 2,25

Berdasarkan data pada tabel 4.7 tersebut maka dapat dideskripsikan bahwa aktivitas negatif siswa pada siklus II ini mengalami penurunan dari siklus I sebagaimana deskripsi aktivitas negatif siswa pada

pertemuan pertama di siklus II ini ada 3 orang siswa yang bermain-main, tidak ada siswa yang keluar masuk ruang kelas dan ribut saat proses pembelajaran berlangsung ada 2 orang, mengganggu teman saat belajar ada 1 orang, kurang memperhatikan/acuh tak acuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung ada 2 dan mengantuk dalam kelas ada 1 orang siswa.

Pada pertemuan ke dua, siswa yang bermain-main ada 2 orang dan sudah tidak ada lagi siswa yang keluar masuk kelas, tetapi masih ada 1 orang siswa yang ribut dalam kelas begitu pula yang mengganggu temannya masih ada 1 orang. Acuh tak acuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dipertemuan ke dua ini masih ada 1 orang siswa dan yang mengantuk dalam kelas masih sama pada pertemuan pertama.

Dan pada pertemuan ke tiga, ada 1 orang siswa yang bermain-main, tidak ada lagi siswa yang keluar masuk kelas tetapi ribut di kelas masih ada 1 orang dan sudah tidak ada lagi yang mengganggu temannya, begitu pula yang acuh tak acuh saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan juga siswa yang mengantuk dalam kelas sudah tidak ada lagi.

Data pada tabel 4.7 menunjukkan persentase aktivitas negatif siswa yang dicapai saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung pada siklus II dengan menerapkan strategi PAIKEM. Berdasarkan standar persentase aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya (maksimal 5%) maka semua aktivitas negatif berada pada kategori tuntas dengan rata- rata persentase sebesar 2,25%.

Berdasarakan skor rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, terlihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas positif belajar siswa dari rata-rata persentase 68,48% meningkat menjadi 80,73% dan telah terjadi penurunan aktivitas negatif belajar siswa dari rata-rata persentase 7,14% menurun menjadi 2,25%.

2) Hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II

Data tes hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang berbentuk pilihan ganda dan isian dilaksanakan setelah menyelesaikan satu subtema yaitu Pahlawanku Kebangganku dengan penerapan strategi PAIKEM. Adapun data hasil analisis skor hasil pembelajaran IPS siswa pada akhir siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8 statistik skor hasil pembelajaran IPS akhir siklus II

Statistik Nilai statistik

Subjek penelitian 14

Skor ideal 100

Skor tertinggi 100

Skor terendah 60

Rentang skor 85

Rata-rata 89,36

Berdasarkan hasil analisis yang dikemukakan pada tabel 4.8 di atas, tampak jika kegiatan pembelajaran IPS yang dilakukan pada siklus II merupakan kelanjutan dari pada siklus I. Untuk hasil belajar IPS siswa

pada siklus II menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 89,36 dari skor ideal yang mungkin dicapai yaitu 100 dan skor terendah yaitu 60.

Apabila skor dikelompokkan ke dalam empat kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan persentase skor pada tabel berikut :

Tabel 4.9 distribusi frekuensi skor hasil belajar IPS siklus II

No

Presentase Frekuensi Kategori

1

91-100 7 (Sangat Baik)

2

81-90 3 (Baik)

3

70-80 3 (Cukup)

4 0-69 1 (Perlu Bimbingan)

Jumlah 14

Berdasarkan data pada tabel 4.9 tersebut maka dapat dideskripsikan bahwa skor hasil belajar siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa pada siklus II yaitu dari 14 orang siswa yang menjadi subjek penelitian terdapat 1 orang siswa yang berada pada kategori rendah atau perlu bimbingan. 3 orang siswa dikategori sedang (Baik) dan 10 orang siswa yang berada dikategori tinggi (sangat baik).

Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong pada siklus II

Skor Frekuensi Kategori

0-69 1 Tidak tuntas

70-100 13 Tuntas

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat di deskripsikan bahwa hasil belajar yang diperoleh setelah diadakan tes untuk siklus II pada siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong sudah bisa dikategorikan dalam kategori tuntas dan mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Karena ketuntasan hasil belajar siswa sudah sesuai yang diharapkan, maka dengan ini peneliti menyimpulkan penelitian ini dengan membuat perbandingan hasil belajar siklus I dengan siklus II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Perbandingan hasil belajar siklus I dan siklus II Nilai Skor Kategori Frekuensi Keterangan Siklus I

0-69 Tidak tuntas 7

Meningkat

70-100 Tuntas 7

Jumlah 14 Siklus II

0-69 Tidak tuntas 1

70-100 Tuntas 13

Jumlah 14

d. Refleksi siklus II

Pada siklus II, penelitian ini dilaksanakan selama 4 kali pertemuan.

Pada saat siklus ini, terlihat bahwa sebagian siswa sudah menyesuaikan diri dengan model pembelajaran PAIKEM yang dipergunakan dalam pembelajaran. Sampai dengan akhir siklus, sebagian besar siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan model PAIKEM yang digunakan.

Siswa yang hadir dalam mengikuti pembelajaran pada siklus II semakin meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang mengerjakan pekerjaan rumah makin banyak dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang bertanya dan mengerjakan soal dikelas semakin banyak serta siswa yang tidak memperhatikan pelajaran dalam kelas sudah semakin berkurang.

B. Pembahasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas positif siswa pada siklus I, jumlah siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaaran 12 orang, mencatat materi 11 orang, menanggapi bahan ajar yang disampaikan oleh guru 8 orang, memberi respon positif terhadap bahan ajar yang telah dibagikan guru 9 orang, kerjasama kelompok 10 orang, kerjasama pada fase berfikir bersama 7 orang, dan memberi respon positif pada fase menjawab pertanyaan 11 orang. Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang berpartisipasi pada kegiatan awal pembelajaran 13 orang, mencatat materi 12 orang, menanggapi bahan ajar yang disampaikan oleh guru 12 orang,

memberi respon positif terhadap bahan ajar yang telah dibagikan guru 12 orang, kerjasama kelompok 13 orang, kerjasama pada fase berfikir bersama 11 orang, dan memberi respon positif pada fase menjawab pertanyaan 13 orang. Dengan demikian, hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa kelas IV SD Inpres Tala‟borong telah mengalami peningkatan yaitu: Berdasarkan standar presesntase aktivitas yang telah ditetapakn sebelumnya (minimal 70%), maka semua aktivitas berada pada kategori tuntas dengan rata-rata persentase sebesar 80,73%, berdasarkan hasil persentase aktivitas positif siswa meningkat maka dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, sedangkan persentase aktivitas negatif siswa yang dicapai saat diberikan strategi PAIKEM pada siklus II.

Berdasarkan standar persentase aktivitas yang telah ditetapakan sebelumnya (maksimal 5%), maka aktivitas negatif berada pada kategori tuntas dengan rata-rata persentase sebesar 2,25%.

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV SD Inpres Tala‟borong menunjukkan bahwa penerapan strategi PAIKEM efektif digunakan dalam pembelajaran ini disebabkan karena penerapan strategi PAIKEM dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar IPS. Melalui strategi PAIKEM ini suasana belajar menjadi menarik dan menyenangkan karena diselingi dengan sedikit hiburan (permainan), sehingga semua siswa akan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran dan siswa dapat melatih kesiapan diri dalam menjawab pertanyaan. Pembelajaran dengan strategi

Dalam dokumen SKRIPSI - Universitas Muhammadiyah Makassar (Halaman 49-67)

Dokumen terkait